Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyeselesaikan makalah ini yang berjudul “PENYEBAB
SENGKETA INTERNASIONAL DAN UPAYA PENYELESAIANNYA” yang
merupakan tugas pelajaran PKn. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kami sangat
menghargai kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...
1. Pengertian sengketa internsional………………………………………………………….
2. penyebab sengketa internasional………….………………………………………………
3. macam-macam sengketa internasional…………………………….. …………………….
4. Penyelesaian sengketa internasional melalui mahkamah internasional…………………..
5. Penyelesaian sengketa internasional dengan cara kekerasan…………………………….
6. Mekanisme penyelesaian sengketa internasional…………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………..………………………………….
1. Kesimpulan…………………………………………..…………………………………..
2. Saran…………………………………………......………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………….……………........................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang akan di bahas :
1. Penyebab sengketa internasional
2. Cara penyelesaian senketa internasional.
TUJUAN PENYUSUNAN
1. Untuk mengetahui sengketa internasional.
2. Untuk memberikan solusi terbaik dari masalah-masalah yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan antar negara pada dasarnya berada dalam dua kondisi yang saling
bertentangan, yaitu damai atau sengketa. Kadang-kadang dalam hal tertentu berada
dalam kondisi bersengketa, tetapi damai. Kasus hubungan antara India dan Pakistan
tentang Kashmir adalah suatu contoh kondisi bersengketa dalam damai, begitu pula
halnya Korea Utara dengan Korea Selatan.
A. Intervensi
Adalah tindkan suatu negara untuk mncampuri urusan negara lain.
Intervensi bertentangan dengan hukum internasional bila :
1. Campur tangan tersebut bertentangan dengan kehendak negara yang dicampuri,
B. Penyerahan (ekstradisi)
Adalah penyerahan seseorang yang di tuduh melakukan tindakan pidana atau sudah
dijatuhi hukuman oleh suatu negara, dan bersembunyi atau melarikan diri ke negara lain
untuk dikembalikan ke negara asal. Orang yang dapat diekstradisi adalah :
1. Warga negaranya sendiri
C. Suaka (Asylum)
Adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga negara dari
negara lain. Pemberian suaka didasarkan dua kepentingan, yaitu pertimbangan
kemanusiaan dan pertimbangan politik. Pemberian suaka ini biasanya akan memperburuk
hubungan antara negara yang memberikan suaka dengan negara yang warga negaranya
mendapatkan suaka.
D. Hukum Netralitas
Adalah suat sikap negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut dalam permusuhan.
H. Permasalahan Terorisme
Kasus Amerika-Afghanistan, kasusu ini diawali peristiwa 11 november 2001 atau
peristiwa serangan teroris terhadap gedung World Trade Center dan gedung Petagon di
Amerika. Amerika menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam Al-Qaeda
(afghanistan) pmpinan Osama Bin Laden. Dampak peristiwa ini adalah serangan/invasi
Amerika dan sekutunya terhaadap negara Afghanistan, Irak, dan Somalia (negara-negara
yang dianggap sarang teroris)
Sengketa internasional ada dua macam, diantaranya : Boer Mauna 2003. Pengertian,
Peranan dan Fungsi Hukum Internasional dalam era Dinamika Global.
1. Sengketa politik
Sengketa politik adalah sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan tidak atas
pertimbangan yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau kepentingan lainnya.
Sengketa yang tidak bersifat hukum ini penyelesaiannya secara politik. Keputusan
yang diambil dalam penyelesaian politik hanya berbentuk usul-usul yang tidak
mengikat negara yang bersengketa. Usul tersebut tetap mengutamakan kedaulatan
negara yang bersengketa dan tidak harus mendasarkan pada ketentuan hukum yang
diambil.
2. Sengketa hukum
Sengketa hukum yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa atau
tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang
telah diakui oleh hukum internasional. Keputusan yang diambil dalam penyelesaian
sengketa secara hukum punya sifat yang memaksa kedaulatan negara yang
bersengketa. Hal ini disebabkan keputusan yang diambil hanya berdasarkan atas
prinsip-prinsip hukum internasional.
PENYELESAIAN YUDISIAL.
Penyelesaian yudisial adalah suatu cara penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan
kaidah-kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional yang berfungsi sebagai organ
penyelesaian yudisisal dalam masyarakat internasional adalah Internatonal Court Of
Justice
RUJUK
Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usahaa penyesuaian pendapat antara pihak-
pihak yang bersengketa secara kekeluargaan. Rujuk dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Negoisasi, yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai sarana uuntuk
menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan.
2. Mediasi, yaitu bantuan jasa baik dari pihak ketiga. Dalam mediasi peran pihak ketiga
akan lebih aktif, misalnya mempertemukan pihak-pihak yang yang bersengketa,
memberikan saran-saran agar sengketa dapat diselesaikan secara damai dan sebgainya.
3. Konsiliasi, dapat diartika secara luas dan secara sempit. Secara luas adalah
penyelesaian sengketa dengan pihak ketiga tidak memihak. Sedangkan secara sempit
konsiliasi berarti penyerahan sengketa pada ssuatu panitia. Panitia tersebut menyelidiki
persengketaaan antara kedua belah pihak kemudian akan memberikan usul.
Melalui penitia penyelidik, panitia penyelidik brtugas mengadakan penyelidikan
kepastian peristiwa dan kemudian menyiapkan penyelesaian yang disepakati.
PERADILAN INTERNASIONAL
Penyelesaian sengketa melalui peradilan internasional adalah penyelesaian secara hukum
internasional. Peradilan internesional tidak hanya diselenggarakan oleh Mahkamah
Internasional tapi juga oleh badan peradilan internasional lain dengan persetujuan pihak-
pihak yang bersengketa.
2. Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah dapat menyepakati untuk
menemukan suatu solusi yang bersahabat.
3. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila solusi yang
dipakai atau dikenakan adalah melalui kekerasan J.G Starke,2001.Pengantar Hukum
Internasional 2,terjemahaan dari Bambang Iriana Djajaatmadja dari Inroduction to
International Law(1989).Jakarta:Sinar Grafika.hlm:646
2. “Pihak-pihak yang tersangkut dalam suatu sengketa yang terus menerus yang mungkin
membahayakan terpeliharanya perdamaian dan keamanan internasional, pertama-tama
harus mencari penyelesaian melalui negosiasi, penyidikan, dengan peraturan, konsiliasi,
arbitrasi, penyelesaian menurut hukum, melalui badan-badan atau perjanjian setempat,
atau dengan cara damai lain yang dipilih sendiri.”
Berdasarkan Piagam PBB tersebut diatas, maka penyelesaian sengketa secara damai
dapat dibagi menjadi 3:
A. Negosiasi
Menurut Huala Adolf, negosiasi adalah perundingan yang diadakan secara langsung
antara para pihak dengan tujuan untuk mencari penyelesaian melalui dialog tanpa
melibatkan pihak ketiga. Dialog tersebut biasanya lebih banyak diwarnai pertimbangan
politis atau argumen hukum. Namun demikian, dalam proses negosiasi atau dialog
tersebut, adakalanya argumen-argumen hukum cukup banyak berfungsi memperkuat
kedudukan para pihak. Manakala proses ini berhasil, hasilnya biasanya dituangkan dalam
suatu dokumen yang memberinya kekuatan hukum. Misalnya hasil kesepakatan
negosiasi yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen perjanjian perdamaian.
B. Konsiliasi
C. Mediasi
Mediasi atau perantaraan merupakan negosiasi tambahan, tapi dengan mediator atau
perantara sebagai pihak yang aktif, mempunyai wewenang, dan memang diharapkan,
untuk mengajukan proposalnya sendiri dan menafsirkan, juga menyerahkan, masing-
masing proposal satu pihak pada pihak lainJ.GMerrills.
Menurut Huala Adolf, S.H ada 4 kelompok tindakan PBB dalam menciptakan
perdamaian dan keamanan internasional. Keempat kelompok tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Preventive Diplomacy
Adalah suatu tindakan untuk mencegah timbulnya suatu sengketa di antara
para pihak, mencegah meluasnya suatu sengketa, atau membatasi perluasan
suatu sengketa. Cara ini dapat dilakukan oleh sekjen PBB, DK, Majelis Umum,
atau oleh organisasi-organisasi internasional bekerja sama dengan PBB.
B. Peace Making
Adalah tindakan untuk membawa para pihak yang bersengketa untuk saling
sepakat, khususnya melalui cara-cara damai seperti terdapat dalam Bab VI
Piagam PBB. Tujuan PBB dalam hal ini berada di antara tugas mencegah
konflik dan menjaga perdamaian.
C. Peace Keeping
Adalah tindakan untuk mengerahkan kehadiran PBB dalam pemeliharaan
perdamaian dengan kesepakatan para pihak yang berkepentingan. Biasanya
PBB mengirimkan personel militer, polisi PBB, dan personel sipil.
D. Peace Building
Adalah tindakan untuk mengidentifikasi dan mendukung struktur-struktur
yang ada guna memperkuat perdamaian untuk mencegah suatu konflik yang
telah didamaikan berubah kembali menjadi konflik. Cara ini bisa berupa proyek
kerja sama konkret yang menghubungkan dua atau lebih negara yang
menguntungkan di antara mereka.
Loekito Santoso berpendapat bahwa pada taraf perdamaian, maka jalan terbaik
adalah melibatkan PBB sebagai forum perdamaian internasional serta
memberikan kesempatan untuk menjadi penengah Loekito Santoso.1986.Orde
Perdamaian Memecahkan Masalah Perang (Penjelajah Polemologik).
A. Arbitrase internasional
Arbitrase merupakan cara penyelesaian yang telah dikenal jauh di masa lampau.
Pengaturan arbitrase baru mulai pada tahun 1794, yakni ketika ditetapkan Perjanjian
(internasional) Jay antara Amerika Serikat dan Inggris. Arbitrase adalah suatu cara
penyelesaian sengketa dengan cara mengajukan sengketa kepada orang-orang tertentu,
yang dipilih secara bebas oleh pihak-pihak yyang bersengketa untuk memutuskan
sengketa tersebutF.S ugeng Istanto.Hukum Internasional.
Arbitrase bisa mendasarkan keputusannya pada ketentuan hukum atau juga mendasarkan
pada kepantasan dan kebaikan. Pihak yang diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan
ini disebut arbitator, yang bisa dibentuk berdasarkan persetujuan khusus dari pihak-pihak
yang bersengketa atau melalui perjanjian arbitrase yang ada. Kesepakatan arbitrase
lazim disebut compromis.
B. Pengadilan internasional
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hubungan antarnegara yang melahirkan Hukum Internasional sangat banyak bermanfaat
bagi negara-negara yang mengadakan hubungan internasional. Ternyata hukum
internasional juga banyak dilanggar oleh negara-negara yang mengadakan hubungan
internasional. Sengketa internasional dapat diselesaikan denga cara damai, dan juga ada
beberapa negara yang memilih jalan kekerasan.
SARAN
Semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak. Kami sebagai penyusun
mengaharapkan kepada pembaca supaya dapat mengkritik makalah ini untuk tujuan
membangun bagi kebaikan mendatang. Karena kami yakin masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk
penyusun maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suteng, dkk. 2007. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk SMA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Joko Sukamto, dkk. Modul PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk
SMA/MA/SMK/MAK kelas XI. Sukoharjo: Pista
Chotib, dkk. 2007. KEWARGANEGARAAN 2 Menuju Masyarakat Madani.Jakarta:
Yudhistira.
http://www.google.com