Anda di halaman 1dari 3

Nama : Titi Zulqaidah Mata Kuliah : Instrumentasi Tes

NPM : 202101500782 Dosen : Chandra Prasiska Rahmat, M.Pd


Tugas II
Istilah-istilah dalam Tes Psikologi
TES
Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari
tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi
sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan
tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes adalah sebagai
alat ukur.
Berikut pengertian menurut :
Anne Anastasia adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat
digunakan secara meluas serta serta dapat betul-betul di gunakan untuk mmengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku.
Lee .J. Cornbach, dalam bukunya “essential of psychology testing” tes  merupakan prosedur
yang sisitematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih
F.L. Goodenough adalah sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas yang di berikan kepada
individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecakapan
mereka, satu dengan yang lain.
Jadi tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah di tentukan.
 
PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas “sesuatu”.Kata
“sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. 
Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur  (tes atau non tes). Alat
ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar (2004) adalah kegiatan membanding suatu hal
dengan suatu ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas. Pengukuran adalah proses
pemberian angka-anagka atau label kepada unit analisis untuk mempresentasikan atribut-
atribut konsep.
 
PENILAIAN
Assesment diartikan oleh stiggins sebagai penilaian proses, kemajuan, dan berhasil belajar
siswa. Assesment merupakan penerapan berbagai cara dan ragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar seorang peserta didik.
Depdikbud 1994 mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa.
Jadi, penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan
penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara
optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik
untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan
belajar perserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran .
 
 
EVALUASI
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan
kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahas tentang
evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas
sesuatu.
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan
“nilai dan arti”.
Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai
evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan
yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri.
Arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluasi dalam suatu konteks tertentu.
Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement) yang merupakan
konsep dasar dari evaluasi. Melalui pertimabangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna dari
sesuatu yang dievaluasi.
Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa
kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang
dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator dengan
pertimbangan:
Hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Evaluator lebih percaya diri.
Menghindari adanya unsur subjektivitas.
Memungkinkan hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang
berbeda.
Memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan dan perbedaan.


Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai
sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian
lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti
prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal.
Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian
lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu
alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang
kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula
didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:“Bu Tia ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah
menguasai kompetensi dasar dalam matapelajaran TIK. Untuk itu, Bu Tia memberikan tes
tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya
(artinya Bu Tia sudah menggunakan tes).
Selanjutnya, Bu Tia memeriksa lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban,
kemudian sesuai dengan rumus tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang
diperoleh peserta didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan
seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor tersebut tentu
belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa.
Untuk memperoleh nilai dan arti dari setiap skor tersebut, Bu Tia melakukan pengolahan skor
dengan pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 – 10 
menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36
memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti
menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan). Sampai disini
sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil belajar. Jika Bu
Tia menilai seluruh komponen pembelajaram maka berarti terjadi evaluasi.“

Anda mungkin juga menyukai