Anda di halaman 1dari 17

RESUME FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :
Ns. Syarkawi. S. kep. MKM

Disusun oleh :
Nama : NUR AKMALIA
Nim : 21010652
Mk : FDTKP

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUMI PERSADA
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga tugas ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya
Dan harapan penulis semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………...…………………………………………
DAFTAR ISI………………………...…………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………….……………………….
A. Latar Belakang…………………….………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………….……………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...
A. Holisticcare………………………………………………………………....
B. Humanisme………………………..………………………………………..
C. Konsep Berubah…………………………………………………………....
D. Konsep Sistem……………………………………………………………...
E. Pendekatan sistem………………………………………………………….
F. Factor probabilitas Dalam Induksi………………………………………....
G. Penggunaan Teori Middle Range…………………………………………..
H. Definisi Middle Range……………………………………………………..
I. Konsep Berfikir Kritis Deduksi……………………………………………
J. Konsep Berfikir Induksi……………………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...
A. KESIMPULAN……………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan digunakan
untuk Menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini
mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai perawat.
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusunsuatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat denga
apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Pandangan
model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan Tindakan dan
lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.
Dalam keperawtaan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang keperawatan yang memiliki keyakinan, dan nilai yang
mendasarinya, tujuan yang hendak di capai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada
dan salah satunya adalah “Falsafah Dan Teori Keperawatan”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keperawatan ?
2. Bagaimana penjelasan teori keperawatan ?
3. Bagaimana aplikasi teori dan konsep keperawatan ?
4. Bagaimana teori keperawatan digunakan ?

C. Tujuan
Tujuan umum dalam penulisan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
membaca dan mempelajari tentang konsep keperawatan.
1. Mengetahui latar belakang dari konsep keperawatan.
2. Menegtahui penjelsan teori keperawatan
3. Mengetahui aplikasi teori dan konsep keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Holistic care


Holistic care adalah pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu
keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang
mana tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat komplek, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi atau elemen atau unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa :
didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat
membentuk raga yang sehat, dan pembentukan jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri
secara penuh dan ikhlas kepada sang pencipta dan pengeuasa jagat raya, yang memiliki
segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, allah swt. Pengobatan holistic terpadu memiliki
perbedaan konsep yang sangat nyata dengan konsep kedokteran (konvesional), konsep
konvensional ini lebih menekankan membangkitkan sistem imun pasien, dan memperbaiki
secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga
definisi kesembuhan cenderung permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konvensional pada umumnya bersifat Tindakan sementara (kambuhan) sehingga sampai ada
istilah pasien langgangan dokter. semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah
membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai
manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial, budaya,
spirit, relasi, konteks lingkungan.
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang
mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi, dan spriritual seseorang.
Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji
tingkat yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami
arti kehidupan.
Secara holistic terdapat lima dimensi yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Dimensi fisik
Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari – hari secara
umum melakukan kebiasaan positif
2. Dimensi sosial
Melakukan kegiatan sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain
3. Dimensi emosional
Mengekspresikan emosi dan mengendalikan stress
4. Dimensi intelektual
Kemampuan cognitive untuk belajar
5. Dimensi spriritual
Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti :alam, ilmu, agama,
atau kekuatan yang lebih tinggi yang membantu manusia mencapai tujuan
kehidupan meliputi moral, nilai, dan etik yang dimiliki seseorang.
B. Konsep Humanisme Dan Konsep Holisme
Perkembangan psikologi humanistic tidak lepas dari pandangan psikologi holistic
dan humanistic. “humanisme” dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan
orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan – gagasan seperti kecintaan akan
perikemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme
jauh lebih signifisikan. Humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep peri
kemanusiaan sebagai focus dan satu – satunya tujuan. Kamus umum mendefinisikan
humanisme sebagai “sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai,
karakteristik, dan Tindakan tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada
otoritas supernatural manapun”.
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan keperibadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal –
hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan
kemampuan yang positif. Kemampuan tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam dominan efektif. Emosi merupakan karakteristik sangat kuat
yang Nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran
humanistic, belajar merupakan prose yang dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan
mamanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia disini berarti mempunyai tujuan
untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar
secara optimal.
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia,
tujuan pendektaan teori humanisme yaitu :
a. Mengoptimalkan kesadaran individu keberadaannya dan menerima keadaannya
menurut apa adanya
b. Memperbaiki dan mengubah siap, cara berpikir, keyakinan serta pandangan –
pandangan indivisu yang unik.
c. Menghilangkan hambatan – hambatan yang di rasakan dan dihayati oleh
individu dalam proses aktualisasi diri.
d. Membantu individu dalam menemukan pilihan – pilihan bebes yang mungkin
dapat di jangkau menurut kondisi dirinya.
Ciri – ciri teori Humanisme :
a. Menekankan pada perkembangan positif
b. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut
c. Kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri
ditunjukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan
masyarakat
d. Belajar dianggap berhasil jika pasien memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.
C. Konsep Berubah

Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).

Proses berubah juga dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang dari keadaan
status quo menjadi keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a situation or state of
affairs as it is now, or as it was before a recent change” atau keadaan dimana seseorang
belum bergerak dari keadaan semula.
Keseimbangan semu adalah keadaan yang dirasakan belum memadai dalam  waktu
tertentu. Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu
sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara
radikal biasanya akan menemui banyak hambatan.

a. Teori-teori Perubahan.
1. Teori Perubahan Lippit
2. Teori Perubahan Kurt Lewin
Tahapan perubahan menurut Lewin antara lain :
 Unfreezing ( Tahap Pencairan )
 Changing ( Tahap Mengubah )
  Refreezing ( Tahap Pembekuan )
  Action Research ( Tahap Penelitian Tindakan )

3. Teori Perubahan Rogers E


Langkah-langkah untuk mengadakan perubahan menurut Rogers antara lain:
 Tahap Awareness
 Tahap Interest
 Tahap Evaluasi
 Tahap Trial
  Tahap adoption

Rogers juga membagi karakter dari adopsi yaitu:

 Relative advantage
 Compatibility
 Complexity
 Trialability
 Observability
b. Proses Terjadinya Perubahan

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang


direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direncanakan
adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu
yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah
dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan
anat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola
perubahan.
Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks dan
melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Secara umum, perubahan terencana
adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan
kepada semua orang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan
perencanaan, sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang
tentang keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan
keputusan, pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas penggunaan keterampilan
interpersonal, termasuk kemampuan komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah
kunci dalam perencanaan perubahan.

c. Model Dalam Perubahan.


Model dalam perubahan terbagi menjadi 3 tahap :
1. Research And Development Model (Model Penelitian dan Pengembangan).

Model perubahan perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan


dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
identifikasi atas perubahan yang akan dilakukan dalam perubahan.

2. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial).


Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas
saling kerjasama dalam sistem dengan memfokuskan pada persepsi dan
respons dar perubahan Roger diantaranya, menyadari akan perubahan,
adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-hal yang
akan dilakukan perubahan, melalui uji coba sesuatu hal yang akan
dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
3. Problem Solving Model (Model Penyelesaian Masalah).
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan
langkah mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis
masalah, menemukan cara penyelesaian masalah yag akan digunakan,
melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk
digunkan dalam perubahan.

D. KONSEP SISTEM
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen
yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata
sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk
menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering
kali dapat dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang


berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
salaing berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai
penggeraknya. Kata “sistem” sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang,
sehingga memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

a. ciri – ciri sistem

 terdapat elemen atau bagian yang satu sama lain saling behubungan dan
mempengaruhi
 fungsi yang diterapkan oleh masing – masing elemen atau bagian adalah
dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
 dalam melaksanakan fungsi ini semua bekerja sama secara bebas namun
terkait dalam arti terdapat mekanisme pengendalian yang mengarahkan agar
tetap berfungsi sebagaimana yang telah direncanakan.
 Sekalipun sistem merupakan suatu kesatuan yang terpadu.

b. Unsur – unsur sistem

 Masukan (input)
Ialah kumpulan elemen atau begian yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsi sistem tersebut.
 Proses (process)
Kumpulan elemen yang tedapat di dalam sistem dan berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
 Keluaran (output)
Kumpulan elemen atau bagian yang merupakan keluaran dari sistem
sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut.
 Umpan balik (feed back)
Kumpulan elemen atau bagian yang merupakan keluaran dari sistem
sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut.
 Dampak (impack)
Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

 Lingkungan (environment)
Dunia luar diluar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem

c. Komponen dalam Sitem keperawatan

 Manusia
 Lingkungan
 Keperawatan
 Kesehatan

E. PENDEKATAN SISTEM

a. Pelayanan Kesehatan sebuah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara


Bersama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
Kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
Kesehatan itu perorangan keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
b. Sistem pelayanan Kesehatan suatu tahanan yang menghimpun berbagai upaya
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
Kesehatan yang setinggi – tingginya.

Menurut leavel dan clark dalam memberikan pelayanan Kesehatan harus


memandang pada tingkat pelayanan Kesehatan yang akan diberikan, yaitu :
 Health promotion (promosi Kesehatan)
 Specific protection (perlindungan khusus)
 Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan)

1. Penerapan sistem dalam keperawatan

 Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganilisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan
perawatan pasien

 Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit,
selama klien dirawat secara terus menerus serta pengkajian dapat
dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada.

2. Pengelompokan data
Pengelompokan data adalah batch header yaitu pemeriksaan dokumen yang
diberikan nomor seri dan terperinci untuk di proses. Data dapat dibagi atas dua
yaitu :
 Data dasar
Data dasar terdiri dari data fisiologis /biologis, data psikologis, data
social, data spiritual dan data tentang tumbuh kembang klien.

 Data khusus
Data khusus adalah data yang bersipat khusus, misalnya laporan intake
dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology,
pemeriksaan roentgen dan sebagainya.

F. FAKTOR PROBABILITAS DALAM INDUKSI


Tidak ada kesimpulan yang mempunyai nilai kebenaran yang pasti, yang ada, hanya
kesimpulan dengan probabilitas terendah atau tinggi. Maka hasil usaha analisis dan
rekantruksi penalaran induksi itu hanya berupa ketentuan mengenai bentuk induksi yang
menjamin kesimpulan dengan probabilitas setinggi – tingginya, tinggi probabilitas
kesimpulan itu di pengaruhi oleh sejumlah factor yang disebut factor probabilitas.

a. factor – factor probabilitas itu sebagai berikut :


 makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar maka makin tinggi
probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya
 makin besar jumlah factor biologis didalam premis maka makin
tinggi probabilitasnya kesimpulannya dan sebaliknya.
 Semakin luas kesimpulannya semakin rendah probabilitasnya dan
sebaliknya
b. Macam – macam generalisasi
 Generalisasi sempurna
 Generalisasi tidak sempurna
G. Penggunaan Teori Middle Range
 Telah di gunakan dalam bidang praktik dan penelitian
 Teori ini mampu menstimulasikan dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penilitian, serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan
penelitian
 (lenz, 1998. P. 26) middle range teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

H. Definisi Middle Range

Middle Range Theory adalah serangkaian ide/gagasan yang saling berhubungan dan
berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan

Pengelompokan MRT (Middle Range Theory)


 Tipe fisiologis
 Tipe kognitif
 Tipe emosional
 Tipe sosial
 Tipe integrative
Ciri – ciri MRT (Middle Range Theory)
Menurut Meleis, A. I. (1997) :
 Ruang Lingkup Terbatas
 Memiliki Sedikit Abstrak
 Mudah di terapkan
 Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik
 Merupakan cerminan praktik (administrasi pengajaran klinik)
Menurut Whall (1996)
 Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
 Mudah diterapkan
 Bisa diterapkan pada berbagai situasi
 Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

I. Konsep Berfikir Kritis Deduksi


Menurut gunawan 2003 berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir
dengan secara kompleks yang menggunakan proses diantaranya analisis serta evaluasi.
Sikap berpikir kritis terbagi menjadi 7, yaitu :
a. Intellectual humanity
Yairu suatu kesadaran terhadap keterbatasan pengetahuan diri dan kepekaan
diri tehadap kemungkinan prasangka dan bias.

b. Intellectual courage
Yaitu keinginan dan keterbukaan untuk mendengar secara jujur mengkaji ide
– ide orang lain, meskipun perawat sangat berlawanan dengan ide tersebut.

c. Intellectual emphaty
Yaitu kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di posisi orang lain
sehingga dapat memehami pendangan dan jalur penalaran orang tersebut.

d. Intellectual integrity
Yaitu keinginan merupakan standar bukti intelektual yang baku dan sama
terhadap pengetahuan yang kita miliki dan diterapkan terhadap pengetahuan
yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini membutuhkan kejujuran untuk
menelaah dan mengakui kesalahan atau ketidak konsistenan pikiran,
penilaian dan Tindakan diri.

e. Intellectual perseverance
Keinginan untuk mencari wawasan dan kebenaran meskipun sulit dan
frustasi, banyak waktu dan energi yang mungkin dibutuhkan untuk
mendpatkan dan mempertimbangkan informasi baru dalam bentuk wawasan
baru.

f. Faith in reason
Yaitu percaya pada diri sendiri dan keinginan untuk mencari pikiran rasional
dan percaya bahwa orang lain juga mampu melakukan hal yang sama.

g. Intellectual senseof justice


Yaitu keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar
internet.

Proses Berpikir Kritis


a. Berpikir rasional, logis dan beralasan
Berpikir rasional, logis dan beralasan didasarkan pada pembuatan
hubungan antara bukti solid, observasi dan fakta untuk menarik
kesimpulan, bukan pengambilan keputusan yang berdasarkan ketidak
tahuan, kesukaan, prasangka atau kepentingan sendiri.

b. Berpikir relakstif
Berpikir relaktif meluangkan waktu untuk meneliti dan menganalisis data
secara akurat mengindetifikasi masalah pasien dan hasil akhir Kesehatan
yang diinginkan.
c. Berpikir otonomi
Berpikir otonomi adalah berpikir dengan diri sendiri tidak hanya
menerima atau mendapatkan manipulasi oleh pandangan orang lain.
Pemikir otonomi menganalisis informasi dan memutuskan apa yang
paling benar dan terpercaya.

d. Berpikir kreatif
Berpikir kreatif ini bertujuan dan mengarah pada tujuan guna
menghubungkan atau mensintesis informasi sehingga terlibat dengan
cara baru atau memberi konklusi yang unik. Berpikir kreatif adalah
kemampuan untuk membina hubungan, menstranfer informasi kedalam
situasi baru, merancang pilihan alternatif, dan mendapatkan atau
menemukan penyelesaian baru terhadap suatu masalah.

Lima Model Berpikir Kritis

1. Total Recall (T)


Mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta / data Ketika di perlukan.

2. Habit / kebiasaan (H)


Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari Tindakan
yang di ulang berkali – kali sehingga menjadi kebiasaan yang
alami.

3. Inquiry/ penyelidikan/menanyakan keterangan (N)


Merupakan Latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam
dan menganjurkan pertanyaan yang mendekati kenyataan.

4. New ideas and creativity (N)


Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan
bervariasi yang khusus bagi idividu. Khekhususan dalam berpikir
ini akan selalu dibawa individu selama hidupnya dan biasanya
membentuk Kembali normal.

5. knowing how you think /mengetahui apa yang kamu fikirkan?(K)


knowing how you think merupakan yang terakhir tetapi bukannya
yang paling tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K yang berarti
berpikir tentang apa yang kita pikirkan.

Metode Berpikir Kritis

a. debate: metode yang digunakan untuk mencari,


membantu, dan merupakan keputusan yang beralasan bagi
seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi
perdebatan atau argumentasi
b. individual decision : individu dapat berdebat dengan
dirinya sendiri dalam proses mengambil keputusan
c. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan
suatu masalah dan masing – masing mengemukakan
pendapatnya
d. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan
mempengaruhi perbuatan, keyakinan, sikap, dan nilai –
nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau
bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi.
e. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai
media yang sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi
massa pendengar.
f. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan
dalam berkomunikasi untuk memaksakan suatu kehendak.

J. Konsep Berpikir Kritis Induksi


 Induksi yang kerap kali disebut dengan logika mayor adalah cara berpikir untuk
menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap hal yang bersifat particular ke
dalam gejala – gejala yang bersifat umum atau universal.
 Kesimpulan yang dilahirkan dari penalaran induksi ini bersifat sementara,
dengan pengertian bahwa kesimpulan yang di hasilkan itu ada kemungkinan
benar maupun belum pasti benar. Sehingga disinilah lahir probabilitas, yaitu
pernyataan yang muatannya suatu hipotesa.
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Pengobatan holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh
yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahiah
yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi atau elemen atau unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Holisme bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari
Yunani), burch spinoza (filosof belanda), dan Williams james (filosof dan psikolog dari
amerika), yang berkaitan dengan pergerakan gestalt sebelum perang dunia. Holism adalah
nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah semua terkait erat. Holistic melihat
dirinya terus – menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan mengganggap yang lain,
(manusia, hewan, tumbuhan, atau objek) sebagai yang lain. Konsep humanisme selalu
mengemukakan bahwa organisme merupaka satu kesatuan ysng utuh, buksn terbagi – bagi
dalam bagian – bagian. Sehingga pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah,
tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya
maka akan berpengaruh pada keseluruhan.

B. SARAN
Setelah membaca dan memahami makah ini diharapkan agar mahasiswa/I mengerti
dan menerapkan dalam kehidupan sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKA

John M. Echols dan Hasan Shaidly, kamus inggris Indonesia, Gramedia Pustaka utama,
Jakarta, hlm 646
Eka Darmaputra, membangun manusia Indonesia seutuhnya di pedesaan. Bambang
Budijianto, ed., pesat, salatiga, 1994, hlm41
Vinay K. Samuel, serving with the poor in asia. MARC, USA, p. 145

Anda mungkin juga menyukai