Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 13-11-2016

Ruangan :Kasuari Bawah RSU

Anutapura
Jam

: 08.30 WITA

IDENTITAS
Nama

: Ny. M

Nama Suami : Tn. S

Umur

: 26 tahun

Umur

: 34 tahun

Alamat

: Jl. Gawalise No.35

Alamat

: Jl. Gawalise

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Wiraswasta

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

No.35

ANAMNESIS
GIIIP1A1

Usia Kehamilan : 7 minggu

HPHT : 11-09-2016

Menarche

: 11 tahun

TP

Perkawinan

: 5 tahun

: 18-06-2017

Keluhan Utama

: Perdarahan dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien masuk IGD Kebidanan diantar oleh keluarganya dengan keluhan


keluar darah dari jalan lahir, sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu, Darah yang
keluar sedikit-sedikit, berwarna merah segar tidak disertai gumpalan. Pasien
mengatakan 1-2 kali mengganti celana dalam, dalam sehari. Keluhan ini disertai
nyeri perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan muntah (+).

Pasien sebelumnya sudah pernah ke praktek dokter swasta dan melakukan


pemeriksaan, dari hasil USG menurut dokter praktek swasta pasien mengalami
kehamilan kosong, dan dianjurkan untuk dilakukan kuretase.
.
Riwayat Penyakit Dahulu
-

Keluhan serupa (-) sebelumnya


Keguguran (+)
Riwayat asma (-)
Diabetes melitus (-)
Penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)
Hepatitis (-)

Riwayat penyakit keluarga


-

Riwayat asma (-)


Diabetes melitus (-)
Penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)
Hepatitis (-)

Riwayat Obstetri

Hamil pertama

: Abortus

Hamil kedua

: Tahun 2007, lahir di rumah, usia kehamilan aterm.

Penolong bersalin bidan, BBL 2500 gr

Hamil ketiga

: Hamil sekarang

Riwayat ANC

: Pasien pernah melakukan pemeriksaan di klinik


dokter swasta, kemudian dilakukan USG dan
hasilnya adalah kehamilan kosong. Disarankan
untuk melakukan tindakan kuretase

Riwayat menstruasi
-

:
menarche
siklus
durasi

: usia 11 tahun
: 28 hari
: 7 hari

banyak

: 2x ganti pembalut dalam sehari, tidak

menggumpal
dismenore
flour albus

: disangkal
: disangkal

Riwayat Imunisasi

: Tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
KU

: Sedang

Tek. Darah

: 120/70 mmHg

Kesadaran

: Kompos mentis

Nadi

: 105x/menit

BB

: 43 Kg

Respirasi

: 20x/menit

TB

: 152 cm

Suhu

: 36,7C

Kepala Leher

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-), pembesaran
KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-). Mata cekung (-)
Thorax
:
I : Pergerakan thoraks simetris, retraksi (-), sikatrik (-)
P : Vocal fremitus kanan-kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada jantung, batas paru-hepar SIC
VII linea mid-clavicula dextra, batas jantung dalam batas normal.
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
murni Reguler

Abdomen

I : Tampak cembung
A: Peristaltik (+) kesan normal
P: Timpani
P: Nyeri tekan (+) regio inguinal sinistra,
Status Ginekologi

Pemeriksaan Luar
-

Inspeksi

: sikatrik (-), tanda radang (-), dinding perut datar, linea


nigra (-) striae gravidarum (-) perdarahan flek-flek (+)
Palpasi
: nyeri tekan (-), TFU: Tidak teraba
Inspekulo
: vulva uretra dan vagina tidak ada kelainan permukaan
portio licin, erosi (-), massa (-), ostium uteri externa tertutup, fluksus (+)

Pemeriksaan Dalam
-

Fluksus
: (+)
Flour albus : (-)
Vulva uretra vagina : tidak ada kelainan, dinding vagina licin
Portio
: lunak, ostium uteri externa tertutup, nyeri tekan (-)
penipisan (-)
Corpus uteri : teraba massa (-)
Cavum douglas : tidak menonjol
Adneksa parametrium :
kanan : tidak teraba massa
kiri : tidak teraba massa

Ekstremitas

: Edema ekstremitas bawah -/-, turgor < 2 detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap :

WBC : 8 x 103/mm3

HGB : 12,8 gr/dL


MCV : 79,5 fL
MCH : 27,4 pg
MCHC: 34,4 g/dL
HCT

: 37.2 %

PLT

: 242 x 103/mm3

RBC

: 4.7 x 106/mm3

Pemeriksaan urin:
Plano test: Positif (+)
USG :

Kesan : G3P1A1 hamil 7-8 minggu dengan Blighted ovum

RESUME
Pasien perempuan 31 tahun dengan G3P1A1 gravid 7-8 minggu
masuk dengan keluhan perdarahan pervaginam, sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu, darah yang keluar sedikit-sedikit. Keluhan ini disertai
nyeri perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan muntah (+) pada 1
minggu sebelum masuk RS.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/80 mmHg,
takikardi,

konjungtiva anemis (+/+). Pemeriksaan Ginekologis: perut

membesar (+), cicatrix (-), Uterus tidak teraba, massa tidak teraba.
Pemeriksaan dalam : fluksus (+) darah,
Pemeriksaan laboratorium: Wbc : 8 x 10 9/l, Hb: 12,8 gr/dl, Plt: 242 x 10 9/l,
HbSAg negatif.
DIAGNOSIS
GIIIP1A1 gravid 7-8 minggu + Blighted Ovum

PENATALAKSANAAN

Pre-curetage

Pasang IVFD RL
Drips oxytocin 1 amp/24 jam
Konsul anestesi
Informed consent, puasakan.
Observasi TTV KU
Rencana kuretase

Laporan Operasi kuretase :

1) Posisikan pasien pada posisi litotomi dengan anastesi intravena dibawah


pengaruh anastesi

2) Disinfeksi vulva dan vagina dengan menggunakan kasa dan betadine


3) Dipasang speculum Sims, jepit portio dengan tenakulum ovum pada arah
jam 11
4) Dilakukan sonde ke dalam cavum uteri ( 9 cm)
5) Dilakukan evaluasi ke dalam cavum uteri dengan abortus tang
6) Dilanjutkan kuretase dengan sendok kuret tumpul lalu bagian tajam secara
sistematik
7) Kuretase dibersihkan setelah dipastikan tidak ada perdarahan
8) Mencabut tenakulum ovum, dan speculum Sims
9) Bersihkan area operasi dengan kasa steril dan betadine
10) Operasi selesai

Dokumentasi :

G. PENATALAKSANAAN POST OPERATIF


Drips oxytocin 1 amp dalam 2 kolf RL
Methylergometrin 3x1
Asam mefenamat 3x500mg
Vitamin C 3x50mg
Cefadroxyl 2x500mg
Observasi TTV KU

BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RSUD UNDATA PALU

FOLLOW UP

13 November 2016
S

: Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, tdk bergumpal,

Nyeri Perut (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+),
BAK (+)

: TD : 120/70 mmHg

N : 86x/menit

R : 20 x/menit

S : 36,8C

: P1AII Post kuretase H1 a/I Blighted Ovum

IVFD RL 28 Tpm
Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg

14 November 2016

: Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, Nyeri Perut (+),

mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)

: TD : 110/80 mmHg
N : 72x/menit

R : 16x/menit

S : 36,8C

: P1AII Post kuretase H1 a/I Blighted Ovum

Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Pasien Boleh pulang, Rawat Jalan dan kontrol di Poli kandungan

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan perdarahan

pervaginam, sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu, darah yang keluar sedikitsedikit. Keluhan ini disertai nyeri perut pada bagian bawah. Riwayat mual (+) dan
muntah (+). Dari hasil anamnesis yang diperoleh dari pasien, hal tersebut sesuei
dengan teori untuk kehamilan kosong atau blighted ovum dimana gejalanya sama
dengan kehamilan normal seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal
kehamilan, payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat
dilakukan tes kehamilan hasilnya pun positif.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa terlihat perut sedikit

membesar, terdapat nyeri tekan pada perut. Hal tersebut sesuei dengan teori
dimana pada kehamilan kosong atau blighted ovum, didapatkan tanda tanda
seperti kehamilan normal. Dari pemeriksaaan fisik juga ditemukan keluarnya
bercak-bercak perdarahan dari vagina. Dari gejala tersebut juga dimungkinkan
bahwa pasien mengalami abortus. Akan tetapi perlu dipastikan melalui
pemeriksaan penunjang USG mengenai kondisi dalam rahim ibu sehingga dapat
disimpulkan diagnosis pasti yang ada. Pada pemeriksaan USG terlihat kantung
kehamilan tanpa janin intrauterin didalamnya. Disimpulkan diagnosis dari kasus
ini adalah blighted ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung
kehamilan dan plasenta tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted ovum pada
awalnya tidak dapat dibedakan gejalanya hingga terjadi abortus spontan atau telah
dilakukan pemeriksaan USG.

Setelah dicapai diagnosis pasti blighted ovum, tindakan selanjutnya

adalah kuretase. Pada pasien ini telah dilakukan tindakan kuretase, dimana
bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, mencegah infeksi, sehingga
rahim siap untuk kehamilan berikutnya. Pemberian pengobatan medikamentosa

pada kasus ini adalah pemberian antibiotik, pemberian analgesik, pemberian


uterotonik dan pemberian vitamin.

BAB I

PENDAHULUAN

Abortus juga disebut keguguran adalah hilangnya kehamilan

sebelum kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus yang
terjadi dengan sengaja dilakukan disebut abortus provokatus. Dikenal berbagai
macam abortus sesuei dengan gejala, tanda, dan proses patologi yang terjadi,
diantaranya adalah : Abortus iminens, Abortus insipiens, Abortus kompletus,
Abortus Inkompletus, Missed Abortus, Abortus Habitualis, Abortus Infeksiosus,
Abortus Septic, Kehamilan Anembrionik (Blighted Ovum)[1]

Blighted Ovum merupakan salah satu perdarahan pada kehamilan

muda. Blighted Ovum terjadi karena adanya kegagalan perkembangan embrio


pada awal masa kehamilan, sehingga hanya ditemukan kantung kehamilan disertai
ada atau tidaknya selaput kuning telur. Kegagalan perkembangan kasus blighted
ovum terjadi pada 6-7 minggu usia kehamilan[1]

Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan trimester

pertama adalah blighted ovum, terhitung sebesar 50% dari semua kejadian abortus
pada kehamilan trimester pertama. Prevalensi angka kejadian blighted ovum
menurut WHO (2012) di ASEAN adalah 51 %, dan di Indonesia mencapai 37%
dari 100 kehamilan. Abortus spontan kemungkinan akan terjadi pada kehamilan
blighted ovum pada usia kehamilan 14-16 minggu. Berdasarkan data yang
diperoleh di RSUD Kota Semarang tahun 2010-2013, prevalensi blighted ovum
(BO) tahun 2010 sebanyak 40 kasus. Pada tahun 2011 sebanyak 28 kasus. Pada

tahun 2012 diperoleh data sebanyak 35 kasus blighted ovum (BO). Sedangkan
ditahun 2013 untuk bulan januari sampai tanggal 20 juli terdapat 48 kasus [2, 3]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Blighted

ovum

merupakan

keadaan

dimana

terbentuknya

gestational sac namun embrio tidak terbentuk atau berhenti terbentuk


sehingga terabsorbsi kembali oleh tubuh. Keadaan dimana seorang wanita
dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang
wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan
seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal kehamilan, payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes
kehamilan maupun laboratorium hasilnya pun positif [1,9]

Blighted ovum yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi

menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.
Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita
tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya
menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran[1,2]

2. ETIOLOGI

Biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab

sekitar 50% dari keguguran trimester pertama, atau mungkin paparan teratogens.
Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh

berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak berkembang


menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel
yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk [2,10]

Sekitar 60% Blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam

proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, dan streptokokus,
riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta
faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan
blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua
karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun[8,10]

3. PATOFISIOLOGI

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma
tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang
berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam
rahim.

Plasenta

menghasilkan

hormon

HCG

(human

chorionic

gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung


telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat
hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya

gejala-gejala

kehamilan

seperti

mual,

muntah,

dan

menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik


test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai
hormon kehamilan[1,5,9]

4. GEJALA DAN TANDA

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama


sekali. Gejala dan tanda-tanda termasuk:
Periode menstruasi terlambat
Nyeri perut
Perdarahan berupa bercak

Tes kehamilan positif pada saat gejala


Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul

keluhan perdarahan
Hampir sama dengan kehamilan normal [1,4,8]

5. DIAGNOSIS KERJA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan
saat kehamilan memasuki usia 7-8 minggu (transvaginal). Sebab
saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan
tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi
janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila
pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 25 mm, tidak
dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur [1,5,8]

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan
Normal

6. DIAGNOSIS BANDING

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) : pada KET terdapat nyeri goyang


serviks, perdarahan pervaginam sedikit atau bahkan tidak ada, terdapat
kavum douglas yang menonjol dan nyeri perut yang hebat.
Pada abortus imminens dan insipiens perdarahan lebih banyak dan lebih

merah sesudah amenorea, rasa nyeri yang lebih kurang berlokasi di daerah
median dan bersifat nyeri [7,8]

7. PENATALAKSANAAN

Jika telah di diagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya


adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase
akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu
mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat diobati agar
tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat
dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan
[1,3,8]

Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan,


namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui.
Sebagai

contoh,

tingkat

hormon

yang

rendah

mungkin

jarang

menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti
progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon
adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi
kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan
buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini
perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi,
pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran
kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah
pilihan lain bagi banyak pasangan [1,6]

Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol,


setelah terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase [6]

8. PENCEGAHAN

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa


pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi
keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan
kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.Untuk
mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada
wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu,
dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila
usia diatas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas
sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan
pola hidup sehat [1]

9. PROGNOSIS

Prognosis buruk bila terus menerus terjadi perdarahan per vaginam [1]

DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono,P, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta
2. Hafiffa, P. dkk. 2015. Kehamilan 13 Minggu Dengan Blighted Ovum, IJMS Indonesian Journal On Medical Science - Volume 2 No 2 - Juli 2015

3. Sahar Shekoohi, Majid Mojarrad, Reza Raoofian, 2016. Chromosomal Study


of Couples with the History of Recurrent Spontaneous Abortions with
Diagnosed Blightded Ovum. Department of Medical Genetics, School of
Medicine, Mashhad University of Medical Sciences, Mashhad, Iran.
4. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, 2008.
Cunningham FG. First trimester abortion. In: Williams Gynecology 22nd ed.
New York: McGraw-Hill; 298-325
5. Porter FT, Branch DW, Scott JR. Early pregnancy loss. 2009. In: Danforths
Obstetric and Gynecology 10th ed. New York. Lippincott Williams &
Wilkins : 61-70.
6. Zoleikha Atarod, Fatemeh Talebi1, Seyyed Abbas Hashemi, 2013.
Comparison of vaginal misoprostol application versus curettage in treatment
of early pregnancy failure: A randomization clinical trial study. Department
of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Mazandaran University
of Medical Sciences, Sari, Iran.
7. Hatasaka HH. 1994. Recurrent miscarriage: epidemiologic factors, definitions
and incidence. In: Clin obstet gynecol 37 ; 625-634.

8. Agnes, dkk. 2012. Gynecology and Obstetrics Clinical Protocol. Treatment


Guidelines. Ministry Of Health . accesed on : www.moh.gov.rw
9. Hunt JS, Roby KF. 1994. Implantation factors. In: Clin obstet gynecol 37 ;
635-645.
10. Brent RL, Beckman DA1994. The contributional of environmental teratogens
to embryonic and fetal loss. In: Clin obstet gynecol 37 ; 646-664

Anda mungkin juga menyukai