Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan kosong atau dikenal dengan Blighted Ovum merupakan kehamilan tanpa
embrio atau fetus (Anembrionik). Dahulu, Blighted Ovum atau kehamilan kosong ini selalu
dikaitkan dengan hal mistik atau mitos yang beredar di masyarakat. Ada yang mengatakan
janin dalam kandungan tersebut hilang di bawa oleh mahkluk halus, karena memang terkesan
janin menghilang begitu saja, padahal ibu mengalami semua tanda dan perubahan tubuh
layaknya kehamilan normal, serta ketika dites hasilnya juga menunjukan bahwa ibu memang
benar-benar positif sedang hamil.
Namun sebenarnya Blighted Ovum atau kehamilan kosong ini merupakan suatu bentuk
keguguran diawal masa kehamilan, bukan karena hal mistik seperti yang dipercaya
masyarakat terdahulu. Karena 50% keguguran pada trimester pertama kehamilan adalah
Blighted Ovum. Pada kehamilan kosong memang terjadi pembuahan (konsepsi) antara sel
telur dan sperma hingga terjadi pembelahan seperti kehamilan normal pada umumnya, namun
hasil konsepsi tersebut tidak berkembang menjadi embrio.
Walau demikian kantung kehamilan (Gestational Sac), ketuban dan plasenta tetap
terbentuk. Plasenta yang berkembang akan membentuk Hormon Human Chrionic
Gonadtrophin (HCG), yaitu hormon yang akan menunjukkan bahwa ibu memang benar-benar
positif sedang hamil apabila dites kehamilan.
Selain itu, hasil konsepsi yang masih tertanam di dalam rahim untuk sementara waktu
akan memberikan sinyal ke otak, bahwa terdapat konsepsi di dalam rahim (walaupun
sebenarnya konsepsi tersebut tidak berkembang sebagaimana mestinya), sehingga hormonhormon kehamilan tetap akan dihasilkan. Dengan demikian ibu juga akan mengalami gejala
seperti kehamilan normal pada umumnya, seperti: terlambat haid, mual muntah, pusingpusing. Namun, ketika plasenta berhenti berkembang dan tingkat hormon kehamilan
menurun, maka gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

17

1. DEFINISI
Blighted ovum (BO) merupakan keadaan dimana terbentuknya gestational sac namun
embrio tidak terbentuk atau berhenti terbentuk sehingga terabsorbsi kembali oleh tubuh.
Keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di dalam
kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan
seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal kehamilan, payudara mengeras, serta
terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding
uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan,
tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester
pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan
kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.
2. ETIOLOGI
Biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50% dari
keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan
secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak
berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel
yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel
telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,penyakit kencing manis (diabetes
mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti
adanya antibodi terhadap janin juga dapatmenyebabkan blighted ovum. Risiko juga
meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi
turun.

3. PATOFISIOLOGI
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai
faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya
terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di
dalam rahim. Plasenta menghasilkanhormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana
18

hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin)
yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan

4. GEJALA DAN TANDA


a. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali
b. Periode menstruasi terlambat
c. Kram perut
d. Bercak perdarahan
e. Tes kehamilan positif pada saat gejala
5. DIAGNOSIS KERJA
Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan memasuki
usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak,adanya kantung
kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan embriogenik dapat
ditegakkan pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya
struktur mudigah dan kantong kuning telur
Gambaran Hasil USG pada pasien Bligted Ovum

19

6. DIAGNOSIS BANDING
- Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) : pada KET terdapat nyeri goyang serviks,
perdarahan pervagina sedikit atau bahkan tidak ada, terdapat kavum douglas yang
-

menonjol dan nyeri perut yang hebat.


Pada abortus imminens dan insipiens perdarahan lebih banyak dan lebih merah sesudah
amenorea, rasa nyeri yang lebih kurang berlokasi di daerah median dan bersifat mules.

7. PENATALAKSANAAN
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan
hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat
diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih dapat
diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang
rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon
seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon adalah sakit
kepala,perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan
secara berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan.
Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan
buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih tinggi.
Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan lain bagi banyak pasangan.

20

Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah terjadi dilatasi
serviks kemudian dilakukan kuretase

8. PENCEGAHAN
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya
melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan.
Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali
pada wanita.Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang
hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,
melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia diatas 35 tahun, menghentikan
kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan
membiasakan pola hidup sehat
9. PROGNOSIS
Prognosis buruk bila terus menerus terjadi perdarahan per vaginam

21

BAB III
LAPORAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 13-11-2016


Jam

Ruangan :Kasuari Bawah RSU Anutapura

: 08.30 WITA

IDENTITAS
Nama

: Ny. O

Nama Suami : Tn. S

Umur

: 31 tahun

Umur

: 34 tahun

Alamat

: Jl. Gawalise No.35

Alamat

: Jl. Gawalise No.35

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Wiraswasta

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

ANAMNESIS
GIIIP1A1

Usia Kehamilan : 9-10 minggu

HPHT : 01-09-2016

Menarche

: 11 tahun

TP

Perkawinan

: 5 tahun

: 08-06-2017

Keluhan Utama

: Perdarahan dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien masuk IGD Kebidanan dengan keluhan keluar darah dari jalan lair, sejak
kurang lebih 2 minggu yang lalu, darah yang keluar sedikit-sedikit. Keluhan ini disertai nyeri
perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan muntah (+) pada 1 minggu sebelum masuk
RS.
Pasien sudah pernah USG ke dokter praktek swasta, dan menurut dokter praktek
swasta pasien mengalami kehamilan kosong, dan dianjurkan untuk dilakukan kuretase.
.
Riwayat Penyakit Dahulu

: Hipertensi (-), Asma (-), Diabetes (-)


22

Riwayat Obstetri

Hamil pertama

: Abortus

Hamil kedua

: Tahun 2007, lahir di rumah, usia kehamilan aterm. Penolong

bersalin bidan, BBL 2500 gr

Hamil ketiga

: Hamil sekarang

Riwayat ANC

: Pasien pernah USG di klinik swasta dan hasilnya adalah


kehamilan kosong

Riwayat Imunisasi

: Tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
KU

: Sedang

Tek. Darah

: 120/70 mmHg

Kesadaran

: Kompos mentis

Nadi

: 80x/menit

BB

: 43 Kg

Respirasi

: 20x/menit

TB

: 152 cm

Suhu

: 36,7C

Kepala Leher

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-), pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-). Mata cekung (-)
Thorax
:
I : Pergerakan thoraks simetris, retraksi (-), sikatrik (-)
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada jantung, batas paru-hepar SIC VII linea
mid-claviculadextra, batas jantung dalam batas normal.
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II murni
Reguler

Abdomen

I : Tampak cekung
A: Peristaltik (+) kesan normal
P: timpani
23

P: Nyeri tekan (+), massa (-)


Pemeriksaan Obstetri :
Tinggi Fundus Uteri

: belum teraba

Denyut Jantung Janin

:-

Genitalia

: Pemeriksaan Dalam (VT) : tidak dilakukan

Ekstremitas

: Edema ekstremitas bawah -/-, turgor >2 detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap :

WBC : 8 x 103/mm3

HGB : 12,8 gr/dL


MCV : 79,5 fL
MCH : 27,4 pg
MCHC: 34,4 g/dL
HCT

: 37.2 %

PLT

: 242 x 103/mm3

RBC

: 4.7 x 106/mm3

Pemeriksaan urin:
Plano test:positif

RESUME
Pasien perempuan 31 tahun dengan G3P1A1 gravid 9-10 minggu. masuk
dengan keluhan perdarahan pervaginam, sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu, darah
24

yang keluar sedikit-sedikit. Keluhan ini disertai nyeri perut pada bagian bawah.
Riwayat mual (+) dan muntah (+) pada 1 minggu sebelum masuk RS.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/80 mmHg, takikardi,
konjungtiva anemis (+/+). Pemeriksaan ginekologis: perut membesar (+), cicatrix
(-),Uterus tidak teraba, massa tidak teraba. Pemeriksaan dalam : fluksus (+) darah,
Pemeriksaan laboratorium: Wbc : 8 x 109/l, Hb: 712,8 gr/dl, Plt: 242 x 109/l, HbSAg
negatif.
DIAGNOSIS
GIIIP1A1 gravid 9-10 minggu + Blighted Ovum
PENATALAKSANAAN

Pre-curetage

Pasang IVFD RL
Drips oxytocin 1 amp/24 jam
Konsul anestesi
Informed consent, puasakan.
Observasi TTV KU
Rencana kuretase

Laporan Operasi kuretase :

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Posisikan pasien pada posisi litotomi dengan anastesi intravena


Antiseptic vulva dan vagina
Dipasang speculum sims, jepit portio dengan tenakulum ovum
Dilakukan sonde ke dalam cavum uteri ( 9 cm)
Dilakukan evaluasi ke dalam cavum uteri dengan abortus tang
Dilanjutkan kuretase dengan tang tumpul lalu bagian tajam
Kuretase dibersihkan setelah dipastikan tidak perdarahan
Bersihkan area operasi dengan kasa steril dan betadine
25

9) Operasi selesai

Dokumentasi :

G. PENATALAKSANAAN POST OPERATIF


Drips oxytocin 1 amp dalam 2 kolf RL
Methylergometrin 3x1
Asam mefenamat 3x500mg
Vitamin C 3x50mg
Cefadroxyl 2x500mg
Observasi TTV KU

26

BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RSUD UNDATA PALU

FOLLOW UP

13 November 2016
S

: Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, tdk bergumpal, Nyeri Perut (+),

mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)

: TD : 120/70 mmHg

N : 86x/menit

R : 20 x/menit

S : 36,8C

: GIIIP1A1 gravid 9-10 minggu + Blighted Ovum

Drips Oksitosin 1 amp/ 2 kolf 28 Tpm


Metilergotamin 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Rencana kuretase

14 November 2016

: Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, Nyeri Perut (+), mual (-),

muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)

: TD : 110/80 mmHg

N : 72x/menit

R : 16x/menit

S : 36,8C

Interpretasi hasil USG:


-

Gravid tunggal intrauterine, DJJ (+) 155x/menit

Estimasi usia kehamilan berdasarkan CRL: 12 minggu.

: GIIIP1A1 gravid 9-10 minggu + Blighted Ovum

Metilergotamin 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg

15 November 2016
S

: Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, Nyeri Perut (+), mual (-),

muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)

: TD : 100/60 mmHg

N : 78x/menit

R : 18x/menit

S : 36,5C

Ondancentron tablet 3x1

BAB IV
PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Wibowo B, Wiknjosastro H. 2008. Kelainan dalam lamanya kehamilan. Dalam:


Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T: Ilmu kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 302-312
2. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, 2008. Cunningham
FG. First trimester abortion. In: Williams Gynecology 22nd ed. New York: McGraw-Hill;
298-325
3. Porter FT, Branch DW, Scott JR. Early pregnancy loss. 2009. In: Danforths Obstetric and
Gynecology 10th ed. New York. Lippincott Williams & Wilkins : 61-70.
4. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H: Gangguan bersangkutan dengan konsepsi. Dalam:
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 1997. Ilmu kandungan. Edisi kedua.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 246-250.
5. Hatasaka HH. 1994. Recurrent miscarriage: epidemiologic factors, definitions and
incidence. In: Clin obstet gynecol 37 ; 625-634.
6. Byrne JLB, Ward K. 1994. Genetic factors in recurrent abortion. In: Clin obstet gynecol
37; 693-704.
7. Hunt JS, Roby KF. 1994. Implantation factors. In: Clin obstet gynecol 37 ; 635-645.
8. Brent RL, Beckman DA1994. The contributional of environmental teratogens to
embryonic and fetal loss. In: Clin obstet gynecol 37 ; 646-664
9. Azmanov, Dimitiar et al. 2006.profile of chromosomal in different gestational age
spontaneous abortions detevted by comparative genomic hybridation. Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol. Epub . Sofia. University Hospital Maichin Dom.
10. Kashevarova et al. 2006. Pathogenetic effects early human embryo development. ESHRE
Annual. Prague.

Anda mungkin juga menyukai