Anda di halaman 1dari 38

Kelompok distosia

bahu

1. Azi Surya (18100330)


2. Jonathan Maruli (1810033045)
3. Yosia Novianto (1810033054)
Pengertian

Menurut Smeltzer (1986) Distosia


Bahu adalah kegagalan bahu
dengan spontan melewati pelvis
setelah kepala lahir. Distosia Bahu
sebenarnya terjadi ketika bahu
depan tertahan dibelakang
sympisis pubis (Kasser &
Pallaske).
Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus
yang efektif atau akibat upaya mengedan ibu
(Power).
Perubahan struktur pelvis (Passage).
Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan
presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan
jumlah bayi (Passenger).
Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang
berhubungan dengan pengalaman, budaya, dan
warisannya system pendukung.
Pelvis adalah bagian tubuh yang terletak di bawah abdomen. Pelvis
terdiri dari empat tulang, yaitu sakrum, koksigeus, dan dua tulang
inominata (Gambar 2.1.) Masing-masing tulang inominata ini
dibentuk oleh penyatuan ilium, iskium, dan pubis. Tulang-tulang
inominata disatukan ke sacrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan pada
simfisis pubis (Cunningham, et al., 2013).
 Pelvis dapat dibagi menjadi dua bagian oleh apertura
pelvis superior, yang dibentuk di belakang oleh
promontorium os sacrum, di lateral oleh linea terminalis,
dan di anterior oleh symphysis pubica. Di atas apertura
pelvis superior terdapat pelvis major atau false pelvis
yang membentuk sebagian cavitas abdominalis,
sedangkan yang di bawah apertura pelvis superior
terdapat pelvis minor atau true pelvis yang terdapat pada
gambar 2.2. Pelvis major melindungi isi abdomen dan
setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong
uterus gravidarum. Selama stadium awal persalinan,
pelvis major membantu menuntun janin masuk ke pelvis
minor (Snell, 2006; Cunningham, et al., 2013).
Caldwell-Molloy
mengklasifikasikan pelvis
berdasarkan pada pengukuran
diameter transversal terbesar di pintu
atas pelvis dan pembagiannya
menjadi segmen anterior dan
posterior (gambar 2.3.), sehingga
pelvis diklasifikasikan menjadi
empat jenis, yaitu:
1. Jenisginekoid
Bentuk pintu atas pelvis yang hampir bulat. Panjang diameter antero-
posterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ginekoid
merupakan jenis pelvis yang sering ditemukan pada wanita.
2. Jenis android
Merupakan bentuk pintu atas pelvis yang hampir menyerupai segi
tiga. Panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter
transversa, akan tetapi jauh lebih mendekati sakrum.
3. Jenis antropoid
Pintu atas pelvis yang agak lonjong , seperti telur. Panjang diameter
antero- posterior lebih besar daripada diameter transversa.
4. Jenis platipelloid
Merupakan jenis ginekoid yang menyepit pada arah muka belakang.
Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang
(Prawirohardjo, 2012).
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar
yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal
dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada
pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu
depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal
untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu
miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada
bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap
simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepal.

Patofisiolo
gi
etiologi

Dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Karena kelainan his :
Inersia Uteri Hipotonik, adalah kelainan his
dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat
untuk melakukan pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his
lemah dan frekuensinya jarang. Sering
dijumpai pada penderita dengan keadaan
umum kurang baik seperti anemia, uterus
yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion atau kehamilan kembar atau
makrosomia, grandemultipara atau primipara,
serta pada penderita dengan keadaan emosi
kurang baik.
Lanjutan..

2Karena kekuatan mengejan kurang


kuat, misalnya karena cicatrix  baru pada
dinding perut, hernia, diastase musculus
rectus abdominis atau karena sesak
nafas.
a. Distosia karena kelainan letak atau
kelainan anak, misalnya letak lintang,
letak dahi, hydrochepalus atau
monstrum.
b. Distosia karena kelainan jalan lahir :
panggul sempit, tumor-tumor yang
mempersempit jalan lahir.
Lanjutan…

3. Penyebab lain dari distosia bahu adalah fase


aktif memanjang, yaitu :
a. Malposisi (presentasi selain belakang kepala).
b. Makrosomia (bayi besar) atau disproporsi
kepala-panggul (CPD).
c. Intensitas kontraksi yang tidak adekuat.
d. Serviks yang menetap.
e. Kelainan fisik ibu, missal nya pinggang
pendek.
f. Kombinasi penyebab atau penyebab yang tidak
diketahui.
Manifestasi
Klinis
Tanda klinis terjadinya distosia bahu meliputi:

 Tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran dengan baik dan
traksi yang cukup untuk melahirkan tubuh setelah kepala bayi
lahir.

 Turtle sign adalah ketika kepala bayi tiba-tiba tertarik kembali


ke perineum ibu setelah keluar dari vagina. Pipi bayi menonjol
keluar, seperti seokor kura-kura yang menarik kepala kembali ke
cangkangnya. Penarikan kepala bayi ini dikarenakan bahu depan
bayi terperangkap di tulang pubis ibu, sehinggamenghambat
lahirnya tubuh bayi.
Gambar
Adapun tanda dan gejala menurut
Sujiatini, (2011) dan Gulardi, et al.
Tanda & Gejala (2008) Tanda dan gejala distosia bahu
yaitu:

a. Kecurigaan bayi besar


b. Kemajuan lambat dari 7 sampai 10
cm, meskipun kontraksinya baik.
c. Kelahiran instrumental
d. Kemajuan lambat dan crowning
serta kelahiran kepala lambat
e. Kepala seperti tertahan di dalam
vagina.
f. Kepala lahir tetapi tidak
terjadiputaran paksi luar.
g. Kepala sempat keluar tetapi tertarik
kembali ke dalam vagina (turtle sign)
a) Komplikasi pada ibu Komplikasi
:
Menurut Benedetti dan Gabbe
(1978) ; Parks dan Ziel (1978),
komplikasi yang terjadi pada ibu
sebagai berikut :
- Distosia bahu dapat
menyebabkan perdarahan
postpartum.
- Perdarahan tersebut biasanya
disebabkan oleh atonia uteri,
rupture uteri, atau karena
laserasi vagina dan servik yang
merupakan risiko utama
kematian ibu.
Lanjutan..
b) Komplikasi pada bayi :
Pada bayi, distosia bahu antara lain dapat
menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
- Distosia bahu dapat disertai morbiditas
dan mortalitas janin yang signifikan.
- Kecacatan pleksus brachialis transien
adalah cedera yang paling sering
dijumpai.
- Selain itu dapat juga terjadi fraktur
klavikula, fraktur humerus, dan kematian
neonatal.
Faktor resiko

- Ibu dengan diabetes, 7 % insiden distosia bahu terjadi pada ibu


dengan diabetes gestasional (Keller,dkk).
- Janin besar (macrossomia), distosia bahu lebih sering terjadi
pada bayi dengan berat lahir yang lebih besar, meski demikian
hamper separuh dari kelahiran distosia bahu memiliki berat
kurang dari 4000 g.
- Multiparitas
- Ibu dengan obesitas.
- Kehamilan posterm, dapat menyebabkan distosia bahu karena
janin terus tumbuh setelah usia 42 minggu.
- Riwayat obstetric dengan persalinan lama/persalinan sulit atau
riwayat distosia bahu, terdapat kasus distosia bahu rekuren pada
5 (12%) diantara 42 wanita ( Smith dkk., 1994).
Ciri-ciri

Distosia bahu juga dapat dikenali bila didapatkan


keadaan:

- Kepala bayi telah lahir, tetapi bahu tertahan dan


tidak dapat dilahirkan
- Kepala bayi telah lahir, tetapi tetap menekan
vulva dengan kencang
- Dagu tertarik dan menekan perineum
- Traksi pada kepala bayi tidak berhasil
melahirkan bahu yang tetap berada di cranial
simfisis pubis.
- Tidak terjadi gerakan/restitusi spontan
Manuver Massanti

Tekanan suprapubik ini dimaksudkan untuk membebaskan bahu


depan dari tepi bawah simfsis pubis. Ibu diminta untuk meneran sekuat
tenaga saat penolong persalinan berusaha untuk melahirkan bahu.
Beberapa ahli menyarankan untuk melakukan episiotomi luas dan
idealnya diberikan analgesik yang adekuat. Tahap selanjutnya adalah
membersihkan mulut dan hidung bayi. Setelah menyelesaikan tahap-
tahap ini, dapat diterapkan berbagai teknik untuk membebaskan bahu
depan dari posisinya yang terjepit di bawah simfisis pubis ibu (RCOG,
2012; Cunningham, 2006; Rayburn, William F,. Carey, J Christopher,
2001)
a. Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara
simultan kearah bawah pada daerah suprapubis untuk membantu
persalinan bahu.

Catatan :

jangan lakukan dorongan pada fundus, karena akan mempengaruhi


bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan rupture uteri.

b. Tekanan ringan pada suprapubic

Dilakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara


bersamaan dilakukan traksi curam bawah pada kepala janin.

c. Tekanan ringan dilakukan oleh asisten pada daerah suprapubic


saat traksi curam bawah pada kepala janin.
lahirkan bahu belakang

Bila prosedur diatas tidak membawa hasil maka lahirkan


Bila prosedur diatas tidak membawa hasil maka lahirkan
bahu belakang:
bahu belakang:
a. Masukkan telapak tangan kanan kejalan lahir diantara
a. Masukkan telapak tangan kanan kejalan lahir diantara
bahu belakang dan dinding belakang vagina. Ruangan
bahu belakang dan dinding belakang vagina. Ruangan
sacrum cukup luas untuk meneuver ini.
sacrum cukup luas untuk meneuver ini.
b. Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan gerakan
b. Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan gerakan
fleksi pada sendi siku dan lahirkan lengan belakang
fleksi pada sendi siku dan lahirkan lengan belakang
melalui bagian depan dada. Dengan lahirnya lengan
melalui bagian depan dada. Dengan lahirnya lengan
belakang ini maka bahu belakang anak juga lahir.
belakang ini maka bahu belakang anak juga lahir.
c. Bahu depan dilahirkan lebih lanjut dengan melakukan
traksi curam bawah kepala (traksi ke posterior)

d. Bila bahu depan masih belum dapat dilahirkan maka tubuh


anak harus dirotasi 1800 .Saat melakukan gerakan rotasi
tersebut, tubuh anak dicekap. Arah putaran sesuai dengan
bahu yang sudah dilahirkan (putar tubuh anak mengikuti
bagian bahu yang sudah dilahirkan). Bahu yang terperangkap
dapat dibebaskan dengan memasukkan tangan ke bagian
posterior seperti 3 hal yang sudah dijelaskan diatas
Lanjutan...
Maneuver Woods ( “Wood crock screw maneuver” )

Woods (1943) melaporkan bahwa, dengan memutar bahu belakang secara


progresif sebesar 180 derajat dengan gerakan seperti membuka tutup botol, bahu depan
yang terjepit dapat dibebaskan. Tindakan ini sering disebut sebagai manuver corkscrew
Woods.Pelahiran bahu belakang meliputi penyusuran lengan belakang janin secara hati-
hati hingga mencapai dada, yang diikuti dengan pelahiran lengan tersebut. Cingulum
pektorale kemudian diputar ke arah salah satu diameter oblik panggul yang diikuti
pelahiran bahu depan. Tindakan ini disebut sebagai maneuver Jacquimer.Dengan
melakukan rotasi bahu posterior 180 secara “crock screw” maka bahu anterior yang
terjepit pada simfisis pubis akan terbebas.Tangan kanan penolong dibelakang bahu
posterior janin. Bahu kemudian diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari
tepi bawah simfisis pubis melahirkan bahu belakang
a. Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus
posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas
didepan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku

b. Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin

c. Lengan posterior dilahirkan


Maneuver Rubin(1964)

Maneuver Rubin(1964)

Terdiri dari 2 langkah :

a. Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain dengan


melakukan tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil
maka dilakukan langkah berikutnya yaitu :

b.Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk


dijangkau dan kemudian ditekan kedepan kearah dada anak.

c.Tindakan ini untuk melakukan abduksi kedua bahu anak


sehingga diameter bahu mengecil dan melepaskan bahu depan
dari simfisis pubis
Maneuver Rubin II

Maneuver Rubin II (dilakukan bila meuver rubin 1 tidak berhasil)

a. Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah.

b. Bahu anak yang paling mudah dijangkau didorong kearah dada


anak sehingga diameter bahu mengecil dan membebaskan bahu
anterior yang terjepit.

 
manuver Schwartz

Manuver removal of posterior arm (manuver Schwartz)

a. Fleksikan tangan pada siku

b. (Menekan fosa antecubital untuk memfleksikan tangan)

c. Usapkan tangan sepanjang dada

d. Raih lengan depan atau jari-jari tangan

e. Keluarkan tangan

f. Dengan episiotomi dapat membantu manuver wood ataupun Schwartz


memberi ruang untuk mengeluarkan pergelangan tangan belakang
Manuver Gaskin


 Roll Over (Manuver Gaskin)

a. Menungging dengan bertumpu pada telapak tangan dan lutut:


memudahkan menggapai bahu belakang saat manuver Schwartz
Pematahan klavikula

Dilakukan dengan menekan klavikula anterior kearah SP. Fraktur


klavikula yang dilakukan secara sengaja dengan cara menekan
klavikula anterior terhadap ramus pubis dapat dilakukan untuk
membebaskan bahu yang terjepit. Namun, pada praktiknya, sulit
mematahkan klavikula secara sengaja pada bayi besar. Fraktur
klavikula biasanya akan sembuh dengan cepat, dan tidak seserius
cedera nervus brakhialis, asfiksia atau kematian
.Maneuver Zavanelli

Mengembalikan kepala kedalam jalan lahir dan anak


dilahirkan melalui SC. Memutar kepala anak menjadi occiput
anterior atau posterior sesuai dengan PPL yang sudah
terjadi.Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara
perlahan mendorong kepala kedalam vagina. Sandberg (1985)
melaporkan penggunaan manuver Zavanelli untuk
mengembalikan kepala ke dalam rongga panggul dan
kemudian melahirkan secara sesar
Bagian pertama dari manuver ini adalah
mengembalikan kepala ke posisi oksiput
anterior atau oksiput posterior bila kepala
janin telah berputar dari posisi tersebut.
Langkah kedua adalah memfleksikan kepala
dan secara perlahan mendorongnya masuk
kembali ke vagina, yang diikuti dengan
pelahiran secara sesar. Terbutaline (250 m g,
subkutan) diberikan untuk menghasilkan
relaksasi uterus.
Lanjutan...
Kleidotomi

 Kleidotomi

Dengan cara menggunting klavikula. yaitu memotong klavikula


dengan gunting atau benda tajam lain, dan biasanya dilakukan
pada janin mati (Schramm, 1983).
Simfisiotomi.

Simfisiotomi.

Hernandez dan Wendell (1990) menyarankan untuk melakukan


serangkaian tindakan emergensi berikut ini pada kasus distosia bahu

1. Minta bantuan – asisten , ahli anaesthesi dan ahli anaesthesi.

2. Kosongkan vesica urinaria bila penuh.

3. Lakukan episiotomi mediolateral luas.


4. Lakukan tekanan suprapubic bersamaan dengan traksi curam
bawah untuk melahirkan kepala.

5. Lakukan maneuver Mc Robert dengan bantuan 2 asisten.


Hibbard

 Hibbard (1982)
Menganjurkan untuk menekan dagu dan leher janin ke arah rektum ibu,
dan seorang asisten menekan kuat fundus saat bahu depan dibebaskan.
Penekanan kuat pada fundus yang dilakukan pada saat yang salah akan
mengakibatkan semakin terjepitnya bahu depan. Gross dan rekan (1987)
melaporkan bahwa penekanan fundus tanpa disertai maneuver lain akan
"menyebabkan angka komplikasi sebesar 77 persen dan erat
dihubungkan dengan kerusakan ortopedik dan neurologik (janin)

Anda mungkin juga menyukai