PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses bagaimana manusia
harus belajar untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Seiring waktu,
informasi yang didapat dari proses belajar seseorang terus berkembang dan
wawasan seseorang semakin luas. Namun, informasi yang didapat tidak hanya
ditelan mentah-mentah, melainkan harus ada proses seleksi untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dari informasi mentah itu sendiri.
Sama halnya dengan proses kehidupan seseorang untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, dalam proses belajar dan pembelajaran di dalam lingkungan
formal pun juga terdapat sistem seleksi untuk mengukur dan menilai potensi,
bakat ataupun kemampuan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya
sehingga kita tahu sejauh mana perkembangan materi yang telah kita pelajari.
Dalam hal ini, berkaitan dengan lingkungan sekolah yang sering dijumpai
melakukan sistem seleksi baik mengukur maupun menilai terhadap kemampuan
seseorang yang sering disebut dengan evaluasi.
Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses untuk memahami
dan menganalisa sejauh mana perkembangan kemampuan akademik maupun non
akademik seorang pelajar terhadap informasi yang didapatnya di sekolah.
Evaluasi juga sebagai tolak ukur untuk memperhitungkan kemampuan pelajar
secara kualitatif dengan melihat nilai yang didapatnya setelah evaluasi itu
berlangsung.
Evaluasi bukan hanya untuk seorang pelajar, namun evaluasi juga berfungsi
sebagai tolak ukur bagi keberhasilan seorang pendidik dalam mendidik pelajarnya
di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan begitu, evaluasi merupakan
hal yang sangat penting dalam proses mengukur dan menilai kemampuan
seseorang dalam proses belajar dan pembelajaran. Maka dari itu, bagaimanakah
evaluasi itu dapat berperan dan berjalan dengan baik dalam mengukur dan menilai
kemampuan seseorang? Itu semua kembali kepada pelaksana dan pelaku evaluasi
itu sendiri. Pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep dari pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Pengukuran
3
Jadi pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan
untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda,
sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka, jadi, sifatnya kuantitatif
(misalnya 100; 90; 80; dll). Pada proses pengukuran, fenomena dari objek
ditransfer ke dalam suatu angka, agar para guru dapat memberikan makna yang
relevan.
2. Devinisi Penilaian
4
ketercapaian kompetensi siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa.
2) proses menentukan nilai, sifatnya kualitatif misalnya lulus, tidak lulus;
terpuji, memuaskan, cukup; atau A, B, C, D, dll)
3) suatu kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil pengukuran
berdasarkan kriteria atau standar atau tujuan penilaian.
3. Devinisi Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menentukan nilai sesuatu.
Jadi:
6
3) Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).
1. Prinsip-prinsip Penilaian
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan criteria yang
jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
8
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
6) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku
7) Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru.
2. Prinsip-prinsip Evaluasi
9
bagi seorang evaluator mempunyai arti penting, karena dnegan memahami prinsip
evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya guna merealisasi
evaluasi dengan cara yang benar.
1) Komprehensif
Evaluasi harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menye¬luruh, baik
aspek personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak
hanya dituju¬kan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan
hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya.
Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan
secara menyeluruh.
2) Komparatif
3) Kontinyu
10
4) Obyektif
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perlu adanya kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas
apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria
evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan
hakikat substansi supervisi pendidikan.
6) Fungsional
Evaluasi memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk
perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah
hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
7) Diagnostik
KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan, alat evaluasi disusun dengan mengacu pada tujuan, mengacu atau
disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.
12
Ciri– ciri atau karakteristik penilaian dalam pendidikan menurut Suharsimi
Arikunto (2005:11-17), antara lain sebagai berikut :
2. Karakteristik Evaluasi
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi
yaitu:
13
kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal
oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
1. Fungsi penilaian
Tujuan atau fungsi dari asesmen atau penilaian pada dasarnya adalah untuk :
membantu belajar siswa; mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa; menilai
efektivitas strategi pengajaran menilai dan meningkatkan efektivitas program
kurikulum; menilai dan meningkatkan efektivitas pengajaran; menyediakan data
yang membantu dalam membuat keputusan; komunikasi dan melibatkan orang tua
siswa (Weeden, Winter & Broadfoot, 2002)
2. Fungsi evaluasi
1) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpang balik bagi siswa.
Melalui evaluasi, siswa akan mendapatkan informasi tentang aktivitas
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat
menentukan harus bagaimana
2) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. Siswa
akan tahu bagaian mana yang perlu di pelajarai lagi dan bagian mana yang
tidak perlu.
3) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan progran
kurikulum. Informasi ini sangat dibutuhkan baik untuk guru maupun untuk
para pengembang kurikulum khususnya untuk perbaikan program
selanjutnya.
14
4) Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual
dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan serta pengembangan karir.
5) Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam
menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya apakah
tujuan itu mesti dikurangi atau ditambah.
6) Evaluasi berfungsi sebagai umpang balik untuk semua pihak yang tua, untuk
guru dan pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan,
untuk orang yang mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga untuk
masyarakat. Melalui evaluasi dapat dijadikan bahan informasi tentang
efektivitas program sekolah. (Wina Sanjaya: 2008: 339)
Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara
pengukuran (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation)
bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria,
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Karena kritik dan
saran itu akan bermanfaat bagi penulis untuk memperbaiki atau memperdalam
kajian ini.
17
Makalah
DISUSUN OLEH :
STAMBUK : A22117046
KELAS : B
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
makalah ini dapat di selesaikan pada waktunya. Makalah ini di tulis demi untuk
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi dengan
judul “KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, EVALUASI”.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari banyak
motivasi dari teman-teman yang telah membantu.
Penyusun
19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang........................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................17
B. Saran...................................................................................................17
20
SUMBER PUSTAKA
Dikutip:https://www.academia.edu/33401845/MAKALAH_Tes_Measurement_Pe
ngukuran_Asesmen_Penilaian_Dan_Evaluasi.docx
21