Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyeselesaikan makalah ini yang berjudul “PENYEBAB
SENGKETA INTERNASIONAL DAN UPAYA PENYELESAIANNYA” yang
merupakan tugas pelajaran PKn. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kami sangat
menghargai kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Anjir Pasar, 23 April 2016


DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………….
Daftar isi……………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
1. Latar belakang…………………………………………………………………………...
2. Rumusan masalah………………………………………………………………………..
3. Tujuan penelitian…………………………………………………………………….......

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...
1. Pengertian sengketa internsional………………………………………………………….
2. penyebab sengketa internasional………….………………………………………………
3. macam-macam sengketa internasional…………………………….. …………………….
4. Penyelesaian sengketa internasional melalui mahkamah internasional…………………..
5. Penyelesaian sengketa internasional dengan cara kekerasan…………………………….
6. Mekanisme penyelesaian sengketa internasional…………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………..………………………………….
1. Kesimpulan…………………………………………..…………………………………..
2. Saran…………………………………………......………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………….……………........................................

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

1. Pengertian Sengketa Internasional adalah ᄃ Pertikaian atau sengketa, keduanya


adalah yang dipergunakan secara bergantian dan merupakan terjemahan dari
“dispute”. John G. Merrils memahami persengketaan sebagai terjadinya
perbedaan pemahaman akan suatu keadaan atau obyek yang diikuti oleh
pengklaim oleh satu pihak dan penolakan di pihak lain. Karena itu, sengketa
internasional adalah perselisihan yang tidak secara eksklusif melibatkan negara,
dan memiliki konsekuensi pada lingkup internasional Jawahir Tantowi dan
Pranoto Iskandar.Hukum Internasional Kontemporer.
2. Menurut Mahkamah Internasional, sengketa internasional adalah suatu situasi
ketika dua negara mempunyai pandangan yang bertentangan mengenai
dilaksanakan atau tidaknya kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam perjanjian
Huala Adolf.Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional.
3. Sengketa antar negara internasional dapat merupakan sengketa yang tidak
dapat mempengaruhi kehidupan internasional dan dapat pula merupakan
sengketa yang mengancam perdamaian dan ketertiban internasional.
4. Di era modern ini banyak sekali negara yang melakukan hubungan dengan
negara lain untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Hubungan yang dijalin
tersebut terikat dengan hukum internasional dengan adanya hukum internasional
sangat berdampak positif dalam menjaga ketertiban hubungan antarnegara. Akan
tetapi, banyak pula negara yang menyalahi hukum internasional dalam
melakukan hubungan internasional dengan negara lain. Diantaranya adalah
negara adikuasa Amerika yang selalu mencampuri urusan negara lain, sehingga
sangat rentan menimbulkan sengketa internasional.

RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang akan di bahas :
1. Penyebab sengketa internasional
2. Cara penyelesaian senketa internasional.

TUJUAN PENYUSUNAN
1. Untuk mengetahui sengketa internasional.
2. Untuk memberikan solusi terbaik dari masalah-masalah yang ada.

BAB II

PEMBAHASAN
Hubungan antar negara pada dasarnya berada dalam dua kondisi yang saling
bertentangan, yaitu damai atau sengketa. Kadang-kadang dalam hal tertentu berada
dalam kondisi bersengketa, tetapi damai. Kasus hubungan antara India dan Pakistan
tentang Kashmir adalah suatu contoh kondisi bersengketa dalam damai, begitu pula
halnya Korea Utara dengan Korea Selatan.

1. PENGERTIAN SENGKETA INTERNASIONAL

Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum


internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan
suatu pihak ditolak, dituntut balik atau diinkari oleh pihak lainnya. Sengketa
Internasional juga bisa diartikan sebeagai perselisihan yanhg trjadi antara negara
dengan negara, individu dengan individu, atau negara dengan badan/lembaga yang
menjadi subjek hukum internasional.

2. PENYEBAB SENGKETA INTERNASIONAL


Sengketa internasional bukan saja mencakup sengketa – sengketa antar negara.
Akan tetapi sengketa internasional dapat mencakup kasus - kasus lain yang berada
dalam lingkup peraturan internasional. Beberapa sengketa internasional itu antara lain
salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional, perbedaan
dan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional, perebutan sumber- sumber
ekonomi pengaruh ekonomi, politik, atau keamanan regional dan internasional,
intervensi terhadap kedaulatan negara lain serta penghinaan terhadap harga diri
bangsa. Masalah-masalah yang menyebabkan sengketa internasional adalah :

A. Intervensi
Adalah tindkan suatu negara untuk mncampuri urusan negara lain.
Intervensi bertentangan dengan hukum internasional bila :
1. Campur tangan tersebut bertentangan dengan kehendak negara yang dicampuri,

2. Campur tangan tersebut mengganggu kemerdekaan politik negara yang dicampuri.

B. Penyerahan (ekstradisi)
Adalah penyerahan seseorang yang di tuduh melakukan tindakan pidana atau sudah
dijatuhi hukuman oleh suatu negara, dan bersembunyi atau melarikan diri ke negara lain
untuk dikembalikan ke negara asal. Orang yang dapat diekstradisi adalah :
1. Warga negaranya sendiri

2. Warga negara dari negara yang telah memiliki perjanjian ekstradisi.

C. Suaka (Asylum)
Adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga negara dari
negara lain. Pemberian suaka didasarkan dua kepentingan, yaitu pertimbangan
kemanusiaan dan pertimbangan politik. Pemberian suaka ini biasanya akan memperburuk
hubungan antara negara yang memberikan suaka dengan negara yang warga negaranya
mendapatkan suaka.

D. Hukum Netralitas
Adalah suat sikap negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut dalam permusuhan.

E. Politis (Adanya Pakta Pertahanan atau Pakta Perdamaian )


Pasca perang dunia kedua (1945) muncul 2 blok kekuatan besar, yaitu blok barat
(liberal, membentuk pakta ketahabab NATO,) dibawah pimpinan Amerika dan blok timur
(komunis, membentuk pakta pertahanan Waraswa) dipimpin Uni Soviet. Kedua blok
tersebut , saling berebut pengaruh dibidang ideologi dan ekonomi serta saling berlomba
memprkuat senjata. Akibatnya , sering terjadi konflik (senketa) di berbagai negara ‘yang
menjadi korban.

F. Suatu Wilayah Teritorial.


Wilayah teritorial menjadi sangat kompleks manakala wilayah tersebut menjadi
sengketa ‘’saling mengklaim’’ antarneagra yang berbeda. Misalnya, masalah kepulauan
Sipadan-Lingitan antara pemerintah Indonesia dengan malaysia. Yang akhirnya
berdasarkan penetapan Mahkamah Internasional kedua pulau tersebut dimenangkan oleh
Malaysia.

G. Pengembangan Senjata Nuklir atau Senjata Biologi.


Negara-negara selain yang memiliki hak veto di PBB dan pemenang Perang Dunia
ke-II, sulit untuk mendapat kepercayaan dunia internasional dalam mengembangkan
berbagai senjata yang berbasis teknologi nuklir dan biologi. Mereka akan selalu dicurigai
dan dianggap sebagai destabilitas untuk kawasan sekitarnya. Misalnya, Korea Utara dan
Iran sampai hari ini masih dicurigai Amerika dan sekutunya, karena kepemilikan senjata
nuklir.

H. Permasalahan Terorisme
Kasus Amerika-Afghanistan, kasusu ini diawali peristiwa 11 november 2001 atau
peristiwa serangan teroris terhadap gedung World Trade Center dan gedung Petagon di
Amerika. Amerika menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam Al-Qaeda
(afghanistan) pmpinan Osama Bin Laden. Dampak peristiwa ini adalah serangan/invasi
Amerika dan sekutunya terhaadap negara Afghanistan, Irak, dan Somalia (negara-negara
yang dianggap sarang teroris)

I. Ketidakpuasan Terhadap Rezim Yang Berkuasa.


Pemerintah dalam melaksanakan kekuasaannya, dirasakan kurang adil oleh sebaigan
masyarakat atau daerah sehingga menuntut adanya otonomi lebih luas ataupun sparatis
(pemisahan untuk merdeka). Contoh, kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Indonesia
yang menuntut kemerdekaan.

3. MACAM-MACAM SENGKETA INTERNASIONAL

Sengketa internasional ada dua macam, diantaranya : Boer Mauna 2003. Pengertian,
Peranan dan Fungsi Hukum Internasional dalam era Dinamika Global.

1. Sengketa politik
Sengketa politik adalah sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan tidak atas
pertimbangan yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau kepentingan lainnya.
Sengketa yang tidak bersifat hukum ini penyelesaiannya secara politik. Keputusan
yang diambil dalam penyelesaian politik hanya berbentuk usul-usul yang tidak
mengikat negara yang bersengketa. Usul tersebut tetap mengutamakan kedaulatan
negara yang bersengketa dan tidak harus mendasarkan pada ketentuan hukum yang
diambil.

2. Sengketa hukum

Sengketa hukum yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa atau
tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang
telah diakui oleh hukum internasional. Keputusan yang diambil dalam penyelesaian
sengketa secara hukum punya sifat yang memaksa kedaulatan negara yang
bersengketa. Hal ini disebabkan keputusan yang diambil hanya berdasarkan atas
prinsip-prinsip hukum internasional.

4. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH


INTERNASIONAL
Umumnya, metode-metode pnyelesaian sengketa internasionall melalui Mahkamah
Internasional digolongkan dalam dua kategori, yaitu :
1. Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah rapat mnyepakati untuk
menemukan suatu solusi yang bersahabat.
2. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila solusi
yang dipakai atau yang dikenakan adalah melalaui kekerasan.

Di bawah ini akan dibahas metode-metode penyelesaian sengketa internasional tersebut:

1. CARA PENYELESAIAN DAMAI ATAU BERSAHABAT


ARBITRASI
Arbitrasi adalah cara penyelesaian sengketa dengan mengajukan sengketa kepada orang-
orang tertentu, yang dipilih secara bebas oleh pihak-pihak yang bersengketa. Orang yang
dipilih untuk memutuskan perkara tersebut disebut arbitrer. Penyelesaiaan dengan
arbitrasi ini dapat dilakukan melalui perjanjian internasaional antara negara-negara yang
sedang bertikai.

PENYELESAIAN YUDISIAL.
Penyelesaian yudisial adalah suatu cara penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan
kaidah-kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional yang berfungsi sebagai organ
penyelesaian yudisisal dalam masyarakat internasional adalah Internatonal Court Of
Justice

RUJUK
Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usahaa penyesuaian pendapat antara pihak-
pihak yang bersengketa secara kekeluargaan. Rujuk dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Negoisasi, yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai sarana uuntuk
menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan.
2. Mediasi, yaitu bantuan jasa baik dari pihak ketiga. Dalam mediasi peran pihak ketiga
akan lebih aktif, misalnya mempertemukan pihak-pihak yang yang bersengketa,
memberikan saran-saran agar sengketa dapat diselesaikan secara damai dan sebgainya.
3. Konsiliasi, dapat diartika secara luas dan secara sempit. Secara luas adalah
penyelesaian sengketa dengan pihak ketiga tidak memihak. Sedangkan secara sempit
konsiliasi berarti penyerahan sengketa pada ssuatu panitia. Panitia tersebut menyelidiki
persengketaaan antara kedua belah pihak kemudian akan memberikan usul.
Melalui penitia penyelidik, panitia penyelidik brtugas mengadakan penyelidikan
kepastian peristiwa dan kemudian menyiapkan penyelesaian yang disepakati.

PENYELESAIAN SENGKETA DI BAWAH PENGAWASAN PBB


Untuk menyelesaiakn sengketa secara damai, PBB dapat menempuh melalui dua jalan,
yaitu melalui poloik (dilakukan oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB), dan
secara hukum (dilakukan oleh Mahkamah Internasional).
Sengketa yang penyelesaiannya ditangani oleh Dewan Keamanan digolongkan menjadi :
1. Sengketa yang membahayakan perdamaian dan keamanan internasional. Setelah
melalui beberapa pertimbangan, Dewan Keamana dapat memberikan rekomendasi ara
yang tepat untuk menyelesaiakan sengketa.
2. Peristiwa ancaman perdamaian, pelanggaran perdamaian atau agresi. Dalam
peristiwa ini, Dewan Keamana berwenang merekomendasikan cara-cara guna
memulihkan perdamaian dan keamanan.

PERADILAN INTERNASIONAL
Penyelesaian sengketa melalui peradilan internasional adalah penyelesaian secara hukum
internasional. Peradilan internesional tidak hanya diselenggarakan oleh Mahkamah
Internasional tapi juga oleh badan peradilan internasional lain dengan persetujuan pihak-
pihak yang bersengketa.

5. PENYELESAIAN SENGEKTA INTERNASIONAL DENGAN CARA


KEKERASAN
1. Blokade Masa Damai
Blokade adalah pengepungnan wilayah untuk memutuskan hubungan wilayah untuk
memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar, misalnya pengepungan suatu kota
atau pelabuhan.
2. Pertikaian Senjata
Adalah pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan denga tujuan menundukkan
lawan dan menetapkan perdyaratan damai secara sepihak.
3. Reprisal
Adalah pembalasan yang dilakukan olehsuatu negara terhadap tindakan yang melanggar
hukum dari negara lawan dari suatu pertikaian. Misalnya pemboikotan barang, dll.
4. Retorasi
Adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang tidak
pantas dari negara lain. Midalnya pengetatan hubungan diplomatik, penghapusan hak
istimewa diplomatik , dan lain-lain.
6. MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

1. J.G Starke menggolongkan mekanisme penyelesaian sengketa ke dalam dua kategori;

2. Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah dapat menyepakati untuk
menemukan suatu solusi yang bersahabat.

3. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila solusi yang
dipakai atau dikenakan adalah melalui kekerasan J.G Starke,2001.Pengantar Hukum
Internasional 2,terjemahaan dari Bambang Iriana Djajaatmadja dari Inroduction to
International Law(1989).Jakarta:Sinar Grafika.hlm:646

Adapun di bawah ini akan dibahas mesing-masing golongan tersebut diatas:

Cara-cara penyelesaian secara damai:

1. Pada Piagam PBB Pasal 3 (1) mengatakan bahwa:

2. “Pihak-pihak yang tersangkut dalam suatu sengketa yang terus menerus yang mungkin
membahayakan terpeliharanya perdamaian dan keamanan internasional, pertama-tama
harus mencari penyelesaian melalui negosiasi, penyidikan, dengan peraturan, konsiliasi,
arbitrasi, penyelesaian menurut hukum, melalui badan-badan atau perjanjian setempat,
atau dengan cara damai lain yang dipilih sendiri.”

Berdasarkan Piagam PBB tersebut diatas, maka penyelesaian sengketa secara damai
dapat dibagi menjadi 3:

1. Melalui jalur diplomatik (non yurisdiksional)

A. Negosiasi

Menurut Huala Adolf, negosiasi adalah perundingan yang diadakan secara langsung
antara para pihak dengan tujuan untuk mencari penyelesaian melalui dialog tanpa
melibatkan pihak ketiga. Dialog tersebut biasanya lebih banyak diwarnai pertimbangan
politis atau argumen hukum. Namun demikian, dalam proses negosiasi atau dialog
tersebut, adakalanya argumen-argumen hukum cukup banyak berfungsi memperkuat
kedudukan para pihak. Manakala proses ini berhasil, hasilnya biasanya dituangkan dalam
suatu dokumen yang memberinya kekuatan hukum. Misalnya hasil kesepakatan
negosiasi yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen perjanjian perdamaian.

B. Konsiliasi

Konsiliasi menurut The Institue of International Law melalui Regulations on the


Procedure of International Concilition yang diadopsi pada tahun 1961 dalam Pasal 1
dinyatakan sebagai suatu metode penyelesaian pertikaian bersifat intenasional dalam
suatu komisi yang dibentuk oleh pihak- pihak, baik sifatnya permanen atau sementara
berkaitan dengan proses penyelesaian pertikaian.

C. Mediasi

Mediasi atau perantaraan merupakan negosiasi tambahan, tapi dengan mediator atau
perantara sebagai pihak yang aktif, mempunyai wewenang, dan memang diharapkan,
untuk mengajukan proposalnya sendiri dan menafsirkan, juga menyerahkan, masing-
masing proposal satu pihak pada pihak lainJ.GMerrills.

2. Organisasi internasional (PBB)

Menurut Huala Adolf, S.H ada 4 kelompok tindakan PBB dalam menciptakan
perdamaian dan keamanan internasional. Keempat kelompok tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:

A. Preventive Diplomacy
Adalah suatu tindakan untuk mencegah timbulnya suatu sengketa di antara
para pihak, mencegah meluasnya suatu sengketa, atau membatasi perluasan
suatu sengketa. Cara ini dapat dilakukan oleh sekjen PBB, DK, Majelis Umum,
atau oleh organisasi-organisasi internasional bekerja sama dengan PBB.
B. Peace Making
Adalah tindakan untuk membawa para pihak yang bersengketa untuk saling
sepakat, khususnya melalui cara-cara damai seperti terdapat dalam Bab VI
Piagam PBB. Tujuan PBB dalam hal ini berada di antara tugas mencegah
konflik dan menjaga perdamaian.

C. Peace Keeping
Adalah tindakan untuk mengerahkan kehadiran PBB dalam pemeliharaan
perdamaian dengan kesepakatan para pihak yang berkepentingan. Biasanya
PBB mengirimkan personel militer, polisi PBB, dan personel sipil.

D. Peace Building
Adalah tindakan untuk mengidentifikasi dan mendukung struktur-struktur
yang ada guna memperkuat perdamaian untuk mencegah suatu konflik yang
telah didamaikan berubah kembali menjadi konflik. Cara ini bisa berupa proyek
kerja sama konkret yang menghubungkan dua atau lebih negara yang
menguntungkan di antara mereka.

Disamping keempat hal tersebut, ada istilah Peace Enforcement (penegakan


perdamaian). Yang dimaksud dengan istilah ini adalah wewenang DK
berdasarkan Piagam untuk menentukan adanya suatu tindakan yang merupakan
ancaman terhadap perdamaian atau adanya suatu agresi. Dalam menghadapi
situasi seperti ini, Dewan berwenang memutuskan penerapan sanksi ekonomi,
politik, atau militer.

Loekito Santoso berpendapat bahwa pada taraf perdamaian, maka jalan terbaik
adalah melibatkan PBB sebagai forum perdamaian internasional serta
memberikan kesempatan untuk menjadi penengah Loekito Santoso.1986.Orde
Perdamaian Memecahkan Masalah Perang (Penjelajah Polemologik).

3. Melalui jalur litigasi (yurisdiksional)

A. Arbitrase internasional
Arbitrase merupakan cara penyelesaian yang telah dikenal jauh di masa lampau.
Pengaturan arbitrase baru mulai pada tahun 1794, yakni ketika ditetapkan Perjanjian
(internasional) Jay antara Amerika Serikat dan Inggris. Arbitrase adalah suatu cara
penyelesaian sengketa dengan cara mengajukan sengketa kepada orang-orang tertentu,
yang dipilih secara bebas oleh pihak-pihak yyang bersengketa untuk memutuskan
sengketa tersebutF.S ugeng Istanto.Hukum Internasional.

Arbitrase bisa mendasarkan keputusannya pada ketentuan hukum atau juga mendasarkan
pada kepantasan dan kebaikan. Pihak yang diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan
ini disebut arbitator, yang bisa dibentuk berdasarkan persetujuan khusus dari pihak-pihak
yang bersengketa atau melalui perjanjian arbitrase yang ada. Kesepakatan arbitrase
lazim disebut compromis.

B. Pengadilan internasional

Pengadilan internasional yaitu penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan


hukum oleh badan-badan pengadilan internasional yang dibentuk secara teratur.
Pengadilan internasional dapat dilakukan oleh Mahkamah Internasional karena
merupakan satu-satunya pengadilan tetap yang dapat digunakan dalam masyarakat
internasional. Pengadilan internasional juga dapat digunakan oleh badan lain berdasar
persetujuan pihak-pihak yang bersengketa. Pengadilan internasional merupakan sebuah
lembaga hukum yang sebelumnya suatu negara dapat dengan permohonan secara
unilateral membawa persengketaannya dengan negara lain dan memangggilnya untuk
hadir di depan pengadilan tanpa terlebih dulu mencapai persetujuan tentang susunan
pengadilan dan masalah yang akan diajukan dan menyatakan bahwa negara lain telah
menerima yurisdiksi dari pengadilan yang bersangkutan Rebecca M.M.Wallace.

iii. Melalui Organisasi internasional regional

3. Organisasi-organisasi atau Badan-Badan regional yang berfungsi memelihara


perdamaian dan keamanan di wilayah tertentu umumnya memiliki mekanisme
tersendiri dalam menyelesaikan sengketa internasional di antara para anggotanya.
4. 2) Cara-cara penyelesaian secara kekerasan menurut JG. Starke adalah:
5. Perang dan tindakan bersenjata non perang
Keseluruhan tujuan dari perang adalah untuk menaklukan negara lawan dan untuk
membebankan syarat-syarat penyelesaian di mana negara yang ditaklukan itu tidak
memiliki alternatif lain selain mematuhinya.
6. Retorsi
Retorsi adalah istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap
tindakan-tindakan tidak pantas atau tidak patut dari negara lain, balas dendam
tersebut dilakukan dalam bentuk tindakan-tindakan sah yang tidak bersahabat di
dalam konferensi negara yang kehormatannya dihina; misalnya merenggangnya
hubungan diplomatik, pencabutan privilege- privilege diplomatik, atau penarikan diri
dari konsesi-konsesi fiskal dan bea.
7. Tindakan pembalasan
Pembalasan adalah metode-metode yang dipakai oleh negara- negara untuk
mengupayakan diperolehnya ganti rugi dari negara lain dengan melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya pembalasan.
8. Blokade damai
Blokade secara damai adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu damai.
Kadang-kadang digolongkan sebagai suatu pembalasan, tindakan itu pada umumnya
ditujukan untuk memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk menaati
permintaan ganti rugi kerugian yang diderita oleh negara yang memblokade.
9. Intervensi
Menurut piagam PBB Pasal 2 ayat 4, intervensi tidak boleh berkembang menjadi
ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap intergrasi teritorial atau kemerdekaan
politik negara-negara manapun

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Hubungan antarnegara yang melahirkan Hukum Internasional sangat banyak bermanfaat
bagi negara-negara yang mengadakan hubungan internasional. Ternyata hukum
internasional juga banyak dilanggar oleh negara-negara yang mengadakan hubungan
internasional. Sengketa internasional dapat diselesaikan denga cara damai, dan juga ada
beberapa negara yang memilih jalan kekerasan.
SARAN
Semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak. Kami sebagai penyusun
mengaharapkan kepada pembaca supaya dapat mengkritik makalah ini untuk tujuan
membangun bagi kebaikan mendatang. Karena kami yakin masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk
penyusun maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suteng, dkk. 2007. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk SMA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Joko Sukamto, dkk. Modul PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk
SMA/MA/SMK/MAK kelas XI. Sukoharjo: Pista
Chotib, dkk. 2007. KEWARGANEGARAAN 2 Menuju Masyarakat Madani.Jakarta:
Yudhistira.
http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai