Anutapura
Jam
: 08.30 WITA
IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Umur
: 26 tahun
Umur
: 34 tahun
Alamat
Alamat
: Jl. Gawalise
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
No.35
ANAMNESIS
GIIIP1A1
HPHT : 11-09-2016
Menarche
: 11 tahun
TP
Perkawinan
: 5 tahun
: 18-06-2017
Keluhan Utama
Riwayat Obstetri
Hamil pertama
: Abortus
Hamil kedua
Hamil ketiga
: Hamil sekarang
Riwayat ANC
Riwayat menstruasi
-
:
menarche
siklus
durasi
: usia 11 tahun
: 28 hari
: 7 hari
banyak
menggumpal
dismenore
flour albus
: disangkal
: disangkal
Riwayat Imunisasi
: Tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
KU
: Sedang
Tek. Darah
: 120/70 mmHg
Kesadaran
: Kompos mentis
Nadi
: 105x/menit
BB
: 43 Kg
Respirasi
: 20x/menit
TB
: 152 cm
Suhu
: 36,7C
Kepala Leher
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-), pembesaran
KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-). Mata cekung (-)
Thorax
:
I : Pergerakan thoraks simetris, retraksi (-), sikatrik (-)
P : Vocal fremitus kanan-kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada jantung, batas paru-hepar SIC
VII linea mid-clavicula dextra, batas jantung dalam batas normal.
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
murni Reguler
Abdomen
I : Tampak cembung
A: Peristaltik (+) kesan normal
P: Timpani
P: Nyeri tekan (+) regio inguinal sinistra,
Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar
-
Inspeksi
Pemeriksaan Dalam
-
Fluksus
: (+)
Flour albus : (-)
Vulva uretra vagina : tidak ada kelainan, dinding vagina licin
Portio
: lunak, ostium uteri externa tertutup, nyeri tekan (-)
penipisan (-)
Corpus uteri : teraba massa (-)
Cavum douglas : tidak menonjol
Adneksa parametrium :
kanan : tidak teraba massa
kiri : tidak teraba massa
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap :
WBC : 8 x 103/mm3
: 37.2 %
PLT
: 242 x 103/mm3
RBC
: 4.7 x 106/mm3
Pemeriksaan urin:
Plano test: Positif (+)
USG :
RESUME
Pasien perempuan 31 tahun dengan G3P1A1 gravid 7-8 minggu
masuk dengan keluhan perdarahan pervaginam, sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu, darah yang keluar sedikit-sedikit. Keluhan ini disertai
nyeri perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan muntah (+) pada 1
minggu sebelum masuk RS.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/80 mmHg,
takikardi,
membesar (+), cicatrix (-), Uterus tidak teraba, massa tidak teraba.
Pemeriksaan dalam : fluksus (+) darah,
Pemeriksaan laboratorium: Wbc : 8 x 10 9/l, Hb: 12,8 gr/dl, Plt: 242 x 10 9/l,
HbSAg negatif.
DIAGNOSIS
GIIIP1A1 gravid 7-8 minggu + Blighted Ovum
PENATALAKSANAAN
Pre-curetage
Pasang IVFD RL
Drips oxytocin 1 amp/24 jam
Konsul anestesi
Informed consent, puasakan.
Observasi TTV KU
Rencana kuretase
Dokumentasi :
FOLLOW UP
13 November 2016
S
Nyeri Perut (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+),
BAK (+)
: TD : 120/70 mmHg
N : 86x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,8C
IVFD RL 28 Tpm
Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
14 November 2016
mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)
: TD : 110/80 mmHg
N : 72x/menit
R : 16x/menit
S : 36,8C
Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Pasien Boleh pulang, Rawat Jalan dan kontrol di Poli kandungan
PEMBAHASAN
pervaginam, sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu, darah yang keluar sedikitsedikit. Keluhan ini disertai nyeri perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan
muntah (+). Dari hasil anamnesis yang diperoleh dari pasien, hal tersebut sesuei
dengan teori untuk kehamilan kosong atau blighted ovum dimana gejalanya sama
dengan kehamilan normal seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal
kehamilan, payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat
dilakukan tes kehamilan hasilnya pun positif.
membesar, terdapat nyeri tekan pada perut. Hal tersebut sesuei dengan teori
dimana pada kehamilan kosong atau blighted ovum, didapatkan tanda tanda
seperti kehamilan normal. Dari pemeriksaaan fisik juga ditemukan keluarnya
bercak-bercak perdarahan dari vagina. Dari gejala tersebut juga dimungkinkan
bahwa pasien mengalami abortus. Akan tetapi perlu dipastikan melalui
pemeriksaan penunjang USG mengenai kondisi dalam rahim ibu sehingga dapat
disimpulkan diagnosis pasti yang ada. Pada pemeriksaan USG terlihat kantung
kehamilan tanpa janin intrauterin didalamnya. Disimpulkan diagnosis dari kasus
ini adalah blighted ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung
kehamilan dan plasenta tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted ovum pada
awalnya tidak dapat dibedakan gejalanya hingga terjadi abortus spontan atau telah
dilakukan pemeriksaan USG.
adalah kuretase. Pada pasien ini telah dilakukan tindakan kuretase, dimana
bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, mencegah infeksi, sehingga
rahim siap untuk kehamilan berikutnya. Pemberian pengobatan medikamentosa
BAB I
PENDAHULUAN
sebelum kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus yang
terjadi dengan sengaja dilakukan disebut abortus provokatus. Dikenal berbagai
macam abortus sesuei dengan gejala, tanda, dan proses patologi yang terjadi,
diantaranya adalah : Abortus iminens, Abortus insipiens, Abortus kompletus,
Abortus Inkompletus, Missed Abortus, Abortus Habitualis, Abortus Infeksiosus,
Abortus Septic, Kehamilan Anembrionik (Blighted Ovum)[1]
pertama adalah blighted ovum, terhitung sebesar 50% dari semua kejadian abortus
pada kehamilan trimester pertama. Prevalensi angka kejadian blighted ovum
menurut WHO (2012) di ASEAN adalah 51 %, dan di Indonesia mencapai 37%
dari 100 kehamilan. Abortus spontan kemungkinan akan terjadi pada kehamilan
blighted ovum pada usia kehamilan 14-16 minggu. Berdasarkan data yang
diperoleh di RSUD Kota Semarang tahun 2010-2013, prevalensi blighted ovum
(BO) tahun 2010 sebanyak 40 kasus. Pada tahun 2011 sebanyak 28 kasus. Pada
tahun 2012 diperoleh data sebanyak 35 kasus blighted ovum (BO). Sedangkan
ditahun 2013 untuk bulan januari sampai tanggal 20 juli terdapat 48 kasus [2, 3]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Blighted
ovum
merupakan
keadaan
dimana
terbentuknya
menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.
Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita
tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya
menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran[1,2]
2. ETIOLOGI
sekitar 50% dari keguguran trimester pertama, atau mungkin paparan teratogens.
Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh
proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, dan streptokokus,
riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta
faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan
blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua
karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun[8,10]
3. PATOFISIOLOGI
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma
tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang
berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam
rahim.
Plasenta
menghasilkan
hormon
HCG
(human
chorionic
gejala-gejala
kehamilan
seperti
mual,
muntah,
dan
keluhan perdarahan
Hampir sama dengan kehamilan normal [1,4,8]
5. DIAGNOSIS KERJA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan
saat kehamilan memasuki usia 7-8 minggu (transvaginal). Sebab
saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan
tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi
janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila
pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 25 mm, tidak
dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur [1,5,8]
Gambar 2 : Kehamilan
Normal
6. DIAGNOSIS BANDING
merah sesudah amenorea, rasa nyeri yang lebih kurang berlokasi di daerah
median dan bersifat nyeri [7,8]
7. PENATALAKSANAAN
contoh,
tingkat
hormon
yang
rendah
mungkin
jarang
menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti
progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon
adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi
kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan
buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini
perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi,
pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran
kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah
pilihan lain bagi banyak pasangan [1,6]
8. PENCEGAHAN
9. PROGNOSIS
Prognosis buruk bila terus menerus terjadi perdarahan per vaginam [1]
DAFTAR PUSTAKA