PENDAHULUAN
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan
bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan
adalah jenis, cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh
menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini
adalah agar mahasiswa mampu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KB Implan
2.1.1. Definisi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan
sel sperma (Manuaba, 2000)
Alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk
kapsul silatik berisi hormon progesteron (progesteron sintetik)
yang ditanamkan dibawah kulit (Manuaba, 2000).
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong
silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-
ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. (Keluarga
Berencana Hanafi.2004:179)
3
2.2. Jenis Implant
2.2.3. Efektifitas
1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5
tahun pertama
2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada
tahun ke-6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil
3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3
tahun pertama
4
2.2.4. Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak menggangu ASI
7. Tidak mengganggu kegiatan senggama
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
2.2.6. Keterbatasan
Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS
Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
ini sesuai keinginan sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan
Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan
Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)
5
Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore,
hipermenore,dll.
6
2.2.9. Waktu Mulai Menggunakan Implant
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila di insersi setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan
melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk
7 hari saja.
Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal
diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan
seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu
menggunakan metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
Insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan
hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap
saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut.
Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal
(kecuali AKDR),dan klien ingin menggantinya dengan implant,
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi
kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid
berikutnya
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat
diinsersikan pada hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan
7
seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Paska keguguran implant dapat segera diinsersikan.
2.2.10. Penapisan
Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang
prosedur pemasangan implant.
Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local
atau jenis antiseptic tertentu)
Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan
meneliti kembali rekam medic
8
o Pola terbuat dari plastik (template) untuk menanadai posisi kapsul dalam
bentuk seperti kipas
o Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester
o Kasa pembalut
o Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tesedia untuk keadaan
darurat).
9
Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
Langkah 4: Gunakan sarung tangan dengan benar
Langkah 5: Melakukan antiseptik pada daerah pemasangan
Langkah 6: Memasang kain penutup (doek) steril atau DTT di
sekeliling lengan pasien.
10
GAMBAR II-4 Tanda Pada Trokar
11
GAMBAR II-6 Memasukkan, Mendorong Dan Menempatkan Kapsul
12
Langkah 15: Memasang pembalut tekan
Langkah 16: Beri petunjuk pada klien cara merawat luka
Langkah 17: Lakukan proses dekontaminasi
Langkah 18: Melepaskan sarung tangan
Langkah 19: Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan
dengan handuk atau kain bersih
Langkah 20: Buat rekam medik, lakukan pencatatan pada buku
register/catatan akseptor
Langkah 21: Observasi klien selama 5 menit sebelum mengijinkan klien
pulang.
13
Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
Tiga mangkok steril atau DTT (satu untuk larutan antiseptic, satu
tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk
membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan
Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
Larutan antiseptic.
Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5 – 4
cm (nomor 22).
Kasa pembalut.
membilasnya.
14
Dengan menggunakan spidol.
Langkah 10: Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan
15
kapsul dengan klem tersebut.
berikutnya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
17