Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kelompok 2 :
1. Laila anggie ineztasyah (4221111033)
2. Miranda cristin sitindaon (4223111090)
3. Nela Emelia samosir (4223111029)
4. Rikha malika manik (4223111038)
5. Roberto sitorus (4223111037)
Kelas : Pspm 22 C
Dosen pengampu : Drs. Yasifati Hia, M.Si
Materi : pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa arti dari ukur dan nilai ?
Jawab :

Ukur atau pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya ter
hadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada ku
antitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bi
sa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Yang dim
aksud dengan pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data mela
lui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan y
ang telah ditentukan. Dalam hal ini pendidik menaksir prestasi peserta didik dengan m
embaca atau mengamati apa saja yang dilakukan peserta didik, mengamati kinerja me
reka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti
melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.

Menurut Baier (Mulyana, 2004: 8) nilai sering kali dirumuskan dalam konsep yang be
rbeda-beda, hal tersebut disebabkan oleh sudut pandangnya yang berbeda-beda pula.
Contohnya seorang sosiolog mendefinisikan nilai sebagai suatu keinginan, kebutuhan,
dan kesenangan seseorang sampai pada sanksi dan tekanan dari masyarakat. Seorang
psikolog akan menafsirkan nilai sebagai suatu kecenderungan perilaku yang berawal d
ari gejala-gejala psikologis, seperti hasrat, motif, sikap, kebutuhan dan keyakinan yan
g dimiliki secara individual sampai pada tahap wujud tingkah lakunya yang unik. Sem
entara itu, seorang antropolog melihat nilai sebagai “harga “ yang melekat pada pola b
udaya masyarakat seperti dalam bahasa, adat kebiasaan, keyakinan, hukum dan bentu
k-bentuk organisasi sosial yang dikembangkan manusia.

2. Jelaskan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.


Jawab :
A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas dar
ipada sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belaja
r, white board, dan sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan
alat ukur (tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validit
as dan reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-vari
abel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes. Dalam sejarah perke
mbangannya, aturan mengenai pemberian angka ini didasarkan pada teori pengukuran psi
kologi yang dinamakan psychometric. Namun demikian, boleh saja suatu kegiatan evalua
si dilakukan tanpa melalui proses pengukuran. (Zainal Arifin, 2012:7).
Menurut Cangelosi (Djaali dan Muljono, 2008), pengukuran adalah proses pengumpulan
data melalui pengamatan empiris. Pengertian mengenai pengukuran dikemukakan oleh W
iersma dan Jurs (Djaali dan Muljono, 2008) bahwa pengukuran adalah penilaian numerik
terhadap fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan te
rtentu. Menurut Raka Joni (Wahyudi : 289-290) pengukuran diartikan sebagai suatu prose
s dimana kita mengenakan angka-angkakepada barang atau gejala-gejala berdasarkan atur
an-aturan tertentu .
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan perform
ance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
(Alwasilah (Wulan, Ana R, 2007 : 4)).
Menurut Kerlinger (Purwanto, 2013) pengukuran (measurement) adalah memb
andingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya kemudian menerakan angka menurut
sistem aturan tertentu. Hopkins dan Antes (Purwanto, 2013) mendefinisikan pengukuran s
ebagai pemberian angka pada atribut dari objek, orang atau kejadian yang dilakukan untu
k menunjukan perbedaan dalam jumlah.
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arab m
uqayasah yang diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur”sesuatu. Me
ngukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau dasar hukum tertent
u (menurut Sudijono, Anas, 2012). Sedangkan menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Ind
onesia ), pengukuran adalah proses, cara, dan perbuatan mengukur (dalam Majid, Abdul,
2014).
Menurut Wina Sanjaya (2008), pengukuran adalah proses pengumpulan data y
ang diperlukan dalam rangka memberikan judgement, yakni berupa keputusan terhadap s
esuatu. Menurut Cangelosi (Wulan A.R. ,2007) yang dimaksud dengan pengukuran (Meas
urement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk meng
umpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Pendapat yang lebih lengkap dikemukakan oleh Zainul dan Nasoetion (Wahyu
di : 289-290), bahwa pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut
atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut atura
n atau formulasi yang jelas. Misalnya untuk mengukur tinggi atau berat seseorang dengan
mudah kita memahami, karena aturannya telah diketahui secara umum. Tetapi untuk men
gukur bakat dan kecerdasan seseorang jauh lebih kompleks dan tidak semua orang mema
haminya. Pengukuran pendidikan merupakan pekerjaan professional guru, tutor, atau instr
uktur. Tanpa kemampuan melakukan pengukuran pendidikan, seorang guru atau tutor tida
k akan mengetahui persis keadaan siswa dan keberhasilan dalam mengelola pembelajaran
Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengu
kuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran t
ertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Sedangkan pengertian pengukuran dalam ke
giatan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pern
belajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan sec
ara kuantitatif.
B. Pengertian Penillaian
Penilaian adalah proses memberikan/menentukan nilai kepada objek tertentu berda
sarkan suatu kriteria tertentu (Sudjan, 2005: 23) .Menurut Cece Rakhmat dan Didi Suherd
i (1999: 14), Penilaian adalah kegiatan pembuatan keputusan mengenai derajat keberhasil
an belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa dalam kelas tersebut secara kesel
uruhan, serta kerberhasilan guru dalam belajar. Anthony J. Nitko (Zainal Arifin, 2012: 7)
menjelaskan “assessment is a broad term defined as a proess for obtaining information th
at is used for making decisions about student, curricula, and programs, and educational
policy”, yang artinya penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang dig
unakan untuk membuat keputusan tentang peserta didik, kurikulum, program, dan kebijak
an pendidikan. Menurut Popham (Eko Putro Widoyoko, 2009: 5) menyatakan bahwa, ases
men dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan sta
tus siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan.
Depdikbud (Arifin Z., 2012) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu kegitan
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa
penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Gronlund (Arifin Z., 2
012) mengartikan bahwa penilaian adalah suatu proses sistematis dari pengumpulan,
analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik
telah mencapai pembelajaran. Sedangkan Arifin Z. (2012) berpendapat bahwa penilaian a
dalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpu
lkan informasi tentang proses dan hasil belajar dalam rangka membuat keputusan-keputus
an berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Pengertian penilaian menurut Herlen (Kadek Ayu Astiti, 2017: 2), “assessment is u
sed to refer to judgments on individual student performance and achievement to learning
goals”. Artinya penilaian digunakan untuk merujuk kinerja siswa secara individu dan pen
capaian untuk tujuan pembelajaran. Sehingga dengan penilaian kita dapat mengetahui has
il atau ingkat keberhasilan individu selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas. K
emudian menurut Ahiri & Hafid (Regina Lichteria Panjaitan, 2014, 2), Penilaian adalah p
enaksiran atau perkiraan tingkat atau luas sifat-sifat seseorang”. Selain itu Menurut Basuk
i & Haryanto (Regina Lichteria Panjaitan, 2014: 2-3), Penilaian adalah proses yang sistem
atis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan belajar
peserta didik dan bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
Dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu tindakan atau langkah yang meruj
uk pada penentuan kualitas kinerja untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan
belajar dengan membandingkan antara hasil ukur dengan standar penilaian tertentu. Peni
laian juga dapat dikatakan sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk me
njelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu, misalnya hasil pengukuran yang telah dipe
roleh, maka dapat dilakukan penilaian yakni siswa yang mendapat nilai 80 dikatagorikan
baik.

C. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata
value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau al-taq
dir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan
dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai peni
laian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiat
an pendidikan.
Edwind (Ramayulis, 2002) mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu
tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. M Chabib Thoha (Mahirah, 2017)
mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk rnengetahui keadaan
objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur unt
uk memperoleh kesimpulan.

3. Apa manfaat dari penilaian ?


Jawab :

a. Manfaat penilaian bagi guru


1) Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan
belajar siswa.
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak
dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk
menentukan materi pelajaran selanjutnya.
3) Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode
mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
4) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan belajar
siswa kepada orang tua/wali siswa.

b. Manfaat penilaian bagi siswa


1) Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
2) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan
belajarnya.
3) Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang
dilaksanakannya sudah tepat atau belum.

c. Manfaat Penilaian bagi Lembaga/Sekolah


1) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui apakah kondisi
belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum.
2) Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan sekolah untuk
merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan datang.
3) Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan dalam upaya
meningkatkan kualitas sekolah.

4. Prinsip-prinsip apa yang melandasi suatu penilaian dalam pembelajaran ?


Jawab :

Pendapat Grondlund dan Linn yang telah diulas oleh Masidjo melalui buku Penilaian
Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah setidaknya terdapat lima (5) hal yang
menjadi prinsip dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Kelima hal
tersebut terdiri dari :
a) Beriorientasi pada pencapaian kompetensi
Penilaian yang anda lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian sis
wa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
b) Valid (mengukur apa yang seharusnya diukur)
Penilaian yang anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharunya diukur
Untuk itu anda memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkna hasil pengukuran
yang valid dan reliable.
Contoh : pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktekan
cara mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut anda
tidak dapat menilai hanya dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test)
jika hanya itu yang anda lakukan anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan si
swa tentang mencangkok. Agar anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam
mencangkok, anda perlu menilai untuk kerja siswa. Untuk keperluan tersebtu. And
a dapat memberi tugas (task) kepada siswa untuk mempraktekan cara mencangkok.
c) Adil
Penilaian yang anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus mem
peroleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Contoh penilaian tidak adil yang se
ring kita temukan di lapangan, misalnya dalam tes tertulis guru menyediakan 10 b
utir soal.
Semua siswa diwajibkan mengerjakan butir soal nomor 1-5 dan setiap siswa di
beri kebebasan untuk memilih 2 dari 5 butir soal nomor 6 – 10. Dari contoh terseb
tu tampak bahwa semua siswa mendapat perlakuan yang sama hanya untuk menge
rjakan butir soal nomor 1-5 tetapi tidak mendapat perlakukan yang sama untuk 2 b
utir soal pilihan yang diambil dari butir soal nomor 6 – 10
d) Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas prose
s dan hasil penilaian . objekativitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat pelak
sanaan. Penskoran, dan pengambilan keputusan hasil belajra siswa. Hallo effect, c
arry over effect, order effect, serta mechanic effect dapat menjadi penyebab tinggi
nya unsur subjektivitas hasil penskoran.
e) Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus
dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembang
an belajar siswa . pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar siswa tidak bol
eh dilakukan hanya berdasar informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester
saja tetapi harus diputuskan berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai su
mber yang diperoleh secara berkesinambungan.
f) Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang a
nda lukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kuri
kulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
g) Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil
belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan .
h) Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-piha
k yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran m
engenai tingkat pencapaian hasil belajra siswa, keunggulan dan kelemahan siswa,
minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan .

5. Jelaskan karakteristik dan Teknik penilaian.


Jawab :
Karakteristik penilaian, yaitu:
1. Belajar Tuntas
Ketuntasan Belajar merupakan capaian minimal dari kompetensi setiap muatan
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu belajar tertentu.
Ketuntasan aspek sikap (KI-1 dan KI-2) ditunjukkan dengan perilaku baik peserta
didik. Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan kriteria baik maka
dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap secara langsung dan
terus-menerus sehingga peserta didik menunjukkan perilaku baik. Ketuntasan
belajar aspek pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan oleh satuan
pendidikan. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi
kesempatan untuk perbaikan (remedial teaching), dan peserta didik tidak
diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum
kompetensi tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh pendidik untuk
mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik. Melalui cara
tersebut, pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.

2. Otentik
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara holistik. Aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi
nyata. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta
didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu,
dalam melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian.
Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi
lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara
terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar
peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan
menggunakan berbagai bentuk penilaian.

4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi


Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau
dinilai. Berbagai metode atau teknik penilaian dapat digunakan, seperti tes tertulis,
tes lisan, penugasan penilaian kinerja (praktik dan produk), penilaian proyek,
portofolio, dan pengamatan atau observasi.

5. Berdasarkan acuan kriteria


6. Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan kriteria.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap ketuntasan yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan dengan mempertimbangkan
karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan
Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Dalam hal ini seorang
pendidik dapat memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar,
indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai pada mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian pengetahuan yang biasa digunakan yakni tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

a. Tes Tertulis
Penilaian pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis merupakan penilaian yang
menggunakan instrumen tes berupa soal dan jawaban berbentuk tulisan yang harus
diselesaikan oleh peserta didik. Jawaban peserta didik dalam tes tertulis tidak harus berupa
jawaban uraian melainkan dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan.

b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan salah satu teknis penilaian pengetahuan yang dapat dipilih oleh pendidik
dalam mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik. Tes lisan dapat dilaksanakan
secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

c. Penugasan
Teknik penilaian pengetahuan juga dapat dilakukan dengan penugasan. Untuk mengukur
kemampuan kognitif peserta didik, seorang pendidik dapat menggunakan penugasan terkait
kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran tertentu. Penugasan dapat diberikan
sebelum, selama, dan sesudah proses pembelajaran berlangsung tergantung kebutuhan dan
relevansi dengan karakteristik materi.

6. Seorang guru mengadakan ulangan harian kepada siswa-siswanya. Setelah beberapa


ulangan diperoleh nilai rapor. Pada waktu kenaikan kelas, kepada siswa pandai diberi
hadiah secara bertingkat menurut urutan prestasinya sedangkan kepada siswa-siswa
yang tidak naik kelas, diberi nasihat.
a. Coba pisahkan, manakah pekerjaan mengukur dan manakah pekerjaan
menilai.
Jawab :
Menurut definisi dari pengukuran adalah suatu proses untuk
menentukan maupun membandingkan kuantitas daripada sesuatu seperti
peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya.
Jadi yang termasuk dalam kegiatan dari pada mengukur adalah pada saat guru
memberikan ulangan harian kepada setiap siswa-siswanya. Dalam hal ini
berarti guru tersebut sedang melakukan pengujian tentang seberapa paham dan
seberapa sulit materi tersebut diterapkan.

Sedangkan di dalam kegiatan menilai adalah proses pengambilan


keputusan ataupun kesimpulan yang diperoleh dari hasil ujian atau hasil teks
tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kegiatan menilai adalah saat
guru tersebut memberikan ulangan harian dan siswa tersebut mendapatkan
nilai akhir yakni nilai pada rapot. Maka jika siswa yang pandai akan diberi
hadiah secara bertingkat menurut urutan prestasinya sedangkan kepada siswa-
siswa yang tidak naik kelas, akan diberi nasehat.

b. Dapatkah kita mengategorikan anak yang tidak naik ini sebagai anak bodoh ?
beri alasan.
Jawab :
Menurut saya, anak yang tidak naik kelas tidaklah dapat dikatakan
sebagai anak yang bodoh. Dalam hal ini, mungkin saja dia belum bisa
mencapai apa tujuan dari pembelajaran yang berikan kepada dirinya,
kurangnya pengevaluasian ataupun penilaian terhadap dirinya sendiri (bisa
jadi kurangnya penguasaan diri terhadap halhal yang tidak penting seperti
sering bermain dan pergaulan yang tidak memungkinkan), dan juga bisa jadi
dirinya tidak mempunyai minat dan bakat yang sesuai dengan pelajarannya
tersebut; maksudnya tertarik dalam bidang yang lain seperti dalam hal-hal luar
yang modern saat ini.

Daftar Pustaka

Asrul, Rusydi. A, dan Rosnita.2015. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Perdana


Mulya Sarana.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung :


Remaja Rosdakarya

Arikunto, S & Jabar. (2004). Evaluasi Progam Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksarah.
Astiti, Kadek Ayu. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Djaali dan Muljono, P. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT.
Grasindo.

Hamalik, Oemar. 1989. Teknik Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Ma


ndar Maju.

Lukitoaji, B. D. (2019). Bahan Ajar Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Lembaga


Pengembangan Pendidikan Universitas PGRI.

Rahman, A. A & Nasryah, C. E. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Jawa Timur: Uwais


Inspirasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai