Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses bagaimana manusia
harus belajar untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Seiring waktu,
informasi yang didapat dari proses belajar seseorang terus berkembang dan
wawasan seseorang semakin luas. Namun, informasi yang didapat tidak hanya
ditelan mentah-mentah, melainkan harus ada proses seleksi untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dari informasi mentah itu sendiri.
Sama halnya dengan proses kehidupan seseorang untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, dalam proses belajar dan pembelajaran di dalam lingkungan
formal pun juga terdapat sistem seleksi untuk mengukur dan menilai potensi,
bakat ataupun kemampuan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya
sehingga kita tahu sejauh mana perkembangan materi yang telah kita pelajari.
Dalam hal ini, berkaitan dengan lingkungan sekolah yang sering dijumpai
melakukan sistem seleksi baik mengukur maupun menilai terhadap kemampuan
seseorang yang sering disebut dengan evaluasi.
Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses untuk memahami
dan menganalisa sejauh mana perkembangan kemampuan akademik maupun non
akademik seorang pelajar terhadap informasi yang didapatnya di sekolah.
Evaluasi juga sebagai tolak ukur untuk memperhitungkan kemampuan pelajar
secara kualitatif dengan melihat nilai yang didapatnya setelah evaluasi itu
berlangsung.
Evaluasi bukan hanya untuk seorang pelajar, namun evaluasi juga berfungsi
sebagai tolak ukur bagi keberhasilan seorang pendidik dalam mendidik pelajarnya
di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan begitu, evaluasi merupakan
hal yang sangat penting dalam proses mengukur dan menilai kemampuan
seseorang dalam proses belajar dan pembelajaran. Maka dari itu, bagaimanakah
evaluasi itu dapat berperan dan berjalan dengan baik dalam mengukur dan menilai
kemampuan seseorang? Itu semua kembali kepada pelaksana dan pelaku evaluasi
itu sendiri. Pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep dari pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud pengukuran, penilaian, dan evaluasi?


2. Apa saja prinsip-prinsip yang melandasi pengukuran, penilaian, dan
evaluasi?
3. Apa saja karakteristik dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
4. Apa fungsi dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi?

C. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami pengertian dari pengukuran, penilaian, dan


evaluasi.
2. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip yang melandasi pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
3. Mengetahui dan memahami karakteristik pengukuran, penilaian, dan
evaluasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi pengukuran, penilaian, dan evaluasi

1. Definisi Pengukuran

Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya


yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa,
atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Pengukuran
(measurement) adalah suatu proses atau sistem yang digunakan untuk menentukan
nilai kuantitatif sesuatu hal, benda atau keadaan. Untuk memahami pengertian
pengukuran, berikut ini kita melihat beberapa pendapat para ahli evaluasi.

1) Measurement is the act of process of measuring, maksudnya suatu tindakan


dari proses mengukur (Wolf,1984)
2) Measurement is the assignment of numerals to objects or events according
to rules that give numeral quantitative meaning”, yakni secara teknis,
pengukuran adalah pengalihan dari angka ke objek atau peristiwa sesuai
dengan aturan yang memberikan makna angka secara kuantitatif (Wiersma
dan Jurs, 1990)
3) Pengukuran adalah prosedur pemberian angka (biasa disebut skor) untuk
suatu atribut tertentu atau karakteristik orang-orang sedemikian rupa untuk
menjaga hubungan dunia nyata antara orang-orang berkaitan dengan atribut
yang diukur (Lord and Novick, 1974).
4) Pengukuran adalah pemberian angka pada hasil suatu tes atau jenis
penilaian lain menurut aturan tertentu (Gronlund dan Linn, 1995).
5) Pengukuran didefinisikan sebagai proses penetapan bilangan-bilangan pada
objek menurut aturan (Dizney, 1971)

3
Jadi pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan
untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda,
sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka, jadi, sifatnya kuantitatif
(misalnya 100; 90; 80; dll). Pada proses pengukuran, fenomena dari objek
ditransfer ke dalam suatu angka, agar para guru dapat memberikan makna yang
relevan.

2. Devinisi Penilaian

Beberapa pengertian penilaian (assessment) yang dikemukakan beberpa pakar,


yaitu:

1) Penilaian adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memperoleh


informasi mengenai kinerja siswa (Miller, Linn & Gronlund, 2009).
2) Penilaian adalah salah satu prosedur sistematik untuk mengumpulkan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai
karakteristik orang atau objek (Reynolds, at all, 2009).
3) Penilaian adalah proses yang memberikan informasi tentang individu siswa,
kurikulum atau program, institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
sistem institusi (Stark dan Thomas, 1994).
4) Penilaian adalah suatu proses mengumpulkan data dengan tujuan agar dapat
dilakukan keputusan mengenai suatu objek (Salvia dan Ysseldike,1996).
5) Penilaian adalah suatu pertimbangan profesional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai
nilai sesuatu (Mehrens and Lehmann, 1984).
6) Penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar baik
melalui instrumen tes maupun non tes (Suryabrata, 2000).

Jadi Penilaian (assessment) adalah:

1) penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk


memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau

4
ketercapaian kompetensi siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa.
2) proses menentukan nilai, sifatnya kualitatif misalnya lulus, tidak lulus;
terpuji, memuaskan, cukup; atau A, B, C, D, dll)
3) suatu kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil pengukuran
berdasarkan kriteria atau standar atau tujuan penilaian.

Beberapa contoh penilaian yang menafsirkan atau memaknai hasil pengukuran


yaitu:

a) Kalau penilaian bertujuan untuk menentukan kelulusan, maka berdasarkan


skor hasil pengukuran dapat diputuskan “lulus atau tidak lulus”
b) Kalau penilaian bertujuan untuk seleksi penerimaan, maka berdasarkan
hasil skor pengukuran dapat diputuskan “dterima atau ditolak”
c) Kalau penilaian bertujuan untuk kualitas, maka berdasarkan skor
pengukuran dapat dimaknai “sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat
kurang”
d) Kalau penilaian bertujuan untuk menentukan kualitas kedisiplinan,
berdasarkan skor pemgukuran dapat ditafsirkan “sangat disiplin, disiplin,
kurang disiplin, sampai tidak disiplin” (Widoyoko, 2014)

3. Devinisi Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menentukan nilai sesuatu.

1) Evaluation refer to the act or process to determining the value of something.


Evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu (Wandt dan Brown, 1957)
2) Evaluation is “the systematic process of collecting, analyzing, and
interpreting information to determine the extent to which pupils are
achieving instructional objectives. (Answers the question “How 6
good?”).Evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
5
menafsirkan informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai
tujuan instruksional. (untuk menjawab pertanyaan bagaimana baik? )
(Gronlund & Linn, 1995)
3) Evaluation is a complex term that often is misused by both teachers and
students. It involves making decicions or judgements about students based
on the extent to which instructional objectives are achieved by them,
evaluasi adalah suatu istilah kompleks yang sering disalahgunakan oleh para
guru dan para siswa. Evaluasi melibatkan pembuatan keputusan tentang
para siswa didasarkan pada tingkat sasaran hasil yang dicapai oleh mereka
(Philips,1979)
4) Evaluation is process of delineating, obtaining, and providing descriptive
and judgmental information about the worth and merit of some object’s
goals, design, implementation, and impact in order to guide decision, serve
needs for accountability, and promote understanding of the insolved
phenimena. Evaluasi merupakan proses menyediakan, memperoleh, dan
menyajikan informasi tentang harga dan jasa dari beberapa tujuan, desain
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena
(Stufflebeam and Shienkfield, 1985) .

Jadi:

1) Evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang


(evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program telah
tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan.
2) Evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan
menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi
objek tersebut. Juga dapat dinyatakan sebagai suatu 7 proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.

6
3) Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).

Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di


sekolah mencakup 3 komponen utama, yaitu:

1) Evaluasi program pengajaran Evaluasi terhadap program pengajaran akan


mencakup 3 hal, yaitu: evaluasi terhadap tujuan pengajaran, evaluasi
terhadap isi program pengajaran, dan evaluasi terhadap strategi belajar-
mengajar
2) Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran Evaluasi mengenai proses
pelaksanaan pengajaran akan mencakup: kesesuaian antara pembelajaran
yang berlangsung dengan program pembelajaran yang telah ditentukan,
kesiapan guru dalam melaksanakan program pembelajaran, kesiapan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, minat atau perhatian siswa di dalam
mengikuti pembelajaran, keaktifan atau partisipasi siswa selama
pembelajaran berlangsung, peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap
siswa yang memerlukannya, komunikasi dua arah antara guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung, pemberian dorongan atau motivasi
terhadap siswa, pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka
penerapan teori-teori yang diperoleh di dalam kelas, 8 dan upaya
menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan
yang dilakukan di sekolah.
3) Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar merupakan langkah untuk
mengetahui seberapa jauh target pembelajaran dapat dicapai. Evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup: evaluasi mengenai tingkat
penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
unit-unit program pembelajaran yang bersifat terbatas, dan evaluasi
mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum
pembelajaran.
7
Menurut Stuffebeam (1974), ruang lingkup evaluasi pendidikan adalah:

1) Evaluasi masukan (input) Evaluasi masukan atau input adalah evaluasi


berkaitan dengan kualitas masukan yang berupa calon siswa, baik
menyangkut faktor kemampuan intelektual maupun aspek kepribadiannya
2) Evaluasi Proses Evaluasi Proses adalah evaluasi yang sasarannya adalah
proses belajar mengajar
3) Evaluasi Produk Evaluasi produk adalah evaluasi yang sasarannya hasil
akhir suatu proses pendidikan 4) Evaluasi Konteks Evaluasi Konteks adalah
evaluasi yang berkaitan dengan masalah-masalah kompleks yang
melibatkan hal-hal di luar proses pendidikan, tetapi secara langsung
mempengaruhi proses maupun hasil pendidikan

Evaluasi yang baik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan


aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan
efektif apabila didukung oleh evaluasi yang efektif yang dilakukan oleh guru.
Evaluasi merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan
evaluasi harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan proses belajar
mengajar agar sesuai dengan yang diharapkan.

B. Prinsip-prinsip yang melandasi pengukuran, penilaian, dan evaluasi

1. Prinsip-prinsip Penilaian

Adapun prinsip-prinsip penilaian adalah:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan criteria yang
jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.

8
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
6) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku
7) Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru.

Suatu penilaian (asesmen) yang berkualitas harus memenuhi prinsip-prinsip


sebagai berikut

1) Berfokus kepada perbaikan, bukan pertimbangan


2) Berfokus kepada kinerja , bukan yang mengerjakan Suatu proses yang dapat
memperbaiki setiap tataran kinerja siswa
3) Umpan baliknya bergantung kepada kedua belah pihak, baik kepada asesor
maupun kepada siswa yang dinilai
4) Perbaikan yang dilandasi oleh umpan balik dari asesmen adalah lebih efektif
jika siswa yang dinilai memerlukan penilaian tersebut
5) Memerlukan kesepakatan mengenai kriteria penilaian
6) Memerlukan analisis dari hasil observasi
7) Umpan balik asesmen hanya diterima jika ada saling percaya dan saling
menghargai antara asesor dan siswa yang dinilai
8) Hanya digunakan jika ada kesempatan yang baik bagi adanya perbaikan
9) Hanya efektif jika siswa yang dinilai menggunakan umpan balik dari siswa
(Baehr dan Beyerlein dalam Basuki & Hariyanto, 2014)

2. Prinsip-prinsip Evaluasi

Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hamper


sebagian besar jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Keberadaan prinsip

9
bagi seorang evaluator mempunyai arti penting, karena dnegan memahami prinsip
evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya guna merealisasi
evaluasi dengan cara yang benar.

Menurut Khusnuridlo (2010), prinsip-prinsip evaluasi terdiri dari :

1) Komprehensif

Evaluasi harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menye¬luruh, baik
aspek personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak
hanya dituju¬kan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan
hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya.
Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan
secara menyeluruh.

2) Komparatif

Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi harus dilaksa-


nakan secara bekerjasama dengan semua orang. Sebagai contoh dalam
mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara
pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid.
Dengan melibatkan semua pihak diharapkan dapat mencapai keobyektifan dalam
mengevaluasi.

3) Kontinyu

Evaluasi hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses


pelaksanaan program. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah
dicapai, tetapi sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini
penting dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan
yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil
diusahakan terjadi peningkatan, sedangkan aktivi-tas yang gagal dicari jalan lain
untuk mencapai keberhasilan.

10
4) Obyektif

Mengadakan evaluasi harus menilai sesuai dengan kenya¬taan yang ada.


Katakanlah yang hijau itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai
mengatakan yang hijau itu kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh,
apabila seorang guru itu sukses dalam menga¬jar, maka katakanlah bahwa guru
ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam mengajar,
maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan
dalam evaluasi perlu adanya data dan fakta. Dari data dan fakta inilah dapat
mengolah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan
fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.

5) Berdasarkan Kriteria yang Valid

Selain perlu adanya data dan fakta, juga perlu adanya kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas
apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria
evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan
hakikat substansi supervisi pendidikan.

6) Fungsional

Evaluasi memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk
perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah
hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.

7) Diagnostik

Setiap hasil evaluasi harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi


hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan
atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan
pemecahannya.
11
Menurut Arikunto (2005:24-25), prinsip evaluasi merupakan trigulasi yang
meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran atau KBM, dan evaluasi.

1) Hubungan anatara tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar


disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan anatara keduanay mengarah
pada tujuan dengan makana bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga
mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan
pemikirannya ke KBM.

2) Hubungan tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana


tujuan sudah tercapai. Dalam menyusun alat evaluasi perlu mengacu pada tujuan
yang sudah dirumuskan

3) Hubungan anatara KBM dengan evaluasi

KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan, alat evaluasi disusun dengan mengacu pada tujuan, mengacu atau
disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.

Sedangkan menurut Slameto (dalam Sukardi, 2008: 5) evaluasi harus


minimal mempunyai tujuh prinsip berikut: 1) terpadu, 2) Menganut cara belajar
siswa aktif, 3) kontinuitas, 4) koherensi dengan tujuan, 5) menyeluruh, 6)
membedakan, dan 7)pedagogis.

C. Karakteristik dari penilaian, dan evaluasi


1. Karakteristik Penilaian

12
Ciri– ciri atau karakteristik penilaian dalam pendidikan menurut Suharsimi
Arikunto (2005:11-17), antara lain sebagai berikut :

a) Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung.


Contohkasusnya adalah mengukur kepandaian melalui ukuran
kemampuanmenyelesaikan soal-soal. Sehubungan dengan tanda-tanda anak
yang pandaiatau inteligen, seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl
Witheringtonmengemukakan pendapatnya dan memberikan sumbangsih
dalam pembentukanmacam tingkatan inteligensi (IQ) pada manusia.
b) Ciri kedua, yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan
bersifatkuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil
pertama pengukuran. Setelah itu lalu diintrepretasikan ke bentuk
kualitatif.Contoh : Ani mempunyai IQ 125 dan Ana dengan IQ 105, maka
Ani termasukanak yang sangat pandai sedangkan Ana anak normal.
c) Ciri ketiga, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit
atausatuan-satuan yang tetap, karena dari contoh diatas IQ 105 termasuk
anaknormal maka IQ 80 termasuk anak yang dungu.

2. Karakteristik Evaluasi

Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi
yaitu:

sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan


secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi
disetiap akhir program tersebut,

dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat


untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun
prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam
evaluasi, dan

13
kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal
oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.

D. Fungsi penilaian, dan evaluasi

1. Fungsi penilaian

Tujuan atau fungsi dari asesmen atau penilaian pada dasarnya adalah untuk :
membantu belajar siswa; mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa; menilai
efektivitas strategi pengajaran menilai dan meningkatkan efektivitas program
kurikulum; menilai dan meningkatkan efektivitas pengajaran; menyediakan data
yang membantu dalam membuat keputusan; komunikasi dan melibatkan orang tua
siswa (Weeden, Winter & Broadfoot, 2002)

2. Fungsi evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan


formal. Ada beberapa fungsi evaluasi, yakni:

1) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpang balik bagi siswa.
Melalui evaluasi, siswa akan mendapatkan informasi tentang aktivitas
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat
menentukan harus bagaimana
2) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. Siswa
akan tahu bagaian mana yang perlu di pelajarai lagi dan bagian mana yang
tidak perlu.
3) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan progran
kurikulum. Informasi ini sangat dibutuhkan baik untuk guru maupun untuk
para pengembang kurikulum khususnya untuk perbaikan program
selanjutnya.

14
4) Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual
dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan serta pengembangan karir.
5) Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam
menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya apakah
tujuan itu mesti dikurangi atau ditambah.
6) Evaluasi berfungsi sebagai umpang balik untuk semua pihak yang tua, untuk
guru dan pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan,
untuk orang yang mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga untuk
masyarakat. Melalui evaluasi dapat dijadikan bahan informasi tentang
efektivitas program sekolah. (Wina Sanjaya: 2008: 339)

Sedangkan menurut Sukardi (2008: 4) evaluasi mempunyai fungsi yang


bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:

1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai


pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan yang telah diberikan oleh guru.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didika dalam
melakaukan kegiatan belajar.
3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa.

Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara
pengukuran (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation)
bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria,

penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi


adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku, bisa perilaku individu atau
lembaga. Sifat yang hirarkis ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan evaluasi
melibatkan penilaian dan pengukuran. Penilaian berarti menilai sesuatu,
sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu
15
dengan mendasarkan diri pada ukuran atau criteria tertentu, seperti menilai
seseorang sebagai orang yang pandai karena memiliki skor tes inteligensi lebih
dari 120, sedangkan evaluasi mencakup baik kegiatan pengukuran maupun
penilaian.

Beberapa perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi

N0 Pengukuran Penilaian Evaluasi

1 Dilakukan pertama Dilakukan sebagai Kegiatan yang lebih


kali sebelum tindak lanjut dari hasil kompleks, dimana
melakukan proses pengukuran mencakup pengukuran,
selanjutnya (pengumpulan penilaian dan
informasi) sebelum membandingkan
membuat keputusan

2 Hasil berupa angka Hasil berupa kriteria Hasil berupa pengambilan


dengan parameter keputusan atas suatu hasil
tertentu penilaian

3 Berinteraksi Berinteraksi dengan Berinteraksi dengan proses


langsung dengan informasi yang telah pengambilan keputusan
obyek yang diukur. dikumpulkn untuk terhadap suatu obyek.
diolah

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk


menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan


berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa melalui program kegiatan belajar.

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan


nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama


menentukan nilai dari sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya
juga sama, sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek,

B. Saran

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Karena kritik dan
saran itu akan bermanfaat bagi penulis untuk memperbaiki atau memperdalam
kajian ini.

17
Makalah

KONSEP DASAR PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : RISKI AMALIAH

STAMBUK : A22117046

KELAS : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019

18
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
makalah ini dapat di selesaikan pada waktunya. Makalah ini di tulis demi untuk
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi dengan
judul “KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, EVALUASI”.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari banyak
motivasi dari teman-teman yang telah membantu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak


memotifasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan
informasi kepada para pembaca.

Demikianlah pengantar dengan iringan serta harapan semoga tulisan


sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas
semua ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih yang tidak terhingga. Semoga
segala bantuan dari semua motifasi mudah-mudahan mendapat amal baik yang di
berikan oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamin.

Palu, 09 September 2019

Penyusun

19
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang........................................................................................1

B. RumusanMasalah.....................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi......................................3

B. Prinsip-prinsip yang melandasi pengukuran, penilaian dan evaluasi....8

C. Karakteristik pengukuran, penilaian, dan evaluasi...............................12

D. fungsi pengukuran, penilaian, dan evaluasi.........................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................17

B. Saran...................................................................................................17

20
SUMBER PUSTAKA

Yusrizal. 2016. Tanya Jawab Seputar Pengukuran, Penilaian, dan


Evaluasi Pendidikan. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Dikutip : file:///C:/Users/User/Downloads/Yusrizal_buku4.pdf

Permana,Yoga. 2014. Pengertian Pengukuran (Measurement), Penilaian


(Assessment) dan Evaluasi (Evaluate) dalam Pendidikan. Jakarta.
Dikutip : https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/16/pengertian-
pengukuran-measurement-penilaian-assessment-dan-evaluasi-evaluate-dalam-
pendidikan/

Binham. 2011. KONSEP DASAR PENILAIAN DAN EVALUASI


PENDIDIKAN. Jakarta.
Dikutip : https://binham.wordpress.com/2011/12/28/konsep-dasar-penilaian-dan-
evaluasi-pendidikan/

Julaila,Yuli. 2017. MAKALAH Tes, Measurement (Pengukuran), Asesmen


(Penilaian) Dan Evaluasi.docx. Surakarta

Dikutip:https://www.academia.edu/33401845/MAKALAH_Tes_Measurement_Pe
ngukuran_Asesmen_Penilaian_Dan_Evaluasi.docx

21

Anda mungkin juga menyukai