Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu tes dapat
dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan
dalam pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan
stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas adalah
derajat ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk angka,
kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau
menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih,
contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan.
ETIKA TES
Kegiatan pengujian berperan sangat besar dalam system pendidikan dan
system persekolahan.karena pentingnya itu maka setiap tindakan pengujian selalu
menimbulkan kritik yang tajam dari masyarakat.
Kritik tersebut antara lain:
a. Tes senantiasa akan mencampuri rahasia pribadi peserta tes. Setiap tes berusaha
mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta tes, yang dapat berarti
membuka kelemahan dan kekuatan pribadi seseorang.
Didalam masyarakat yang sangat melindungi akan hak dan rahasia
pribadi,masalah ini seslalu akan menjadi gugatan atau keluhan.
b. Tes selalu menimbulkan rasa cemas peserta tes.memang sampai batas tertentu
rasa cemas itu dibutuhkan untuk dapat mencapai prestasi terbaik, tetapi tes
acapkali menimbulkan rasa cemas yang tidak perlu, yang justru dapat
menghambat seseorang mampu mendemonstrasikan kemampuan terbaiknya
c. Tes acapkali justru menghukum peserta didik yang kreatif.karena tes itu selalu
menuntut jawaban yang sudah ditentukan pola dan isinya, maka tentu saja hal itu
tidak memberi ruang gerak yang cukup bagi anak yang kreatif.
d. Tes selalu terikat pad kebudayaan tertentu. Tidak ada tes hasil belajar yang bebas
budaya. Karena itu kemampuan peserta tes untuk memberi jawaban terbaik turut
ditentukan oleh kebudayaan penyusun tes.
e. Tes hanya mengukur hasil belajar yang sederhana dan yang remeh. Hampir tidak
pernah ada tes hasil belajar yang mampu mengungkapkan tingkah laku peserta
didik secara menyeluruh, yang justru menjadi tujuan utama pendidikan formal
apapun.
B. Pengukuran adalah proses menggunakan alat tersebut untuk mendapatkan
data. Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan, dan watak
seseorang atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak berarti,
dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang ada.
Konsep Evaluasi
D. Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily: (1983) pengertian evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Dengan demikian Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan
menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih
bersifat kualitatif.
Definisi Evaluasi :
a. Menurut Rusli Lutan (2000:22) evaluasi merupakan proses penentuan
nilai atau kelayakan data yang terhimpun.
b. Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Evaluasi adalah suatu
kegiatan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
dunia pendidikan seperti program pendidikan termasuk perencanaan
suatu program, substansi pendidikan seperti kurikulum, pengadaan dan
peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan lain-lain.
c. Menurut Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses yang dirancang secara
sistematis dan terencana dalam rangka untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian yang telah
dilakukan sebelumnya.
(Referensi: Bambang Priyono Adi, M.Kes dalam Tes Pengukuran dan Evaluasi,
2008)
http://ejournal.stkipmegarezky.ac.id/index.php/Penjaskesrek/article/view/.
Fungsi evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu fungsi untuk pendidik dan fungsi untuk
peserta didik. Fungsi evaluasi untuk pendidik/guru yaitu evaluasi dilakukan
sebagai acuan atau patokan guru untuk mengambil keputusan, apakah suatu
materi akan dilanjutkan atau diulang kembali. Sedangkan fungsi evaluasi untuk
peserta didik yaitu agar peserta didik mengetahui sejauh mana dia mampu dan
mengerti suatu materi atau konsep yang telah diajarkan.
Assesment atau penilain berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik mampu
atau tidak dalam pembahasan materi.
Tes berfungsi sebagai alat perantara untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
memecahkan masalah dan memahami beberapa konsep yang ada.
Tes bertujuan sebagai proses akhir untuk setiap peserta didik terhadap beberapa
materi atau konsep dan menghasilkan nilai yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik tersebut.