Oleh:
NAMA : INDAH ROSMALA DEWI
NPM : E1AC232014
Oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1 .......................................................................................... 1
B. Jurnal 2 ......................................................................................... 2
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 11
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
JURNAL
A. JURNAL 1
Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny
“S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada
Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh
Yusuf Gowa Tahun 2019
Penulis : Nurul Atikah, Zelna Yuni Andryani. A, Dewi
Setiawati
Tahun : 2020
Link Jurnal : https://jom.htp.ac.id/index.php/jkt/article/view/603
ABSTRAK
Pendahuluan Nifas adalah masa sesudah persalinan yaitu sejak kelahiran
bayi, plasenta dan selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
kesehatan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk melaksanakan manajemen asuhan
kebidanan masa nifas pada ibu dengan nyeri luka jahitan perineum di
RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 menggunakan pendekatan studi
kasus, dengan metode manajemen asuhan kebidanan tujuh langkah
Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Hasil asuhan pada
Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum Asuhan dilakukan selama
42 hari dengan melakukan kunjungan masa nifas sebanyak 7 kali, baik di
RS maupun di rumah ditemukan ibu mengalami nyeri luka jahitan
perineum sejak setelah ibu melahirkan pada tanggal 24 Juli 2019, selama
pemantauan tidak ditemukan adanya masalah potensial seperti tanda-
tanda infeksi serta pada hari ke 6 masa nifas Ny “S” luka jahitan
perineum tampak mulai menyatu dengan kulit dan berangsur sembuh.
Kesimpulan dari studi kasus setelah pemantauan dan analisa data pada
ibu dengan nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh Yusuf Gowa
1
tahun 2019 pemantauan masa nifas berjalan normal, tanda-tanda vital
dalam batas normal dan telah dilakukan pendokumentasian semua
temuan dan tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny “S” dengan hasil
tidak ditemukannya kesenjangan antara teori dan kasus yang di dapatkan.
B. JURNAL 2
Judul : Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres Dinginterhadap
Intensitas Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Post Partumdi Bpm
Siti Julaehapekanbaru
Penulis : Elly Susilawati, Wita Ranifa Iida
Tahun : 2019
Link : https://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/wom/article/download/453/301
Jurnal
ABSTRAK
Setiap ibu yang telah menjalani proses persalinan dengan luka
perineum akan merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan oleh setiap ibu
post partum menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan seperti
kesakitan dan rasa takut untuk bergerak, sehingga diperlukan
manajemen nyeri secara nonfarmakologi yakni dengan k o m p r e s h a n
gat dan k o m p r e s d i n g i n. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui efektifitas kompres hangat dan kompres dingin terhadap
intensitas nyeri luka perineum pada ibu post partum. Desain penelitian
menggunakan quasy experiment dengan rancangan one group pretest and
posttet design dengan uji Mann Whitney.Penelitian ini dilakukan pada
bulan Januari-Juni 2018. Jumlah sampel penelitian yaitu 30 orang, 15
orang kelompok kompres hangat dan 15 orang kelompok kompres
dingin. Populasi penelitianyaituibupostpartumyang mengalamiluka
perineum di BPM Siti Julaeha. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Teknik kompres hangat dan kompres dingin dilakukan
selama 20 menit setelah 6 jam post partum. Alat ukur yang digunakan
yaitu Numerical Rating Scale(NRS). Hasil penelitian ini menunjukkan
2
bahwa terdapat perbedaan antara terapi kompres hangat dan kompres
dingin dengan perbedaan penurunan intensitas nyeri dengan nilai rata-
rata 1,33 lebih kecil dibandingkan rata-rata kompres hangat 2,60 dengan
p value 0,003 (p < 0,05). Terapi kompres dingin lebih efektif dalam
mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post partum dibandingkan
dengan terapi kompres hangat. Terapi kompres dingin dapat dijadikan
sebagai terapi alternative untuk mengatasi nyeri luka perineum pada ibu
post partum.
3
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
-
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
3. Riwayat Laktasi
4
Ibu mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah anak
pertamanya
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari
e. Dismenorhoe : tidak pernah
5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
6. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : Tidak ada
b. Massa : Tidak ada
c. Penyakit :Tidak ada
d. Operasi : Tidak ada
e. Lainnya : Tidak ada
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi yang lalu : Tidak ada
d. Lamanya pemakaian : Tidak ada
e. Alasan berhenti : Ingin hamil
8. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
5
c. Asma/TB paru : Tidak ada
d. Hepatitis : Tidak ada
e. DM : Tidak ada
f. Hipertensi : Tidak ada
g. Epilepsi : Tidak ada
h. Lain-lain : Tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Sebelum nifas : ibu mengatakan makan 2-3 x/hari,
porsi sedang, 1 piring nasi dengan sayur ( ½
mangkuk ), lauk pauk( 1 potong tempe), dan buah(
1 pisang), minum air putih + 8 gelas/hari
b. Selama nifas: ibu mengatakan makan 2-3 x/hari,
porsisedang, 1 piring nasi dengan
sayur(1mangkuk), lauk pauk ( 2 potong tahu,tempe
), dan buah (1 pisang), minum air putih + 8
gelas/hari dan 1 gelas susu.
10. Pola Eliminasi
a. BAB : 1 X/hari
Sebelum nifas : ibu mengatakan BAB 1 x/hari,
warna coklat hitam, lunak Selama nifas : ibu
mengatakan BAB selama nifas 3 x/ 7 hari warna
coklat hitam, lunak.
BAK : 3-4 X/hari
b. Sebelum nifas : ibu mengatakan BAK 5-7 x sehari,
warna kuning jernih, berbau khas.
Selama nifas : ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari,
warna kuning jernih, berbau khas
11. Personal Hygiene
Sebelum nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari,
gosok gigi 3 x sehari, keramas 3 x seminggu
6
Selama nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok
gigi 3 x sehari, keramas 2 x dan 3 x ganti pembalut.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
7
d. Telinga : Tampak simetris antara kanan dan kiri,
tidak
e. terdapat serumen dan peradangan
f. Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak
ada
g. pergerakan cuping hidung
h. Mulut : tidak ada sariawan maupun bibir pecah-
pecah dan tidak ada karies pada gigi
i. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis,
kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
5. Payudara
a. Inspeksi : Payudara kanan terlihat membesar,
memerah dan terdapat luka atau lecet pada
putting susu.
b. Palpasi
Mammae : Payudara kiri kanan membesar dalam keadaan
normal,
Tumor : Tidak ada benjolan
Simetris : ya
Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol dan lecet sebelah
kanan
c. Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning,
jumlah± 50 – 100 ml.
6. Abdomen
a. Bentuk : Membesar
b. Striae : Ada
c. Luka operasi: Tidak ada
d. Tfu : 2 jari dibawah pusat
7. Vulva Vagina:
a. Varices : Tidak varices
b. Kemerahan : Tidak ada kemerahan
8
c. Nyeri : ada nyeri ringan
d. Lochea : rubra
8. Anus : Tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Tangan : Simetris kiri dan kanan, tidak ada
varises
b. Kaki : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
c. Refleks patella : Kiri / Kanan, (+)/(+)
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Turgor : Baik
11. Data Penunjang : Tidak dilakukan
C. ANALISA
Ny. M P1A0 Post Partum 6 jam dengan nyeri luka jahitan perineum
IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga atas tindakan yang
akan diberikan. Ibu menyetujui tindakan yang diberikan serta bersedia
diberikan asuhan berkelanjutan.
2. Memberitahu ibu keluhan yang ibu alami yaitu nyeri luka jahitan, hal ini
merupakan kejadian yang normal. Ibu mengerti dan paham penjelasan
yang telah diberikan oleh bidan.
3. Memberitahukan pada ibu agar sebaiknya istirahat/ tidur yang cukup. Ibu
mengerti tentang pentingnya beristirahat dan akan berusaha
melakukannya.
4. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap minum dalam jumlah yang
cukup dan jangan menguranginya. Ibu mengerti dan akan melaksanakan
anjuran bidan.
5. Memberitahu ibu untuk Melakukan perawatan luka perineum dapat
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Luka
9
perineum merupakan rusaknya jaringan otot-otot perineum, dimana luka
tersebut berada di daerah yang lembab dan rentan akan masuknya kuman.
Ibu mengerti dan dapat melakukannya
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kompres hangat untuk mengurangi
rasa nyeri pada luka perineum, ibu mengerti dan dapat melakukannya.
7. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan senam nifas dengan
gerakan kegel . Ibu mengerti dan akan mencoba melakukan gerakan kegel
8. akan memeriksakan segera ke bidan jika terdapat tanda bahaya kehamilan.
9. Memberi ibu terafi obat Fe 1x1 dengan dosis 60 mg, asam mefenamat 3x1
, amoxcilin 3x500 mg dan vit A 1 X 200.000.000 serta mengingatkan
kembali dosis meminumnya. Ibu bersedia menghabiskan tablet tersebut.
10. Memberitahukan Ibu untuk kunjungan ulang yaitu 1 minggu kemudian
atau segera datang jika terdapat keluhan atau terdapat salah satu tanda
bahaya kehamilan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal.
11. Mendokumentasikann hasil pemeriksaan ke dalam buku KIA dan kohort
ibu. Pendokumentasian telah dilakukan
10
Mengetahui
Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,
( ………………..……… ) (…………………….. )
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
mobilisasi yang terganggudapat menyebabkan subinvolusi, pengeluaran lokea
yang tidak lancar dan perdarahan post partum (Hani, 2017).
Pada pengkajian hasil anamnesa, ibu melahirkan tanggal 17 April 2024 pukl
02.00 WIB di BPM Indah Rosmala Dewi. ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan
perineum dan sakitnya mulai terasa sejak awal penjahitan setelah persalinan. Sifat
keluhan, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan Data Objektif - TTV : TD : 120/80 mmHg S: 38,0oC R: 20x/m N:88
x/menit - Payudara : Simetris, terdapat hyperpigmentasi areola mammae, tidak ada
benjolan, tidak ada retraksi, papila mammae menonjol, sudah mengeluarkan
ASI,Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, terdapat luka jahitan pada perineum
Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain beri senyum salam sapa sopan
santun pada ibu dan keluargaagaribu dan keluarga merasa nyaman pada
pelayanan yang diberikan, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tidakanrasionalmencegah terjadinya infeksi silang.Mengkaji tingkatan
nyeri pada ibuagarmengetahui tingkatan nyeri yang dirasakan oleh ibu dan
penulis mengkaji tingkatan nyeri menggunakan Wong Baker(mimik
wajah).Anjurkan ibu senantiasa menjaga kebersihan vulvadan mengganti
pakaian dalam setiap kali basah dan mencuci daerah vulva dengan air bersih setiap
habis BAB dan BAKagarmenjaga kebersihan vulva untuk mencegah terjadinya
infeksi.Anjurkan ibu untuk makanan yang bergizi seperti sayuran hijau, ikan,
telur, kacang-kacangan, daging, buah, agarmemenuhi kebutuhan nutrisi ibu,
sehingga ASI dapat lancar dan makanan yang mengandung serat dapat
memperlancar BAB.Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demanddan
mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benaragar memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, untuk memacu hormon prolaktin yang akan memperlancar
produksi ASI, dan posisi yang benar untuk memudahkan bayi menghisap dan
mencegah terjadinya puting susu lecet. Ajarkan dan anjurkan ibu melakukan
teknikrelaksasi untuk mengurangi nyeriagarteknikrelaksasi dapat mengurangi
ketegangan pada otot-otot dan meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada perineum seperti peningkatan suhu tubuh,
13
timbul rasa perih dan rasa panas di tempat yang terinfeksi, perih saat buang air kecil,
keluar cairan seperti keputihan dan berbauagar dilakukan perawatan luka
perineum dapat mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan. Luka perineum merupakan rusaknya jaringan otot-otot perineum,
dimana luka tersebut berada di daerah yang lembab dan rentan akan masuknya
kuman.Anjurkan ibu untuk istirahat. Pemberian antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi, analgetik untuk mengurangi rasa sakit, dan vitamin untuk
meningkatkan kekebalan tubuh, serta meningkatkan produksi ASI.
Upaya untuk mengurangi rasa nyeri dapat menggunakan cara farmakologi
dan non farmakologi. Terapi farmakologi dengan cara memberikan obat anti nyeri
(analgesik) pada ibu hamil direkomendasikan oleh dokter dan terapi
nonfarmakologi dapat dilakukan oleh petugas kesehatan atau keluarga pasien yaitu
salah satunya menggunakan Endorphin Massage. Endorphin Massage merupakan
sebuah terapi sentuhan atau pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada ibu
hamil di waktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Pijatan ini dapat merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa endorfin yang merupakan pereda rasa sakit dan
dapat menciptakan perasaan nyaman. Selama ini, endorfin sudah dikenal sebagai
zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah mengatur produksi
hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,
mengendalikan perasaan stress, serta munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti
pernafasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi ( Prawihardjo, 2017). Manfaat
Endorphin Massage antara lain, membantu dalam relaksasi dan menurunkan
kesadaran nyeri dengan meningkatkan aliran darah ke area yang sakit, merangsang
reseptor sensori di kulit dan otak dibawahnya, mengubah kulit, memberikan rasa
sejahtera umum yang dikaitkan dengan kedekatan manusia, meningkatkan sirkulasi
lokal, stimulasi pelepasan endorfin, penurunan katekiolamin endogen rangsangan
terhadap serat eferen yang mengakibatkan blok terhadap rangsang nyeri (Liana,
2016).
Berbagai metode untuk mengatasi nyeri luka perineum dapat dilakukan
baik secara farmakologi atau non farmakologi. Metode dalam mengatasi nyeri
secara farmakologi lebih efektif dibandingkan dengan metode non farmakologi.
14
Namun, metode farmakologi berpotensi memberikan efek samping bagi ibu seperti
memberikan analgetik asam mefenamat yang dapat menyebabkan nyeri
pada lambung ibu ( Hiyana, 2019)]. Sedangkan secara nonfarmakologi lebih
aman diterapkan karena mempunyai risiko yang lebih kecil, tidak
menimbulkan efek samping serta menggunakan proses fisiologis .Terapi non
farmakologi yang dapat diberikan untuk mengurangi nyeri antara lain distraksi,
bio feedback, hipnosis diri, mengurangi presepsi nyeri, stimulas I kutaneus
,pemberian kompres hangat dan kompres dingin, serta masase.Salah satu metode
non farmakologi pilihan yang paling sederhana yang dapat di gunakan untuk
mengatasi nyeri dan ketidak nyamanan terutama ibu post partum dengan nyeri
luka perineum adalah dengan menerapkan penggunaan kompres hangat dan
kompres dingin. Penggunaan kompres hangat dan kompres dingin
merupakan salah satu bentuk pemberian stimulasi kutaneus dengan pemanfaatan
suhu. Kompres hangat dan kompres dingin ini bekerja dengan memblok
transmisi stimulus nyeri sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (
Misana, 2019).
Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat yang bertujuan untuk
memberikan rasa nyaman, mengatasi nyeri, mengurangi atau mencegah spasme
otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu ( Sarah, 2017). Kompres
hangat memiliki dampak fisiologis bagi tubuh, yaitu pelunakan jaringan
fibrosa, mempengaruhi oksigenisasi jaringan sehingga dapat mencegah
kekakuan otot,memvaso dilatasikan dan memperlancar aliran darah, sehingga
dapat menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri ( Hani, 2016). Selain itu
kelebihan kompres hangat dapat membantu pemulihan luka, mengurangi
infeksi dan inflamasi, mempelancar pasokan aliran darahserta memberikan
ketenangan dan kenyamanan pada klien ( Ajizah, 2015). Selain kompres hangat,
manajemen nyeri dengan tindakan kompres dingin merupakan metode yang
dapat diterapkan untuk membantu kenyamanan pada ibu nifas untuk
mengurangi rasa nyeri. Manfaat kompres dingin diantaranya adalah
mengurangi aliran darah ke daerah luka sehingga dapat mengurangi resiko
perdarahan dan oedema, kompres dingin menimbulkan efek analgetik
15
dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang
mencapai otak akan lebih sedikit
Setelah memberikan konseling kepada ibu pemberi asuhan menganjurkan
ibu cara melakukan perawatan perinium dan kompres hangat atau dingin pada area
yang sakit melalui leaflet yang telah dicetak dan pemberi asuhan melakukan
evaluasi terhadap ibu. Pada saat melakukan evaluasi dengan bertanya saat
menjelang kontrol nifas berikutnya, keluhannya sudah hilang.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Masalah yang sering dialami oleh ibu post partum dan
menyebabkan rasa nyeri pada masa nifas salah satunya adalah lukapada
daerah perineum yang terjadi pada waktu proses persalinan. (Liana,
2023).
Luka perineum adalah luka karena adanya robekan jalan lahir baik
karena rupture maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan janin.
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu
persalinan. Robekan jalan lahir merupakan luka atau robekan jaringan
yang tidak beraturan (Elisabeth Siwi Walyani, 2017
, Cara mengurangi keluhan tersebut dapat diterapka terapi non
farmakologi salah satunya yaitu dengan kompres hangat dan dingin
serta mampu melakukan perawatan perineum
B. Saran
Diharapkan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dapat
memberikan terapi kompres dingin sebagai metode non farmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri luka perineum pada ibu post partum.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
DOKUMENTASI ASUHAN
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
ABSTRAK
Setiap ibu yang telah menjalani proses persalinan dengan luka perineum akan merasakan
nyeri, nyeri yang dirasakan oleh setiap ibu post partum menimbulkan dampak yang tidak
menyenangkan seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak, sehingga diperlukan
manajemen nyeri secara nonfarmakologi yakni dengan kompres hangat dan kom pres
dingi n. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas kompres hangat dan kompres
dingin terhadap intensitas nyeri luka perineum pada ibu post partum. Desain penelitian
menggunakan quasy experiment dengan rancangan one group pretest and posttet design
dengan uji Mann Whitney. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni 2018. Jumlah
sampel penelitian yaitu 30 orang, 15 orang kelompok kompres hangat dan 15 orang
kelompok kompres dingin. Populasi penelitian yaitu ibu post partum yang mengalami luka
perineum di BPM Siti Julaeha. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Teknik kompres hangat dan kompres dingin dilakukan selama 20 menit setelah 6
jam post partum. Alat ukur yang digunakan yaitu Numerical Rating Scale (NRS). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara terapi kompres hangat dan
kompres dingin dengan perbedaan penurunan intensitas nyeri dengan nilai rata-rata 1,33
lebih kecil dibandingkan rata-rata kompres hangat 2,60 dengan p value 0,003 (p < 0,05).
Terapi kompres dingin lebih efektif dalam mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post
partum dibandingkan dengan terapi kompres hangat. Terapi kompres dingin dapat dijadikan
sebagai terapi alternative untuk mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post partum.
ABSTRACT
Every mother having experienced the process of childbirth with perineal wound will feel
unpleasant impacts such as pain and fear to move, so that non-pharmacological pain
management is needed that is with warm and cold compresses. The purpose of this study was
to determine the effectiveness of warm and cold compresses to the intensity of perineal
wound pain in postpartum women. This quasy experiment used a one group pretest and
posttest design with Mann Whitney test. This study was conducted in January-June 2018 with
the study population of postpartum women who suffered perineal wounds in PMB Siti
Julaeha. The total sample was 30 people collected with purposive sampling, 15 people in the
warm compress group and 15 groups in the cold compresses group. Techniques of warm and
cold compresses performed were done for 20 minutes after 6 hours postpartum. Measuring
instrument used was the Numerical Rating Scale (NRS). The results indicated that there was
a difference between the cold and warm compress therapy with a mean reduction of pain
7
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
intensity by 1.33 and 2.60, respectively with a p value of 0.003 (p <0.05). Cold compress
therapy is more effective in addressing postpartum perineal wound pain than warm
compresses therapy. Cold compress therapy can be used as an alternative therapy for pain in
the perineal wound of postpartum mothers.
8
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
9
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
10
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
setelah diberikan terapi kompres hangat hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang
adalah 2,60. Hasil tersebut menunjukkan mencapai otak lebih sedikit [16].
bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri Hasil penelitian ini sejalan dengan
luka perienum sebelum dan setelah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
diberikan terapi kompres hangat. Adanya [16] terdapat pengaruh kompres dingin
penurunan skala nyeri dan nilai rata-rata terhadap pengurangan nyeri luka perineum
intensitas nyeri luka perineum sebelum dan pada ibu nifas, dengan demikian dapat
setelah kompres hangat tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan
disebabkan karena kompres hangat ini tingkat nyeri pada ibu nifas antara sebelum
bekerja dengan memblok transmisi dan setelah diberikan perlakuan kompres
stimulus nyeri sehingga impuls nyeri yang dingin. Penelitian yang terkait juga
mencapai otak lebih sedikit [15]. Kompres dilakukan oleh [14] dengan judul pengaruh
hangat memiliki dampak fisiologis bagi kompres dingin terhadap tingkat nyeri luka
tubuh, yaitu pelunakan jaringan fibrosa, perineum, menyatakan bahwa tingkatan
mempengaruhi oksigenisasi jaringan nyeri sebelum dilakukan kompres dingin
sehingga dapat mencegah kekakuan otot, adalah 50% ibu merasakan nyeri berat dan
vasodilatasi dan memperlancar aliran 50% lainnya merasakan nyeri sedang, hasil
darah, sehingga dapat menurunkan atau setelah diberikan kompres dingin adalah
menghilangkan rasa nyeri [10]. Hal ini nyeri ringan 90% dan nyeri sedang 10%.
telah dibuktikan oleh [12] tentang terapi Penelitian [24] membuktikan pengguna ice
kompres hangat yang mempunyai pack secara signifikan dapat menurunkan
pengaruh terhadap penurunan skala nyeri nyeri perineum.
persalinan. Penelitian yang terkait juga Hal ini juga diperkuat oleh [1]
dilakukan [18] menunjukkan bahwa menyatakan bahwa kompres es dapat
penggunaan sithz bath dengan meminimalkan terjadinya edema dengan
menggunakan air hangat efektif untuk mengurangi permeabilitas kapiler yang
mengurangi intesitas nyeri pada ibu nifas menurunkan rasa nyeri luka perineum. Hal
post episiotomi. ini didukung oleh [7] menyatakan bahwa
terapi kompres dingin mengurangi rasa
Intensitas Nyeri Luka Perineum nyeri, mencegah edema, mengontrol
Sebelum Dan Setelah Pemberian peredaran darah dengan meningkatkan
Kompres Dingin Pada Ibu Post Partum vasokontriksi dan memenuhi kebutuhan
rasa aman. Skala nyeri merupakan penilaian
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat yang subjektif untuk mengetahui seberapa
rata-rata intensitas nyeri luka perineum parah nyeri yang dirasakan seorang individu,
sebelum diberikan terapi kompres dingin hal ini disebabkan perspektif setiap individu
adalah 4,80 dan setelah diberikan terapi berbeda khususnya dalam menilai nyeri yang
kompres dingin terjadi penurunan dideritanya. Kondisi ini dapat dilihat ketika
intensitas nyeri dengan nilai rata-rata 1,33. diberikan perlakuan yang sama namun
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi respon tubuh terhadap penurunan nyeri
penurunan nilai rata-rata intensitas nyeri berbeda-beda, ada respon yang masih
luka perineum pada ibu post partum mengalami sedikit nyeri setelah
setelah diberikan kompres dingin. perlakuan dan ada juga yang tidak
Penggunaan kompres dingin terbukti dapat merasakan nyeri sama sekali.
menghilangkan nyeri, Dampak
fisiologisnya adalah vasokontriksi pada Perbedaan Intensitas Nyeri Luka
pembuluh darah, mengurangi rasa nyeri, Perineum Pada Kelompok Yang
dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada Diberikan Kompres Hangat Dan
otot. Terapi dingin menimbulkan efek Kompres Dingin Pada Ibu Post Partum.
analgetik dengan memperlambat kecepatan
11
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
12
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
[6] Firdayanti.2009. Terapi Nyeri [15] Potter, Patricia. A dan Perry, Anne G.
Persalinan Non Farmakologis 2012. Fundamental of Nursing
Yogyakarta : Nuha Medika Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
[7] Hidayat, A.A. 2008. Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisis [16] Rahmawati, ES. 2013. Pengaruh
Data. Jakarta : Salemba Medika Kompres Dingin Terhadap
[8] Judha, M. 2012, Teori Pengukuran Pengurangan Nyeri Luka Perineum
Nyeri, Nyeri Persalinan. Pada Ibu Nifas di BPS Alfirdaus
Yogjakarta : Nuha Medika Kingking Kabupaten Tuban. Vol.5
No 2 Desember, 43-46.
[9] Kettle, C dan Frohlich, J. 2011.
Perineal Care. Consultant Midwife
13
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 3. No.1, Januari 2019 E-ISSN : 2579-7077
[17] Rahmawati. 2011. Ilmu Praktis [22] Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A.
Kebidanan. Jakarta : Victory Inti Aziz Alimu. 2008. Praktikum
Cipta Klinik Aplikasi Dasar-Dasar
Praktik Kebidanan. Jakarta :
[18] Rahayu, dkk.2017. Pengaruh sitz bath Salemba Medika
terhdap intensitas nyeri pada ibu [23]
nifas post episiotomi di Rumah . 2015.Praktikum Klinik Aplikasi
Sakit Siti Khadijah Palembang Dasar-Dasar Praktik Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
[19] Rosdahl, Caroline Bunker. 2014.
Buku Ajar Keperawatan Dasar. [24] Wenniarti, dkk. 2016. Pengaruh
Jakarta : EGC Terapi Ice Pack Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Pada ibu
[20] Simkin, Penny. 2008. Panduan Post Episiotomi. Jurnal Kedokteran
Lengkap Kehamilan Melahirkan & Dan Kesehatan ,Volume 3, No.1,
Bayi. Jakarta : Arcan Januari 2016:377-382
[21] Suradi, R. 2010. Pemberian Obat [25] Wulandari, S.R, Handayani, S. 2011.
Bagi Ibu Yang Menyusui : Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
IDAI Yogyakarta: Gosyen Publishing.
14
JURNAL MIDWIFERY
Vol 2 No 2 Tahun 2020
PENDAHULUAN
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah
dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, persalinan, maupun nifas. Masa nifas
merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan
dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
persalinan, di antaranya di sebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas (Saleha,2013:95).
Menurut World Health Organization (WHO) setiap hari terdapat 830 kasus kematian
ibu. Di Indonesia AKI tahun 2010-2013 disebabkan oleh perdarahan dan memiliki presentase
78
DOI: 10.24252/jm.v2i2a4
Jurnal Midwifery P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153 Vol. 2 No. 2 (2020)
cukup tinggi (Depkes RI, 2014). Penyebab kejadian AKI 40% adalah perdarahan pada saat
postpartum, salah satunya adalah perdarahan akibat robekan perineum.
Menurut data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) yang dilaporkan oleh Subdin Bina Kesga pada tahun 2015 tercatat
kematian ibu nifas sebanyak 8 orang (57,14%) dari 14 orang AKI. Tahun 2016 tercatat
kematian ibu nifas sebanyak 7 orang dengan (38,89%) dari 18 orang AKI, dan pada tahun
2017 tercatat kematian ibu nifas 4 orang (30,77%) dari 13 orang AKI (Profil Kesehatan
Kab.Gowa, 2018).
Menurut data rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa sendiri pada tahun 2015 tercatat
jumlah ibu nifas yang di rawatsebanyak 1804 pasien, tahun 2016 menjadi 1578 pasien, tahun
2017 sebanyak 2012 pasien, sedangkan tahun 2018 sebanyak 2571 pasien. Pada tahun 2018
Sekitar 50% dari pasien diantaranya mengalami luka jahitan perineum dan mengalami nyeri
pada luka jahitan perineum (Rekam Medik RSUD Syekh yusuf Gowa 2019).
Nyeri perineum timbul karena adanya kejadian robekan atau laserasi perineum saat
proses melahirkan karena adanya jaringan yang terputus sehingga merangsang hipotalamus
untuk mengeluarkan reseptor nyeri pada daerah perineum (Sarwono, 2008). Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi nyeri adalah usia. Pada penelitian yang dilakukan Mulati di
beberapa BPM di wilayah Kabupaten Klaten, Ibu postpartum pada golongan usia 20-35 tahun
yang mengalami nyeri berat sejumlah 28 orang (30,7%), nyeri sedang sejumlah 19 orang
(20,8%) dan nyeri ringan sejumlah 30 orang (32,9%), Sebaliknya ibu postpartum yang
berusia <20 tahun tidak ada yang mengalami nyeri berat, mereka hanya mengalami rasa nyeri
ringan bahkan ada yang tidak mengalami rasa nyeri meskipun mengalami laserasi perineum
(Mulati, 2017:45).
Nyeri perineum bisa menjadi persoalan bagi ibu nifas karena akan menimbulkan
gangguan ketidaknyamanan dan kecemasan. Dampak negatif lain diantaranya terhambatnya
mobilisasi, terhambatnya proses bounding attachment, perasaan lelah, maupun gangguan pola
tidur. Dampak negatif ini bila tidak di atasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu nifas
sehingga sangatlah penting untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk memperkecil
resiko kelainan atau bahkan kematian ibu nifas.
Berdasarkan uraian dan data-data pendukung di atas menunjukkan bahwa masih
tingginya kejadian nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh Yusuf maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas Pada Ny “S”
dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019.
METODE PENELITIAN
Melaksanakan studi kasus dengan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai
dengan 7 Langkah Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Penatalaksanaan
Asuhan dilakukan dengan pemberian asuhan yang sesuai standar operasional prosedur pada
kasus yang diteliti yaitu Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas dengan Nyeri Luka
Jahitan Perineum.
dengan baik. Setelah kala II berakhir dilakukan manajemen aktif kala III, setelah plasenta
lahir utuh dan lengkap, dilakukanlah penjahitan luka perineum dengan anastesi, penjahitan
menggunakan benang plain catgut ukuran 2/0. Penjahitan pada mukosa vagina menggunakan
tehnik jelujur, sementara pada perineum menggunakan tehnik satu-satu dengan jumlah
jahitan sebanyak 4 dengan jarak setiap jahitan adalah 1 cm dan jarak antara jahitan terakhir
dengan pangkal luka adalah 0,5 cm. Penjahitan dilakukan oleh bidan.
Didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, ekspresi ibu tampak
meringis apabila bergerak. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit dan teratur, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,6°C. Pemeriksaan fisik pada
wajah ibu tidak ditemukan oedema, tidak pucat dan ibu tampak meringis, konjungtiva tampak
merah muda dan sklera tidak ikterus, payudara simetris kiri dan kanan, putting susu
menonjol, tampak hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada nyeri tekan dan terdapat
pengeluaran colostrum. Tidak ada luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae livide,
TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar). Pada vulva dan
perineum tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lochea rubra, terdapat luka jahitan yang
masih lembab dan tidak berbau serta ekstremitas tidak ada varices dan tidak ada oedema.
Pada kasus Ny “S” data yang diperoleh tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ditemukan.
Langkah II (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual)
Kasus yang dialami oleh Ny “S”, Pasien mengeluh merasakan nyeri pada jahitan bekas
robekan pada jalan lahir pada saat setelah melahirkan. Persalinan ibu adalah persalinan anak
pertama, dari hasil pemeriksaan vulva dan perineum didapatkan jahitan bekas robekan secara
spontan pada perineum ibu, keadaan luka tersebut masih lembab, jahitan masih dalam
keadaan basah, kondisi luka tidak menunjukkan adanya oedema dan tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka perineum seperti adanya pus/nanah, bau busuk dan suhu sekitar luka lebih
tinggi dari pada suhu tubuh ibu.
Pada hari pertama sampai hari kedua masa nifas sangatlah rentan akan terjadinnya
infeksi, karena pada waktu inilah luka masih dalam keadaan lembab dan keadaan luka masih
basah diakibatkan karena lochea yang keluar dari jalan lahir akan melewati luka tersebut.
Infeksi nifas yaitu infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi sesudah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38˚C atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Dengan demikian
penerapan tinjauan teori pada studi kasus Ny “S” tidak temukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ditemukan.
Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)
Berdasarkan kasus Ny “S” saat ini dengan nyeri luka perineum akibat rusaknya otot-
otot dari terjadinya robekan secara spontan, terdapat pegeluaran lochea pada jalan lahir, hal
inilah yang dapat memicu terjadinya infeksi luka perineum.
Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman dan mengakibatkan
terjadinya infeksi berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “S” dapat diidentifikasi
masalah potensial yaitu antisipasi terjadinya infeksi. Dengan demikian penerapan teori dan
manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny “S” nampak ada persamaan dan tidak
ditemukan adanya kesenjangan.
Langkah IV (Tindakan Emergency atau Kolaborasi)
Berdasarkan kasus Ny “S” selama pemantauan, masa nifas ibu berjalan normal dan
tidak ada komplikasi yang menyertai sehingga tidak diperlukan adanya tindakan segera atau
emergency.
80
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada Tanggal 24
Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019
Jurnal Midwifery P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153 Vol. 2 No. 2 (2020)
penyembuhan dan berkaitan dengan produksi ASI, melakukan teknik relaksasi, mobilisasi
dan menyusui anaknya agar membantu proses involusi uterus, anjuran untuk tidak melakukan
hubungan seksual selama 6 minggu, konseling KB, pemberian support dari keluarga
khususnya suami sangat penting untuk membantu proses adaptasi terkait nyeri yang
dirasakan ibu dan selalu mengingat dan berserah diri kepada Allah SWT dengan caraberdoa
dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Adapun beberapa tambahan asuhan yang
diberikan yaitu perawatan bayi baru lahir serta jadwal pemberian imunisasi.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam memberikan
asuhan kebidanan karena seluruh tindakan yang dilakukan telah mengarah dan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Langkah VII (Evaluasi)
Pada kasus Ny”S” dari hasil evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan
selama 42 hari dengan 7 kali kunjungan pada kasus nyeri luka jahitan perineum yang dialami
Ny ”S” yakni pada tanggal 24 Juli 2019 sampai dengan tanggal 26 Juli 2019 dilakukan di
rumah sakit dan kunjungan rumah pada tanggal 29 Juli 2019 sampai dengan berakhirnya
masa nifas tanggal 03 September 2019 tidak di temukan adanya komplikasi yang signifikan
dan hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi secara keseluruhan ibu mampu
beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan ditandai dengan tanda-tanda vital dan pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal dan ekpresi ibu tampak ceria. Hal ini sesuai dengan
manajemen asuhan sesuai dengan teori dan sesuai dengan wewenang bidan.
A. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisis data ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri
luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf
Gowa Tahun 2019. Hasil dari analisa data didapatkan ny “S”, umur 26 tahun, PIA0
dengan nyeri luka jahitan perineum setelah melahirkan pada tanggal 24 Juli 2019,
pukul 12.35 Wita.
2. Telah dirumuskan diagnosa/masalah aktual ibu nifas pada Ny “S” pada tanggal 24
Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil dari interpretasi
data sehingga Ny “S” umur 26 tahun dengan masalah aktual nyeri luka jahitan
perineum
3. Telah dirumuskan diagnosa/masalah potensial ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri
luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf
Gowa Tahun 2019. Hasil dari interpretasi data Ny “S” berpotensial infeksi luka
jahitan perineum.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi ibu nifas pada Ny
“S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil yaitu tidak diperlukan adaanya tindakan
segera/emergency.
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “S” dengan
nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf
Gowa Tahun 2019 berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial
seperti perawatan luka perineum, teknik relaksasi dan mobilisasi dini, pemantauan
tinggi fundus uteri, pengeluaran lochea, pemberian ASI ekslusif, personal hygiene,
KB, pemberian support, dsb.
82
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada Tanggal 24
Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019
Jurnal Midwifery P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153 Vol. 2 No. 2 (2020)
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah disusun pada ibu nifas Ny “S”
dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu semua perencanaan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan.
7. Telah mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada ibu nifas Ny “S” dengan
nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf
8. Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu seluruh asuhan telah diberikan dan tidak ada hal
yang menyimpang dari evaluasi tinjauan teori
9. Telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah dilakukan
pada ibu nifas Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03
September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dalam bentuk SOAP.
B. Saran
Untuk Klien
Diharapkan kepada ibu masa nifas dapat meningkatkan kondisi fisik dan psikis, serta
personal hygiene untuk menghindari komplikasi yang lebih berat dalam masa nifas utamanya
pada ibu nifas dengan nyeri luka jahitan perineum untuk mencegah terjadinya infeksi pada
ibu.
Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan yang bergizi karena
makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi, juga untuk mempercepat proses
penyembuhan dan pengembalian alat reproduksi mendekati keadaan sebelum hamil serta
untuk memperbanyak produksi ASI.
Diperlukan keterlibatan suami/keluaga dalam perawatan untuk meningkatkan hubungan
yang lebih erat antar pasien dengan bayinya demi menambah pengetahuan dan bimbingan
sebagai lanjutan perawatan dirumah.
Untuk bidan
Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan senantiasa berupaya
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan yang lebih profesional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung
jawaban.
Dalam melaksanakan tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan mendapatkan
persetujuan dari klien
Dalam pandangan Islam dalam memberikan asuhan kepada klien harus menerapkan
kaidah agama di dalamnya agar klien dapat mengerti tentang larangan dalam melakukan
hubungan badan antara suami istri apabila dalam keadaan haid atau nifas.
Untuk Institusi Pendidikan
Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada ibu nifasdengan nyeri luka
jahitan perineum, diharapkan intitusi pendidikan dapat meningkatkan mutu dan kualitas serta
perkembangan sesuai prosedur dalam memberikan asuhan dan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan suatu masalah kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, P. 2016. Usia Berpengaruh Dominan Terhadap Perilaku Perawatan Luka Perineum
pada Ibu Nifas di RSUD Sleman. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 4(2), 95.
https://doi.org/10.21927/jnki.2016.4(2).95-101
Mulati, T. S. 2016. "Pengaruh Derajat Laserasi Perinium Terhadap Skala Nyeri perinium
Pada Ibu Post Partum (Triwik Sri Mulati) 1". 1–9.
Mulati, T. S. 2017. “Nyeri perineum berdasarkan karakteristik pada ibu post partum”. Jurnal
Involusi Kebidanan, 7(13).
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peurperium Care”. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maryunani Anik. 2011. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). DKI Jakarta: CV.
Trans Info Medika
Pollard Maria. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Profil Kesehatan Kabupaten Gowa 2018.
Saleha Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Tanra Andi Husni, ddk. 2017. Dasar Manajemen Nyeri & Tatalaksana Multi Teknik Patient
Controlled Analgesia. Jakarta: Sagung Seto
Tulas, V., Kundre, R., & Bataha, Y. 2017. "Hubungan Perawatan Luka Perineum Dengan
Perilaku Personal Hygiene Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim
Manado". Jurnal Keperawatan, 5(1).
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternatal &
Neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Walyani, Elisabeth Siwi dan Th. Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
& Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
84
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada Tanggal 24
Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019