SKENARIO 2
OLEH : KELOMPOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARMASIN
2020
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Wanita usia 20 tahun, sedang hamil muda, datang ke poliklinik kebidanan & kandungan
RS dengan keluhan mual dan muntah yang bertambah hebat. Muntah-muntah awalnya hanya
terjadi pada pagi hari dan setelah makan/minum, namun sejak 2 hari yang lalu muntah dialami
lebih dari 10 kali per hari, dengan jumlah sekitar ½- ¾ gelas belimbing per kali muntah. Yang
dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya, tidak terdapat darah.
Pasien juga mengeluh badan terasa lemah sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-
hari, sering merasa haus dan bibir terasa kering. Nafsu makan dirasakan menurun karena pasien
takut muntah. BAB dan BAK semakin sedikit dan jarang. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati.
Kehamilannya ini adalah kehamilan pertama. Pasien sudah pernah memeriksakan kehamilannya
satu kali di bidan setelah ia menyadari terlambat haid dan mendapati hasil testpack yang positif.
Sekarang kehamilannya sudah memasuki 10 minggu menurut perhitungan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG. Pasien memiliki riwayat
penyakit maag. Informasi dari anamnesis menggambarkan pasien baru saja berpisah dengan
suaminya, ia sekarang tinggal sendirian dan mencari nafkah sendiri, sehingga kadang ia merasa
stress dengan kehidupannya. Dari keterangan pasien, ia tidak memiliki riwayat keluarga dengan
kehamilan kembar.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG dan lainnya untuk
memastikan tidak ada kelainan lain dan memutuskan penatalaksanaan yang diberikan pada
pasien.
LANGKAH 1. IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI ISTILAH
3. Bagaimana mekanisme utama terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil?
4. Apa saja dampak mual dan muntah terhadap kondisi ibu hamil?
9. Apa ada hubungan antara kehamilan yang pertma dengan keluhan pasien?
11. Bagaimana kejadian mual dan muntah yang pada ibu hamil dikatakan patologis?
1. Umur/usia ibu merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi status kesehatan ibu
pada masa kehamilan. Ibu hamil dengan umur yang relatif muda atau sebaliknya terlalu
tua cenderung lebih mudah untuk mengalami komplikasi kesehatan dibandingkan dengan
ibu dengan kurun waktu reproduksi sehat yakni 20-35 tahun. Erat kaitannya dengan
kematangan sel-sel reproduksi, tingkat kerja organ reproduksi serta tingkat pengetahuan
a) Produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada
(HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual yang muncul
untuk kehamilan.
e) Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan mual dan muntah. Untuk itu, segera
periksa ke dokter jika nyeri atau keluar darah saat Anda buang air kecil.
f) Sebagian wanita hamil cenderung lebih berisiko mengalami mual saat hamil terutama
jika sebelumnya mereka sudah sering mengalami mual dalam perjalanan, mual saat
3. Mual dan muntah pada ibu hamil merupakan mekanisme fisiologis kehamilan (trimester
I). Berkaitan erat dengan HcG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh
sel-sel sinsitio trofoblas plasenta memilki aktivitas mirip LH karena susunan kimianya
yang mirip. Berkaitan pula dengan perubahan hormonal sehingga menyebabkan kadar
estrogen meningkat drastic lalu akan menimbulkan efek penurunan motilitas usus dan
4. Mual muntah yang berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan cairan tubuh
berkurang, sehingga darah menjadi kental dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika
keadaan ini demikian maka konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut
berkurang sehingga dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin, dan mual
muntah dapat mengakibatkan jejas pada esofagus beberapa robekan mallory weis,
5. Keluhan pasien yang semakin memburuk diperkirakan akibat dari faktor predisposisi
yang telah dimiliki pasien sebelumnya seperti penyakit maag dan kondisi psikis pasien
yang kurang baik. Maag sendiri bermanifestasi sebagai perasaan mual dan perasaan ingin
muntah, disertai nyeri pada ulu hati. Seorang wanita yang hamil sekaligus menderita
maag, akan mengalami gejala yang tumpang tindih dan memperparah keluhan yang
dialami. Faktor psikologis juga memegang peran penting, apalagi jika dikaitkan dengan
kejadian maag. Stress dapat meningkatkan produksi dari asam lambung sehingga
6. Kehamilan kembar dapat menyebabkan gejala mual dan muntah yang lebih parah
pada keluarga untuk menyingkirkan kemungkinan keadaan pasien disebabkan oleh hal
ini.
7. Maag bermanifestasi sebagai perasaan mual dan ingin muntah, disertai nyeri pada ulu
hati. Seorang wanita yang hamil sekaligus menderita maag, akan mengalami gejala yang
tumpang tindih dan memperparah keluhan yang dialami. Apabila dokter tidak menyadari
pasien menderita maag, keluhan pasien tidak akan membaik dan malah semakin
8. Jika stres pada wanita atau ibu hamil tidak dikelola dengan baik, kesehatan ibu dan janin
dapat terganggu. Berikut beberapa masalah yang terjadi jika ibu hamil menjadi stres:
pembentukan otak janin dan peningkatan risiko gangguan mental pada janin di
kemudian hari..
Beberapa data menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak mampu mengatasi stres
dengan baik berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau secara
prematur. Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara stres saat hamil dengan
peningkatan risiko gangguan tumbuh kembang bayi, seperti ADHD dan autisme.
Stres juga dapat memengaruhi plasenta ibu hamil. Ketika ibu hamil mengalami stres,
terutama pada trimester pertama, tubuh akan menghasilkan hormon stres kortisol.
Kadar hormon stres ini jika berlebihan dapat memengaruhi kesehatan bayi karena
dapat memasuki ketuban melalui plasenta, akibatnya pertumbuhan bayi akan menjadi
terlalu cepat. Walau efeknya tidak selalu buruk, namun penting untuk mengurangi
stres saat hamil agar bayi di dalam kandungan dapat tumbuh dan berkembang dengan
normal.
Ketika ibu hamil merasakan kecemasan, tubuhnya akan memproduksi hormon stres
yang bisa berdampak kepada janin, yaitu epinephrine dan norepinephrine. Produksi
9. Pada Paritas 1 (Primipara/Primigravida) faktor psikologis Ibu hamil yang masih belum
siap dengan kehamilannya, masih menyesuaikan diri menjadi orangtua dengan tanggung
jawab yang lebih besar sehingga dapat memicu terjadinya kejadian Hiperemesis
gravidarum.
10. Frekuensi berkemih yang berkurang terkait dengan kompensasi tubuh untuk
muntah, sehingga tidak banyak yang dapat diekskresikan melalui urin. Sedangkan
gastrointestinal, yang umum terjadi pada ibu hamil. Kadar progesteron yang tinggi pada
ibu hamil menyebabkan relaksasi dari otot-otot polos di tubuh ibu, sehingga
11. Batasan mual dan muntah yang normal pada ibu hamil belum disepakati, namun
kebanyakan memakai patokan muntah pada ibu hamil yang patologis atau hiperemesis
BAB BAK + + -
Riwayat maag + - +
Riwayat stress + - +
TD 100/60
HR 110x
+ + +/-
RR 24x
T 37℃
Turgor kulit + - -
USG + + - -
LANGKAH 6. POHON MASALAH
Wanita 20 thn
KU : Mual muntah
Trimester 1
progressif
Onset : 2 hari
Tanda-tanda dehidrasi
Compos mentis
Tanda-tanda dehidrasi
Px penunjang: Hiperemesis
Gravidrarum
USG : + hamil, normal
DD
Gastritis
Eating
Diagnosa kerja: Disorder
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
A. DEFINISI
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan
yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Umunya terjadi pada minggu ke 6–12 masa
kejamilan yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16–12 masa kehamilan. Muntah yang
menyebabkan ini di bedakan dari morning sicknes normal yang umum dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan.
B. EPIDEMIOLOGI
World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu sebesar 500.000
jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10 juta jiwa setiap tahun. Kejadian kematian ibu dan bayi
sebagian besar terdapat dinegara berkembang yaitu sebesar 98%-99% lebih tinggi dibandingkan
negara maju. Dan sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak
1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim.
Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin adalah hiperemesis gravidarum dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah
pada masa kehamilan, mual, dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan trimester I sekitar 60%-80% pada primigravida dan 40%-60% pada multigravida.
Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani
masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun. Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah
perdarahan 40-60%, infeksi 20-30%, dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5%
disebabkan mual muntah dan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan.
Hiperemis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian beragam mulai
dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di
Diketahui angka kejadian hiperemesis gravidarum di Sulawesi Tenggara sekitar 3,5% dan
di Kota Kendari sekitar 4% pada tahun 2013. Gejala mual dan muntah 91% terjadi pada trimester
I dan hanya 3% pada trimester III. Mual dan muntah dialami oleh lebih dari 50% wanita pada
awal kehamilan dan terjadi pada primigravida 60%- 80% serta multigravida 40%-60%.
Hasil penelitian Depkes tahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80% ibu hamil
mengalami rasa mual dan muntah, hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan
tertentu dan biasanya mambawa resiko baginya dan janin. Pada tahun 2015 dari 2.203 kehamilan
terdapat 543 orang ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. Di Jawa Timur pada tahun
C. ETIOLOGI
Kejadian hyperemesis gradidarum belum diketahui dengan pasti, akan tetapi beberapa
dalam ruang lingkup factor adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan
over distensi rahim pada kehamilan ganda dan kehamilan mola hidatidosa. Sebagian kecil
primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin korionik.
sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang terlalu tinggi
2. Faktor psikologis
Hubungan factor psikologis dengan kejadian hipermesis gravidarum nelum jelas. Nesar
kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan rumah
3. Faktor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga dapat terjadi jaringan vili korialis yang masuk ke dalam
peredaran darah ibu, maka factor alergi di anggap dapat menyebabkan kejadian hyperemesis
gravidarum.
D. KLASIFIKASI
3 tingkat, yaitu:
a) Ringan
Ditandai dengan muntah terus menerus yang membuat keadaan umum ibu berubah, ibu merasa
sangat lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun, dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan denyut nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor
b) Sedang
Pasien terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit berkurang, lidah mengering dan tampak kotor,
denyut nadi lemah dan cepat, suhu akan naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata
cekung, tensi turun, hemokonsetrasi, oliguria(volume buang air kecil sedikit) dan konstipasi(sulit
buang air besar). Bau aseton dapat tercium dari nafas dan dapat pula ditemukan dalam urin.
c) Berat
Keadaan umum tampak lebih parah, muntah berhenti, penurunan kesadaran, bisa somnolen
sampai koma. Nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun dan suhu meningkat. Komplikasi
pada susunan saraf yang fatal dapat terjadi, dikenal dengan ensefalopati wernicke, dengan gejala
nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan tersebut diakibatkan oleh kekurangan zat
E. FAKTOR RESIKO
1. Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama
kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah.
2. Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan
muntah.
3. Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan
ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam
dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan
4. Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness.
5. Diet tinggi lemak. Risiko hiperemesis gravidarum meningkat sebanyak 5 kali untuk
hiperemesis gravidarum juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka
pada lambung.
F. PATOFISIOLOGI
Muntah adalah suatu cara dimana saluran cerna bagian atas membuang isinya bila terjadi
iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada usus. Muntah merupakan refleks
terintegrasi yang kompleks terdiri atas tiga komponen utama yaitu detektor muntah, mekanisme
integratif dan efektor yang bersifat otonom somatik. Rangsangan pada saluran cerna dihantarkan
melalui saraf vagus dan aferen simpatis menuju pusat muntah. Pusat muntah juga menerima
rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada sereberal, dari chemoreceptor trigger zone
(CTZ) pada area postrema dan dari aparatus vestibular via serebelum. Beberapa signal perifer
mem-bypass trigger zone mencapai pusat muntah melalui nukleus traktus solitarius. Pusat
muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah formasi retikularis dari medula oblongata. Pusat
muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan dan pusat vasomotor. Rangsang aferen dari
pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V, VII, X, XII ke saluran cerna bagian atas dan
melalui saraf spinal ke diapragma, otot iga dan otot abdomen. Patofisiologi dasar hiperemesis
gravidarum hingga saat ini masih kontroversial. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tidak sempurna, maka terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam
hidroksi butirik, dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan akibat muntah akan menyababkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra vaskuler dan plasma
akan berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian juga dengan klorida urine. Selain
itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehigga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan tertimbunya zat metabolik
dan toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal, meningkatkan frekuensi muntah yang lebih banyak, merusak hati, sehingga memperberat
keadaan penderita.
G. MANIFESTASI KLINIS
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrum. Nadi
meningkat ssekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstip
asi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
H. DIAGNOSIS
pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang
oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari. Selain itu dari
anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
terjadinya hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi
dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus,
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah,
tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita
hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4.
Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar
TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi
dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya
I. TATA LAKSANA
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi adalah istirahat
suplemen besi.Perubahan pola diet yang sederhana, makan yang sering cukup efektif untuk
mengatasi mual dan muntah derajat ringan. Jenis makanan yang direkomen-dasikan adalah
makanan ringan, kacang-kacangan, produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman
banyak mengandung protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptic dan efektif
meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan dalam menurunkan gejala mual.
Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin), antihistamin dan
terbuktimenurunkan 70% mual dan muntah dalam kehamilan.Suplementasi dengan tiamin dapat
yaitu Wernicke’sencephalopathy. Komplikasi ini jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai jika
terdapat muntah berat yang disertai dengangejala okular, seperti perdarahan retina atau hambatan
efektif dan aman bagi ibu. Antiemetik seperti proklorperazin, prometazin, klorpromazin
dopamine receptors melalui efek anti-kolinergik dan penekanan reticular activating system.
saraf pusat, kejang yang tidak terkendali, dan glaukomasudut tertutup. Namun, hanya didapatkan
Prochlorperazine juga tersediadalam sediaan tablet bukal dengan efek samping sedasi yanglebih
kecil. Dalam sebuah randomized trial, metoklopramid dan prometazin intravena memiliki
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah:
4. Defekasi teratur
K. KOMPLIKASI
Bagi wanita hamil, jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan gagal ginjal, mielinolisis
avulsion limpa, dan vasospasms arteri serebral. Depresi merupakan komplikasi sekunder umum
HG. Pada kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal karena hiperemesis; Charlotte
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang dari 7 kg (15,4
lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia kehamilan, dan lahir
sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari wanita dengan hiperemesis yang
memiliki keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul mirip sebagai bayi dari kehamilan
tanpa komplikasi. Tidak ada jangka panjang tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak
Umunya dubia at bonam apabila ditangani secara cepat dan tepat, tetapi bisa juga dubia at malam
jika tidak segera ditangani secara cepat dan tepat yang akan berdampak pada ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim penyusun. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Edisi Revisi Tahun 2014 Di Fasilitas
2. Verberg MF, Gillott DJ, Al-Fardan N. Hyperemesis gravidarum, a literature review. Hum
3. Quinlan JD, Hill DA. Nausea and vomiting of pregnancy. Am Fam Physician. Jul
2003;68 (1):121-8.
9. Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998
14. Ratnasari MY, Girsang BM, Natosba J. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
16. purba junita. hubungan dukungan suami dengan pencegahan hiperemesis gravidarum
pada ibu hamil trimester I diklinik Niar Medan tahun 2017. Medan; 2017.
18. Williams. Obstetri Williams. Vol 23. Jakarta: EGC; 2014. h. 27,113, 220
19. Runiari, Nengah. 2014. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis