2503-4448
Tuti Kurniati 1)
1)
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111, Pontianak
email : kurniati_tuti@ymail.com
ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan
keterampilan memberikan penguatan pada mahasiswa program studi pendidikan
kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Desain penelitian dimulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, refleksi dan dilanjutkan dengan perencanaan siklus berikutnya. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa kimia universitas muhammadiyah Pontianak. Data
kualitatif dikumpulkan dengan teknik non tes dan dianalisis dengan teknik deskriptif
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah keterampilan mahasiswa dalam
mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia sudah mengalami peningkatan, namun
perlu dilakukan proses latihan mengajar yang terencana, bertahap , sistematis dan
berkelanjutan. Keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru program studi
pendidikan kimia pada keterampilan bertanya di siklus I memperoleh rata-rata
persentase sebesar 66,42% dan mengalami peningkatan di siklus II dengan rata-rata
sebesar 80,28%. Sedangkan pada keterampilan memberikan penguatan di siklus I
memperoleh rata-rata persentase sebesar 65% dan mengalami peningkatan di siklus
II dengan rata-rata sebesar 86,6%.
PENDAHULUAN
Era revolusi 4.0 di dunia pendidikan merupakan era digitalisasi dalam
pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menguasai teknologi,
sehingga mampu lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Teknologi saat ini dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk dapat membuat materi yang ingin dibagikan ke siswa
menjadi lebih mudah, termasuk dalam penyampaian materi dan bahkan dalam
membuat soal. Hal ini terlihat dari banyaknya aplikasi pembelajaran yang muncul
seperti edmodo, googleclassroom, plickers dan aurasma. Oleh karena itu pada era
revolusi industry 4.0 diperlukan guru yang memiliki keterampilan dalam literasi digital,
literasi teknologi dan literasi manusia. Hal ini dikarenakan peran guru tidak dapat
digantikan oleh teknologi, sebab guru diperlukan untuk membentuk karakter anak
bangsa dengan budi pekerti, toleransi dan nilai kebaikan. Selain itu guru juga memiliki
kemampuan dalam membangun imajinasi dan kreativitas peserta didik. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU SIstem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, berbunyi : “Tujuan Pendidian Nasional adalah
52
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Mahas Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerjasama seluruh komponen yang
terlibat dalam pendidikan, salah satunya adalah guru. Guru diharapkan mampu
membekali peserta didik dengan keterampilan abad 21, dimana keterampilan yang
diharapkan adalah keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif,
inovatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, serta mampu untuk mencari,
mengelola dan menyampaikan informasi menggunakan teknologi (Utomo, 2019).
Namun berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM)
Report 2016 menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10
dari 14 negara berkembang. Sedangkan guru menempati urutan ke 14 dari 14 negara
berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
pendidikan. Pada era revolusi industri 4.0 ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi
tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan revolusi
industri 4.0. Salah satu caranya adalah dengan menguasai standar kompetensi yang
wajib dimiliki seorang guru. Kompetensi tersebut mencakup kompetensi pedagogik
(mampu mengelola pembelajaran), kompetensi professional (mampu menguasai
pelajaran sesuai dengan bidang ilmunya), kompetensi kepribadian (memiliki
keprbadian yang berwibawa dan berakhlak mulia) dan kompetensi sosial (mampu
berkomunikasi dengan peserta didik) (PP No.19 Tahun 2005 Bab VI pasal 28, UU No.
14 tahun 2005 Bab IV pasal 10).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi pendidikan kimia
adalah pendidikan akademik yang mempersiapkan calon guru mata pelajaran kimia.
Salah satu mata kuliah yang melatih dan menumbuh kembangkan kompetensi guru
adalah kemampuan dasar mengajar kimia (KDMK). Tujuan dari mata kuliah ini adalah
membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang (mahasiswa) sebagai calon
guru dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan
yang dikuasai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa perlu difasilitasi untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terdiri dari (1) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan pelajaran, (3)
keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberikan penguatan, (5) keterampilan
mengadakan variasi, (6) keterampilan mengelola kelas, (7) keterampilan membimbing
diskusi.
Salah satu keterampilan dasar mengajar yang penting dimiliki seorang guru
adalah keterampilan bertanya dan memberikan penguatan. Menurut Marno (2008) dan
Usman (1990) mengemukakan pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik
pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, diantaranya
adalah dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar megajar serta
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah. Keterampilan
memberikan penguatan juga dapat memunculkan respon positif siswa terhadap
pembelajaran karena pemberian penguatan merupakan respon positif guru terhadap
siswa sehingga siswa termotivasi untuk mempertahankan prestasinya atau bahkan
meningkatkannya. Menurut Sadiman (2008) memberikan penguatan merupakan
tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkha laku tersebut timbul kembali. Oleh karena itu mahasiswa
53
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V program studi pendidikan
kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
54
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil
penelitian siklus digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan
dalam setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan
untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses
pembelajaran. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan
tindakan untuk tahap berikutnya. Setiap siklus berakhir, diketahui adanya peningkatan
kemampuan dasar mengajar mahasiswa.
Kemampuan dasar mengajar yang dinilai dalam pelaksanaan praktik mengajar di
persentasekan melalui penilaian menggunakan rumus (pedoman pengajaran mikro,
2009) :
55
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
b) Observasi
Pada tahap ini dilakukan obervasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
lembar observasi. Lembar observasi ini diisi tiap kali mahasiswa calon guru
melakukan praktik mengajar dengan kriteria yang sudah ditentukan. Skor pada
tiap aspek akan dijumlahkan sehingga akan diperoleh nilai kemampuan
melaksanakan kegiatan pembelajaran calon guru.
Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Bertanya
(%)
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan 75 B
singkat
2 Pemberian acuan 70 B
3. Pemusatan 73 B
4. Pemindahan gilir 60 C
5. Penyebaran : 60 C
a. Ke seluruh kelas
b. Respons siswa
6. Pemberian waktu berpikir 67 B
7. Pemberian tuntutan : 60 C
a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
b. Pengungkapan penjelasan sebelumnya
Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Memberikan penguatan
(%)
1. Penguatan verbal : 70 B
a. Kata-kata :
1) Bagus
2) Benar
3) Tepat
b. Kalimat :
1) Pekerjaanmu baik sekali
56
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
c) Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi terhadap
proses pembelajaran terlihat mahasiswa mulai mampu mengembangkan
keterampilan dasar mengajar bertanya dan memberikan penguatan.
Namun keterampilan yang diharapkan belum terlihat memuaskan, seperti
pada pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan ke seluruh siswa dan
respon siswa serta pada pemberian tuntutan berupa pengungkapan
pertanyaan dengan cara lain dan pengungkapan penjelasan sebelumnya
masih berada pada kategori “cukup”, sedangkan pada keterampilan
memberikan penguatan yang masih belum maksimal (kategori “C”) adalah
pada penguatan non verbal.
2. Data Siklus II
a) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan
membuat skenario pembelajaran seperti yang dilakukan di siklus I.
b) Observasi
Pada tahap ini dilakukan obervasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan lembar observasi. Lembar observasi ini diisi tiap kali mahasiswa
calon guru melakukan praktik mengajar. Skor pada tiap aspek akan
dijumlahkan sehingga akan diperoleh nilai kemampuan melaksanakan
kegiatan pembelajaran calon guru.
57
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Bertanya
(%)
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan 88 SB
singkat
2 Pemberian acuan 82 SB
3. Pemusatan 84 SB
4. Pemindahan gilir 75 B
5. Penyebaran : 80 SB
c. Ke seluruh kelas
d. Respons siswa
6. Pemberian waktu berpikir 78 B
7. Pemberian tuntutan : 75 B
c. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
d. Pengungkapan penjelasan sebelumnya
Persenta Kategori
Komponen Keterampilan
No se
Memberikan penguatan
(%)
1. Penguatan verbal : 88 SB
a. Kata-kata :
1) Bagus
2) Benar
3) Tepat
b. Kalimat :
1) Pekerjaanmu baik sekali
2) Saya senang dengan pekerjaanmu
3) Pekerjaanmu makin lama makin baik
2 Penguatan non verbal : 85 SB
a. Mimik/gerak tubuh
b. mendekati
b. Refleksi
Pada siklus II mahasiswa mulai terbiasa dalam tampil di depan kelas dan
melakukan keterampilan bertanya serta tidak canggung lagi dalam
melakukan keterampilan memberikan penguatan. Mahasiswa sudah
mampu dalam memberikan pertanyaan dasar dan pertanyaan tingkat lanjut.
Hal ini terlihat dari makin bervariasinya pertanyaan yang diberikan oleh
mahasiswa calon guru terhadap siswa dan pertanyaan yang diberikan pun
cukup jelas sehingga siswa dapat memahami dengan cepat maksud dari
pertanyaan tersebut. Selain itu mahasiswa calon guru tidak lagi hanya
58
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
59
Vol. 8 No. 1, Februari 2020 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
SARAN
Penelitian sebaiknya dikembangkan menjadi modul untuk kegiatan praktek pada
mata kuliah kemampuan dasar mengajar kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Marno dan M. Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajara Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media
Soewito, Ngatman, dkk. 2013. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta : LPPMP UNY.
60