Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil

tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang

mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat

menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness),

payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes

kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Pada saat

konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat

berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat

berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.

Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta

menghasilkan hormon HCG (humanchorionic gonadotropin) dimana hormon

ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai

pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon

HCG yang menyebabkan munculnya gejalagejala kehamilan seperti mual,

muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes

kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur

kadar hormon yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan (Fika,

2011).

Blighted ovum atau kehamilan kosong ini, kadang di sebagian

masyarakat ada yang menghubungkannya dengan hal-hal mistik. Ada yang

1
mengatakan kehamilannya hilang di bawa oleh makhlus atau bayinya

dipindahkan ke orang lain, dll. Karena memang kesannya bayinya

menghilang, padahal ibu hamil yang mengalami blighted ovum mengalami

tandatanda dan perubahan-perubahan tubuh layaknya kehamilan normal,

namun ketika di cek USG janinnya tidak ada/tidak berkembang. Oleh sebab

itu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya blighted ovum sangat diperlukan

(Wisudanti, 2013).

Menurut data WHO (world health organization) persentase

kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi sekitar 15-40%. Di Indonesia,

diperkirakan ada 500.000-750.000 kejadian abortus. Blighted ovum adalah

suatu keadaan hasil konsepsi yang tidak mengandung janin. Diperkirakan di

seluruh dunia Blighted ovum merupakan 60% dari penyebab kasus

keguguran, di ASEAN (association of southeast asian nations) mencapai

51%, di Indonesia ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan, di Provinsi

Lampung mencapai 30% dari 100 kehamilan dan di Kota Metro sebanyak

43,39%. Angka kejadian di Permata Hati Lampung menunjukkan

peningkatan angka Blighted ovum selama 3 tahun terakhir tahun 2009

sebanyak 6,02%, tahun 2010 meningkat 6,05%, dan pada tahun 2011

meningkat 6,06%. Ibu-ibu yang mengalami abortus karena blighted ovum

memiliki karakteristik antara lain usia, paritas dan jarak kehamilan, selain itu

usia, paritas dan jarak kehamilan juga merupakan faktor penyebab terjadinya

blighted ovum. Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis di RSUD R.A

2
Basoeni Mojokerto pada tanggal 8 Desember 2021, terdapat kasus blighted

ovum (BO) sebanyak 2 kasus.

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.

Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak

dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.

Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta

menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon

ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai

pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon

HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,

muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes

kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur

kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga

sebagai hormon kehamilan.Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi

dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan

mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG

transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan

memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah

lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga

akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.

Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru

ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan

perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat

3
disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,

penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya

kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap

janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Resiko juga meningkat bila

usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi

turun

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya

adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase

akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi

penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini

tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program

imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan. Untuk mencegah

terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan

pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang

hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula

darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35

tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,

memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut : Bagaimanakah intervensi teknik relaksasi tarik

nafas dalam terhadap menurunkan nyeri pada ibu blighted ovum

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah untuk mengetahui tentang intervensi teknik relaksasi tarik

nafas dalam terhadap menurunkan nyeri pada ibu blighted ovum

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah diperolehnya

gambaran asuhan keperawatan yang meliputi:

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu dengan blighted

ovum di RSUD R.A Basoeni Mojokerto

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada ibu dengan blighted

ovum di RSUD R.A Basoeni Mojokerto

3. Menyusun perencanaan keperawataan Relaksasi tarik nafas

dalam terhadap menurunkan nyeri pada ibu blighted ovum di

RSUD R.A Basoeni Mojokerto.

4. Melaksanakan Implementasi keperawataan . Relaksasi tarik nafas

dalam terhadap menurunkan nyeri pada ibu dengan blighted

ovum di RSUD R.A Basoeni Mojokerto.

5
5. Melakukan evaluasi keperawataan Relaksasi tarik nafas dalam

terhadap menurunkan nyeri pada ibu dengan blighted ovum di

RSUD R.A Basoeni Mojokerto.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Laporan kasus ini dapat diaplikasikan dan menambah wawasan

ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan

Intervensi Keperwatan Relaksasi tarik nafas dalam terhadap

menurunkan nyeri pada ibu dengan blighted ovum di RSUD R.A

Basoeni Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai