Anda di halaman 1dari 9

Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA DAN MEMBERIKAN PENGUATAN


PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Tuti Kurniati 1)
1)
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111, Pontianak

email : kurniati_tuti@ymail.com

ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan
keterampilan memberikan penguatan pada mahasiswa program studi pendidikan
kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Desain penelitian dimulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, refleksi dan dilanjutkan dengan perencanaan siklus berikutnya. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa kimia universitas muhammadiyah Pontianak. Data
kualitatif dikumpulkan dengan teknik non tes dan dianalisis dengan teknik deskriptif
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah keterampilan mahasiswa dalam
mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia sudah mengalami peningkatan, namun
perlu dilakukan proses latihan mengajar yang terencana, bertahap , sistematis dan
berkelanjutan. Keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru program studi
pendidikan kimia pada keterampilan bertanya di siklus I memperoleh rata-rata
persentase sebesar 66,42% dan mengalami peningkatan di siklus II dengan rata-rata
sebesar 80,28%. Sedangkan pada keterampilan memberikan penguatan di siklus I
memperoleh rata-rata persentase sebesar 65% dan mengalami peningkatan di siklus
II dengan rata-rata sebesar 86,6%.

Keywords: Keterampilan dasar mengajar, keterampilan bertanya, keterampilan


memberikan penguatan, kimia

PENDAHULUAN
Era revolusi 4.0 di dunia pendidikan merupakan era digitalisasi dalam
pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menguasai teknologi,
sehingga mampu lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Teknologi saat ini dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk dapat membuat materi yang ingin dibagikan ke siswa
menjadi lebih mudah, termasuk dalam penyampaian materi dan bahkan dalam
membuat soal. Hal ini terlihat dari banyaknya aplikasi pembelajaran yang muncul
seperti edmodo, googleclassroom, plickers dan aurasma. Oleh karena itu pada era
revolusi industry 4.0 diperlukan guru yang memiliki keterampilan dalam literasi digital,
literasi teknologi dan literasi manusia. Hal ini dikarenakan peran guru tidak dapat
digantikan oleh teknologi, sebab guru diperlukan untuk membentuk karakter anak
bangsa dengan budi pekerti, toleransi dan nilai kebaikan. Selain itu guru juga memiliki
kemampuan dalam membangun imajinasi dan kreativitas peserta didik. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU SIstem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, berbunyi : “Tujuan Pendidian Nasional adalah

52
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Mahas Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerjasama seluruh komponen yang
terlibat dalam pendidikan, salah satunya adalah guru. Guru diharapkan mampu
membekali peserta didik dengan keterampilan abad 21, dimana keterampilan yang
diharapkan adalah keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif,
inovatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, serta mampu untuk mencari,
mengelola dan menyampaikan informasi menggunakan teknologi (Utomo, 2019).
Namun berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM)
Report 2016 menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10
dari 14 negara berkembang. Sedangkan guru menempati urutan ke 14 dari 14 negara
berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
pendidikan. Pada era revolusi industri 4.0 ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi
tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan revolusi
industri 4.0. Salah satu caranya adalah dengan menguasai standar kompetensi yang
wajib dimiliki seorang guru. Kompetensi tersebut mencakup kompetensi pedagogik
(mampu mengelola pembelajaran), kompetensi professional (mampu menguasai
pelajaran sesuai dengan bidang ilmunya), kompetensi kepribadian (memiliki
keprbadian yang berwibawa dan berakhlak mulia) dan kompetensi sosial (mampu
berkomunikasi dengan peserta didik) (PP No.19 Tahun 2005 Bab VI pasal 28, UU No.
14 tahun 2005 Bab IV pasal 10).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi pendidikan kimia
adalah pendidikan akademik yang mempersiapkan calon guru mata pelajaran kimia.
Salah satu mata kuliah yang melatih dan menumbuh kembangkan kompetensi guru
adalah kemampuan dasar mengajar kimia (KDMK). Tujuan dari mata kuliah ini adalah
membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang (mahasiswa) sebagai calon
guru dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan
yang dikuasai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa perlu difasilitasi untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terdiri dari (1) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan pelajaran, (3)
keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberikan penguatan, (5) keterampilan
mengadakan variasi, (6) keterampilan mengelola kelas, (7) keterampilan membimbing
diskusi.
Salah satu keterampilan dasar mengajar yang penting dimiliki seorang guru
adalah keterampilan bertanya dan memberikan penguatan. Menurut Marno (2008) dan
Usman (1990) mengemukakan pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik
pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, diantaranya
adalah dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar megajar serta
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah. Keterampilan
memberikan penguatan juga dapat memunculkan respon positif siswa terhadap
pembelajaran karena pemberian penguatan merupakan respon positif guru terhadap
siswa sehingga siswa termotivasi untuk mempertahankan prestasinya atau bahkan
meningkatkannya. Menurut Sadiman (2008) memberikan penguatan merupakan
tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkha laku tersebut timbul kembali. Oleh karena itu mahasiswa

53
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

calon guru dharapkan mampu menguasai keterampilan bertanya dan memberikan


penguatan agar mutu pembelajaran menjadi lebih baik.
Berdasarkan permasalahan di atas maka fokus penelitian ini adalah
peningkatkan keterampilan memberikan pertanyaan dan penguatan pada mahasiswa
program studi pendidikan kimia.

METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V program studi pendidikan
kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Pontianak Jl. A. Yani
No. 111. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama enam bulan.
Prosedur Penelitian
Terdapat empat langkah dalam setiap siklus dalam penelitian ini, yaitu P (Plan) -
A (Act) - O (Observe) – R (Reflect).
A. P (Plan)
Pada langkah ini peneliti menjelaskan mengenai apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti menyusun rencana
tindakan yang meliputi :
a. Penetapan indikator untuk mengukur tingkat ketercapaian pemecahan masalah
sebagai hasil dari tindakan yang dilakukan.
b. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan dapat
menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa.
c. Penentuan media pengajaran yang mendukung
d. Perencanaan instrumen untuk mengamati atau mendokumentasikan semua data
mengenai pelaksanaan tindakan.
e. Perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan kepentingan
penelitian.
B. A (Act atau tindakan)
Langkah ini merupakan tahap penerapan dari isi rencana yang telah dipersiapkan,
yaitu melakukan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan.
C. O (Observe atau pengamatan)
Pengamatan dilakukan peneliti dan observer pada saat berjalannya proses
tindakan. Observer dihadirkan agar proses tindakan dapat teramati secara
menyeluruh pada aktivitas dosen dan mahasiswa. Langkah ini dilakukan agar
peneliti memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya
D. R (Reflect atau refleksi)
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang harus dilakukan.

54
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil
penelitian siklus digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan
dalam setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan
untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses
pembelajaran. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan
tindakan untuk tahap berikutnya. Setiap siklus berakhir, diketahui adanya peningkatan
kemampuan dasar mengajar mahasiswa.
Kemampuan dasar mengajar yang dinilai dalam pelaksanaan praktik mengajar di
persentasekan melalui penilaian menggunakan rumus (pedoman pengajaran mikro,
2009) :

Tabel 1. Kategori Skala Penilaian


Kriteria Nilai Rentang Nilai
Sangat Baik 4 80 – 100
Baik 3 67 – 79,9
Cukup 2 56 – 66,9
Kurang 1 0-55,9

Tingkat keberhasilan penelitian ini ditandai dengan sekurang-kurangnya 80%


dari keseluruhan mahasiswa berhasil dan aktif dalam peningkatan keterampilan
dasar mengajar bertanya dan memberikan penguatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus pada mahasiswa program studi
pendidikan kimia semester V tahun ajaran 2017/2018, meliputi keterampilan
mengadakan variasi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 orang
mahasiswa yang mengambil mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia. Berikut ini
akan diuraikan hasil kegiatan penelitian pembelajaran keterampilan dasar mengajar
kimia pada keterampilan bertanya dan memberikan penguatan.
1. Data Siklus I
a) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat
skenario pembelajaran dimana mahasiswa melakukan peran sebagai guru.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
- Memberikan materi tentang keterampilan dasar mengajar
- Setiap mahasiswa mengumpulkan RPP sebelum melakukan praktek
mengajar.
- Setiap mahasiswa melakukan praktik mengajar sesuai dengan keterampilan
dasar mengajar yang disampaikan yaitu ketermapilan bertanya dan
memberikan enguatan
- Menentukan alokasi waktu untuk kegiatan praktek mengajar.
- Membuat lembar observasi untuk melihat kemampuan dasar mengajar tiap
mahasiswa berdasarkan komponen-komponen yang ada pada jenis
keterampilan yang dilakukan.

55
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

b) Observasi
Pada tahap ini dilakukan obervasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
lembar observasi. Lembar observasi ini diisi tiap kali mahasiswa calon guru
melakukan praktik mengajar dengan kriteria yang sudah ditentukan. Skor pada
tiap aspek akan dijumlahkan sehingga akan diperoleh nilai kemampuan
melaksanakan kegiatan pembelajaran calon guru.

Tabel 2. Penilaian setiap aspek keterampilan dasar mengajar

Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Bertanya
(%)
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan 75 B
singkat

2 Pemberian acuan 70 B

3. Pemusatan 73 B

4. Pemindahan gilir 60 C

5. Penyebaran : 60 C
a. Ke seluruh kelas
b. Respons siswa
6. Pemberian waktu berpikir 67 B
7. Pemberian tuntutan : 60 C
a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
b. Pengungkapan penjelasan sebelumnya

Tabel 3. Penilaian setiap aspek keterampilan dasar mengajar

Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Memberikan penguatan
(%)
1. Penguatan verbal : 70 B
a. Kata-kata :
1) Bagus
2) Benar
3) Tepat
b. Kalimat :
1) Pekerjaanmu baik sekali

56
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

2) Saya senang dengan pekerjaanmu


3) Pekerjaanmu makin lama makin baik
2 Penguatan non verbal : 60 C
a. Mimik/gerak tubuh
b. mendekati

c) Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi terhadap
proses pembelajaran terlihat mahasiswa mulai mampu mengembangkan
keterampilan dasar mengajar bertanya dan memberikan penguatan.
Namun keterampilan yang diharapkan belum terlihat memuaskan, seperti
pada pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan ke seluruh siswa dan
respon siswa serta pada pemberian tuntutan berupa pengungkapan
pertanyaan dengan cara lain dan pengungkapan penjelasan sebelumnya
masih berada pada kategori “cukup”, sedangkan pada keterampilan
memberikan penguatan yang masih belum maksimal (kategori “C”) adalah
pada penguatan non verbal.

Keterampilan bertanya masuk pada kategori “Cukup” dengan persentase


sebesar 66,42% dan pada keterampilan memberikan penguatan masuk
pada kategori “Cukup” dengan persentase sebesar 65%. Pada siklus I
mahasiswa calon guru belum paham cara bertanya seperti. memindahkan
giliran saat bertanya, cara menyebarkan pertanyaan ke seluruh siswa
tanpa didominasi oleh 1 siswa tertentu dan mahasiswa belum paham
bahwa dalam bertanya siswa memerlukan waktu untuk berpikir dalam
memberikan jawaban
Pada keterampilan memberikan penguatan, mahasiswa calon guru masih
kurang luwes dalam memberikan penguatan non verbal, seperti mimik
wajah senang ketika siswa menjawab, atau memberikan jempol dan tepuk
tangan ketika siswa menjawab benar.
Oleh karena itu berdasarkan hasil yang diperoleh maka peneliti
merencanakan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II.

2. Data Siklus II
a) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan
membuat skenario pembelajaran seperti yang dilakukan di siklus I.
b) Observasi
Pada tahap ini dilakukan obervasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan lembar observasi. Lembar observasi ini diisi tiap kali mahasiswa
calon guru melakukan praktik mengajar. Skor pada tiap aspek akan
dijumlahkan sehingga akan diperoleh nilai kemampuan melaksanakan
kegiatan pembelajaran calon guru.

Tabel 4. Penilaian setiap aspek keterampilan dasar mengajar

57
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Bertanya
(%)
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan 88 SB
singkat

2 Pemberian acuan 82 SB

3. Pemusatan 84 SB

4. Pemindahan gilir 75 B

5. Penyebaran : 80 SB
c. Ke seluruh kelas
d. Respons siswa
6. Pemberian waktu berpikir 78 B
7. Pemberian tuntutan : 75 B
c. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
d. Pengungkapan penjelasan sebelumnya

Tabel 5. Penilaian setiap aspek keterampilan dasar mengajar

Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Memberikan penguatan
(%)
1. Penguatan verbal : 88 SB
a. Kata-kata :
1) Bagus
2) Benar
3) Tepat
b. Kalimat :
1) Pekerjaanmu baik sekali
2) Saya senang dengan pekerjaanmu
3) Pekerjaanmu makin lama makin baik
2 Penguatan non verbal : 85 SB
a. Mimik/gerak tubuh
b. mendekati

b. Refleksi
Pada siklus II mahasiswa mulai terbiasa dalam tampil di depan kelas dan
melakukan keterampilan bertanya serta tidak canggung lagi dalam
melakukan keterampilan memberikan penguatan. Mahasiswa sudah
mampu dalam memberikan pertanyaan dasar dan pertanyaan tingkat lanjut.
Hal ini terlihat dari makin bervariasinya pertanyaan yang diberikan oleh
mahasiswa calon guru terhadap siswa dan pertanyaan yang diberikan pun
cukup jelas sehingga siswa dapat memahami dengan cepat maksud dari
pertanyaan tersebut. Selain itu mahasiswa calon guru tidak lagi hanya

58
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

terpusat pada 1 siswa saja dalam menjawab pertanyaan yang diberikan,


tapi ada pemindahan giliran sehingga siswa merasa diperhatikan dan
menjadi lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada keterampilan memberikan penguatan mahasiswa calon guru sudah
mampu memberikan penguatan baik secara verbal maupun non verbal. JIka
ada siklus I mahasiswa calon guru masih malu dan belum terbiasa dalam
memberikan penguatan pada siswa maka pada sisklus II penguatan yang
diberikan sudah sangat baik, hal ini dikarenakan mahasiswa sudah paham
bahwa penguatan yang diberikan oleh guru kepada siswa memberikan
sikap positif kepada siswa agar lebih termotivasi lagi dalam meningkatkan
prestasinya. Hal ini berakibat makin semangatnya siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas dengan sering menjawab pertanyaan yang
diajukan guru dan ikut serta dalam kegiatan pembelajaran yang di rancang
oleh guru.
Pada siklus II Keterampilan bertanya masuk pada kategori “Sangat Baik”
dengan persentase sebesar 80,28% dan pada keterampilan memberikan
penguatan masuk pada kategori “Sangat Baik” dengan persentase sebesar
86,6%.

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat terlihat bahwa


keterampilan dasar mengajar bertanya memiliki peningkatan pada kategori “Cukup”
menjadi “Sangat Baik” sebesar 13,86%. Sedangkan pada keterampilan dasar
mengajar memberikan penguatan memiliki peningkatan dari kategori “Cukup” menjadi
“Sangat baik” sebesar 21,6%.
Hal ini menunjukkan bahwa jika mahasiswa calon guru mempersiapkan metode,
strategi dan media dengan baik yang disesuaikan dengan materi dan relevan dengan
kompetensi dasar maka dapat meningkatkan keterampilan bertanya dan memberikan
penguatan pada saat mengajar di depan kelas. JIka guru belum memahami materi
dengan baik dan tidak ada persiapan maka akan sulit dalam memberikan pertanyaan
kepada siswa dan berdampak pada pasifnya kelas karena tidak ada penguatan yang
diberikan guru.

SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterampilan mahasiswa dalam mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia
sudah mengalami peningkatan, namun perlu dilakukan proses latihan mengajar
yang terencana, bertahap , sistematis dan berkelanjutan.
2. Keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru program studi pendidikan
kimia pada keterampilan bertanya mencapai kategori Sangat Baik sebesar
80,8% peningkatan sebesar 13,86%.
3. Keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru program studi pendidikan
kimia pada keterampilan memberikan penguatan mencapai kategori Sangat
Baik sebesar 86,6% peningkatan sebesar 21,6%.

59
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

SARAN
Penelitian sebaiknya dikembangkan menjadi modul untuk kegiatan praktek pada
mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Marno dan M. Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajara Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Soewito, Ngatman, dkk. 2013. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta : LPPMP UNY.

Sadiman, Arif. 2008. Media pembelajaran: Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Utomo,Susilo Setyo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. https://eprints.uny.ac.id/


diakses pada 12 Februari 2020
Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya

60

Anda mungkin juga menyukai