Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) presentase kemungkinan

terjadinya abortus cukup tinggi sekita 15- 40%.Di Indonesia,Diperkirakan

adad 500.000 – 750.000 kejadian abortus,Bligted Ovum adalah suatu keadaan

hasil konsepsi yang tida mebngandung janin.Diperkirakan diseluruh dunia

Blighted Ovum merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran ,di ASEAN

(association of southeast asian nation) mencapai 51 %. Di Indonesia

Ditemukan 37 % dari Setiap 100 Kehamilan. Di Kab.Mamuju Tengah 20%

dari Semua Ibu hamil dari tahun 2017 – 2020, sedangkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Pangale ada sekitar 26 kasus sejak tahun 2017.

Sebuah Blighted Ovum (kehamilan kosong) merupakan salah satu

jenis keguguran yang terjadi pada awal kehamilan. Disebut juga anembryonic

pregnancy, blighted ovum terjadi ketika telur yang dibuahi berhasil melekat

pada dinding rahim, tetapi tidak berisi embrio, hanya terbentuk plasenta dan

kulit ketuban. Sebagian besar kasus Blighted Ovum akan dikeluarkan secara

alamiah, tetapi kadang-kadang jaringan dalam rahim memerlukan tindakan

medis. Blighted Ovum umum terjadi pada kehamilan. Bahkan, terjadi

sedikitnya 60% dari semua keguguran dari setiap trimester kehamilan.

Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak menyadari bahwa

1
mereka sedang hamil ketika mereka menderita Blighted Ovum. Akibatnya

banyak wanita tidak sadar akan kondisinya.

Blighted ovum merupakan kehamilan patologi Dimana mudigah tidak

terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi Tetap terbentuk.Disamping

mudigah kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk.Kelainan ini

merupakan suatu kelainan kehamilan yang baru terdeteksi setelah

berkembangnya Ultrasonografi.Bila tidak dilakukan tindakan, kehamilan ini

akan terus berkembang walaupun tanpa ada janin didalamnya.Biasanya

Sampai Sekitar 14-16 minggu akan terjadi abortus Spontan.(Sukarni dan

Margareth, 2013).

Bahaya blighted ovum pada ibu hamil, blighted ovum dapat terdeteksi

melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan seperti mengalami

gejala keguguran mengancam (abortus iminens), kalau tidak segera

dilakukan kuretase bisa terjadi infeksi. (Fadillah, 2013).

Data ditemukan di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah, ibu

yang mengalami blighted ovum pada tahun 2017 - 2020 sebanyak 26 orang.

Rata – rata Ibu yang mengalami blighted ovum adalah ibu yang sudah

menginjak umur diatas 30 tahun. Berdasarkan Masalah-masalah yang

dikemukakan diatas maka penulis berminat untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian Blighted Ovum

Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah”.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan umur dan paritas ibu dengan

kejadian Blighted Ovum Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju

Tengah?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui apakah ada hubungan kejadian umur ibu dengan

kejadian Blighted Ovum Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju

Tengah.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui besaran jumlah faktor umur ibu hamil yang

mengalami blighted ovum Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju

Tengah.

a. Untuk mengetahui hubungan umur ibu hamil dengan kejadian

Blighted Ovum Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah.

b. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian

Blighted Ovum Di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritits

Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan

3
informasi baru tentang hubungan umur dan paritas dengan kejadian

blighted ovum pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

Manfaaat bagi peneliti adalah sebagai pengalaman berharga dan

bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan

dengan Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Blighted Ovum .

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Sarwono (2012) kehamilan adalah fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi..

Menurut Astuti Maya (2010 kehamilan adalah masa ketika seorang

wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal

kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke

dalam saluran sel telur.

b. Tanda-Tanda Kehamilan

- Tanda tidak pasti atau terduga hamil

adalah perubahan anatomi dan fisiologik selain dari tanda-

tanda presumptive yang dapat dideteksi atau dikenali oleh

pemeriksa diantaranya :

a) Perut Membesar

b) Uterus Membesar : terjadi perubahan dalam bentuk,

besar dan konsistensi dari rahim

c) Tanda Hegar

5
d) Tanda Chadwick

e) Tanda Piscaseck

f) Kontraksi – Kontraksi kecil uterus bila dirangsang ;

Braxton Hick

g) Teraba ballottement

h) Reaksi Kehamilan Postif

- Tanda - Tanda pasti Kehamilan

adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah

kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan

direkam oleh pemeriksa diantaranya :

a) Gerakan Janin dalam Rahim

b) Terlihat atau terabagerakan janin & teraba bagian –

bagian Janin

c) Terdengar denyut jantung janin (dengan

stetoskop,lenek,alat Doppler dan kardiotokografi)

d) Pemeriksaan ultrasonografi

c. Diagnosis Banding Kehamilan

Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan

atau penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan :

1) Hamil palsu : Gejala Dapat sama dengan kehamilan,

seperti amenorea, perut membesar,mual, muntah,air

6
susu keluar dan bahkan wanita ini merasakan gerakan

janin.Namun pada pemeriksaan,Uterus tidak membesar,

tanda – tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan

negative

2) Mioma uteri :Perut dan Rahim membesar, namun pada

perabaan, Rahim terasa padat, kadang kala berbenjol –

benjol. Tanda kehamilan negative dan tidak dijumpai

tanda-tanda kehamilan lainnya

3) Kista ovary : perut membesar bahkan makin bertambah

besar namun pada pemeriksaan dalam Rahim teraba

sebesar biasa.Reaksi Kehamilan negative. Tanda –tanda

kehamilan negative.

4) Blighted Ovum : gejala-gejala yang umum dirasakan

selama kehamilan, seperti mual, muntah, hasil test pack

yang positif, payudara yang terasa lebih keras, juga bisa

dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami blighted

ovum. ( Mochtar, Rustam 2010)

7
2. Blighted Ovum

a. Pengertian

Blighted ovum (BO) adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic

pregnancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan

air ketuban saja (Sukarni 2014).

Kehamilan anembrionik atau BO merupakan kehamilan tampa

embiro, pada saat terjadi pembuahan sel - sel tetap membentuk

kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi)

tidak berkembang menjadi embrio (Fadillah, 2013).

Blighted Ovum merupakan kehamilan dimana Kantong gestasi

memiliki diameter kantong lebih dari 20 mm akan tetapi tanpa

embri.Tidak Dijumpai Pula adanya denyut jantung janin.Blighted

Ovum Cenderung mengarah pada keguguran yang tidak

terdeteksi( manuaba ,2010)

b. Etiologi

Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted

ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena

beberapa faktor. Faktor-faktor blighted ovum adalah sebagai berikut

(Dwi W,2013).

1) Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan

seltelur.

8
2) Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella,

infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan Penyakit diabetes

melitus yang tidak terkontrol dapat ikut menyebabkan terjadinya

blighted ovum.

3) Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia suami atau istri dan

semakin banyak jumlah anak yang dimiliki semakin tinggi pula

peluang terjadinya blighted ovum.

4) Kelainan genetik

5) Kebiasaan merokok dan alkohol.

c. Patogenesis

Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi

bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya

kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi TORCH, maka

unsur janin tidak berekembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan

tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi

tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai

pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.

Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan

menimbulkan gejala - gejala kehamilan seperti mual, muntah, dan

lainnya seperti hal umumnya yang dialami ibu hamil (Sukarni dan

Margareth, 2013).

9
Untuk blighted ovum pada kehamilan awal kehamilan berjalan baik

dan normal tanpa ada tanda - tanda kelaina. Kantung kehamilan

terlihat jelas, tes kehamilan urine positif. blighted ovum terdeteksi saat

ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 7-8 minggu

(Sukarni, 2014).

d. Diagnosa Blighted Ovum

Ada kemungkinan bagi seseorang yang mengalami blighted ovum

pada tahap awal kehamilan merasa bahwa dirinya sedang mengalami

kehamilan secara normal. Hal ini dikarenakan blighted ovum memiliki

gejala yang sama dengan kehamilan, seperti haid yang terlambat

disertai hasil tes kehamilan yang positif. Pasien dapat terus merasa

dalam keadaan hamil hingga terjadi pendarahan dari vagina. Waspadai

gejala selain pendarahan yang dapat menjadi tanda- tanda keguguran,

yaitu volume menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, kram pada

daerah perut serta munculnya flek.

Dokter biasanya akan mencari tahu level hormon hCG (human

chorionic gonadotropin) utnuk memastikan adanya kehamilan.

Hormon ini dihasilkan oleh plasenta dan levelnya dapat terus

bertambah hingga beberapa waktu. Dokter juga akan melakukan tes

USG untuk memastikan kantong kehamilan yang telah terbentuk,

berisi embrio atau tidak. Biasanya dokter akan melakukan USG

10
kembali sepuluh hari setelah tes USG pertama untuk memantau

perkembangan embrio dan kondisi kehamilan.

Untuk memastikan diagnosis blighted ovum, kantong kehamilan

dan embrio harus memenuhi beberapa kriteria ukuran, yaitu diameter

25 mm atau lebih untuk kantong kehamilan dan tidak memiliki

kantung yolk sac (ovum) atau embrio. Gambaran lainnya adalah ketika

embrio memiliki panjang lebih dari 15 mm namun tidak memiliki

aktivitas jantung yang sehat.

Ditegakkan saat usia kehamilan 7 - 8 minggu bila pada

pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau

pada diameter 2,5 cm yang tidak disertai gambaran mudigah maka

evaluasi 2 minggu kemudian tapi bila tidak dijumpai struktur mudigah

atau kantong kuning telur dan diameter gestasi sudah mencapai 25

mm, maka dinyatakan sebagai kehamilan anembrionik atau blighted

ovum.

e. Pencegahan Blighted Ovum

Blighted ovum biasanya terjadi satu kali pada sebagian besar

perempuan.Sayangnya pada sebagian besar kasus, kondisi ini tidak

dapat dicegah. Bagi sebagian perempuan yang pernah mengalami

blighted ovum dapat tetap memiliki kandungan yang sehat pada

kehamilan selanjutnya.

11
Menurut Sukarni, 2014 pencegahan yang harus dilakukan adalah

1) Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain

imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan

lingkungan tempattinggalnya.

2) Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah

itu pastikan bahwa calon ibu benar - benar sehat saat akan

merencanakan kehamilannya.

3) Melakukan pemeriksaan kromosom.

4) Tak hanya pada calon ibu, calon ayahpun disarankan untuk

menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat

konsepsi.

5) periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehilam kosong

jarang terdeteksi saat usia kandungan masih dibawah delapan

bulan.

f. Penanganan blighted ovum

Untuk penanganan kehamilan pada blighted ovum tidak ada jalan

lain kecuali mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim. Caranya

bisa dilakukan dengan kuretase atau dengan menggunakan obat. Tetapi

kuretase dianggap memiliki kelebihan karena dapat mencegah

terjadinya infeksi dan juga pemeriksaan kromosom (Fadillah, 2013).

Salah satu prosedur penanganan yang dilakukan setelah seseorang

12
didiagnosis blighted ovum adalah dengan membuka kemudian

mengangkat embrio dan jaringan plasenta yang tidak berkembang dari

dalam rahim. Prosedur ini dinamakan dilatase dan kuretase.Selain itu,

obat-obatan dapat digunakan sebagai pilihan selain prosedur operasi.

Kedua cara tersebut memiliki efek samping kram perut.

Pasien yang mengalami blighted ovum perlu mempelajari dan

mengetahui bahwa dia bukanlah penyebab dari keguguran yang

dialaminya. Dirinya sendiri harus menyadari bahwa keguguran adalah

proses alami yang tidak bisa dicegah ketika tubuh mendeteksi

ketidaknormalan pada proses kehamilan. Dengan memahami hal ini,

kesehatan tubuh dan jiwa pasien dapat kembali pulih dengan cepat

(Sarwono, 2012)

g. Penanganan Blighted Ovum dengan Kuretase

Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang

melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan

memanipulasi intrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri

(Saifuddin, 2010).

h. Komplikasi Blighted Ovum

Jika jaringan kehamilan tidak seluruhnya keluar dari dalam

rahim, dapat terjadi infeksi pada rahim atau keguguran septik.

13
3. Tinjauan tentang Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Blighted Ovum

a. Umur Ibu

Umur adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung berdasarkan

ulang tahun terakhir, umur berkembang sejalan dengan perkembangan

biologis alat-alat tubuh manusia. Dalam kurun reproduksi sehat

dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-

30 tahun (Winkjosastro, 2006).

Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan

turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak

yang dilahirkan.Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun Rahim dan

bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan

cenderung kurang perhatian terhadap kehamilannya.Ibu yang berumur

20-35 tahun,karena pada usia tersebut Rahim sudah siap menerima dan

diharapkan untuk memperhatikan kehamilannya.Ibu yang berumur 35

tahun Rahim dan bagian tubuh lainnya fungsinya sudah menurun dan

kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35 tahun.

b. Paritas ibu

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh

seorang wanita (BKKBN,2006).Menurut Prawirohardjo (2009). Paritas

dapat dibedakan menjadi primipara, multi para dan grandemultipara.

14
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu

hidup diluar rahim (28 minggu). Sedangkan menurut Manuaba (2008),

Paritas adalah wanita yang pernah melahirakan bayi Jumlah paritas

merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering

dituliskan dengan notas G-P-A, dimana G menyatakan jumlah

kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan A menyatakan

jumlah abortus.

1) Klasifikasi Istilah Paritas

Menurut Cubnningham et al (2005) terdapat beberapa istilah yang

merujuk pada jumlah paritas, yaitu :

a) Nulipara

Nulipara adalah wanita yang tidak pernah mengalami proses

kehamilan melebihi minggu ke-20.

b) Primipara

Primipara adalah Seorang wanita yang pernah melahirkan

hanya sekali atau beberapa kali melahirkan janin yang hidup

atau mati dengan estimasi lama watu gestasi antara 20 atau

beberapa minggu

c) Multipara

Multipara adalah Seorang wanita yang pernah mengalami

waktu kehamilan dengan sempurna 2 atau lebih dengan waktu

gestasi 20 minggu atau lebih.

15
c. Hubungan Umur dengan kejadian blightedovum

Salah satu etiologi terjadinya blighted ovum adalah umur.

Semakin tua usia ibu maka semakin tinggi pula terjadinya

blighted ovum. Umur pada waktu hamil sangat berpengaruh

pada kesiapan ibu untuk menerima tanggung jawab sebagai

seorang ibu. Blighted ovum merupakan jenis umum keguguran.

Karena biasa disebabkan oleh kualitas telur/sprema yang buruk

maka unsur janin tidak berkembang. Pada usia usia 35 dan 38

ke atas pasokan sel telur menjadi kurang signifikan. Kualitas

yang dimiliki sel telur juga tidak sebaik ketika ibu masih pada

usia muda. Dikarenakan hal tersebut ibu yang hamil pada usia

35 tahun keatas cenderung mengalami keguguran di awal

kehamilan atau tidak berkembangnya janin .

d. Hubungan Paritas dengan kejadian Blighted Ovum

Dari etiologi blighted ovum paritas tidak termaksud

dalam penyebab terjadinya blighted ovum. Blighted ovum

merupakan keguguran yang terjadi pada awal kehamilan.

Blighted ovum biasanya hanya terjadi satu kali. Tapi pada

sebagian besar kasus kondisi blighted ovum tidak dapat

dicegah.

Menurut Manuaba (2010) Paritas adalah wanita yang pernah

melahirkan bayi aterm.Sedangkan Menurut Bobak (2014)

16
mengatakan bahwa paritas adalah jumlah kehamilan yang

menghasilkan janin hidup,bukan jumlah janin yang

dilahirkan.Janin yang lahir hidup otomatis setelah viabilitas

dicapai tida mempengaruhi paritas.Semakin banyak jumlah

kelahiran yang dialami seorang ibu semakin tinggi resikonya

untuk mengalami komplikasi kehamilan,persalinan dan nifas

(mulyati, 2013) dimana bahwa resiko abortus spontan bisa

terjadi semain meningkat dengan bertambahnya

paritas.Sedangkan blighted Ovum adalah salah satu penyebab

terjadinya abortus spontan.

e. LandasanTeori

Blighted ovum merupakan kehamilan tanpa janin (anembryonic

pregnancy), jadi hanya ada kantong gestasi saja (kantong kehamilan) dan air

ketuban saja.

Blighted ovum adalah jenis umum keguguran. Ini terjadi ketika sel telur

dibuahi di dalam rahim tetapi embrio yang dihasilkan berhenti berkembang

sangat awal atau tidak terbentuk sama sekali. (dokter sehat, 2012).

Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu

sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma

yang buruk atau terdapat infeksi TORCH, maka unsur janin tidak

berekembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam

17
rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal

pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil

konsepsi di dalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi

tersebut akan menimbulkan gejala - gejala kehamilan seperti mual, muntah,

dan lainnya seperti hal umumnya yang dialami ibu hamil ( Sukarni dan

Margareth, 2013).

Pasien yang mengalami blighted ovum perlu mempelajari dan mengetahui

bahwa dia bukanlah penyebab dari keguguran yang dialaminya. Dirinya

sendiri harus menyadari bahwa keguguran adalah proses alami yang tidak bisa

dicegah ketika tubuh mendeteksi ketidaknormalan pada proses kehamilan.

Dengan memahami hal ini, kesehatan tubuh dan jiwa pasien dapat kembali

pulih dengan cepat.

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen


Umur

Kejadian Blighted Ovum


Pada ibu Hamil

Paritas

18
Keterangan :
Variabel Independen :

Variabel Dependen :

Variabel yang diteliti :

Gambar.I
Bagan Kerangka Konsep

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alternatif (Ha)


a. Ada hubungan antara Umur dengan kejadian blighted ovum di

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah.

b. Ada hubungan antara Paritas dengan kejadian blighted ovum di

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik, dengan menggunakan

pendekatan Case Control. Penelitian Case Control adalah rancangan

penelitian yang membandingkn antara kelompok kasus dengan kelompok

control untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya

paparan . (Hidayat Alimul A, 2014). Rancangan case control adalah sebagai

berikut :

Apakah ada factor Ibu hamil


Ditelusuri secara
risiko
retrospektif

BO (+)
umur
BO (-)
Kasus (BO)
BO (+) Paritas

BO (-)

BO (+)
umur
BO (-)
Kontrol (tidak
BO)
BO (+) Paritas

BO (-)

Gambar. II
Bagan Rancangan Penelitian Case Control

20
POPULASI
Semua ibu hamil di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah
berjumlah 483 orang dari tahun 2017-2020

SAMPEL
Ibu hamil yang menderita blighted ovum dan ibu hamil yang tidak
menderita blighted ovum berjumlah 26 orang dari 483 orang di
Puskesmas Pangale tahun 2017-2020

Teknik Sampling
Purposive sampling dan Random sampling

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data Secara Analitik

Hasil

Kesimpulan

Publikasi

Gambar. III

Kerangka Kerja Faktor Dominan Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Blighted Ovum

Pada Ibu Hamil

21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dilaksanakan di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah

Provinsi Sulawesi Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju

Tengah Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat pada bulan Oktober

tahun 2020 dengan pengambilan data dari tahun 2017-2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karateristik Tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemuduian ditarik kesimpulannya

(sugiyono,2010)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas

Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi

Barat tahun 2017-2020 berjumlah 483 orang.

2. Sampel

Sampel Merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki Populasi. (Hidayat Alimul,2014)

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami

22
blighted ovum dan yang tidak mengalami blighted ovum yang berjumlah 26

orang. Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (43:43).

a) Kasus : ibu hamil yang mengalami blighted ovum pada tahun 2017-

2020 yang berjumlah 26 orang. Tehnik pengambilan sampel kasus

secara purposive sampling, dimana seluruh ibu hamil yang

mengalami blighted ovum diambil sebagai kasus.

b) Kontrol : ibu hamil yang tidak mengalami blighted ovum yang

berjumlah 457 orang. Tehnik pengambilan sampel control secara

sistematik random sampling, dimana seluruh ibu hamil yang tidak

mengalami blighted ovum diurut memakai nomor, lalu dari 457

orang ibu hamil yang tidak mengalami blighted ovum dibagi

jumlah kontrol yang diambil 483:457 = 2, sehingga sampel untuk

kontrol adalah 2.

D. Defenisi Operasional

23
NO Variabel Defenisi Alat Cara Ukur Hasil Skala

Operasional Ukur Ukur Ukur

Dependen

Blighted Kehamilan USG 26 Nominal

Ovum tanpa janin,

1. hanya terdapat

kantong

gestasi dan air

ketuban

Independen

Umur Umur adalah - Umur < 20 Nominal

lamanya Tahun dan

seseorang > 35 Tahun.

hidup dan

dihitung -Umur 20 sampai

berdasarkan

ulang tahun

terakhir,

umur

berkembang

sejalan

dengan

perkembanga

n biologis

alat-alat

tubuh

manusia.
24
Dalam kurun

reproduksi
Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin, hanya terdapat kantong gestasi

dan air ketuban.

Blighted Ovum : Dipastikan dengan USG tapi tidak dijumpai

struktur mudigah.

Tidak Blighted Ovum : Dipastikan dengan USG dan dijumpai struktur

mudigah.

Skala Ukur : Nominal.

3. Semakin tua umur ibu maka semakin tinggi pula risiko terjadinya

blighted ovum terhadap ibu.

Berisiko : Umur < 20 Tahun dan > 35 Tahun.

Tidak Berisiko : Umur 20 – 35Tahun.

SkalaUkur : Nominal

4. Paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup

atau mati.

Berisiko : Grande Multipara (>5 kali)

TidakBerisiko : Primigravida/Multipara (1-4kali)

E. Tehknik Pengumpulan Data

a. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diterbitkan ata digunakan

organisasi yang bukan peneglohannya (siregar,2012)

Tehknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu melalui data

25
sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju

Tengah Provinsi Sulawesi Barat melalui buku register pasien dan buku

register KIA selama penelitian berlangsung data sekunder dikumpulkan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan mengambil data dari

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi.Pengelolaan dan penyajian data

dilakukan secara manual dengan menggunakan alat elektronik (kalkulator)

sebelum semua data diolah, maka terlebih dahulu melalui tahap – tahap

berikut :

2. Editing

Dilakukan untuk memeriksa Kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan.

3. Coading

Pemberian merupakan kegiatan pemebrian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori

4. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk table distribusi.

26
H. Analisis data

Analisis data dilakukan untuk mengolah data dalam bentuk yang lebih

mudah,dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji secara statistic

kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan.Analisis data dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut

1. Analisis Univariat dilakukan terhadap .setiap variable dari hasil penelitian

analisis ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variable yang

diteliti dengan menggunakan rumus :

F
P= x100%
n

Keterangan :

P : Presentase yang dicari

f : frekuensi/jumlah yang diperoleh

n: Jumlah keseluruhan sample

2. Analisis Bivariat yaitu analisis lanjutan dari variabel yang diteliti

1. untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen can variabel dependen dengan

menggunakan uji Chi-Square.

X2 = ∑(Fo–Fe)2
Fe

Keterangan :

x2 : Nilai Chi –Square

27
Fo : Nilai observasi / nilai pengumpulan data

Fe : Frekuensi harapan

Fe : Total baris x Total kolom

Grand
Total

(Chandra,2010)

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada hubungan

jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value > 0,05 atau X2

hitung ≥ X2 tabel maka H0 ditolak dan H1diterima yang berarti ada

hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti tidak ada hubungan.

Untuk mendeskripsikan risiko independent variable pada dependent

variable. Uji statistik yang digunakan adalah perhitungan Odds Ratio

(OR). Mengetahui besarnya OR dapat diestimasi factor risiko yang

diteliti. Perhitungan OR menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:

Jika OR < 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor protekti.

I. Etika Penelitian

Etika Penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian,mengingat penelitian kebidanan berhibungan langusng

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatian.

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai