Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PERNYATAAN MAJEMUK

IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI

A. IMPLIKASI

Implikasi atau kondisional adalah kalimat majemuk yang menggunakan kata


hubung "JIKA" p "MAKA" q. Implikasi disebut juga kalimat bersyarat tunggal
artinya jika kalimat p bernilai benar maka kalimat q pun akan bernilai benar juga.
Notasi dari implikasi adalah "=>"

Dari dua pernyataan p dan q dapat dibentuk pernyataan baru dalam bentuk “jika p
maka q”. Pernyataan baru ini disebut implikasi dari pernyataan p dan q, yang
dinotasikan dengan

p => q , dibaca jika “p maka q”

Pernyataan p disebut anteseden (sebab/alasan/hipotesis).

Pernyataan q disebut konsekuen (akibat/kesimpulan/konklusi).

p => q dapat dibaca dengan beberapa cara, di antaranya:


- Jika p maka q.
- q jika p.
- p adalah syarat yang cukup untuk q.
- q adalah syarat yang diperlukan untuk p.
 Negasi Suatu Implikasi

Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p ∧ ~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran


berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q

Contoh implikasi :

1. premis 1(p): 2+2=7. (SALAH)


premis 2(q): 6x2=12. (BENAR)
implikasi(p=>q): Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BENAR)

2. premis 1(p): Bumi itu bulat. (BENAR)


premis 2(q): Bulan berbentuk prisma. (SALAH)
implikasi(p=>q): Jika bumi itu bulat maka bulan berbentuk prisma. (SALAH)
Tabel kebenaran implikasi:

Catatan:  Implikasi baru bernilai salah bila nilai dari pernyataan (q) setelah kata
"maka" bernilai salah. Ini disebabkan pernyataan setelah "maka" adalah
kesimpulan dari kalimat majemuk tersebut.

B. BIIMPLIKASI

Biimplikasi atau bikondisional merupakan kalimat bersyarat ganda. Biimplikasi


menggunakan kata hubung JIKA DAN HANYA JIKA. Notasinya: "<=>"

Dua pernyataan, p dan q dapat membentuk pernyataan baru yaitu (p=>q) Ʌ


(q=>p). Pernyataan baru ini disebut implikasi dua arah atau biimplikasi atau
bikondisional. Biimplikasi pernyataan p dan q dinotasika dengan

p<=>q, yang dapat dibaca sebagai:


a. p jika dan hanya jika q
b. p syarat cukup dan perlu untuk q
c. p ekuivalen dengan q

Untuk lebih memahami biimplikasi, perhatikan kalimat berikut: 

"Jika saya sakit maka saya tidak berangkat kuliah."


Apakah saya tidak berangkat kuliah hanya jika dikarenakan saya sakit saja?
Tidak. Banyak alasan lain selain sakit yang menyebabkan saya tidak berangkat
kuliah. Bisa karena keperluan keluarga, cuti, hari libur, hari hujan dan lain
sebagainya. Ini menandakan bahwa kalimat di atas adalah implikasi bukan
biimplikasi.

Kalimat selanjutnya.

"Jika nilai ujian matematika saya lebih dari 7.50 maka saya lulus."

Apakah saya bisa lulus selain jika nilai matematika saya lebih dari 7.50? Tidak.
Satu-satunya syarat kelulusan adalah bila nilai ujiannya lebih dari 7.50.
Inilah yang disebut biimplikasi.

Tabel kebenaran biimplikasi:

Biimplikasi equivalen (senilai) dengan jika p maka q dan jika q maka p;


p<=>q ≡ (p=>q) Ʌ (q=>p)

tabel kebenaran: 
 
Catatan: Biimplikasi hanya bernilai benar bila pernyataan "jika" dan "maka"
bernilai sama-sama benar atau bernila sama-sama salah.

 Negasi Suatu Biimplikasi

Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan

(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);

sehingga:

~ (p ⇔ q)        ≡       ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]

≡  ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]

≡  ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]

≡  (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)

RANGKUMAN
- Implikasi (kondisional) adalah operasi penggabungan dua buah pernyataan
yang menggunakan penghubung logika "jika … , maka … " yang
lambangnya " → ". atau " ⇒ ".
- Implikasi dari pernyataan p dan q ditulis "p → q" atau "p ⇒ q" dan dibaca
"jika p, maka q".
- Pernyataan bersyarat p ⇒ q juga dapat dibaca " p hanya jika q " atau " p
adalah syarat cukup bagi q " atau " q adalah syarat perlu bagi p ".
- Implikasi baru bernilai salah bila nilai dari pernyataan (q) setelah kata
"maka" bernilai salah. Ini disebabkan pernyataan setelah "maka" adalah
kesimpulan dari kalimat majemuk tersebut.

- Biimplikasi (bikondisional)  adalah pernyataan majemuk yang


menggunakan penghubung logika " … jika dan hanya jika … " dan diberi
lambang " ⇔ " atau " ↔ ".
- Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis " p ⇔ q " atau
"p ↔ q" dibaca "p jika dan hanya jika q " dan sering juga dibaca " p
equivalen q " dimana p adalah syarat perlu dan cukup bagi q.
- Biimplikasi hanya bernilai benar bila pernyataan "jika" dan "maka"
bernilai sama-sama benar atau bernila sama-sama salah.

UJI KOMPETENSI
1. Tentukan nilai x agar p (x) ⇔ q bernilai benar jika diketahui:
p(x) : x2 + 8x – 8 ≤ 4x + 13
q : jumlah sisi pada kubus ada 8

Penyelesaian:
p(x) : x2 + 8x – 8 ≤ 4x + 13
x2 + 4x – 21 ≤  0
-7 ≤ x ≤ 3
q : jumlah sisi pada kubus ada 8 (salah)
Agar p (x) ⇔ q bernilai benar, haruslah p(x) bernilai salah.
Agar p (x) bernilai salah, maka x < -7 atau x > 3.
Jadi, p (x) ⇔ q bernilai benar untuk x < -7 atau x > 3.

2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut yang disusun dari

p: Hari ini matahari bersinar terang (B) 


q: Hari ini angin bertiup kencang (S).

1. Jika hari ini mata hari bersinar terang maka angin bertiup kencang.
2. Jika hari ini mata hari bersinar terang maka angin tidak bertiup kencang
3. Jika hari ini mata hari tidak bersinar terang maka angin bertiup kencang
4. Jika hari ini matahari tidak bersinar terang maka angin tidak bertiup
kencang.

Jawab:
1. Pernyataan bernilai salah (S).
2. Pernyataan bernilai benar (B) .
3. Pernyataan bernilai benar (B).
4. Pernyataan bernilai benar (B).

3. Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk yang disusun berdasarkan


pernyataan:
p: 2 bilangan prima 
q: 2 + 6 = 12

1. 2 bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 = 12


2. 2 bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 tidak sama dengan 12
3. 2 bukan bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 = 12
4. 2 bukan bilangan prime jika dan hanya jika 2 + 6 tidak sama dengan 12

Penyelesaian:

1. Tulis p: 2 bilangan prima


q: 2 + 6 = 12.
Jelas nilai kebenaran p adalah B dan nilai kebenaran q adalah S.
Jadi nilai kebenaran p q adalah salah (S).
2. Kalimat bernilai benar (B)
3. Kalimat bernilai salah (S)
4. Kalimat bernilai benar (B)

4. Tentukanlah nilai kebenaran dari implikasi berikut !

a. Jika 4 + 7 = 10 maka besi adalah benda padat.


b. Jika 6 + 9 = 15 maka besi adalah benda cair.

c. Jika cos 30° = 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.

Jawab :

a.   Jika 4 + 7 = 10 maka besi adalah benda padat.

Alasan salah, kesimpulan benar. Jadi, implikasi bernilai benar.


b.   Jika 6 + 9 = 15 maka besi adalah benda cair.

Alasan benar, kesimpulan salah. Jadi implikasi bernilai salah.


c.     Jika cos 30°= 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.

Alasan salah, kesimpulan salah. Jadi, implikasi bernilai benar.

5. Tentukan nilai kebenaran biimplikasi di bawah ini!

a. 20 + 7 = 27  jika dan hanya jika 27 bukan bilangan prima.


B                                                               B

(p) = B,   (q) = B. Jadi,  (p   q) = B.

b. 2 + 5 = 7  jika dan hanya jika 7 adalah bilangan genap.

(p) = B,   (q) = S. Jadi,  (p   q) = S.

c. tan2 45° + cos 2 45° = 2  jika dan hanya jika  tan2 45° = 2

(p) = S,   (q) = S. Jadi,  (p   q) = B.


DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, Yaya S. 1986. Logika Matematika Elementer. Bandung : Tarsito


Sunardi, dkk. Konsep dan Penerapan Matematika SMA/MA Kelas X. Jakarta
Timur : Bumi Aksara

http://hyperpost.blogspot.co.id/2014/09/logika-informatika-mengenal-
konjungsi.html
https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/11/rumus-logika-matematika.html

Anda mungkin juga menyukai