BIMBINGAN KONSELING
Disusun oleh :
1. Asti Amalina Puspitaningrum K3515028
2. Firmansyah Nur Utomo K3515024
3. Herman Sanjaya K3515028
SURAKARTA
©2017
MAKALAH
BIMBINGAN KONSELING
Disusun oleh :
1. Asti Amalina Puspitaningrum K3515028
2. Firmansyah Nur Utomo K3515024
3. Herman Sanjaya K3515028
SURAKARTA
©2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar mengenai Makalah “Landasan Bimbingan dan Konseling
di Sekolah” dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Kami
berterima kasih pada Bapak Agus Tri Susilo, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan mengenai bimbingan dan konseling. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat, apabila ada kurangnya
kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................
1.2. Rumusan Masalah .............................................................
1.3. Tujuan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Bimbingan Konseling
2.2. Penerapan Landasan Bimbingan Konseling dalam
Kegiatan Bimbingan Konseling ........................................
1.3. Tujuan
Penulisan makalah ini mempunyai beberaqpa tujuan yaitu:
1. Mengetahui landasan yang digunakan dalam bimbingan konseling.
2. Menerapkan landasan-landasan dalam kegiatan bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
Para penulis barat (Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson
dan Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat
manusia yaitu:
Manusia adalah makhluk rasional
Manusia berusaha terus menerus memperkembangkan dan menjadikan
dirinya sendiri
Manusia dilahirkan dengan menjadi potensi lebih baik dan buruk
Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis, dan spiriual
Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya
Manusia adalah unik
Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perilaku kehidupannya
sendiri.
Menurut Witner dan Sweeney (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2002)
mengemukakan bahwa ciri ciri kehidupan yang sehat yaitu memiliki tujuan
kehidupan sebagai berikut:
1. Agama
Agama sebagai sumber inti dari hidup sehat, agama sebagai sumber moral,
etika dan aturan-aturan formal berfungsu untukmelindungi dan
melestarikan kebenaran dan kesucian kehidupan manusia
2. Pengaturan Diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya mempunyai ciri
ciri yaitu rasa diri berguna, pengendalian diri, pandangan realistik,
spontanitas dan kepekaan emosional, kemampuan rekayasa intelektual,
pemecahan masalah, kreatif, kemampuan berhumor dan kebugaran
jasmani.
3. Bekerja
Bekerja untuk mendapatkan pendapatana termasuk salah satu pendukung
untuk menunjang kehidupan yang sehat.
4. Persahabatan
Persahabatan mempunyai 3 keutamaan dalam hidup yaitu dukungan
emosional, dukungan material dan dukungan informasi.
5. Cinta
Penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti 2004:14)
menemukan bahwa pasangan hidup, keluarga dan teman merupakan tiga
pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia,
2. Landasan Psikologis
Landasan Psikologis merupakan landasann yang dapat memberikan
pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadu sasaran layanan
(klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi
yang perlu dikuasai oleh komselor adalah sebagai berikut:
a. Motif dan Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan
seseorang baik motif primer seperti rasa lapar, bernafas maupun motif sekunder
yaitu rekreasi dan memperoleh pengetahuan. Selanjutnya motif tersebut diaktifkan
dan digerakkan baik dari dalam individu maupun dari individu menjadi bentuk
perilaku instrumental atau aktifitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.
b. Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang
membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu
3.psikofisik, kecerdasan dan kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya
bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan
mewujudkannya bergantung dalam lingkungan,
c. Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan
berkembangnya individu dari lahir sampai akhir hayatnya.
d. Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.
Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya.
e. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinnamis dalam diri individu sebagai sistem
psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri.
3. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial budaya merupakan landasan yang dapatt memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan
sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu
pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial bidaya dimana ia hidup. Sejak
lahir, individu sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola
perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnta. Kegagalan
dalam memenuhi tuntutan sosial budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari
lingkungannya. Lingkungan sosial budaya yang melatarbelakangu dan melingkupi
individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses
pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan.
2. Landasan Religius
Dalam landasan religius, Bimbingan dan konseling diperlukan penekanan
dalam 3 hal pokok yaitu:
a. Manusia sebagai makhluk tuhan
Manusia adalah makhluk tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-
sisi kemanusiaan tersebut tidak boleh dibiarkan adar tidak mengarah pada hal yang
negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan
tersebut pada hal-hal positif
b. Sikap Keberagaman
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat
menjadi isi dari sikap keberagaman, sikap keberagaman tersebut pertama
difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dupandang sebagai pedoman
penting dalam hidup, nilai nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua yaitu
menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan
duna akhirat.
c. Peranan Agama
Pemanfaatan unsur unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak
dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak
mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam
konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi
memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara akal, dan memelihara keturunan.
3. Landasan Konseptual
Secara konseptual ada tiga wilayah layanan yang secara terpisah sesuai
dengan tujuan dan disiplin tugas pelaksananya dalam pelaksanaan formal yaitu:
1) Wilayah pembelajaran bidang studi yang ditujukan kepada penugasan
kompetensi oleh siswa dilaksanakan oleh guru budang studi atau mata
pelajaran.
2) Wilayah manajemen dan supervisi yang ditunjukkan kepada terlaksananya
kegiatan pendidikan secara profesional dan berkualitas dilaksanakan oleh
pimpinan sekolah.
3) Wilayah pembinaan dan pembimbingan siswa yang ditujukkan kearah
kemandirian siswa, dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pendidikan formal dengan tiga wilayah
layanan tersebut terdapat wilayah tugas yang bersifat komplementer antara guru
bidang studi dan guru bimbingan konseling yang memberi ruang kerjasama antara
gurubidang studi dan guru bk dalam mengarahkan perkembangan setiap peserta
didik kearah perkembangan optimum. Wilayah komplementalitas pelayanan antara
guru bidang studi dan guru bk yaitu:
a. Pemenuhan standar kemandirian peserta didik
Perwujudan diri secara akademik, vokasional, sosial dan personal melalui
bimbingan konseling yang memandirikan
b. Pemenuhan standar kompetensi lulusan
Penumbuhan karakter yang kuat serta penugasan hard skills dan soft skills
melalui pembelajaran yang mendidik.
4. Landasan Yuridis-formal
Landasan ini berkenaan denga berbagau peraturan dan peundang-
undangan yang berlaku di indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan
konseling yang bersumber dar UUD, UU, Peraturan pemerintah, keputusan menteri
serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di indonesia. Beberapa keputusan yang terbaru yaitu:
a. Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006
Tentang standar isi untuk satuan pendidikan darar dan menengah yang
memuat “pengembangan diri peserta didik dalam struktur KTSP difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan.
b. Keputusan Dirjen PMPTK tahun 2007
Tentang “Rambu rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam
jalur pendidikan formal” yang berisi paduan penyelenggaraan bimbingan dan
konselin di jalur pendidikan formal
c. Peraturan Pemerintah No. 74 tahunn 2008
Tenang guru, Bab III pasal 15 menyatakan bahwa salah satu persyaratan
bagi pendidik yang telah menyandang sertifikat pendidik untuk memperoleh
tunjangan profesi adalah apabila pendidik bersangkutan “..melaksanakan tugas
sebagai guru bimbingan konseling atau kon-selor sesuai beban tugas guru
bimbingan dan konseling atau konselor”(butir 3-f)
d. Peraturan Menteri Pendidikan Naisonal Nomor 27 tahun 2008
Tentang “Standar Kualifikasi akademik dan kompetensi konselor” yang
menyatakan bahwa Untuk dapat diangkatsebagai konselor, seseorang wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku
secara nasional (pasal 1, ayat 1) .
2.2. Penerapan Landasan Bimbingan Konseling dalam Kegiatan
Bimbingan Konseling
3.1. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling harus dibangun di atas landasan yang kuat.
Karena landasan bimbingan dan konseling yang kuat merupakan tumpuan untuk
terciptanya layanan bimbingan dan konseling yang dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan.
3.2. Saran
Penerapan landasan -landasan pelaksanaan bimbingan dan konseling
sebaiknya tidak hanya dipahami secara teori saja melaikan dengan kegiatan praktek
bimbingan dan konseling juga harus dimaksimalkan lagi supaya layanan menjadi
lebih baik untuk klien.
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-
konseling/ diunduh pada 28 Maret 2017 pukul 09.00
http://dianasusanto.blogspot.com/2013/12/makalah-landasan-dan-bimbingan-
konseling.html diunduh pada 28 Maret 2017 pukul 09.00
http://ichasugiarto.blogspot.com/2012/02/makalah-landasan-bimbingan-dan.html
diunduh pada 28 Maret 2017 pukul 09.00
LAMPIRAN