PENDAHULUAN
segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul setelah sebelum usia
ini dengan biopsy hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomik-
patologik pada alat-alat itu. Pada preeklamsi tidak dapat berbeda dari
kecil pada penyakit ini dapat ditemukan dari berbagai alat tubuh.
arteriola (Sarwono,2009).
1
2
persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Pada
infeksi (7,3%), partus lama (0), abortus (0), dan lain-lain (40,8%)
(Kemenkes RI, 2014). Menurut data profil NTT dari periode Januari-
Pada preeklamsi tidak dapat berbeda dari pada yang ditemukan pada
(Sarwono,2009).
dan tidur, ketenangan dan diet rendah garam, lemak, serta karbohidrat,
dalam studi kasus ini adalah: Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu
dan benar
kupang
kupang
1.4 Manfaat
a) Bagi mahasiswa
ringan
b) Bagi institusi
c) Bagi RSU
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
janin yang terjadi cukup bulan (37-42 minggu ) lahir spontan dengan
pengeluaran hasil konsepsi dengan usia cukup bulan atau dapat hidup
di luar kandungan, melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan
hasil konsepsi (janin dan uri) yang terjadi pada usia kehamilan 37-42
minggu,yang dapat hidup didunia luar dari rahim melewati jalan lahir
7
8
a. Teori Keregangan
persalinan dimulai.
d. Teori prostaglandin
g. Faktor lain
dan plasenta.
a. Janin
a) Bagian tengkorak
b) Bagian muka
kanan
a) Diameter
dan frontal 12 cm
a) Bahu
b) Bokong
5) Presentasi
pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir pada saat
adaah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala
janin.
6) Letak janin
dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang.
8) Posisi janin
janin
Variasi posisi:
Variasi posisi:
Variasi posisi:
b. Air Ketuban
anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut
ketuban.
Selain itu air ketuban berfungsi melindungi janin dari infeksi, dan
berkurang yaitu:
waktu
air kemih)
c. Plasenta
perkreta.
2. Passage ( Panggul)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat pada
b) Bidang hodge
sympisis
Jenis-jenis panggul :
(1) Ginekoid
transversal.
transfersal
urogenital.
2) Tenaga mengejan
bertambah.
membuka.
sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seerti kertas.
Perubahanan yang terjadi pada setiap kala persalinan secara fisik dan
1. Kala I
a. Fase laten
menjadi 4 cm
Di dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
multigravida
1. Tekanan Darah
tekanan darah.
23
2. Metabolisme
3. Suhu tubuh
4. Detak jantung
5. Pernapasan
menyebabkan alkolisis.
6. Ginjal
7. Gastrointestinal
8. Hematologi
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari
(rohani 2011)
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
(Rohani, Dkk.2011).
kontraksi
dan/atau vagina
menunjukkan:
26
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama, kira-
kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun dan masuk rongga
sangat lelah
dijahit
IV yaitu :
a. tingkat kesadaran
pernapasan
28
c. kontraksi uterus
atau episiotomy)
pascapersalinan yaitu :
29
c. Pentau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada
dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam
kedua kala IV
1. Definisi
3. Landasan
prinsip:
cm/jam
4. Komponen- Komponen
1) Nama,usia
2) Gravid,para,abortus(keguguran)
b. Kondisi janin
1) Denyut jantung
menggambarkan 30 menit
U : selaput utuh
dalam
0 : sutura terpisah
bersentuhan
c. Kemajuan persalinan
1) Pembukaan serviks
sekurang-kurangnya 1 cm 1 jam
dalam dan catat dengan tanda (O) pada posisi 0/5 sinsiput (s)
3) His
relaksasi
setengah jam.
partograf
e. Kondisi ibu
4) Pemberian oxitosin
Benzior 1994 )
trias,hipertensi,proteinuri,dan oedema.(Mochtar,1998)
yang disertai proteinuria dan oedema dan tnada gejala ini timbul
2.2.2 Etiologi
berbagai alat (Nanti akan dibicarakan pada eklamsi), tapi kelainan yang
menyertai penyakit ini ialah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan
coagulasi intravaskuler.
Vasospasmus menyebabkan :
1. Hypertensi
positif 3,oliguria(urine,
terhambat
39
2.2.3 Patofisiologi
minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160
tangan.
4. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali
5. Timbul salah satu atau lebih gejala atau lebih tanda-tanda pre-
eklampsia berat
40
2.2.5 Komplikasi
2. Kematian janin
3. Persalinan prematur
4. Solusio plasenta
5. Perdarahan serebral
7. Ablasio retina
8. Tromboembolisme
pernafasan
12. Pneumonia
2.2.6 Diagnosa
preeklamsia. Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstick. Edema:
2.2.8 Penatalaksanaan
d. Roborantia
kriteria
berturut-turut ( 2 minggu )
rawat jalan.
tanggal persalinan
3. Cara persalinan
2.3.1. Pengertian
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
bersama klien.
individual.
selanjutnya
diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa
valid
kebidanan.
5. Langkah V Perencanaan
Dan Aman.
dilaksanakan .
2009)
1. Anamnesis
yang sesuai.
ketuban dipakaiannya)
pasca persalinan?
salinasebelumnya?
2. Pemeriksaan fisik
ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Hasil
kepentingan pemeriksaan.
b. Tunjukan sikap ramah dan sopan, tentramkan hati dan bantu ibu
urine)
3. Pemeriksaan Abdomen
d. Menetukan presentasi
minta ibu untuk menekuk lutunya. Jika ibu gugup, beri bantuan agar
Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan
setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi dua
jantung janin (DJJ) per menit, gunakan jarum detik pada jam
dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari 160
dari 100 atau lebih dari 180 kali permenit. Bila demikian
rujuk.
d. Menentukan presentasi
3) Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan (hati-hati tapi
digerakkan lagi.
dibawah tepi atas simpisis dan dapat diukur dengan lima jari
proporsi yang belum masuk pintu atas panggul dan sisanya (tidak
(perlimaan) adalah:
simpisis pubis
rongga panggul
5) 1/5 jika hanya satu dari lima jari masih dapat meraba bagian
6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak bisa diraba dari
dengan kepala janin 5/5 dimana kondisi ini patut diwaspadai sebagai
kondisi yang tidak lazim, Alasan adalah pada kala satu persalinan,
panggul. Mengingat bahwa hal ini patut diduga sebagai disporsi kepala
(disporposi). Penyulit lain dari posisi kepala diatas pintu atas panggul
bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci daerah genitalia (jika ibu
belum melakukannya) dengan sabun dan air. Jelaskan pada ibu setiap
pemeriksaan
dalam
b. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika
periksa DJJ.
7. Dengan hati-hati pisahkan labio mayus dengan jari manis dan ibu
meningkatkan resiko infeksi terhadap ibu dan bayi serta gawat janin.
kelahiran bayi.
10. Pastikan tali pusat dan/atau bagian-bgian kecil (tangan atau kaki)
11. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian
tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan
14. Cuci tangan tangan dan seera keringkan dengan handuk yang
cm, berarti ibu dalam fase laten kala satu persalinan dan perlu
lebih dari 4 cm maka ibu berada pada fase aktif kala persalinan
menggunakan partograf.
yang tertera pada tabel 2.1 dan segera lakukan tindakan yang
bedah sesar
fisiologi (NS)
lahir
lahir
66
Alasannya
dua kali penilaian dengan berdiameter besar (16 atau 18) dan
Fisiologi ( NS)
bedah sesar
lahir
memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawatdarurat
ATAU
tempat rujukan.
dalam 10 menit)
70
Tanda gejala belum inpartu: 1. Anjurkan ibu untuk minum dan makan
kali dalam 10 menit 3. Jika kontraksi berhenti dan/ atau tidak ada
lama kontraksi.
3. Frekuensi kontraksi
penolong persalinan
baru lahir
diperlukan.
c. Persiapan rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika terjadi
73
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
(sastroasmoro 2011).
74
75
pelayanan kebidanan.
1. Pengkajian.
penanganannya.
Purposive Sampling
Informed consent
Analisa Data
Penyajian Hasil
Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian kasus pada ibu inpartu dengan
preeklamsia ringan.
77
Jhohannes kupang
benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti. Populasi
menjadi sampel penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu
2011)
Sampel adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu sendiri,
yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Dengan kata lain,
menjadi empat kategori, yaitu 1) isi, (2) satuan, (3) cakupan dan (4)
sungguh oleh peneliti agar tidak keliru didalam memilih sampel penelitian
(Sustraosmoro, 2011)
Sampel pada studi kasus ini yaitu Ny. E.S dengan preeklamsia
diperhatikan.(Hidayat 2010)
3. Kerahasiaan (confidentiality)
4.1.1. Pengkajian
lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak jam 19.00 WITA, dan
keluar air-air dari jalan lahir sejak jam 19.50 WITA. tanggal 07 Maret
tahun, siklus 28 hari, lamanya darah 4-5 hari, sifat darah encer, tidak
80
81
kehamilan aterm, ditolong oleh bidan, lahir hidup, berat badan waktu
bidan, berat badan lahir 3000 gram, jenis kelamin laki-laki. Pada
bidan, bayi lahir hidup, berat badan waktu lahir 2900 gram, jenis
kelamin laki-laki.
TBC, campak, varicela dan gangguan jiwa. Keluarga ibu tidak memiliki
seksual sebelum hamil, saat ini dan keluhan yang dialami tidak
pokok yaitu nasi, porsinya 1 piring penuh bersama sayuran dan lauk
pauk seperti ikan, tahu/tempe. Jenis minuman yaitu air putih sebanyak
6-8 gelas per hari. Nafsu makan baik dan tidak ada keluhan. Pola
eliminasi normal. Buang air kecil sebanyak 3-4 kali per hari, warna
kuning jernih, berbau pesing dan tidak ada keluhan. Pola buang air
besaryaitu 2 kali sehari, warna kecoklatan, bau feses dan tidak ada
keluhan. Pola istirahat tidak ada gangguan. Ibu tidur siang selama 1-2
sehari, sikat gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 3-4 kali sehari,
ganti pakaian luar 2 kali sehari,keramas rambut 2-3 kali seminggu. Ibu
darah 140/90 mmHg, suhu 36,5oC, frekuensi nadi 88 kali per menit,
frekuensi napas 21 kali per menit. Tinggi badan 157 cm, berat badan
(inspeksi dan palpasi): kepala dan rambut bersih, tidak ada benjolan,
oedema. Mukosa bibir lembab, warna bibir merah muda, tidak ada
warna merah muda, tonsil tidak ada oedema. Pada leher tidak ada
kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, ada striae gravidarumn, ada
xiphoideus (px), pada fundus teraba lunak, agak bundar dan tidak
melenting (bokong). Leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba
dan pada perut ibu bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas). Leopold III: Pada perut ibu bagian bawah teraba keras,
denyut jantung janin (DJJ) terdengar jelas dan teratur di perut ibu
jam 21:10 WITA, oleh mahasiswi RICI, atas indikasi adanya his
oedema dan tidak ada varises, vagina tidak ada kelainan, portio tipis
kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, tidak ada molase, kepala
GIV PIII A0 AHIII, usia kehamilan 38+2 hari, janin tunggal, hidup,
keguguran, memiliki anak hidup tiga orang, sudah tidak haid 9 bulan,
lendir bercampur darah dari jalan lahir tanggal 07 MARET 2016, jam
2015.
dengan teknik inspeksi: Ibu tampak kesakitan, tidak pucat, wajah tidak
ada (ka/ki +/+), keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
86
bagian kiri teraba bagian terkecil janin.Leopold III :Pada perut bagian
kuat, dan teratur frekuensi 135 kali/menit. Perkusi: reflex patella tidak
diperiksa.
21.10 WITA atas indikasi adanya his yang adekuat dan teratur yaitu 3
yang disampaikan merupakan hak klien dan agar ibu lebih kooperatif
pada ibu dan janin. Anjurkan ibu untuk dalam posisi miring kiri.
Rasional : tidur miring kiri mengurangi tekanan pada vena cava inferior
ibu untuk buang air kecil bila ada rasa ingin berkemih. Rasional:
Beri dukungan moral dan mental. Rasional: dukungan moral yang baik
telah tersedia
miring kiri yang benar yaitu kaki kiri di luruskan dan kaki kanan
nyeri. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik di saat ada kontraksi.
4.1.7. Evaluasi
ingin BAB, keluar lendir dan darah bertambah banyak dari jalan lahir,
keluar air-air banyak dari jalan lahir, ibu merasa lemas dan tidak ada
A : Kala II
P : Pastikan perlengkapan
a) Siap diri
b) Siap keluarga
90
d) Menolong persalinan
22.10 wita
Per-Jol, Vul-Ka)
pemeriksaan dalam
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
keinginannya
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
beristirahat di antara kontraksi. Ibu tidak ingin jalan ibu hanya ingin
tidur saja. Kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
bayi
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Membuka partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan
yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
bayi
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
93
posterior
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
lainnya)
25. Melakukan penilaian sepintas: bayi cukup bulan, air ketuban jernih,
26. Segera mengeringkan bayi,dimulai dari muka, kepala dan badan bayi
basah dengan handuk/kain yang kering dan biarkan bayi diatas perut
ibu
94
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
29. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu. Selimuti ibu dan
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
tersebut
E: Tanggal 7 maret 2016, pukul 22.25 wita. Bayi lahir spontan, bayi laki-
Menyusu dini
95
Kala III
berkontraksi baik
33. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntik
oksitosin)
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi simpisis, untuk
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tidak lahir stelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
(jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau keluarga
terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
tempat khusus
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
E: pukul 22.30 wita plasenta lahir spontan, selaput chorion dan amnion
utuh, kotiledon lengkap, tali pusat insersi lateralis, panjang tali pusat
55cm
Perdarahan : 100 cc
jelujur
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
anterolateral
pervaginam
menilai kontraksi
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
37,5)
setelah didekontaminasi
yang sesuai
diinginkannya
99
0,5%
composmentis,
suhu 36,5C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
1. Mata :
2. Dada
3. Abdomen
4. Vulva /vagina
Lochea: Rubra
5. Ekstremitas
pertama
P:
Paracetamol 1x500mg/oral,
102
Vitamin.A 1 tablet
therapy oral .
composmentis,
suhu 36,5C
Pemeriksaan Fisik
Mata :
Dada
Abdomen
Vulva /vagina
Lochea: Rubra
Ekstremitas
pertama
P:
Paracetamol 1x500mg/oral,
Vitamin.A 1 tablet
therapy oral .
composmentis,
suhu 36,5C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
1 Mata :
2 Dada
3 Abdomen
4 Vulva /vagina
Lochea: Rubra
5 Ekstremitas
pertama
P:
Paracetamol 1x500mg/oral,
Vitamin.A 1 tablet
melakukannya
BAB/BAK +
110
KUNJUNGAN RUMAH
merah segar
Pemeriksaan Fisik
Mata :
1. Dada
2. Abdomen
3. Vulva /vagina
4. Ekstremitas
P:
diberikan
Paracetamol 1x500mg/oral.
melakukannya.
yang diberikan
composmentis,
suhu 36,8C
Pemeriksaan Fisik
1. Mata :
2. Dada
3. Abdomen
113
114
4. Vulva /vagina
Lochea: Rubra
5. Ekstremitas
empat
P:
melakukannya.
Paracetamol 1x500mg/oral.
diberikan
4. Vulva /vagina
PPV + sedikit. 2x ganti pembalut,
Lochea sanguinolenta
5. Ekstermitas
Tidak ada oedema dan varises
A : PIIII AO AHIIII post partum hari ke
lima
117
P:
1. Melakukan pemeriksaan TTV,
menginformasikan pada ibu dan
keluarga tentang hasil
pemeriksaan, TTV dalam batas
normal, keadaan umum ibu baik
2. Menganjurkan ibu makan teratur
seperti, nasi, sayuran hijau, lauk
pauk (ikan, telur, daging, tahu,
tempe), ibu mau melakukan
anjuran yang diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk minum
obat sesuai dosis. Obat telah di
minum sesuai dosis
4. Menganjurkan ibu menjaga
personal hygiene dengan cara
membersihkan alat genetalia
sesudah BAB/BAK dengan
menggunakan air bersih dan
sabun, ibu mengerti dan mau
melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dan teratur, tidur siang
1-2 jam, tidur malam 7-8 jam, ibu
mengerti dengan anjuran yang
diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI pada bayinya
sesering mungkin, ibu mengerti
dengan anjuran yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk
118
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
yaitu pengumpulan data yang meliputi data subyektif dan data obyektif,
dari pasien, dan tenaga kesehatan serta didapat dari pemeriksaan fisik
tanda persalinan yaitu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
119
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
tentang tanda dan gejala persalinan yaitu ibu merasakan sakit pinggang
menjalar keperut bagian bawah serta keluar lendir dan darah dari jalan
lahir dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
yang harus dilakukan pada ibu bersalin. Dalam langkah ini tidak
atau yang mungkin terjadi pada ibu bersalin yaitu perdarahan, tetapi
4.2.5 Perencanaan
4.2.6 Pelaksanaan
kepada klien tanpa ada tindakan yang menyimpang dari rencana yang
4.2.7 Evaluasi
evaluasi ini adalah keadaan ibu dan janin baik, tidak terjadi hal-hal yang
PENUTUP
5.1 Simpulan
bahwa:
1. Dari pengkajian pada Ny. E.S dengan preeklamsi ringan diketahui ibu
ibu dan tindakan yang akan dilakukan, Atur posisi, ibu terlentang pada
122
123
Atur posisi, ibu terlentang pada posisi agak tengadah, beri nefadipin
serta pelaporan.
hari hasilnya kondisi preekamsi ringan, ibu dapat teratasi dan kondisi
ibu normal, nutrisi dan eliminasi baik. Jadi asuhan yang diberikan
5.2 Saran
preeklamsia ringan.
125
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta
Salemba Medik