BAB I
PENDAHULUAN
Maneuver Rubin II
A. Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah
B. Bahu anak yang paling mudah dijangkau didorong kearah dada anak sehingga diameter
bahu mengecil dan membebaskan bahu anterior yang terjepit
f. Pematahan klavikula
dilakukan dengan menekan klavikula anterior kearah SP.
g. Maneuver Zavanelli
mengembalikan kepala kedalam jalan lahir dan anak dilahirkan melalui SC.
Memutar kepala anak menjadi occiput anterior atau posterior sesuai dengan PPL yang sudah
terjadi. Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara perlahan mendorong kepala kedalam
vagina.
h. Kleidotomi
dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula.
i. Simfsiotomi
Hernandez dan Wendell (1990) menyarankan untuk melakukan serangkaian tindakan emergensi
berikut ini pada kasus distosia bahu
1. Minta bantuan – asisten , ahli anaesthesi dan ahli anaesthesi.
2. Kosongkan vesica urinaria bila penuh.
3. Lakukan episiotomi mediolateral luas.
4. Lakukan tekanan suprapubic bersamaan dengan traksi curam bawah untuk melahirkan kepala.
5. Lakukan maneuver Mc Robert dengan bantuan 2 asisten.
Sebagian besar kasus distosia bahu dapat diatasi dengan serangkaian tindakan diatas. Bila tidak,
maka rangkaian tindakan lanjutan berikut ini harus dikerjakan :
1. Wood corkscrew maneuver
2. Persalinan bahu posterior
3. Tehnik-tehnik lain yang sudah dikemukakan diatas.
Tak ada maneuver terbaik diantara maneuver-maneuver yang sudah disebutkan diatas, namun
tindakan dengan maneuver Mc Robert sebagai pilihan utama adalah sangat beralasan.
Penanganan umum distosia bahu :
Pada setiap persalinan, bersiaplah untukk menghadapi distosia bahu, khususnya pada persalinan
dengan bayi besar.
Penanganan distosia bahu :
1. Membuat episiotomi yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak
dan memberi ruangan yang cukup untuk tindakan.
2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang. Meminta
bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.
3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
a. Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus ke arah bawah pada kepala
janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
Catatan : hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat
mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis.
b. Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan ke arah
bawah pada daerah suprapubis untuk membantu persalinan bahu.
Catatan : jangan menekan fundus karena dapat mempengaruhi bahu lebih
lanjut dan dapat mengakibatkan ruptur uteri.
4. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
a. Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan tangan
ke dalam vagina.
b. Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah sternum
bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
c. Jika diperlukan, lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah
sternum.
5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
a. Masukkan tangan ke dalam vagina.
b. Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan
lengan ke arah dada. Ini akan memberikan ruangan untuk bahu depan agar dapat bergerak
dibawah simfisis pubis.
6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain :
a. Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.
b. Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DISTOSIA BAHU
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
a : Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/ Klinik atau catat apakah klien pernah
dirawat disini atau tidak.
r : Untuk mengetahui apakah ibu tergolong dalam resiko rendah (20-35 thn) atau resiko tinggi (>
35 thn)
kelamin :
at : Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah dekat atau jauh dari
pelayanan kesehatan khususnya dalam pemeriksaan kehamilan.
s :
idikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan memudahkan dalam pemberian
penjelasan dan pengetahuan tentang gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
rjaan : Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga memungkinkan menjadi
faktor resiko terjadinya distosia bahu
/Bangsa :
ma : Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga memudahkan dalam memberikan
bimbingan keagamaan.
gal MRS :
al pengkajian :
nosa medis :
3.1.2 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : biasanya pasien mengeluhkan nyeri akibat kontraksi yang terjadi dan lamanya
proses persalinan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : proses kelahiran bayi yang lama sehingga menyebabkan kala 2
memanjang
c. Riwayat kesehatan dahulu : apakah klien menderita diabetes mellitus atau diabetes gestasional
yang dapat mempengaruhi kehamilan dan proses persalinan
d. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu
Apakah klien pernah melakukan persalinan dengan kasus yang sama atau riwayat pernah
melahirkan bayi besar
e. Riwayat Menstruasi
- Menarche: normalnya menarche terjadi pada umur 10 -16 tahun (± 12,5 tahun)
- Siklus: siklus haid biasanya terjadi 25-32 hari (± 28 hari)
- Sifat darah: sifat darah haid Encer, merah, baunya khas
- Teratur / tidak: Normalnya teratur
- Dismenorhoe: Ya / tidak (sebelum, selama atau sesudah haid)
- Fluoe albus: ada atau tidak fluoe albus, bila iya, Sedikit / sedang / banyak / tidak gatal, bau /
tidak,warna putih / kuning atau kekentalannya
- HPHT: Hari pertama keluarnya darah saat haid yang terakhir
f. Riwayat pemakaian Kontrasepsi
Apabila ibu menggunakan kontrasepsi, jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : baik (composmentis), gelisah
Tanda Tanda Vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 78 x/mnt
- Temperatur : 37oC
- Respirasi rate : 24 x/mnt
1) Sistem cardiovaskuler
pada saat proses persalinan biasanya pasien disuruh untuk BAK terlebih dahulu untuk
mengosongkan kandung kemih.
Atas : simetris, keadaannya bersih, tidak cacat dan berfungsi dengan baik
Bawah : Simetris, keadan bersih, terdapat odema dan berfungsi dengan baik
5) Sistem integumen
a) Mata
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : Normal
- Pupil : Isokor
- Reflek Cahaya : Ada
- Polbera : Normal
- Strabismus : Tidak Ada
- Ketajaman Penglihatan : normal
- Alat Bantu : Tidak Ada
b) Hidung
- Bentuk : Simetris
- Epistaksis : Tidak ada
- Mukosa Hidung : Lembab
- Secret : Tidak Ada
- Ketajaman Penciuman : Normal
c) Perasa
- Bentuk Lidah : Normal
- Bisa merasaka manis,pahit,asin dan asam : bisa
- Kebersihan Lidah : Bersih