Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS SOCAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : Meihellina
NIM : 20159010019
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2090-2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS SOCAH

Disusun oleh:

Nama : Meihellina
NIM : 20159010019
Kelas :A

Tanggal Pemberian Asuhan 09 Maret 2021

Disetujui:

Kepala Ruangan
Tanggal: 09 Maret 2021
Di: Puskesmas Socah (_ (Hj. Nur Hikmawati, S.ST)
NIP 19700422 199103 2 004

Pembimbing Institusi
Tanggal: 09 Maret 2021
Di: Puskesmas Socah (Nailufar Firdaus, S.ST.,M.A.P)
NIDN. 0701078906

Pembimbing Kasus
Tanggal: 09 Maret 2021
Di: Puskesmas Socah (Siti Halimatus Nurul Laila, S.Keb.Bd.)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Emesis gravidarum merupakan salah satu tanda dan gejala kehamilan yang
umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan trimester I. Emesis gravidrum
biasanya ditandai dengan mual muntah saat hamil mudapada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga tapi itu jarang terjadi.
Menurut Wiknjoastro (2012) emesis gravidarum merupakan hal yang fisilogis tetapi
apabila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang patologis. Rasa mual biasanya
dimulai dari minggu pertama kehamilan dan berakhir pada minggu keempat. Emesis
gravidarum juga sering disebut sebagai mual dan muntah terjadi pada wanita hamil.
Emesis gravidarum pada kehamilan ini dapat terjadi oleh pengaruh dari kadar
eksterogen dan progesterone didalam tubuh.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum yaitu psikologi,


lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi, faktor psikologi terdiri dari stres,
dukungan suami dan keluarga. Faktor psikologis yang mengakibatkan stres
memegang peranan yang penting contohnya perceraian, kehilangan, pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana konsep dasar kehamilan?
2. Bagaimana konsep dasar emesis gravidarum?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar kehamilan
2. Mengetahui konsep dasar emesis gravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan juga dapat diartikan sebagai suatu proses pertemuan dan
persenyawaan antara spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang
menghasilkan zygot.ibu hamil adalah wanita yang tidak mendapatkan haid
selama satu bulan disertai tanda-tanda kehamilan.
2.1.2 Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti Hamil (presumtif)
 Amenorea (tidak haid) selama kurun waktu >1 bulan.
 Nausea dan Emesis (mual dan muntah) biasanya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan yang biasa disebut morning sickness.
 Ngidam
 Sinkope (pingsan) bila berada di tempat yang padat dan sesak. Terjadi
akibat gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemis susunan
syaraf pusat, keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
 Payudara tegang, membesar serta sedikit nyeri disebabkan pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
mammae.
 Sering Miksi. terjadi akibat desakan rahim ke depan sehingga kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua sudah
menghilang.
 Obtipasi atau konstipasi karena tonus otot-otot oleh pengaruh steroid.
 Pigmentasi Kulit
 Epulis
 Varices (pembengkakan pada pembuluh darah vena) dapat terjadi pada
kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada trimester III.
2. Tanda Kemungkinan Hamil
 Tanda Hegar
 Tanda Chadwick (warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu )
 Tanda Piscasek (pembesaran uterus yang tidak rata dimana bagian yang
bernidasi lebih cepat tumbuh.
 Tanda Braxton Hick (kontraksi-kontraksi kecil uterus bila ada
rangsangan)
 PP test (+)
3. Tanda Pasti Hamil
 DJJ (+) dapat didengar dengan cara:
Didengar dengan stetoskop monoral
Dicatat dan didengar dengan alat dopler
Dicatat dengan feto elektro kardiogram
 Dapat diraba bagian-bagian janin
 Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotement
 Pada pemeriksaan Rontgen tampak kerangka janin
2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin.
 Minggu ke-0
Sperma membuahi ovum, terjadi implantasi
 Minggu ke-4
Mulai terbentuk tulang belakang, otak, syaraf tulang belakang, jantung,
sirkulasi darah, saluran pencernaan. rudimenter : hidung, telinga dan mata.
 Minggu ke-8
Perkembangan cepat, jantung mulai memompa darah, hidung, telinga, mata
mulai terbentuk kepala ke arah dada
 Minggu ke-12.
DJJ dapat terlihat dengan USG, daun telinga terbentuk, kelopak mata
tampak ,jenis kelamin dapat diketahui, gerakan pertama di mulai, ginjal
sudah mulai memproduksi urine
 Minggu ke-16
Sistem muskuletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan
kontrol, tangan dan kaki janin mulai aktif. DJJ dapat didengar dengan
doppler, pankreas memproduksi insulin, genitalia eksterna nampak,
plasenta mulai berfungsi
 Minggu ke-20.
Alis bulu mata, dan rambut terbentuk, kulit makin menebal, rambut lanugo
tampak, janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan
dan menendang.
 Minggu ke-24.
Kerangka berkembang dengan cepat, karena sel pembentukan tulang
meningkatkan aktifitasnya pernapasan mulai berfungsi.
 Minggu ke-28.
Janin dapat bernapas, menelan dan mengatur suhu ”Surfactant” terbentuk
di dalam paru-paru. mata mulai membuka dan menutup.
 Minggu ke-32.
Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
 Minggu ke 36-40.
Seluruh uterus terisi bayi sehingga ia tidak bisa bergerak bebas, bayi
cukup bulan.
2.1.4 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
1. Tujuan Umum:
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam masa kehamilan, persalinan, nifas sehingga didapat anak yang sehat.
2. Tujuan Khusus:
 Mengenali dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
 Mengidentifikasi dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan dan nifas.
 Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
 Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi.
2.1.5 Pemeriksaan kehamilan
1. Anamnesa (tanya jawab)
 Identitas:
 Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, alamat
 Keluhan utama
 Riwayat menstruasi
 Kehamilan sekarang
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Perkawinan
 Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Umum
Tentang keadaan umum klien, keadaan emosional, TTV, tinggi badan, berat
badan, lingkar lengan atas.
3. Pemeriksaan Khusus Kebidanan (status obstetricus) meliputi :
a. Infeksi (Periksa pandang) :
1) Muka : Ada chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau
merah, ada oedem pada muka, keadaan lidah dan gigi.
2) Leher : Apakah ada vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah ada kelenjar gondok membesar/kelenjar limfa
membengkak.
3) Dada : Kedua jantung, paru-paru dan bentuk payudara, pigmentasi
putting susu dan keadaan putting susu, adakah pengeluaran
berupa colostrum.
4) Perut : Perut membesar kedepan/kesamping, keadaan pusat, pigmentasi
dilinea alba, adakah strie gravadarum atau bekas luka.
b. Palpasi (periksa raba) :
Palpasi atau periksa raba adalah untuk menentukan besarnya rahim dan dengan
ini menentukan tuannya kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Cara
melakukan palpasi dengan menggunakan leopold, yaitu :
1) Leopold I
 Dengan cara berdiri di sebelah kanan ibu menghadap ibu, kaki ibu
ditekuk.
 Kemudian meletakkan tangan pada rahim dan rahim dibawa ke tengah.
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus uteri.
2) Leopold II
 Dengan cara kedua tangan dipindahkan ke samping tentukan batas-
batas.
 Samping kanan kiri dan tentukan letak punggung janin dan bagian-
bagian kecil janin.
3) Leopold III
Menggunakan satu tangan saja tentukan bagian terbawah janin
pastikan bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau belum.
4) Leopold IV
Dengan cara pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, rapatkan kedua
tangan pada bagian terbawah :
 Kedua tangan konvergen, kepala belum masuk ke dalam rongga
panggul.
 Kedua tangan sejajar, separuh dari kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul.
 Kedua tangan divergen, maka sebagian besar kepala sudah masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati PAP.
c. Auskultasi:
Menggunakan stetoscope mono avral atau dengan doptone bunyi jantung
janin baru akan didengar pada akhir bulan ke-5. Dengan ultrasound (doptone)
sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensi DJJ normal antara 120 –
160 x/menit. Bila < 120 / >160 x/menit maka terjadi gawat janin.
Pelayanan atau Asuhan standar minimal pemeriksaan kehamilan dilakukan “7T”
yaitu:
a. (Timbang) berat badan, kenaikan normal saat hamil 6-12 kg.
b. Ukur (Tinggi) fundus uteri, untuk menentukan tuanya kehamilan.
c. Pemberian imunisasi (Tetanus toksid) TT lengkap, untuk melindungi ibu dan
janin dari tetanus.
d. Pemberian Tablet zat besi, minum 90 tablet selama kehamilan agar darah ibu
dan janin normal.
e. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS).
f. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.1.6 Kunjungan Ulang Ibu Hamil
1. Definisi:
Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal
pertama.
2. Tujuan:
a) Difokuskan dalam pendektesian komplikasi.
b) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
c) Pemeriksaan fisik terfokus pada pembelajaran/pendidikan kesehatan.
3. Kegiatan Kunjungan Ulang (Komponen Utama):
a) Riwayat kehamilan sekarang.
b) Pemeriksaan fisik.
c) Pemeriksaan laboratorium.
 Beri suplement,imunisasi TT, konseling.
 Pendokumentasian.
4. Jadwal Kunjungan Ulang:
1. Kunjungan I (16 minggu)
a) Penapisan pengobatan anemia.
b) Perencanan persalinan.
c) Pencegahan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2. Kunjungan II (24 - 28 minggu) dan Kunjungan III (32 minggu)
a) Pengenalan komplikasi akibat kelainan dan pengobatan.
b) Penapisan Gemeli,infeksi reproduksi dan perkemihan.
c) Mengulang perencanan persalinan.
3. Kunjungan IV (36 minggu).
a) Sama seperti kunjungan II dan kunjungan III.
b) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.
c) Memantau perencanaan persalinan.
d) Mengenali tanda-tanda persalinan.

2.1.7 Perbedaan kehamilan antara Primigravida – Multigravida.


No. Primi Gravida Multigravida
1. Payudara tegang Payudara lembek menggantung
2. Putting susu runcing Putting susu tumpul
3. Perut tegang dan menonjol ke depan Perut lembek, tegang

4. Vulva tertutup perineum utuh Vulva menganga, perineum berparut


5. Vagina sempit, teraba rugae Vagina longgar, selaput lendir licin
6 Striae lividae Striae lividae dan striae albicans
7 Portio runcing, ost, externa tertutup Portio tumpul dan terbagi dalam bibir
depan dan belakang

2.1.8 Perubahan-perubahan fisiologis kehamilan.


1. Terjadi perubahan dalam sistem reproduksi:
a. Uterus.
Terjadi pembesaran uterus, hal ini karena adanya peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Terjadi perubahan berat dari 30 gram menjadi 600 gram pada
akhir kehamilan (40 minggu), pada minggu pertama, istmus rahim mengadakan
hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak yang
disebut dengan tanda hegar.
Hubungan umur kehamilan (bulan) besar uterus dan tinggi fundus uteri :
Akhir
Besar uterus TFU
bulan
1 Lebih besar dari biasa Palpasi belum teraba
2 Telur bebek Dibelakang symfisis
3 Telur angsa 1-2 jari diatas symfisis
4 Kepala bayi pertengahan symfisis-pusat
5 Kepala dewasa 2-3 jari dibawah pusat
6 Kepala dewasa kira-kira setinggi pusat
7 Kepal dewasa 2-3 jari diatas pusat
8 Kepala dewasa pertengahan pusat-Px
9 Kepala dewasa 3 jari dibawah Px/setinggi Px
10 Kepala dewasa sama dengan usia kehamilam 8 bulan
2. Cervik Uteri
Terjadi peningkatan hormon menyebabkan hipersekresi kelenjar servik
sehingga servik menjadi lunak.
3. Vagina dan Vulva
Akibat hormon hipervaskularisasi ,vagina dan vulva menjadi merah kebiruan.
Warna livide pada vagina dan porsio servik disebut tanda chadwik.
4. Indung Telur (ovarium)
Ovulasi terhenti,masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
5. Dinding Perut.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastis di bawah kulit yang disebut strie gravidarum.
2.2 Konsep Dasar Emesis Gravidarum
2.2.1 Pengertian Emesis Gravidarum
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita
mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse
(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,
dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%
mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada
trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%
mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%
mengalami mual muntah berat.
Emesis gravidarummerupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan
terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang
dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013: 88). Emesis
gravidarummerupakansalah satu gejala paling awal, dan paling menyebabkan stres
yang dialami ibu hamil. Meskipun emesis gravidarum bersifat fisiologis, emesis
gravidarum bukanlah suatu gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu hamil,
dapat berlangsung sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan.
2.2.2 Perbedaan Emesis Gravidarum
Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah
morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini
dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat
turunnya aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat
berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur,
duduk dengan tenang sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing
berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah pusing hilang baru
kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak
menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama
dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti
cairan yang keluar dengan minuman elektrolit.
c. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-hari.
Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi kehamilan
2.2.3 Penyabab Emesis Gravidarum
Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori
yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis,
hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif
pada 9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko
mual muntah meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang,
merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada
kehamilan sebelumnya.
Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG.
hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui
meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing
peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel
pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing.
Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan
metabolik glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual
dan muntah.
Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah
disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan,
tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan
penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas
dapat menambah tingkat keparahan mual dan muntah.(Iriana, dkk, 2014: 56)
2.2.4 Tingkatan Emesis Gravidarum
a. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak
dibelakan tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik
b. Stadium kedua
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan
spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.
c. Stadium ketiga
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi
isi lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Anggi,
2010).
2.2.5 Patofisiologi Emesis Gravidarum
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari
sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi
pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah,
2010: 120).
2.2.6 Penanganan Emesis Gravidarum
a. Farmakologi
1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan tablet
vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah
terjadinya enchepalopaty.
2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang hampir
sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian antiistamin
Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010) menunjukkan
bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan Ondansentron. (Irianti,
dkk., 2014: 171).
3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4
tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat
siang).
4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria berikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4
tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral
atau supositoria (WHO; Kemenkes., 2016: 83).
b. Nonfarmakologi
1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan
ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan
yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas
gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester pertama
dibandingkan dengan makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.
2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu
istirahat tidur.
3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena
dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1gr
jahe sebagai minuman selama 4 hari.
4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah
secara signifikan.
5) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain
dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan
untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk,
2014: 58)
Berikut tabel makanan dan minuman untuk pengelolaan morning sicknessringan
dan sedang yang direkomendasikan oleh ahli gizi dan diet dari konsensus Queensland
Tabel 1 : Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum
Menurut Queensland
Tingkatan Strategi Contoh
Morning Sickness
Cobalah untuk menghirup udara Limun, jahe, minuman untuk
yang dingin, cairan yang bening membangkitkan stamina, jelly
Berat yang manis
(dikategorikan
Menjaga mulut agar tetap bersih Mengkonsumsi permen
sebagai
dan segar
hiperemesis
Ketika merasa sedikit lebih baik Jus buah, jus sayuran, teh,
gravidarum
maka tingkatkan dengan minuman ringan, air soda, atau
meminum berbagai minuman sup kaldu
Segera makan sesuatu yang Biskuit, sepotong roti panggang
ringan setelah bangun tidur di
pagi hari
Makan sering dan makan ringan Makan atau minum secara
perlahan, mengunyah makanan
Sedang dengan baik, hindari
minumminuman atau makanan
selingan setelah waktu makan
Pilih makanan yang tinggi Biskuit kering,
karbohidrat kerupuk, popcorn, sereal,
roti panggang, buah atau sayuran
Ringan Hindari makanan berlemak, Gunakan susu rendah lemak,
gorengan dan makanan yang rendah mentega, margarin, dan
pedas daging tanpa lemak
Cobalah untuk menyetarakan Telur, kacang panggang, daging
makanan yang rendah lemak, ayam tanpa lemak, ikan, makana
dan makanan yang kaya protein yang berprotein tinggi
Sebelum tidur makanlah Keju, kerupuk, yoghurt
makanan yang mengandung dan custard
protein dan karbohidrat

2.7 Pengukuran Emesis Gravidarum


Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan
pada HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan.
Instrumen yang dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu
dengan Pregnancy-Unique Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE
adalah penilaian kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas
dari keluhan mual dan muntah. Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan yang
dinilai yaitu :
a. Perubahan berat badan
b. Ada tidaknya dehidrasi
c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit)
Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24 jam : Tabel 2 :
Pengukuran Mual Muntah Mual

1.
> 6 jam 4 – 6 jam (4 2 – 3 jam (3 ≤ 1 jam Tidak semuanya (1
(5 poin) poin) poin) (2 poin) poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual muntah?
7 atau lebih (5 5–6 3-4 1 – 2 (2 Tidak ada (1
poin) (4 poin) (3 poin) poin) poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?

7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (2 Tidak ada (1


(5 poin) (4 poin) (3 poin) poin) poin)
4. Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 - 6 jam 2 – 3 jam (3 ≤ 1 jam Tidak semuanya (1
(5 poin) (4 poin) poin) (2 poin) poin)
5. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah?
7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (3 Tidak ada (1
(5 poin) (4 poin) (3 poin) poin) poin)
6. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?

7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (4 Tidak ada (1


(5 poin) (4 poin) (3 poin) poin) poin)
(Irianti, dkk, 2014: 71)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :
a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6
b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12
c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13.
2.2.8 Komplikasi Mual Muntah
Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering
mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur
atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR). (Tiran, 2008)
Berdasarkan penelitian Ebrahimi tahun 2010, hanya 2% mual muntah
yang berkembang menjadi HEG. Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan
mual dan muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih
dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan (>5% dari berat
sebelum hamil) dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan
asambas, kekurangan gizi bahkan kematian. (Irianti, dkk, 2014).
Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu dan janin, seperti ibu
akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah
dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin,
robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran
ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak
terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan yang mengakibatkan peredaran
darah janin berkurang (Setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi
hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang
kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya
mengalami
BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus (Wiknjosastro, 2005). (Rukiyah,
2010: 128)
Menurut Manuaba tahun 2010 hiperemesis dapat dibedakan menjadi tiga
tingkatan yaitu :

a. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama


1) Muntah berlangsung terus
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan menurun
4) Kulit dehidrasi-tonusnya lemah
5) Nyeri didaerah epigastrium
6) Tekanan darah turun dan nadi meningkat
7) Lidah kering
8) Mata tampak cekung
b. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua
1) Penderita tampak lebih lemah
2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung tugor kulit makin kurang, lidah
kering dan kotor
3) Tekanan darah turun, nadi meningkat
4) Berat badan makin menurun
5) Mata ikterik
6) Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang, badan aseton dalam
urine meningkat
7) Terjadinya gangguan buang air besar
8) Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
9) Napas berbau aseton
c. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga
1) Muntah berkurang
2) Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas
3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus
4) Gangguan kesadaran dalam bentuk : somnolen sampai koma, komplikasi
susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) nistagmus- perubahan arah bola
mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan mental.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS SOCAH

PENGKAJIAN:
Tanggal : 09 Maret 2021
Jam : 10.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny.S 1. Nama : Tn.N
2. Umur : 22 tahun 2. Umur : 24 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Madura/Indonesia 6. Suku bangsa : Madura/Indonesia
7. Alamat : Socah 7. Alamat : Socah

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual dan muntah 1 kali di pagi hari
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Ibu dalam keadaan sehat, tidak sedang atau pun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
difteri), hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Dahulu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), hepatitis, IMS dan HIV/AIDS,
tidak memiliki riwayat kehamilan kembar

c. Keluarga
Keluarga tidak memiliki penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
 HPHT : 17-01-2021
 HPL : 24-10-2021
 Gerakan janin : -
 ANC : ANC pertama kali
 Status TT : TT5
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke- Tgl UK Jenis Penolong Komplikasi JK BB Perdarahan Laktasi Komplikasi
Lahir Persalinan Ibu Bayi Lahir
1 H A M I L I N I

5. Riwayat Perkawinan
Pernikahan pertama, lama menikah 7 bulan
6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No. Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
-

7. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual


Ibu sedikit cemas dengan proses persalinan yang sebentar lagi akan dihadapi,
keluarga memberikan dukungan kepada ibu terhadap kehamilannya dan
persiapan persalinan
8. Activity Daily Living
a. Nutrisi
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas
sehari, suka mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan kopi.
Tidak ada pantangan/alergi makanan
b. Eliminasi
BAB 1-2 hari sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas, tidak ada
keluhan sakit saat BAB. BAK 9-10 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih.

c. Istirahat (tidur)
Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam.
d. Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celanadalam 2-3
kali/hari atau setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB dikeringkan
menggunakan tisu.
e. Seksualitas
Jarang melakukan hubungan dengan suami, kadang-kadang 2 minggu
sekali
f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu
Suami merokok dan tidak minum minuman yang beralkohol, ibu tidak
mengkonsumsi obat atau jamu

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmhg RR : 18 x/menit
Suhu : 36,50C Nadi : 78 x/menit
d. Berat Badan:
Sebelum hamil : 49 kg
Kunjungan lalu :-
Kunjungan ini : 50 kg
e. Tinggi badan : 152 cm
f. IMT : 21,7
g. LILA : 24,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak teraba benjolan abnormal
b. Wajah : simetris, wajah tidak pucat, tidak odema, tidak ada kelainan
yang berkenaan dengan genetik seperti sindrom down
c. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada (payudara): simetris, tidak ada benjolan abnormal, areola hitam,
tidak ada pengeluaran ASI
f. Abdomen
1) Inspeksi
Simetris, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada linea gravidarum,
ada striae gravidarum
2) Palpasi
a) Leopold 1 : 1 jari di atas symphisis
b) Leopold 2 : belum teraba
c) Leopold 3 : belum teraba
d) Leopold 4 : belum teraba
e) TFU Mc.Donald :-
f) Taksiran Berat Janin : -
3) Auskultasi:
DJJ : -
g. Genetalia Eksterna dan Anus
Tidak diperiksa
h. Ekstremitas
 Atas : jari tangan tidak odema
 Bawah : simetris, tidak odema, reflek patella positif
3. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb : 11,8 gr%
III. ANALISIS DATA
GIP00000 UK 7 mg, 1 hari, tunggal, hidup, intra uterin, let.kep, kesan jalan
lahir normal, K/U ibu dan janin baik dengan emesis gravidarum

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam
batas normal, pasien mengerti dan memahami penjelasan petugas.
2. Memberikan edukasi kepada pasangan suami istri untuk tidak stres dalam
menghadapi kehamilan, pasien mengerti dan memahami.
3. Memberikan edukasi tentang tanda bahaya kehamilan seperti mual dan
muntah berlebihan dalam sehari, perdarahan, pasien mengerti dan
memahami.
4. Menjelaskan pada pasien tentang cara mengurangi mual dan muntah yaitu
dengan cara makan sedikit tapi sering, pasien mengerti dan memahami.
5. Menjelaskan pada pasien tentang cara mengurangi mual dan muntah dengan
cara alami yaitu dengan mengkonsumsi minuman rebusan jahe, pasien
mengerti dan memahami.

BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis.


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan
normal ialah 40 minggu atau 9 bulan 10 hari. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Selama
kehamilan ini terjadi perubahanperubahan, baik perut, fisik maupun fisiologi ibu.
Setiap wanita yang hamil akan mengalami proses penyesuaian tubuh terhadap
kehamilan sesuai pada tahap trimester yang sedang dijalani. Trimester pertama
merupakan awal trimester yang menimbulkan berbagai respon pada ibu hamil. Respon
yang paling berpengaruh pada ibu hamil adalah mual dan muntah. Mual dan muntah
pada kehamilan disebut juga Emesis Gravidarum. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Setiap wanita hamil akan
memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa,
tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah
setiap saat.

Emesis Gravidarum dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu hamil, salah
satunya adalah penurunan nafsu mkan yang mengakibatkan perubahan keseimbangan
elektrolit yakni kalium, kalsium dan natrium sehingga menyebabkan perubahan
metabolism tubuh. Cara mengatasi emesis gravidarum biasanya dapat di lakukan
melalui obat-obatan farmakologi seperti vitamin B6, namun penggunaan obat-obatan
farmakologi terkadang memberikan beberapa efek samping seperti sakit kepala, diare
dan mengantuk. Oleh karena itu, untuk menghindari efek samping dari farmakologi
tersebut ibu hamil dapat menggunakan cara alami yaitu dengan meminum rebusan jahe.

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.“S” dengan emesis
gravidarum dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu
diagnosa kebidanan yaitu :
 Ibu hamil dengan dengan emesis gravidarum
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh
terhadap palaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
1. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
2. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
3. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam mempersiapkan
kehamilannya dan dukungan keluarga serta petugas.
4.2 Saran
a. Untuk Tenaga Kesehatan
1. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas
2. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien
3. Memberikan motivasi atau dukungan
b. Untuk Pasien
1. Hendaknya pasien dan suaminya mencari tahu tentang cara alami
mengatasi mual dan muntah saat kehamilan
2. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga
tenang dan lancar dalam menghadapi kehidupannya
3. Hendaknya mau kontrol ke Bidan setelah 1 minggu lagi

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,Sarwono :Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka 1997.
Yayasan Bina Pustaka: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2009.
Sastrawinata, Sulaiman..Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran.Bandung : Pemerbit Elemen,1983.
Lutan,Delfi,1998.Sinopsis Obstetri .Jilid 1, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo, Sarwono ,2005.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo,Sarwono,2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Mansoer Asif,dkk. 1998. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Medi Aesculapius
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Manuaba. 1998. Sinopsis Obstetri ; Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, EGC ;
Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Wiknjosastro. 2009. Buku Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Meonatal.
Jakarta : YBP-SP.

JURNAL REFLEKSI KRITIS


PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Disusun oleh:
Nama : Meihellina
NIM : 20159010019
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2090-2021

JURNAL REFLEKSI KRITIS


PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh:
Meihellina 20159010019
Tanggal Pemberian Asuhan 09 Maret 2021
Disetujui :
Kepala Puskesmas

Tanggal : 09 Maret 2021


Di : Puskesmas Socah
(dr. Hj. Anita Oktavia, M.SI )
NIP. 19830903 201001 2 096
Pembimbing Institusi
Tanggal : 09 Maret 2021
Di : Puskesmas Socah

(Nailufar Firdaus, S.ST.,M.A.P)


NIDN. 0701078906
Pembimbing Kasus
Tanggal : 09 Maret 2021
Di : Puskesmas Socah
(Siti Halimatus Nurul Laila, S.Keb.Bd.)

JURNAL REFLEKSI KRITIS


PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Nama Mahasiswa : Meihellina


Tempat Praktek : 20159010019
Periode :1
Pembimbing Prodi : Nailufar Firdaus, S.ST.,M.A.P

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari materi ini ?

Asuhan kebidanan pada kehamilan sangat diperlukan untuk melakukan deteksi dini
pada ibu hamil, bagaimana kesehatan ibu dan janin, sehingga apabila ada kelainan bisa
dideteksi secara dini dan bisa dilakukan penanganan awal sehingga ibu dan bayi bisa
selamat
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?

Menyiapkan materi berupa lembar balik untuk bisa diberikan kepada ibu hamil, materi
dari lembar balik adalah tentang tanda bahaya kehamilan sehingga ibu sejak kehamilan
muda bisa melakukan deteksi dini secara mandiri dan segera ke bidan apabila ada
masalah yang serius.
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Saya harapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada ibu hamil tentang pentingnya
mengetahui tanda bahaya kehamilan sejak dini
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ?

Bagaimana perencanaannya ?

- Pentingnya pemeriksaan dini saat kehamilan

- Meningkatkan edukasi pada ibu hamil, agar dapat menumbuhkan kesadaran dan
kewaspadaan terhadap tanda bahaya dalam kehamilan

B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari


Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan:

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:

Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan selama


kehamilan

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah:

Pemeriksaan kehamilan penting untuk dilakukan untuk menemukan gejala kelainan


sejak awal kehamilan sehingga dapat dilakukan penanganan sejak dini dan bias
menyelmatkan ibu dan bayi

Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Pemeriksaan kehamilan dalam praktik pelayanannya bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil sehingga ibu hamil lebih
memperhatikan kehamilannya dan secara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

Studi kasus ditempat pembelajaran klinik.

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran


saya adalah:

Ibu hamil beranggapan bahwa pemeriksaan kehamilan tidak terlalu penting apabila
disaat kehamilan masih muda

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini
adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:

Dengan adanya masalah diatas saya akan berusaha untuk memberikan penyuluhan rutin
kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Ya


dirandomisasi?
Apakah cara melakukan randomisasi Ya
dirahasiakan?
Apakah follow-up kepada pasien cukup Ya
panjang dan lengkap?
Apakah pasien dianalisis di dalam grup Ya
di mana mereka dirandomisasi?
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind Ya
terhadap terapi?
Apakah grup pasien diperlakukan sama, Ya
selain dari terapi yang diberikan?
Apakah karakteristik grup pasien sama Tidak
pada awal penelitian, selain dari terapi
yang diberikan?

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Sangat penting


Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Cukup tepat

Madu jahe Sedang Berat


Sebelum 8 8
Sesudah 13 3
Control event rate (CER) = c/ c+d = 0,8
Experimental event rate (EER) = a/ a+b = 0,5
Relative Risk Absolute Risk Number Needed
Reduction (RRR) Reduction to Treat (NNT)
(ARR)
CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR
0,8 0,5 0,18 0,3 3,3
95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Apakah karakteristik pasien kita sangat Tidak
berbeda dibandingkan pasien pada
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan?
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Ya
tempat kerja kita?
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian
Diekspresikan dalam bentuk desimal: 0,5
NNT/f = 0/0,5 = 0
(NNT bagi pasien kita)
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut = 0,5
1/ (PEERxRRR) = 1/ 0,5= 2
(NNT bagi pasien kita)
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan pasien kita mempunyai Ya
penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita?
Apakah value dan preferensi pasien kita Ya
dipenuhi dengan terapi yang akan kita
berikan?

f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko
kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita
kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian,
maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil
dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.

D. Evaluasi Pembelajaran

Topik: minuman jahe dan madu Tanggal: 09 Maret 2021

Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Pemberian minuman jahe dan madu untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu
hamil

Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya

Minuman jahe dan madu dapat mengurangi intensitas mual dan muntah pada ibu
hamil

Bagaimana hal ini bisa berguna ?

Rasa mual muntah dapat ditekan oleh jahe, sekaligus dengan adanya madu, membuat
badan menjadi segar bersemangat, karena madu mengandung gula sebagai sumber
energi yang mudah dikonversi menjadi energi.

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

 Jenis bahan alami apa lagi yang mampu mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:


Saya akan membantu mensosialisasikan pentingnya minuman madu dan jahe untuk
mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil

Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi

Berapa kali minuman madu dan jahe diminum agar mual dan muntah teratasi

Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah

Memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya minuman madu dan jahe
untuk mengatasi mual dan muntah

Anda mungkin juga menyukai