OLEH:
LITA LUCIANA, S.Pd
NIP. 198003242003122003
GURU MATA PELAJARAN FISIKA
MAN 1 BANGKA
1
A. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Oleh sebab itu, guru sebagai salah satu
pelaku pendidikan haruslah seorang yang profesional. Dengan demikian keberadaan guru di
dalam proses pendidikan dapat bermakna bagi masyarakat dan bangsa. Kebermaknaan guru bagi
masyarakat akan mendorong pada penghargaan yang lebih baik dari masyarakat kepada guru.
Agar tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku, maka mutlak diperlukan langkah-langkah strategis untuk
peningkatan mutu dan kualitas dalam rangka pengembangan diri guru sekaligus diadakannya
penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban guru dalam melaksanakan pembelajaran/
pembimbingan, dan/atau tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Maka diklat diperlukan sebagai bentuk upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI
melalui Pusdiklat megadakan Diklat Teknis Substantif Ujian Nasional ( UN ) Fisika Pada
Madrasah Aliyah.
Ujian nasional merupakan salah satu bagian penting dari proses pendidikan di Indonesia.
Ujian nasional merupakan bagian dari tes standarisasi yang artinya format soal dan criteria
penilaian di tentukan oleh pusat dan diberlakukan dalam satuan wilayah yang cakupannya luas.
Keberhasilan ujian nasional juga sangat ditentukan oleh bagaimana guru mampu secara tuntas
menumpahkan materi pembelajaran sehingga benar-benar dapat dikuasai dan dipahami oleh
siswanya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil ujian nasional, apakah siswa telah mampu mencapai
nilai standar yang telah ditetapkan atau belum. Dari nilai tersebut, dapat ditentukan siapa saja
siswa yang berhak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau pun yang tidak.
Selain itu, hasil dari ujian nasional dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di setiap sekolah dan acuan bagi pemerintah untuk melihat
kondisi dan kualitas pendidikan di Indonesia.
2
diterbitkanlah standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Selanjutnya standar kompetensi lulusan
tersebut dipergunakan sebagai dasar menentukan isi kurikulum dan mata pelajaran yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi. Mengacu pada Standar Isi tersebut ditetapkan langkah-langkah pembelajaran yang
tepat dalam rangka mencapai kompetensi yang dibutuhkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Dalam rangka memastikan
proses tersebut mencapai kompetensi yang diharapkan diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian
Nasional (IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
karena hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK). Namun seperti pada https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/, dimana masih
terdapat 11.188 sekolah yang memiliki nilai di bawah 55 atau di bawah kriteria minimal lulus
ujian nasional. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan proporsi soal-soal berpikir tingkat
tinggi, yaitu menjadi sepuluh sampai dengan dua puluh persen.
2) Waktu Pelaksanaan
Diklat Teknis Substantif Ujian Nasional Fisika Pada Madrasah Aliyah ini dilaksanakan
selama 11 hari mulai tanggal Rabu, 13 November sampai dengan 23 November 2019.
3
3) Tempat Diklat
Diklat ini dilaksanakan di Pusat Diklat Tenaga Teknis Pendidikan Dan Keagamaan
Jl. Ir. H. Juanda no. 37 Ciputat Tangerang Selatan
4) Surat Tugas (terlampir)
5) Sertifikat (terlampir)
B. KAJIAN ISI
4
bagi guru Madrasah Tsanawiyah dan guru Aliyah untuk membekali mereka agar
memiliki kemampuan dalam rangka mewujudkan guru yang memiliki pengenbangan
diri secara baik serta memiliki inovasi untuk mengembangakan dalam pembuatan
karya tulis ilmiah. Pada materi ini, Dr. Mahsusi mengharapkan kepada peserta agar
momen diklat ini dijadikan titik awal untuk merubah sikap bagi para guru agar
pertama, memiliki kemampuan untuk menguasai materi secara mendalam. Sebab jika
guru tidak menguasai materi yang diampunya, maka madrasah ini selamanya akan
tertinggal dengan lembaga pendidikan lain. Kedua, peserta atau para guru memiliki
kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah. Disamping guru harus sukses dari sisi
pengembangan diri mereka harus memiliki keahlian untuk membuat karya tulis
ilmiah.
b. Building Learning Commitment (BLC)
Oleh: Yetti Nurhayati [SEASA, 22-08-2017. Pukul: 08.10-13.15 wib]
Materi ini meliputi pengenalan diri sendiri dan orang lain, kerjasama kelompok, daur
belajar melalui pengalaman, dan komitmen dalam pembelajarn. BUILDING
(mendirikan, membentuk, membangun), LEARNING (belajar, mempelajari,
pembelajaran), COMMITMENT (melakukan kesepakatan atau tekad)
untuk upaya menumbuhkan semangat kebersamaan, saling membantu, menolong,
mengingtakan diri dan orang lain. Pada materi ini, Bu Yetti menekankan bagaimana
seorang guru memiliki sikap kebersamaan dan kegotong royongan. Pada bagian ini,
5
evaluasi. Planing yang baik, tindakan yang tepat tanpa adanya evaluasi yang baik
akan menjadikan peningkatan mutu dan kualitas tidak maksimal. ACTION,
tindaklanjut dari ketiga penjamin mutu sangatlah penting, hasil review dari pelajaran
sebelumya lalu untuk diadakan pembenahan dan perubahan.
Prinsip Quality never ending, menjadikata kunci dalam rangka meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan madrasah. Kualitas tidak pernah mengenal kata selesai dan
berakhir. Maka melalui diklat semacam ini, diharapkan bagi para guru untuk selalu
melakukan perubahan secara maksimal, karean guru salah satu komponen terpenting
dalam menwujudkan madrasah yang berkualitas, unggul dan berkemajuan.
6
sekolah/madrasah yang disertai tanda tangan kepala sekolah/madrasah dan cap
sekolah/madrasah bersangkutan
7
Tindakan Kelas. Laporan hasil penelitian tindakan kelas umumnya dipublikasikan
dalam bentuk laporan hasil penelitian yang diseminarkan di sekolahnya dan disimpan
di perpustakaan.
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
1. Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar
2. Tidak boleh terlalu menyita waktu
3. Metodologi yang digunakan harus tepat
4. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru
5. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dll)
6. Kemauan untuk berubah
7. Kemampuan berpikir kritis dan sistematis
Mengeksplorasi Masalah, dinataranya:
1. Mengidentifikasi masalah negatif
2. Menganalisis masalah
3. Menetapkan masalah
4. Analisis penyebab masalah
5. Alternatif pemecahan masalah
8
pembelajaran sebagaimana tersebut dalam Lampiran 5a. Best Practice adalah
karya tulis guru yang berisi pengalaman terbaik dalam proses pembelajaran.
2) Ciri-ciri kegiatan best practice. Kegiatan guru dalam publikasi ilmiah yang
berupa makalah tinjauan ilmiah/best practice di bidang pendidikan formal harus
dibuktikan dengan:
(a) makalah asli atau fotokopi dengan surat pernyataan tentang keaslian dari
kepala sekolah/madrasah yang disertai tanda tangan kepala sekolah/ madrasah
dan cap sekolah/madrasah bersangkutan.
(b) surat keterangan dari pengelola perpustakaan sekolah/madrasah yang
menyatakan bahwa arsip dari buku/jurnal/makalah tersebut telah disimpan di
perpustakaan sekolah/madrasahnya.
3) Kerangka Isi Laporan Best Practice
(a) Bagian Awal Terdiri dari halaman judul; lembaran persetujuan; kata
pengantar; daftar isi, daftar label, daftar gambar, dan Lampiran; serta abstraksi
atau ringkasan.
(b) Bagian Isi Umumnya terdiri dari beberapa bab, yakni:
1. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat.
2. Bab Kajian/Tinjauan Pustaka.
3. Bab Pembahasan Masalah yang didukung data berasal dari satuan
pendidikannya. Cara pemecahan masalah yang menguraikan langkah-
langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk hambatan
hambatan yang harus diatasi yang dituangkan secara rinci. (Hal yang
sangat perlu disajikan, pada bab ini, adalah keaslian, kejelasan
ide/gagasan, dan kecemerlangan ide terkait dengan upaya pemecahan
masalah di sekolah/ madrasahnya. Uraian ini merupakan inti tulisan Best
Practice.
4. Langkah-langkah Best Practice
a) guru mengevalusai diri tetang cara dan strategi apa yang selama ini
telah dilaksanakan (ouput, outcomer, dampak)
9
b) evaluasi diri tersebut akan mampu menemukan gap antara teori
termasuk keberhasilan kunci dengan apa yang telah dilakukan guru
c) (c) Bab Kesimpulan.
d) (d) Bagian Penunjang: Memuat daftar pustaka dan Lampiran data
yang digunakan dalam melakukan tinjauan atau gagasan ilmiah.
k. OL [Orientasi lapangan]
Orientasi lapangan ini bertempat di aula Direktorat Guru dan Teknik Kependidikan
(GTK) Kantor Pusat Kementerian Agama RI. Pada hari Selasa 29 Agustus 2017.
Berangkat dari Pusdiklat pukul 07.00 wib dan sampai kantor pusat pukul 08.40 wib.
Acara dimulai pukul 09.00 wib dan sebagai narasumber:
1. Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., yang didampingi oleh para jajaran Kasubdit dan
Kepala bagian TU.
2. Sebelum acara inti dimulai, Ibu pendamping OL, Hj. Nur Mustjabah,
memberikan penjelasan tentang tujuan OL, diantaranya:
a) Untuk meningkatkan kemampuan para peserta dalam pembuatan karya tulis
ilmiah (KTI);
b) Untuk meningkatkan kopetensi guru dalam hal berinovasi;
c) Untuk mengebangkan diri dengan pemenuhan angka kredit, dan
d) Untuk memahami apa dan bagaimana cara penilaian angka kredit dalam
rangka kenaikan pangkat.
3. Menurut Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., membuat KTI itu mudah jikaselalu
dibiasakan dan mampu mengindentifikasi masalah yang pasti pada setiap guru
dalam proses pembelajaran di kelas. Hampir semua karya ilmiah itu memiliki
komponen yang sama, terutama metode apakah itu penelitian kuantitatif,
kualitatif maupun yang gabungan dari keduanya.
4. Program-program GTK, yaitu:
a) Sertifkasi guru madrasah
b) Penyediaan beasiswa S2
c) PPKB [Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
d) Penilaian angka kredit
10
e) Visiting teachers
f) Kopetisi guru
5. Mengapa KTI ditolak?
a) Belum mengikuti tata cara yang ditetapkan penulisan KTI
b) Format daftar isi tidak mengikuti ketentuan
c) Tidak ada halaman pengesahan oleh Kamad
d) Tidak ada halaman persetujuan oleh kepala perpus
e) Membuat KTI kurang dari 3
f) KTI belum memenuhi standar APIK.
11
d. Terampil dalam menilai angka kredit kegiatan pada unsur pengembangan
keprofesian berkelanjutan yakni (1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3)
karya inovatif.
5) Penutup
Diklat Tekni Substantif Publikasi Ilmiah bagi Guru Mata Pelajaran Agama ini
diaksanakan sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru dan
tenaga kependidikan madrasah dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan jabatan
fungsional guru ditempat tugas atau satuan pendidikan masing-masing. Demikian
laporan ini dibuat sebagi bentuk tanggungjawab peserta Diklat Teknis Substantif
Publikasi Ilmiah pada Guru Madrasah.
12
13