Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN

NEONATAL PADA HAMIL MUDA


“Kehamilan Blighted Ovum’

Dosen Pengampu : Hapisah,S.Si.T.MPH

Disusun Oleh :

1. Elrana Salsabilla P07124118185


2. Erlinawati P07124118189
3. Mia Tri Rahmaniati P07124118211

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
DIPLOMA III KEBIDANAN SEMESTER IV B
TAHUN 2020
KONSEP DASAR
BLIGHTED OVUM

A. Pengertian
Blighted ovum atau kehamilan anembrionik merupakan kehamilan
patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong
gestasi tetap terbentuk. Di samping mudigah, kantong kuning telur juga tidak
ikut terbentuk. Kelainan ini merupakan suatu kelainan yang baru terdeteksi
setelah berkembangnya ultrasonografi (Prawirohardjo, 2010).
Blighted ovum merupakan kehamilan tanpa janin (anembryonic
pregnancy), jadi Cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air
ketuban saja (Sukarni, 2014)
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.
Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta
menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon
ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon
HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,
muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur
kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin).
B. Etiologi Blighted Ovum
1. Hampir 60% kehamilan kosong disebabkan adanya kelainan kromosom
dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma.
2. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi
TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus
yang tidak terkontrol. Pada ibu hamil dapat menjadi menyebabkan
terjadinya kehamilan kosong.
3. Kian tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang
dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong.
4. Kadang-kadang Blighted Ovum disebabkan rendahnya kadar hormon
dalam tubuh, akan tetapi penyebab utama kondisi ini nampaknya karena
faktor kromosom. Blighted Ovum terjadi ketika kromosom – kromosom
yang membentuk janin rusak atau terganggu, mengakibatkan kerusakan
genetik yang parah. Kemudian tubuh anda mengenali abnormalitas
kromosom ini dan secara alami berusaha untuk mengakhiri kehamilan.
C. Patogenesis
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi  bertemu
sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas 
telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak
berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam
rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal
pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil
konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi
tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan
lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
D. Tanda dan Gejala
1. Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda
kelainan.
2. Kantung kehamilan terlihat jalas, tes kehamilan urin positif kemungkinan
akan mengalami gejala umum kehamilan biasa, kemudian dapat timbul
gejala tidak khas yaitu perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram
perut, dan bertambahnya ukuran rahim yang lambat.
3. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan
memasuki 6-7 minggu.
E. Diagnosis
1. Tes kehamilan: Positif
2. Pemeriksaan DJJ
3. Pemeriksaan USG abdominal atau transvaginal akan mengungkapkan ada
tidaknya janin yang berkembang dalam rahim
F. Pencegahan
1. Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus
rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu
menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu
pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan
kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong
jarang terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan  bulan.

G. Komplikasi blighted ovum menurut (Rukiyah, A.Y. 2010)

1. Perdarahan

Perdarahan yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan anemia,


sehingga dapat memberikan risiko kematian. Perdarahan dapat diatasi
dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada blighted ovum,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering
pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebar jauh, terjadilah peritonitis
umum atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
infeksi berat (syok endoseptik).
H. Penatalaksanaan
1. Anamnesa (tanda-tanda kehamilan)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan genekologi
Ada tidaknya tanda akut abdomen jika memungkinkan, cari sumber
perdarahan, apakah dari dinding vagina atau dari jaringan serviks.
4. Jika diperlukan ambil darah untuk pemeriksaan penunjang
5. Pemeriksaan vaginal touche : Bimanual tentukan besar dan letak uterus,
tentukan apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan kedalam ostium
dengan mudah atau tidak.
6. Jika telah didiagnosa blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretasi akan
dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu menatasi
penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian
ini tidak berulang, jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehngga kelak akan hamil sungguhan. Lebih
penting adalah trauma mental bagi pasangan. Hal ini membutuhkan
konseling dan meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal
ini lrbih baik untuk menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat
mencoba lagi. Tidak perlu menunggu lama. Umumnya sel telur blighted
adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rukiyah AY, Yulianti L.2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).


Jakarta : TIM.

Saifudin A B. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :


Yayasan Bina Pu2aka Prawirohardjo.
STUDI KASUS MATERNAL DAN NEONATAL PADA HAMIL MUDA
DENGAN BLIGHTED OVUM

Pasien G2P1A0 hamil 10 minggu datang ke IGD RSUD H. Moch Ansari Shaleh
pukul 09.00 WITA dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 hari yang
lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar awalnya sedikit sedikit (flek)
namun 2 hari SMRS mulai banyak. Pasien mengakui dapat mengganti >5kali
celana dalam dan pembalut perhari. Darah keluar tanpa penyebab. Keluhan mulas-
mulas pada perut dibagian bawah. Keluhan keluar gumpalan daging disangkal.
Keluhan demam disangkal, keluhan pusing dan lemas(+). BAB dan BAK tidak
ada keluhan. Pasien saat ini mengetahui hamil anak ketiga usia kehamilan sekitar
± 3bulan, dan mengaku terakhir haid 13 Oktober 2019, kemudian memeriksakan
urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh
pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara
membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG pada tanggal 18
Desember 2019 di dr.Sp OG dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 9-10 minggu
dengan blighted ovum.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL PADA HAMIL MUDA DENGAN
BLIGHTED OVUM DI RSUD H. MOCH ANSARI SHALEH
BANJARMASIN

A. SUBJEKTIF

I. Pengkajian

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Desember 2019

Jam : 08.30 WITA

No. Rm : 18-xx-xx

a. Biodata

Istri Suami
Nama Ny. L Tn. N
Umur 32 Tahun 36 Tahun
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan - -
Pekerjaan - -
Alamat - -

b. Prolog

Pasien G2P1A0 hamil 10 minggu rujukan dari poli kandungan ke IGD


poned RSUD H. Moch Ansari Shaleh dengan keluhan keluar darah
dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu berwarna merah segar awalnya
sedikit sedikit (flek) namun 2 hari SMRS mulai banyak. Pasien
mengakui dapat mengganti >5kali celana dalam dan pembalut perhari.
Darah keluar tanpa penyebab. Keluhan mulas-mulas pada perut
dibagian bawah. Pasien saat ini mengetahui hamil anak ketiga usia
kehamilan sekitar ± 3bulan, dan mengaku terakhir haid 18 Juni 2018,
kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif.
Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien
mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar,
menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG pada tanggal 18
Desember 2019 di dr. Sp OG dengan hasil G2P1A0 dengan blighted
ovum. Menikah I kali lamanya 18 tahun. Pemeriksaan ANC (+) di
bidan swasta sebanyak 2 kali. Suntik TT 1 kali. HPHT: 07 Oktober
2019 , HTP: 14 Juli 2020. Anak I: Jenis Kelamin laki-laki, hidup, usia
12 tahun, BBL 2600 gram, lahir ditolong dukun. Anak II: Jenis
kelamin laki-laki, hidup, usia 5 tahun, BBL 2800 gram, lahir ditolong
bidan. Menarche pada usia 16 tahun, siklus haid teratur, lamanya ± 5-7
hari. Jumlah darah yang keluar 2-3 kali pembalut perhari, dan
Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun.
c. Keluhan Utama
Ibu mengeluh masih keluar darah dan kadang-kadang terasa mules
pada perut

B. DATA OBJEKTIF

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Nadi 78 x/menit, R 20


x/menit, T 36,8ºC, TD 130/90 mmHg, muka tidak tampak pucat,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, TFU tidak teraba, VT : Ø 0
cm, porsio tebal dan luncup, tidak teraba sisa jaringan. Pemeriksaan In
spekulo: Tampak darah kehitaman keluar dari ostium uteri eksternum. PP
test: (+), tidak ada nyeri tekan abdomen, perdarahan pervaginam masih
aktif, BAB (-), BAK (+), IVFD RL 20 tpm, nyeri haid (-).

C. ANALISA
G2P1A0 Hamil 10 minggu dengan blighted ovum

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan
kepada ibu. Ibu mengerti atas penjelasan yang telah diberikan
2. Mengobservasi keadaan umum, TTV, dan perdarahan pervaginam.
Observasi dilakukan selama 3 kali daam sehari (Pukul 06.00, 12.00, 18.00
WITA). Hasil observasi pukul 12.00 WITA keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, Nadi 80 x/menit, R 22 x/menit, T 36,7ºC, TD
130/80 mmHg, perdarahan pervaginam masih aktif.
3. Mengobservasi intake dan output cairan
Intake : IVFD RL 20 tpmsebanyak 3 kolf (1500 cc) selama 24 jam,
minum ±5 gelas (±1250 cc) selama 24 jam.
Output : BAK ±7 kalai (±1020 cc) selama 24 jam
4. KIE:
a. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang telah disediakan di
rumah sakit. Ibu telah menghabiskan makanan yang telah disediakan
sesuai porsinya
b. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih. Ibu telah
minum air putih sebanyak 5 gelas
c. Memberikan dukungan moril kepada ibu dalam menghadapi persiapan
kuretase. Ibu mengerti dan tampak lebih tenang dalam menghadapi
kuretase
5. Memberikan informed consecnt terhadap tindakan dan teraoi yang akan
diberikan kepada ibu berupa lembar persetujuan
6. Berkolaborasi dengan dokter Sp OG
a. Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr
b. Injeksi ketorolak 2x10 ml
c. Gastrol 1 tablet fornik posterior jam 04.00 WITA
d. Puasa pro kuretase jam 04.00 WOTA
e. Rencana kuretase jam 12.00 WITA
Terapi dan obat telah diberikan
7. Melakukan pendokumentasian. Dokumentasi telah dilakukan

E.
CATATAN PERKEMBANGAN

N
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
O
1 Minggu, 22 Desember S : Ibu mengeluh masih nyeri pada perut
2019 namun perdarahannya telah berkurang,
Pukul 08.30 WITA ibu rencanya pulang.

O : Keadaan umum baik, kesadaran


composmentis, Nadi 76 x/menit, R 20
x/menit, suhu 36,6ºC, TD 110/70
mmHg, muka tidak tampak pucat,
conjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, perdarahan pervaginam
berkurang, BAB (-), BAK (+), nafsu
msksn bsik, pemeriksaan laboratorium
Hb 12,8 gr%, IVFD RL 20 tpm

A : Post Kuretase dengan blighted Ovum hari


ke-1

P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
dan asuhan yang telah diberika kepada
ibu. Ibu mengerti atas penjelasan yang
telah diberikan
2. Mengobservasi keadaan umum, tanda-
tanda vital, dan perdarahan pervaginam.
Observasi telah dilakukan selama 3 kali
dalam sehari (pukul 06.00, 12.00, 18.00
WITA). Hasil observasi pukul 12.00
WITA :Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, suhu 36,8 ºC, TD 110/80
mmHg, perdarahan pervaginam telah
berkurang
3. Mengobservasi intake dan output cairan.
Observasi telah dilakukan
Intake : IVFD RL 20 tpm sebanyak 3
kolf (1500 cc) selama 24 jam, minum ±5
gelas selama 24 jam.
Output : BAK ±7 kali (±1050 cc) selama
24 jam
4. KIE :
a. Menganjurkan ibu untuk makan-
makanan bergizi terutama sayur-
sayuran hijau, hati, daging, dan lain-
lain
b. Menganjurkan ibu untuk tidak
melakukan pantangan terhadap jenis
makanan apapun. Ibu mengerti
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat
cukup. Ibu telah istirahat cukup
d. Menjelaskan kepada ibu mengenai
jenis kontrasepsi yang baik digunakan
pasca kuretase seperti pil dan
suntikan. Yang dapat digunakan
dalam waktu jangka pendek untuk
masa pemulihan rahim. Ibu mengerti
dan telah memilih jenis kontrasepsi
yan akan digunakan yakni pil.
e. Menganjurkan ibu menggunakan alat
kontrasepsi. Ibu mengerti dan berjanji
akan menggunakan alat kontrasepsi
f. Menganjurkan ibu untuk kontrol
ukang 1 minggu lagi yakni tanggal 29
desember 2019 di Poli Kandungan
atau Puskesmas tersdekat
5. Berkolaborasi dengan dokter Sp OG :
a. Injeksi ceftriaxon 2 x 1 gr
b. Injeksi ketorolac 2 x 10 ml
c. Cyprofxcacin 3 x1 tab/hari
d. As. Mefenamat 3 x 1 tab/hari
e. SF 2 X 1 tab/hari
f. Methergen 3 x 1 tab/hari
Tearpi dan obat telah diberikan
6. Melakukan dokumentasi. Dokumentasi
telah dilakukan
7. Rencana pulang.

2 Minggu, 22 Desember Pasien pulang atas izin dokter


2019
Pukul 16.30 WITA
ROLE PLAY

Pasien G2P1A0 hamil 10 minggu datang ke IGD RSUD H. Moch Ansari Shaleh
pukul 09.00 WITA dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 hari
yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar awalnya sedikit sedikit
(flek) namun 2 hari SMRS mulai banyak. Pasien mengakui dapat mengganti
>5kali celana dalam dan pembalut perhari. Darah keluar tanpa penyebab.
Keluhan mulas-mulas pada perut dibagian bawah. Keluhan keluar gumpalan
daging disangkal. Keluhan demam disangkal, keluhan pusing dan lemas(+).
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien saat ini mengetahui hamil anak kedua
usia kehamilan sekitar ± 3bulan, dan mengaku terakhir haid 13 Oktober 2019,
kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual
muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa
membesar, payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien
sempat USG pada tanggal 18 Desember 2019 di dr.Sp OG dengan hasil G2P1A0
usia kehamilan 9-10 minggu dengan blighted ovum.

Pada suatu hari ibu hamil dan suami datang ke RSUD H. Moch Ansari Shaleh
pukul 09.00 WITA untuk memriksakan kandungannya yaitu dipoli kandungan

Ibu Hamil & Suami :permisi bu saya mau memeriksa kandungan say bu bidan
sama dokter SP OG

Bidan: Iya ibu, silahkan duduk dulu pak bu

Ny. L & Suami : Iya mba....

Setelah Ibu tersebut duduk asisten Bidan tersebut memeriksa tekanan darah dan
menimbang berat ibu tersebut. Setelah itu, bidan tersebut membawa ibu hamil
tersebut keruang poli kandungan untuk bertemu dengan dokter Sp OG
Bidan : Sebentar ya bu, saya panggilkan dokternya dulu ?
Ny. L : Iya mba..
Setelah itu, dokter mempersilahkan ibu duduk dan menyakan keluhannya Ny.
R dengan ramah.
Dokter : Ibu R, apa kabar bu ?
Ny. L : Alhamdulillah baik dokter.
Dokter : Ada keluhan apa ya bu ?
Ny. L : keluar darah dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu dokter. Terus
Darah yang keluar berwarna merah segar awalnya sedikit sedikit
kayak flek gitu dok?
Dokter : oh baiklah ibu, ibu silhkan berbaring dulu ya buk, disini kita akan
melakukan pemeriksaan usg dulu untuk memastikan apa yang
terjadi pada ibu
Ny. L : Iya dokter
Dokter : pelan-pelan ya buk baringnya
Ny. L : iya dokter
Dokter : mohon maaf sebelumnya dari hasil pemeriksaan USG bahwa
terdapat kondisi kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang.
Ny. R : maksudnya gimana dok?
Dokter : Jadi begini bu, ibu mengalami hamil kosong atau blighted ovum
dimana kantung kehamilan akan terus berkembang, layaknya kehamilan biasa,
namun sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna.
Seperti yang ibu alami saat ini. Untuk mencegahan terjadi infeksi maka harus
dilakukan kuretase bu, apakah ibu bersedia bu ?
Ny. R : iya dokter saya bersedia
Dokter : baiklah ibu kalau ibu bersedia, ibu bisa langsung mengurus
administrasinya dan kita akan segera melakukan kuretase pada
kehamilan ibu.
Setelah kuretase selesai dokter memberikan edukasi kepada Ny. L dan suami
untuk menghindari kehamilan blighted ovum
Dokter :
1. Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya
virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun
harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat
tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah
itu pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan
merencanakan kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk
menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat
prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan
kosong jarang terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah
delapan  bulan.

Anda mungkin juga menyukai