Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan

kuantitatif. Jenis penelitian yang merupakan proses investigasi terkendali untuk

menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, yang dilakukan secara

bersiklus , dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

(2008:28).

Penelitian yang penulis lakukan murni menguji teori berdasarkan hipotesis,

berangkat dari persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Dalam hal ini guru

menjadi salah satu objek penelitian. Untuk menegaskannya ada beberapa hal yang

perlu penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah: (1) Peneliti bukan guru kelas,

(2) penelitian bertujuan mengembangkan teori, (3) penelitian bertujuan memperbaiki

kegiatan pembelajaran guru, (4) penelitian bergerak dengan pola siklus, (5) bentuk

penelitian individu bukan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan teman seawat

sebagai obeserver.

Desain penelitian yang penulis lakukan dengan pola siklus dan bergerak

memutar. Penelitian ini tidak menggunakan pola linier

B. Waktu Penelitian

60
Penelitian ini di mulai dari bulan Desember 2020 hingga bulan Maret 2021

sesuai dengan rincian jadwal sebagai berikut:

BULAN

NO Kegiatan Penelitian DESEMBER JANUARI FERBRUARI MARET

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Profosal

2 Koordinasi Peneliti
dengan Kepala Sekolah
dan Guru pengajar
3 Diskusi dengan guru
maple untuk identifikasi
pessoalan pembelajaran
4 Diskusi dengan guru
meapel untuk
menyiapkan RPP daring
5 Pre-Test

6 Observasi Pembelajaran I

7 Observasi Pembelajaran II

8 Analisis data penelitian

9 Menyususn laporan
Penelitian
Tabel 01: Jadwal kegiatan penelitian

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini SMP Negeri 1 Ceper Kabupaten Klaten. Sekolah tersebut

beralamat di Dukuh Karangmojo, Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Penentuan sekolah ini sebagai objek penelitian yaitu: Pertama lokasi sekolah hanya

50 meter dari jalan raya, yaitu Jalan Besole-Pedan, sehingga mudah dijangkau
61
dengan berbagai moda transfortasi. Kedua, lingkungan sekolah berada dalam

lingkungan masyarakat yang kondusif, sehingga peneliti berharap terjaminnya

penelitian berjalan secara lancar.

D. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ceper Kabupaten Klaten Tahun

Ajaran 2020/2021, dengan responden guru matapelajaran Bahasa Indonesia Dra. Sri

Hartini dan siswa kelas VII B yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 12 siswa

laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Alasan memilih kelas ini karena berdasarkan pengamatan dan dialog dengan

guru Bahasa Indonesia, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menulis

cerita fantasi, dan banyak di antara siswa yang mudah lupa terhadap materi yang

diajarkan. Hal ini dampak dari penyampaian materi dirasakan kurang menyenangkan

dan kurang bermakna sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menangkap materi

ajar yang disaampaikan guru. Namun demikian kelas tersebut memiliki rata-rata nilai

akademis di semester I cukup baik, dengan rata-rata kemampuan siswanya merata,

sehingga peneliti berkeyakinan kelas tersebut cocok dijadikan responden dalam

penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

62
1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti. Observasi

merupakan metode menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan mengamati individu atau kelompok secara langsung

(2008:149). Menurut Arikunto mendefinisikan bahwa observasi adalah kegiatan

pengamatan terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera

(2011:84).

Observasi sebagai alat pengumpul data ini banyak digunakan untuk nmengukur

tingkah laku atau pun proses terjadinya sebuah aktivitas yang bisa diamati, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Data-data yang

diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi, di mana kegiatan

pencatatan ini merupakan bagian dari pengamatan yang dilakukan.

Keunggulan metode observasi diantaranya: a) dapat menjaring data secara

intensif, b) analisis dan pengujian data kembali, c) diperoleh deskripsi data yang

menyeluruh dan lebih akurat, d) observasi dapat dilakukan sesudah wawancara, e)

data observasi/pengamatan didapatkan secara langsung dengan mengamati setiap

kegiatan dan perilkau siswa dalam situasi tertentu sehingga lebih objektif dan sesuai

dengan fakta yang terjadi di lapangan. Selain adanya keunggulan, teknik observasi ini

juga mempunyai kelemahan yaitu: dalam keadaan tertentu, observasi membutuhkan

biaya yang besar, susah dijangkau serta bergantung pada tempat dan lokasi.

63
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan

pembelajaran daring berlangsung. Peneliti juga mengamati keaktifan belajar siswa

selama proses pembelajaran melalui grup Whatsapp kelas. Berkaitan dengan hal

disamping, lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran daring dalam peningkatan

kemampuan menulis cerita melalui penggunaan media gambar seri siswa kelas

VIIA SMP Negeri 1 Ceper Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2020/2021

b. Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran daring peningkatan

kemampuan menulis cerita melalui penggunaan media gambar seri siswa kelas

VIIA SMP Negeri 1 Ceper Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2020/2021 .

2. Wawancara

Wawancara/interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan langsung kepada informan atau seorang yang

memiliki autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah). Menurut

Rochiati Wiriaatmadja mengartikan, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui

situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang

yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa

teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, dan lain-lain. (2007:117)

Data dalam wawancara berupa jawaban-jawaban atau pernyataan-pernyataan

yang diajukan. Untuk menggali informasi dalam sebuah wawancara biasanya

diajukan seperangkat pertanyaan atau yang tersusun dalam suatu daftar. Agar

64
wawancara dapat berlangsung dengan baik, sehingga diperoleh data yang diinginkan

maka peneliti atau petugas wawancara harus mampu menciptakan suasana yang akrab

sehingga tidak ada jarak antara petugas wawancara dengan orang yang diwawancarai.

Wawancara mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya: a) secara kualitatif

hasil wawancara dapat dipertanggung jawabkan, b) mempunyai nilai yang tinggi, c)

kesalahan dapat dihindari, d) informan dapat memberikan keterangan tambahan, e)

pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun cara ini juga mempunyai

beberapa kelemahan, antara lain: a) data yang dikumpulkan terbatas, b) memerlukan

waktu relatif lama, c) pelaksanaan wawancara bergantung pada kesiapan informan

dan pewawancara.

Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang

diperlukan dengan cara yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Melalui

wawancara, siswa dan guru dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas,

pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diulang kembali dan dijelaskan

kembali dan sebaliknya jawaban yang belum jelas dapat diminta lagi dengan lebih

terarah dan lebih bermakna (2005:83).

Teknik ini dapat digunakan untuk wawancara dengan siswa dan guru tentang

kesan-kesan dan pengungkapan perasaan siswa dan guru ketika proses belajar

menulis cerita fantasi pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan bantuan

media gambar seri. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui letak kesulitan

siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

65
Wawancara juga dipergunakan untuk menggali data dari pihak sekolah tentang

berbagai hal yang relevan dengan keadaan sekolah, serta untuk memperoleh

informasi tentang sejarah berdirinya sekolah dari pihak-pihak lain yang mengetahui

tentang data-data yang diperlukan.

Kegiatan wawancara dilakukan kepada responden siswa, siswa dipilih secara

random dan dihubungi dengan WhatsApp. Siswa yang diwawancarai berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran secara daring dengan materi ajar penulisan cerita

fantasi dengann media gambar berseri adalah guru, maupun pihak terkait dilakukan

secara online dengan media WhatsApp. Siswa yang diwawancarai adalah Anisa Dyah

Eka Lestarai nomor urut 4, Nadya Putri Alifia nomor urut 22, dan Putra Agil

Pamungkas nomor urut 27. Sedangkan wawancara dengan guru dilakukan kepada

guru matapelajaran Bahasa Indonesia kelas VII Dra. Sri Hartini selaku responden

utama dan sekaligus pengajar kelas VII A dan VII B, dilakukan pada saat pra

observasi dan pasca observasi. Wawancara kepada Dyah Esa Verawati, S.Pd.

pengajar kelas VII C, VII D dan VII E, dan Yogi Dwi Priyatna, S.Pd. pengajar kelas

VII F dan VII G dilakukan pada saat pra observasi guna menambah informasi yang

setara dengan informasi dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas kelas VII

B.

3. Dokumen

Dokumen yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu

laporan yang sudah tersedia. Dokumen adalah ditujukan untuk memperoleh data

66
langsung dari tempat penelitian yang meliputi buku-buku yang relevan, peratura-

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan

dengan penelitian (2005:105). Teknik dokumen sebagai salah satu metode

pengumpulan data menjadi refresentasi dari setiap persyaratan tertulis yang telah

disiapkan oleh seseorang atau lembaga tertentu untuk keperluan pengujian data pada

suatu peristiwa atau menyajikan hasil perhitungan.

Alasan dokumen dijadikan sebagai metode pengumpulan data untuk

memberikan bukti tambahan bagi penelitian karena dokumen merupakan sumber

yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian, bersifat alami, tidak reaktif,

sehingga mudah ditemukan dengan teknik kajian isi, disamping itu hasil kajian isi

akan membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap objek yang

diteliti

Untuk memperkuat bukti hasil penelitian ini, peneliti menggunakan sejumlah

dokumen berupa catatan, perhitungan statistik, dokuen kurikulum, dokumen

penilaian dan photo-photo kegiatan pada saat siswa melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi pokok menulis cerita.

4. Tes

Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaaan, perintah dan petunjuk yang

ditunjukkan kepada siswa untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk

(2010:77). Teknik Tes juga merupakan suatu metode pengumpulan data dengan

67
memberikan soal tes kepada subjek yang diteliti. Rianto mengemukakan bahwa

instrumen tes adalah latihan yang dipergunakan untuk mengukur kompetensi

keterampilan, pengetahuan, dimensi sikap sosial dan spiritual, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (2005:170).

Tes merupakan suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut,

yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa lain dengan nilai

standar yang ditetapkan.

Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan

pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut

(2009:66). Nilai tes diambil berdasarkan jawaban yang diberikan subjek, bobot

nilai ditentukan masing-masing pertanyaan sehingga dapat dipakai untuk mengukur

karakteristik tertentu dari objek yang diteliti.

Kelebihan tes tertulis bentuk mengarang antara lain: a) siswa mempunyai

keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan yang

mereka miliki yang dituangkan kedalam kata atau kalimatnya sendiri, b) dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, yang sangat sukar diukur

melalui soal pilihan ganda atau bentuk obyektif lainnya, c) waktu yang diperlukan

untuk menyususn soal tertulis relatif singkat bila dibandingkan dengan soal pilihan

68
ganda. Kelemahan instrumen soal uraian/esay adalah cakupan dan ruang lingkup

materi yang ditanyakan relatif terbatas.

Hasil pekerjaan siswa dalam tes ini digunakan untuk melihat peningkatan

pemahaman dan kemampuan siswa pada kegiatan menulis cerita. Dalam penelitian

ini, tes yang diberikan ada dua macam sebagai berikut:

a) Pre tes (tes awal)

Tes yang diberikan sebelum penerapan teori dalam pembelajaran darint tes

dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Form. Bentuk soal uraian

dengan durasi waktu yang sudah diatur/disetting secara aouto clossing, artinya

pengujian akan berakhir sesuai dengan alokasi yang diatur di pengaturan aplikasi.

Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa menulis cerita pra

pembelajaran. Pre test memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peranan

yang penting dalam proses pembelajaran (2005:96).

b) Post test (tes akhir)

Post yaitu tes yang diberikan setiap akhir observasi pembelajaran untuk

mengetahui keterampilan siswa setelah mengikuti pembelajaran daring dilakukan

dengan menggunakan aplikasi Google Form. Bentuk soal uraian dengan durasi waktu

yang sudah diatur/disetting secara aouto clossing, artinya pengujian akan berakhir

sesuai dengan alokasi yang diatur di pengaturan aplikasi.

69
Manfaat post test antara lain: a) mengetahui tingkat kompetensi siswa terhadap

informasi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok, b) untuk

mengetahui para siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, c) sebagai acuan

untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran.

5. Instrumen Test dengan Google form

Instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data test pada post test tiap

siklus mempergunakan soal atau lembar kerja siswa (LKS). Lembar kerja siswa

berupa kuis soal ranah pengetahuan dan soal uraian untuk menguji ranah

keterampilan.

Penyampaian instrumen penilaian pada post test secara daring dilakukan

dengan mempergunakan aplikasi pembelajaran Google form. Langkah-langkah

penyusunan soal pada google form adalah sebagai berikut: (1) Masuk ke akun Google

pada media komputer atau handphone; (2) Buka docs.google.com/forms; (3) Di

halaman Google Form, pada bagian “Membuat kuis baru” pilih “Kosong”; (4) Pada

bagian kanan atas, klik Setelan > Kuis > Jadikan ini untuk kuis > Simpan. (5) Beri

nama kuis. (6) Tambahkan deskripsi dan header. (7) Klik “Sesuaikan Tema” untuk

mengubah tema, warna latar belakang, atau gaya font. (8) Klik “menu pertanyaan

tanpa judul” lalu masukkan data pertanyaan yang akan diajukan. (9) Tentukan

jawaban dengan klik “Kunci Jawaban” (10) Pilih atau ketik jawaban yang benar. (11)

Di samping pertanyaan, masukkan jumlah nilai untuk jawaban yang benar. (12) Klik

70
“Edit pertanyaan” untuk kembali ke pertanyaan. (13) Selesai, setiap perubahan akan

disimpan secara otomatis.

Mengumpulkan data alamat email/surel responden. Ketika mengumpulkan

email ke Google Form, identitas responden bisa terbaca sehingga pembuat soal dapat

memberikan penilaian sekaligus merekap data yang masuk. Untuk mengidentifikasi

setiap responden yang telah mengerjakan soal dan mengirim, penulis mengumpulkan

alamat email dan meminta siswa dengan klik Setelan > Kumpulkan alamat email.

Setelah selesai membuat soal, penulis sudah dapat membagikan soal tersebut

dalam bentuk tautan untuk diakses oleh responden. Cara membagikan tautan tersebut

adalah: (1) Pada bagian kanan atas klik “Kirim”. (2) Pilih cara yang ingin digunakan

untuk mengirim kuis. (2) Jika memilih melalui email, klik “Email” lalu masukkan

alamat email atau media yang lain di sesuaikan. (3) Penulis dapat menyesuaikan

subjek dan konten pesan. (4) Jika memilih melalui link, klik “Link”, (5) Penulis dapat

juga mempersingkat URL, kemudian klik “Salin”, lalu bagikan tautan kepada

responden. (6) Jika memilih melalui tampilan situs, klik “Sematkan”. Penulis dapat

menentukan dimensi tampilan yang diinginkan. Klik “Salin”, lalu tempelkan HTML

ke situs. (7) Jika memilih melalui media sosial, klik salah satu ikon media sosial

untuk membagikan tautan.

Untuk mengirim hasil nilai kepada responden Setelah waktu pengerjaan selesai,

Penulis memilih untuk menampilkan nilai secara langsung setelah responden

mengirimkan jawaban atau menunggu untuk mengirimkan hasil secara manual.

71
Untuk mengatur hal tersebut caranya adalah: (1) Pada bagian kanan atas, klik

“Setelan”; (2) Klik Kuis; (3) klik “Segera setelah pengiriman” untuk mengirim hasil

secara otomatis kepada responden sesudah menyelesaikan paket soal. (4) Pilih

“Nanti, setelah peninjauan secara manual” untuk mengirimkan hasil melalui email

kepada responden pada waktu yang dipilih. (5) Klik “Simpan”; (6) Pilih waktu untuk

merilis nilai.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari

responden melalui instrument. Instrument dipilih dan akan digunakan untuk

menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan

melalui penyajian data. Data yang terkumpul adalah data realitas yang sebenarnya

terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, maka data yang disajikan dalam

penelitian tentunya data yang terkait dan relevan tengan tema bahasan saja yang perlu

disajikan.

Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi data (conclusion

drawing/verification) (2008:246).

1) Reduksi data

Data yang dikumpulkan dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat/didata secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

mengurangi, memotong, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

72
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi

akan memberikan deskripsi yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh informasi yang jelas, sehingga peneliti dapat

menarik simpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Penyajian data

Penyajian data dilakukan untuk mengatur data hasil reduksi dengan cara

menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil

reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan pengambilan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan tindak lanjut berdasarkan apa yang telah direncanakan.

Dalam penyajian data lain yang berupa teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,

matrik, network dan chart.

3) Penarikan simpulan

Penarikan simpulan dan verifikasi adalah membuat kesimpulan terhadap hasil

penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup pencarian kualitas data serta

pemberian penjelasan. Selanjutnya dilakukan verifikasi yaitu kegiatan validitas

kesimpulan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data. Untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menulis cerita siswa dengan menggunakan media gambar

seri, maka data yang diperlukan berupa data yang diperoleh dari hasil belajar/nilai

post test tertulis.

73
Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui

ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan

belajar, prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa kemudian dibandingkan

dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan.

Seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor 68% keatas,

untuk menghitung hasil tes baik tes awal (pre test) maupun tes akhir (post test) pada

proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri yaitu dengan

membandingkan jumlah skore maksimal kemudian dikalikan 100% atau digunakan

R
rumus Percentages Correction sebagai berikut: S = x 100
N

Keterangan:

S: nilai yang dicari (diharapkan)

R: jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N: skor maksimum dari tes tersebut.

Adapun kriteria penilaian hasil tes dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1Kriteria Penilaian Hasil Tes

Huruf Angka Angka Angka Predikat


0-4 0-100 0-10
A 4 91 - 100 9,1 - 10 Sangat Baik
B 3 80 - 90 8,0 – 9,0 Baik
C 2 68 - 79 6,8 – 7,9 Cukup
D 1 40 - 67 4,0 - 6,7 Kurang
E 0 0 - 39 0,0 - 3,9 Sangat Kurang

74
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar/hasil kemampuan menulis cerita siswa pada penelitian ini, yakni dengan

membandingkan persentase ketuntasan belajar dalam penggunaan media gambar seri

materi pokok menulis cerita pada observasi pembelajaran I dan observasi

pembelajaran II. Sedangkan persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara

membandingkan siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa secara keseluruhan

(jumlah siswa maksimal) kemudian dikalikan 100%.

jumla h siswayangtuntasbelajar
Prosentase ketuntasan kelas: P = x 100%
jumla h siswamaksimal

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan tindakan pada penelitian ini akan dilihat dari:

1. Indikator proses pembelajaran

2. Indikator hasil belajar

Indikator proses pembelajaran yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika

ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup).

Sedangkan untuk menetapkan prosentase keberhasilan treatmen didasarkan pada data

nilai yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus 1 dan siklus 2, untuk

menghitung observasi aktivitas guru dan siswa peneliti menggunakan rumus

prosentase sebagai berikut:

75
∑ jumlah skor ×100 %
∑ skor maksimal
Prosentase ketuntasan belajar =

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan didasarkan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Tingkat penguasaan (taraf keberhasilan tindakan)

Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat


91% < NR < 100% A 4 Sangat Baik
80% < NR < 90% B 3 Baik
68% < NR < 80% C 2 Cukup
40% < NR < 67% D 1 Kurang
0% < NR < 39% E 0 Sangat kurang

Untuk memudahkan dalam mencari tingkat keberhasilan tindakan E.Mulyasa

menyatakan bahwa kualitas hasil pembelajaran dapat di lihat dari proses dan hasil

penilaian pada instrumen tes. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat

secara aktif, baik fisik maupun mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran,

disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat, belajar yang

besar, dan rasa percaya diri sendiri.

Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika siswa memperoleh

pemahaman dan kompetensi minimal 68% dari materi pembelajaran atau siswa siswa

telahmencapai nilai minimal 68 dinyatakan tuntas, apabila melebihi dari nilai

76
minimal hasil belajar dikatakan melampaui kriteria ketuntasan minimal. Sementara

itu ketuntasan kelas yang dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan) jika paling

sedikit 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 68.

Penetapan kriteria ketuntasan minimal kelas VII dengan batas nilai 68 di SMP

Negeri 1 Ceper di dasarkan atas hasil diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan proses pembelajaran dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya

atau sekurang-kurangnya 75%. (2003:101).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian ini terdiri dari dua kali siklus pembelajaran secara daring.

Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai yaitu

kemampuan belajar siswa meningkat setelah dilakukannya observasi. Berkaitan

dengan hal tersebut maka pada prosedur penelitian ini disajikan kegiatan observasi

pra pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan sikuls pembelajaran 1 dan 2. Kegiatan

pelaksanaan observasi pembelajaran memuat: 1) perencanaan pembelajaran, 2)

pelaksanaan pembelajaran, 3) tahap pengamatan, 4) tahap evaluasi. Tahap-tahap

dalam penelitian tindakan ini masing- masing akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pra Siklus Pembelajaran.

Pada kegiatan observasi pra siklus pembelajaran ini peneliti melaksanakan studi

pendahuluan terlebih dahulu tentang kondisi sekolah yang akan diteliti. Pada kegiatan

ini peneliti juga melaksanakan beberapa kegiatan lain, diantaranya:

77
a. Menentukan subyek penelitian

b. Menentukan sumber data

c. Membuat soal tes awal (pre test)

d. Melakukan tes awal

e. Menentukan kriteria keberhasilan

2. Kegiatan Pelaksanaan Siklus Pembelajaran

Sesuai dengan rancangan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilaksanakan

dalam dua kali kegiatan observasi.

2.1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan dalam observasi pembelajaran kesatu disusun berdasarkan hasil

observasi kegiatan, hasil diskusi peneliti dengan guru mapel dan hasil pre tes.

Desain perencanaan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa hal antara

lain:

1) Menyiapkan desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan instrumen Post Tes Observasi pembelajaran.

3) Menyiapkan instrumen lembar observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah implementasi rencana tindakan. Pada tahap ini peneliti

bersama observer mempraktikkan pembelajaran sesuai desain pembelajaran (RPP)

yang telah disusun seperti yang telah terlampir pada siklus pembelajaran I.

78
c. Observasi

Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus pembelajaran I.

Tujuan diadakan pengamatan/observasi pada penelitian ini adalah untuk mendata,

menilai dan mendokumentasikan semua indikator, baik saat proses maupun

perubahan perilaku siswa yang terjadi sebagai akibat dari treatment yang

direncanakan. Kegiatan ini meliputi pra observasi , observasi terhadap

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kesatu, sikap siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, dan pasca observasi. Kegiatan dan perilkau guru

dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas virtual ini diamati dengan

menggunakan instrument yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya

data hasil pra observasi, observasi, dan pasca observasi tersebut dijadikan dasar

untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.

d. Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan pada akhir observasi pembelajaran kesatu. Tujuan dan

kegiatan yang dilakukan antara lain: (a) menganalisa siklus pembelajaran I, (b)

mengevaluasi hasil dari siklus pembelajaran I, (c) melakukan pemaknaan dan

penyimpulan data yang diperoleh.

2.2. Siklus pembelajaran II

a. Perencanaan tindakan

79
Perencanaan observasi pembelajaran II ini disusun berdasarkan evaluasi hasil siklus

pembelajaran I. Perencanaan tindakan ini dipusatkan pada sesuatu yang belum

terlaksana dengan baik pada siklus pembelajaran I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bersama guru mempraktikkan pembelajaran sesuai desain

pembelajaran (RPP) yang telah disusun seperti yang telah terlampir pada siklus

pembelajaran II.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan tindakan siklus pembelajaran II, serta sikap siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran.

d. Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan pada akhir observasi pembelajaran kedua. Tujuan dan

kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Menganalisa tindakan observasi pembelajaran kesatu

2) Mengevaluasi hasil dari tindakan kesatu

3) Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh

Hasil dari evaluasi Siklus pembelajaran II ini dijadikan dasar dalam

penyusunan laporan hasil penelitian. Evaluasi juga digunakan peneliti sebagai bahan

pertimbangan apakah indikator yang ditetapkan sudah tercapai atau belum. Sesuai

indikator yang ditentukan, terdapat 2 indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam


80
penelitian ini yaitu kriteria keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan

media gambar seri sebesar 75% (kriteria cukup) dan kriteria keberhasilan hasil

belajar siswa yaitu 75% siswa mendapat nilai paling rendah 75.

Jika indikator tersebut telah tercapai maka observasi pembelajaran tindakan

berhenti. Akan tetapi apabila indikator tesebut belum tercapai pada observasi

pembelajaran tindakan, maka peneliti mengulang observasi pembelajaran tindakan

dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil.

Secara umum, tahap-tahap penelitian tindakan siklus pembelajaran II sama dengan

siklus pembelajaran I. Hanya yang membedakan adalah perbaikan-perbaikan

rancangan pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus pembelajaran I yang

dirasa kurang maksimal.

81

Anda mungkin juga menyukai