Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN PRENATAL
PADA KASUS KEHAMILAN
BLIGHTED OVUM (BO)
OLEH :
KELOMPOK 9
1. GANA WISDARINI
2. HAEDYTIA DWI KURNIA​
BAB 1
 LATAR BELAKANG : Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu.
Namun, banyak masyarakat umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan
psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Padahal faktanya bahwa terdapat
sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal.

 Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja memiliki peluang untuk terjadi
pada semua ibu hamil. Komplikasi-komplikasi ini bila dapat dideteksi lebih awal maka akan dapat
ditangani dengan baik. Blighted ovum atau kehamilan kosong merupakan salah satu komplikasi
yang terjadi , Sekitar 60% dari semua keguguran dari setiap trimester kehamilan.

 Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka sedang
hamil ketika mereka menderita Blighted Ovum. Akibatnya banyak wanita tidak sadar akan
kondisinyaal.
 TUJUAN :bertujuan untuk Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara
ilmiah terkait analisis masalah yang ditemukan terkait psikologi perkembangan
pada masa prenatal dalam kasus kehamilan Blighted Ovum (BO) dengan usia
kehamilan 7 minggu sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pentingnya dalam mempersiapkan kehamilan, baik secara psikologi maupun
kesehatan calon ibu.

 MANFAAT :Manfaat yang didapat ialah dapat memahami mengenai pentingnya


masa konsepsi dan dalam kandungan (prenatal) dalam perkembangan seorang
manusia yang akan dilahirkan nantinya.
BAB 2 TINJAUAN TEORI
1. KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PRENATAL

 PENGERTIAN :suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa
seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang sejak
masa konsepsi hingga dewasa. Dengan demikian psikologi perkembangan juga dapat
diartikan sebagi suatu ilmu psikologi yang membahas tentang masalah masalah
perkembangan manusia mulai dari usia awal pembentukan sampai usia akhir

 PERIODE PRENATAL : Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi. Konsepsi yaitu ketika ovum
wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang idividu
 TAHAPAN PERIODE PRENATAL :
1. PERKEMBANGAN FISIK
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
3. PERKEMBANGAN EMOSI
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
1. TERATOGEN
2. LINGKUNGAN
3. FAKTOR IBU
4. FAKTOR AYAH
 KONDISI YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PRENATAL :
1. GIZI IBU
2. KEKURANGAN VITAMIN
3. KESEHATAN IBU
4. FAKTOR RHESUS
5. OBAT-OBATAN
6. SINAR X
7. ALKOHOL
8. ROKOK
9. EMOSI CALON IBU
2.Konsep Psikologis Pada Ibu Hamil
 DEFINISI :Periode krisis, saat terjadinya gangguan dan perubahan
identitas peran. Definisi krisis merupakan ketidakseimbangan psikologi
yang disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Persepsi
wanita bermacam-macam ketika mengetahui dia hamil, seperti
kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya yang memandang
kehamilan sebagai masa kreatifitas dan pengabdian kepada keluarga

 Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah


meningkatnya produksi hormon progesteron. Hormon progesterone
mempengaruhi kondisi psikisnya, akan tetapi tidak selamanya pengaruh
hormon progesterone menjadi dasar perubahan psikis, melainkan
kerentanan daya psikis seorang atau lebih dikenal dengan kepribadian.
BLIGHTED OVUM (BO)
 PENGERTIAN :Kehamilan kosong atau blighted ovum adalaha kehamilan yang
terjadi tanpa adanya embrio di dalam rahim. Masalah ini juga dikenal dengan
sebutan anembriogenic gestation dalam dunia kesehatan, dan merupakan
penyebab keguguran pada kehamilan trimester pertama.

 CIRI-CIRINYA : Ciri-ciri pada kehamilan ini sama seperti kehamilan normal pada
umumnya, yaitu: mual muntah,. keluhan payudara membengkak., bercak atau
perdarahan pervagina., kram perut, perkembangan uterus melambat, keputihan

 PENYEBABNYA: belum dapat diketahui secara pasti, namun kondisi ini diduga
terjadi akibat adanya kelaianan kromosom pada sel telur yang telah dibuahi,
kelainan genetik, kualitas sperma dan sel telur kurang baik, adanya gangguan
pada proses pembuahan, kelaianan pada rahim, efek samping obat-obatan
hingga adanya gangguan hormone progesterone
 PENANGANAN : pada kehamilan ini pada umumnya adalah dengan melakukan
tindakan dilatasi dan kuretase, dimana serviks atau mulut rahim akan di buka dan isi
dari kandungan akan dikeluarkan melalui kuretase.

 DIAGNOSA DITEGAKKAN :dokter akan menanyakan keluhan yang dialami pasien,


dilanjutkan dengan pemeriksaan pada perut pasien dan melakukan USG Tranvaginal.

 PENCEGAHAN DENGAN TES:

1. Pemeriksaan genetic pra-implantasi (PTG), untuk memeriksa kondisi genetikembrio


sebelum terjadinya implantasi embrio ke dalam Rahim.

2. Analisis sperma, untuk memeriksa kualitas sperma.

3. Tes hormon FSH (hormon perangsang folikel) atau tes hormon AHM (anti-mullerian
hormon), untuk mengukur kadar kedua hormon tersebut di dalam tubuh sehingga
dapat dijadikan acuan perlu tidaknya tindakan untuk meningkatkan kualitas sel telur
BAB 3
KASUS DAN ANALISA KASUS
Ny. L berusia 26 tahun, dengan latar belakang Pendidikan SMA dan bekerja sebagai
pelayan toko. Ini merupakan kehamilannya yang pertama belum pernah keguguran
sebelumnya, ibu menikah kurang lebih 3 bulan. Pada kehamilan ini ibu tidak ada persiapan
untuk program hamil. Ibu dan suami merasa senang atas kehamilan ini.

Subjektif diperoleh informasi Hari pertama haid terakhir 11-12-2022, ibu datang ke IGD
RSUD provinsi membawa surat rujukan dari puskesmas dan ibu mengatakan mengeluarkan
darah segar dari jalan lahir sejak pukul 11.00 WITA serta merasakan mulas di sekitar perut
bagian bawah, mulas yang dirasakan menjalar sampai kebagian pinggang kanan dan kiri.
Ibu dan suami sangat khawatir dengan keadaan ini. Pada kehamilan ini ibu mengalami mual
muntah
dan ibu sudah dua kali testpack yaitu pada tanggal 11 Januari 2023 dan 1 Februari 2023
dengan hasil yang sama yaitu positif. Ibu sudah dua kali memeriksakan kehamilannya di
bidan dan di dokter. Pada usia kehamilan 5 minggu, ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan ke bidan pada tanggal 12 januari 2023, ibu mendapatkan pemeriksaan berat
badan, tinggi badan, tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas, dan ibu juga
mendapatkan vitamin berupa asam folat. Pada saat itu dokter menyarankan untuk
datang lagi pada minggu depan atau untuk memastikan Kembali denyut jantung janin.

Saat usia 11 minggu ibu datang ke puskesmas karena anjuran dokter pada pemeriksaan
sebelumnya dan karena ada keluar darah dari jalan lahir, dan ibu di rujuk ke RSUD
provinsi. Pada saat di rumah sakit Provinsi ibu dilakukan pemeriksaan USG, terdapat
kantung kehamilan, tetapi denyut jantung janin tidak terdengar dan tidak ada Nampak
janin, dan tidak ada perkembangan janin, usia janin 11 minggu, analisis diduga Blighted
ovum.
 hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik, maka ditegakkan diagnose ny. L usia 26 tahun
G1P0A0H0 hamil 11 minggu dengan blighted ovum. Setelah kolaborasi dengan dokter
SpOG, rencana Tindakan kuretase, ibu diberikan penanganan awal pada pasien pre
kuretase

 Menjelaskan pada ibu tentang Tindakan yang akan dilakukan dan memeberikan support
secara psikologis agar ibu siap dan menerima keadaannya dimana kehamilannya tidak
bisa dilanjutkan. Selain memberikan penjelasan ke ibu, keluargapun dilibatkan agar
memberikan support kepada ibu. Asuhan selanjutnya yaitu, menyiapkan Tindakan dan
dilakukan kuretase oleh dokter SpOG, hasil kuret keluar sisa konsepsi 50cc, selanjutnya
dokter memberikan terapi obat methylergometrine, asam mefenamat, dan cefixime.
Selanjutnya ibu di observasi selasai dilakukan Tindakan kuret, keadaan umum ibu, tanda-
tanda vital dan perdarahan ibu yang kemungkinan terjadi, dan memberikan konseling
mengenai dukungan emosional serta mengenai kontrasepsi pasca keguguran. Ibu
merasa sedih karena kehamilannya tidak dapat dipertahankan, namun ibu senang karena
ibu merasa sudah sehat dan dapat melakukan program hamil Kembali.
B.ANALISIS FAKTOR RESIKO
hasil analisis faktor resiko yang menyebabkan kasus hamil Blighted Ovum (BO) pada kasus
yang kami temukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuzul Raudhatun (2015)
tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terjadinya Blighted Ovum (BO) pada Ibu Hamil di
Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh “ Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
72 responden dan dari 36 responden kelompok kasus yang mengalami Blighted ovum pada
ibu hamil terdapat 27 (75%) responden yang tidak beresiko pada usia 20-35 tahun dan 9
(25%) nya lagi beresiko terjadinya Blighted ovum pada usia <20 dan ≥35 tahun, hasil analisis
data menunjukkan bahwa ada faktor resiko yang menimbulkan faktor efek di rumah sakit
umum daerah dr. Zainal abidin. Dan dari 36 responden kelompok kontrol yang tidak
mengalami blighted ovum pada ibu hamil normal terdapat 33 (92%) responden yang tidak
beresiko pada usia 20-35 tahun dan 3 (8%) nya lagi beresiko terjadinya Blighted ovum pada
usia <20 dan ≥35 tahun, hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor usia 3 kali lebih
beresiko menimbulkan blighted ovum pada ibu hamil di rumah sakit umum daerah dr. Zainal
Abidin.
 berdasarkan paritasnya, Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72
responden dan terdapat 36 responden kelompok kasus paritas pada ibu-ibu
mengalami blighted ovum yang beresiko tinggi sebanyak 36,1%, sedangkan
yang tidak resti 63,9%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor paritas 3
kali lipat lebih beresiko menimbulkan blighted ovum pada ibu hamil di rumah
sakit umum daerah dr. Zainal abidin

 Pada kasus yang kami temukan bahwa kejadian kehamilan Blighted Ovum
(BO) terjadi pada usia tidak beresiko yaitu 26 tahun dan terjadi pada paritas
tidak resti yaitu kehamilan primigravida.
C.ANALISIS MASALAH BERDASARKAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Perubahan psikologi yang dialami oleh ibu hamil dalam kasus ini terkait kehamilannya:
1. Rasa cemas bercampur Bahagia Ibu merasakan keluhan mual muntah sebagai tanda awal
kehamilan
2. Ibu merasakan khawatir dan cemas terkait informasi yang diberikan oleh dokter terkait hasil
pemeriksaan.
3. Ibu merasa sedih dengan keadaan yang dialami
4. Ibu merasa takut akan Tindakan kuretase yang dilakukan oleh dokter.
5. Ibu merasa lega dan tidak khawatir lagi setelah Tindakan kuretase.
6. Dukungan suami dalam pengambilan keputusan dan selalu menemani ibu
7. Dukungan tenaga Kesehatan dengan memberikan KIE yang jelas dan lengkap terkait
program kehamilan berikutnya.
BAB IV
PENUTUP
 KESIMPULAN : Blighted ovum merupakan suatu kondisi saat hasil pemeriksaan
USG dimana tidak ditemukan janin dalam kantung kehamilan. Blighted ovum ini
bisa menyebabkan pendarahan pada kehamilan muda, komplikasi apabila tidak
dilakukan penatalakasanaan dan asuhan yang tepat dapat terjadi perdarahan
yang berkelanjutan. Selain itu dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu
seperti depresi, gelisah dan merasa gagal karena kehamilannya yang tidak bisa
dilanjutkan.

 SARAN :Untuk Rumah Sakit untuk tetap mempertahankan kualitas pelayanan,


bagi bidan dapat meningkatkan deteksi dini pada kasus blighted ovum, dan
untuk ibu bisa mengenali tanda bahaya dalam kehamilan serta dapat
merencanakan kehamilan selanjutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai