Anda di halaman 1dari 4

- Penilaian awal dan lanjut, antisipasi faktor risiko Distosia bahu pada bayi besar : Nadya

1. Definisi Distosia Bahu


Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan
tenaga(his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.(Arif Mansjoer.2001:302)
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral
promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat
promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya
distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan
setelah kepala janin dilahirkan.
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala
janin di lahirkan. Salah satu kriteria diagnosa distosia bahu adalah bila dalam persalinan
pervaginam untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus seperti traksi curam
bawah dan episiotomi. (Taufan Nugroho.2012:132)
2. Etiologi
Jika tidak ada progres, maka kemungkinan ibu hamil mengalami distosia. Penyebab distosia
adalah dengan melihat hubungan 3P yakni Power (tenaga), Passage (jalan lahir) dan Passengger
(bayi).
1. Power (Tenaga)
Power adalah tenaga ibu mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka persalinan lancar.
Sebaliknya, jika tenaga ibu tidak ada, maka akan sulit melahirkan.
2. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah kondisi jalan lahir yang terdiri dari mulut rahim dan juga ukuran panggul ibu.
Apabila kondisi panggul ibu tidak baik, dan pembukaan tidak lengkap maka bisa mengalami
distosia.
3. Passenger (Bayi)
Passenger adalah bayi. Dalam persalinan, ukuran bayi sangat penting untuk diperhatikan. Ukuran
bayi yang besar (di atas 4 kg) bisa menyebabkan ibu mengalami distosia saat keluarnya kepala
dan macet saat melahirkan bahu. Batas atas berat bayi saat dilahirkan adalah 3,5 kg atau 3.500
gram.
Jadi, kalau 3P ini baik, dan didukung dengan tenaga ibu ada untuk mengejan, kondisi panggul
ibu adekuat, dan ukuran bayinya 2500-3500 g maka persalinan biasanya akan berjalan lancer dan
mudah dilahirkan.
Kondisi lain yang berhubungan dengan 3P:
– Malposisi dan Malpresentasi
Persalinan normal terjadi ketika bagian kepala janin terletak di bagian bawah panggul. Kelainan
posisi atau malposisi dapat menyebabkan distosia contohnya karena janin letak lintang yang
dapat terjadi pada bayi besar, terlilit tali pusat, dan kelainan panggul.
Kelainan bagian terbawah janin atau malpresentasi terjadi pada bayi sungsang. Bayi sungsang
atau bagian terbawah janin adalah bokong dapat menyebabkan persalinan tiga kali lebih sulit dari
persalinan dengan posisi bayi normal. Bayi sungsang dapat terjadi pada keadaan posisi plasenta
berada di bawah (dekat jalan lahir), bayi berukuran besar, dan adanya tumor atau kista.
– Diabetes Gestasional
Ibu yang mengalami diabetes gestasional bisa memiliki bayi yang berukuran besar atau
makrosomi. Bayi makrosomi biasanya memiliki bobot di atas 4 kg. Kalau makrosomi maka
dianjurkan operasi karena bisa mengalami distosia bahu.
– Usia terlalu muda dan tua
Usia terlalu muda bisa menjadi penyebab persalinan menjadi sulit. Apabila usia ibu belum terlalu
matang, belum siap juga bisa menyebabkan distosia.
Begitu juga saat usia Bunda semakin tua, maka kemungkinan semakin lemas tenaganya, dan otot
dasar panggulnya kendur, dibandingkan ibu yang melahirkan di usia muda (matang).
3. Patofisiologi
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala dilahirkan, maka bahu memasuki panggul
dalam posisi oblik. Bahu posterior memasuki panggul lebih dahulu sebelum bahu anterior.
Ketika kepala melakukan paksi luar, bahu posterior berada di cekungan tulang sakrum atau
disekitar spina ischiadika, dan memberikan ruang yang cukup bagi bahu anterior untuk
memasuki panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.
Apabila bahu berada dalam posisi antero-posterior ketika hendak memasuki pintu atas panggul,
maka bahu posterior dapat tertahan promontorium dan bahu anterior tertahan tulang pubis.
Dalam keadaan demikian, kepala yang sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan putaran
paksi luar, dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala
(turtle sign)
4. Diagnosis

Tanda distosia bahu yang harus diamati/dapat diidentifikasi penolong persalinan adalah:

1. Kepala bayi telah lahir namun masih erat berada di vulva


2. Kepala bayi telah lahir tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle sign)
3. Tidak terjadi putar paksi luar

5. Komplikasi

1. Trauma Maternal
o Trauma jalan lahir
o Perdarahan pasca salin
o Infeksi
2. Trauma Perinatal

 Trauma persendian : dislokasi humerus, fraktur tulang leher tulang persendian

 Trauma medula oblongata : asfiksia, gangguan jantung

 Trauma pleksus brakhialis : Erb’s paralisis, paralisis Klumpke

6. Faktor resiko
Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian distosia bahu diantaranya;
a. Makrosomia
b. Ibu obesitas
c. Penambahan berat badan berlebih
d. Panggul sempit
e. Diabetes maternal
f. Kala II lama
g. Riwayat distosia bahu
7. Pencegahan

 Identifikasi dan obati diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan elektif dengan induksi
maupun seksio sesarea pada ibu dengan diabetes yang usia kehamilannya mencapai 38
minggu dan bayinya tumbuh normal.
 Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi distosia bahu.
 Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan risiko cedera pada janin.

Anda mungkin juga menyukai