Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN

“ Paper Variasi didalam Sistem Imun dan Peradangan ”

Disusun oleh :

DARIUS EDISON DJO MIHA


010216A015

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN REGULER
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................
LATAR BELAKANG...................................................................................................
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................
TUJUAN PENULISAN...............................................................................................
MANFAAT...............................................................................................................
METODE..................................................................................................................
SUMBER DATA........................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
ISI................................................................................................................................
PENGERTIAN HIPOPERFUSI (SYOK)........................................................................
MACAM SYOK (HIPOPERFUSI)................................................................................
ETIOLOGI.................................................................................................................
TANDA DAN GEJALA...............................................................................................
PATOFISIOLOGI.......................................................................................................
PATOGENESIS DAN RESPON ORGAN......................................................................
BENTUK SPESIFIK SYOK...........................................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................................
KOMPLIKASI............................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................
KESIMPULAN..........................................................................................................
SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur di panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan tuntunan-Nya yang Ia berikan sehingga tugas paper ini dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan tugas ini untuk memenuhi
tugas patofisiologi dan juga memberikan informasi tentang apa dan bagaimana
variasi didalam sistem imun dan peradangan. Sebagai manusia yang tak
sempurna, kami  menyadari adanya kekurangan dan kesalahan, dalam penulisan
tugas ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.

Ungaran, November 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh merupakan semua


mekanisme tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan benda asing yang
masuk kedalam tubuh. Keberadaan sistem imun dalam tubuh manusia sangat
penting, hal itu dikarenakan sistem imun akan menyerang antigen yang
masuk kedalam tubuh sehingga kita terhindar dari berbagai penyakit. Selain
sebagai benteng pertahanan dari berbagai antigen, sistem imun juga berperan
dalam peremajaan sel-sel yang telah mengalami kerusakan dan kematian serta
berperan dalam membersihkan sisa-sisa sel buangan. Bagi orang-orang yang
mempunyai kelainan terhadap sistem imun, mereka akan memiliki gangguan-
gangguan yang disebabkan oleh sistem imun mereka sendiri.
Dalam  menghadapi berbagai antigen yang masuk kedalam tubuh, ada
sebagian sistem imun yang tidak akan langsung merespon terhadap antigen
tersebut. Hal itu dikarenakan sistem imun harus terlebih dahulu adaptasi dan
mengenali jenis antigen tersebut.

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu


organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari
respon utama sistem kekebalanterhadap infeksi dan iritasi. Reaksi peradangan
merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai respon terhadap cedera
berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat
yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial
pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan dapat juga dimasukkan dalam
suatu reaksi non spesifik, dari hospes terhadap infeksi. Hasil reaksi
peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang,
penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan
untuk perbaikan dan pemulihan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mrumuskan
maslah penelitiannya adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa
tentang variasi didalam system imun dan peradangan.

C. TUJUAN PENULISAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, paper ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
a. Apa saja peranan sistem imun bagi tubuh ?
b. Apa saja macam-macam sistem imun ?
c. Apa saja gangguan yang terjadi pada sistem imun ?
d. Apa definsi dari radang?
e. Apa saja yang termasuk sel-sel radang?
f. Bagaimana tanda dan gejala radang?
g. Apa saja penyebab radang?
h. Apa patofisiologi radang ?
i. Bagaimana proses terjadinya radang akut?
j. Bagaimana proses terjadinya radang kronik?
k. Bagaimana respons tubuh saat terjadi radang?
l. Apa saja akibat dari radang akut dan kronik?
m. Bagaimana proses penyembuhan dan perbaikan jaringan?
D. MANFAAT

Paper ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara


teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pemahaman tentang sistem imun atau sistem kekebalan dalam tubuh dan
peradangan. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis
sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang mekanisme pertahanan tubuh yaitu tentang variasi
didalam sistem imun dan peradangan sebagai benteng pertahanan tubuh
dari berbagai penyakit

2. Pembaca
sebagai media informasi tentang variasi sistem imun atau sistem
kekebalan tubuh dan peradangan.

E. METODE
Paper ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui
metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas
dan komprehensif. Data teoritis dalam paper ini dikumpulkan dengan
menggunakan studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan
membaca berbagai literatur yang relevan. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan
data tersebut dalam konteks tema makalah.

F. SUMBER DATA
Data-data yang diperoleh Dalam penyusunan paper ini adalah dari
buku-buku dan internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Definisi sistem imun
Imunitas merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan
asing secara molekuler maupun seluler. Immunitas berasal dari kata
latin yaituimmunitas. Secara umum sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme
sehingga tidak mudah terkena penyakit.
Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga
memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor.
Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun dapat meningkatkan
resiko terkena beberapa jenis kanker. Sebagai bahan pemicu respon
imun tersebut dikenal dengan antigen dan sebagai jawaban reaksi
imun dikenal dengan anribodi.
Respon imun merupakan respon tubuh berupa suatu urutan
kejadian yang kompleks terhadap antigen yang bertujuan
mengeliminasi antigen tersebut. Respon imun melibatkan berbagai
macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit,
komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.
2. Definisi peradangan
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari
suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam
jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan
yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem
kekebalanterhadap infeksi dan iritasi.
Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri)
sebagai respon terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya
merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau
nekrosis. Peradangan dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non
spesifik, dari hospes terhadap infeksi. Hasil reaksi peradangan adalah
netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan
nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan
dan pemulihan.

B. PEMBAHASAN
1. Peranan sistem imun bagi tubuh
Sistem imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia
untuk mencegah patogen yang dapat menyebabkan penyakit dalam
tubuh manusia. Adapun beberapa peranan penting dari sistem imun,
yaitu :
a. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit
yang masuk kedalam tubuh.
b. Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris sel) untuk
perbaikan jaringan.
c. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal yang berpotensi
menjadi neoplasma;
d. Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh dengan
membersihkan sisa-sisa sel dan zat buangan sehingga tipe-tipe sel
tetap seragam dan tidak berubah.
2. Macam-macam system imun
a. Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
1) Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik atau Inate Immunity
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan
pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia patogen
satu dengan yang lainnya. Dapat mendeteksi adanya benda
asing dan melindungi tubuh dari kerusakan, namun tidak
dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem imun ini telah ada dalam tubuh sejak dilahirkan.
Adapun ciri-cirinya yaitu  :
a) tidak selektif
b) tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
c)  respon segera bereaksi begitu hospes mengenali adanya
serangan mikroorganisme
d) memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk
masuk ke dalam tubuh
Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara,
yaitu :
(1) Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
(a) Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan
terluar tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa,
yang berfungsi menghalangi jalan masuknya
patogen ke dalam tubuh.
(b) Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut
hidung dan silia pada trakea. Rambut hidung
berfungsi menyaring udara yang dihirup dari
berbagai partikel berbahaya dan mikrobia.
Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel
berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
(c) Pertahanan Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret
yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa.
Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang
dapat menghambat pertumbuhan mikrobia.
Contoh dari sekret tersebut adalah minyak dan
keringat. Minyak dan keringat memberikan
suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan
air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa
(mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat
membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis
dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri
mati.
(d) Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi
bakteri tidak berbahaya ( Flora normal ) yang
hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri
tersebut melindungi tubuh dengan cara
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam
memperoleh nutrisi.
3. Peradangan
1) Definisi radang
Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cidera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan,
mengurangi atau mengurung (sekuester) baik agen pencidera maupun
jaringan yang cidera itu. (Dorland) Radang merupakan rangkaian
reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan
jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga
mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan
jaringan baru.
2) Sel-Sel Radang
(1) Sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag) terdiri dari leukosit
polimorfonukleus (netrofil, eosinofil, basofil) :
 Netrofil : Utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat   anti,
mempererat kontak leukosit
 Basofil : Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan
segera dan dalam jumlah yang besar. Tidak berdaya pada
kuman-kuman tertentu seperti tuberculosis
 Eosinofil : Jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi,
asthma, hipersensitif terhadap kedatangan parasit terutama
cacing. Khemoktasis dan fagositosis lebih rendah dari netrofil
(2) Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag)
 Dalam darah : Monosit (sebagian juga dari jaringan)
 Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel
retikuendotel, sel datia.
 Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati,
daya fagosit sangat besar sehingga darah yang melalui hati
steril
 Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar
getah bening, sumsum tulang dan limpa
 Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag
pada keadaan-keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn
pembelahan inti yang tidak disertai pembelahan protoplasma
 Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein
dari zat anti), Meningkat pada radang menahun.
 Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma
globulin yang berfungsi sebagai zat anti.
3) Tanda Dan Gejala
(1) Rubor (kemerahan), merupakan tanda pertama yang ditemukan di
daerah radang, disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
(2) Kalor (panas), terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih
banyak darah (pada suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh
kepermukaan daerah yang  terkena dibandingkan ke daerah yang 
normal.
(3) Tumor (pembengkakan), pembengkakan lokal yang disebabkan
perpindahan cairan dan sel-sel dari aliran darah kejaringan
interstisial.
(4) Dolor (nyeri), terjadi karena pembengkakan jaringan yang
meradang sehingga menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang
dapat menyebabkan nyeri.
(5) Fungsio Laesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri
disertai sirkulasi yang abnormal dan lingkungan kimiawi local
yang abnormal, akhirnya berfungsi secara abnormal
4) Penyebab Radang
(1) Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll
(2) Benda-benda tajam
(3) Suhu
(4) Berbagai jenis sinar
(5) Listrik
(6) Zat-zat kimia
5) Patofisiologi Radang
(1) Pembagian radang berdasarkan waktunya:
 Radang Akut
 Radang Sub Akut
 Radang Kronik

(2) Pembagian radang berdasarkan kekhasan etiologinya


 Radang spesifik / Radang kronik granulamatosa. Terbentuk
jaringan granulasi yang khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC,
Mycotic Infections, Dll.
6) Proses Terjadinya Radang Akut
(1) Perubahan vascular  pada radang akut
Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut :
 Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan
pembuluh darah terutama pembuluh darah kecil (arteriol).
 Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari
pembuluh arteriol yang tadinya menyempit lalu diikuti oleh
bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatesi itu,maka
aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah itu
penuh berisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat,
yang selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya cairan
plasma dari pembuluh darah itu.
 Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler
juga bertambah, maka cairan darah dan protein  akan keluar
dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi
kental.
 Marginasi leukosit.

Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang


terjasi dapat dikelompokkan menjadi  3 kelompok yaitu:
 Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar,
akibat jejas ringan dan hanya mengenai pembuluh kapiler.
 Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai
semua pembuluh darah
 Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-
menerus

(2) Reaksi selular pada radang akut


Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak
bereaksi ialah sel neutrofil atau leukosit PMN. Setelah fase
awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel
makrofag dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh
seperti limfosit dan sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang
dialami oleh leukosit adalah sebagai berikut:
 Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
 Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah
(sticking)
 Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
 Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan
7) Proses Terjadinya Peradangan Kronik
(1) Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang
pencetus yang terus-menerus ada, maupun karena gangguan
penyembuhan.
(2) Adanya radang akut yang berulang
(3) Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang
akut klasik akibat dari :
 Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai
toksisitas rendah tapi sudah mencetuskan reaksi
imunologik.
 Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur  ( zat   
nondegradable) silikosis & asbestosis pada paru
 Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)

8) Respon Tubuh
(1) Radang akut
 Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada
pembuluh darah. Setelah trauma mekanik / injuri panas,
perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari
respons radang akut.
 Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul.
Mula-mula granulosit neutrofil ini tampak mengelompok
sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada daerah
injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh
darah dengan menyelinap keluar pembuluh darah dengan
menyelinap diantara sel-sel endotel.
 Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan
mulai mengelompok di daerah injuri.
 Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan
garis pertahanan pertama melawan mikroorganisme yang
masuk.
 Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris
akut berjalan terus, maka sel
(2) Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada
daerah Radang kronik
 Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan
berdegenerasi. Selanjutnya dikerahkan sel mononuklear
seperti monosit, inflamantoris, setelah keluar dari pembuluh
darah melalui cara yang sama
 Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan
fungsi fagosit mereka sendiri ke daerah injuri, sementara
limfosit membawa kemampuan immunologik untuk
berespons terhadap agen asing dengan fenomen humoral
dan seluler spesifik.
 makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan
gambaran patologik dari inflamasi kronik.
 Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai
2 peranan penting sebagai berikut :
- Memakan dan mencerna mikroba
- Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui
presentasi antigen dan sekresi sitokin
 Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan
mengalihkan respons berupa reaksi hipersensitivitas lambat
yang melibatkan limfosit penuh.
 Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik
membaliknya respons inflamasi ke arah respons monosit-
makrofag.
9) Akibat Radang Akut Dan Kronik
Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa
degenerasi, lisis jaringan, dan proliferasi jaringan. Dipengaruhi
antara lain oleh faktor-faktor host dan faktor-faktor penyebab.
(1) Keuntungan Radang
 Pengenceran toxin.
 Antibodi masuk jaringan ekstravaskular.
 Transportasi obat.
 Pembentukan fibrin.
 Penyaluran nutrien.
 Stimulasi respons imun.
 Lokasi jaringan yang rusak.
 Persiapan untuk pemulihan jaringan.
(2) Kerugian Pada Radang
 Jaringan normal dirusak.
 Sembab: epiglotis, rongga.
 Nyeri: gangguan fungsi.
 Ruptura organ.
 Fistula.
 Reaksi imun kurang tepat.
 Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis.
 Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi usus, steril

10) Proses Penyembuhan dan perbaikan Jaringan


Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap
yaitu :
(1) Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada
respons radang akut hingga cedera minor atau cedera dengan
nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan
sebelum cedera. Proses resolusi meliputi :
 Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
 Permeabilitas normalnya.
 Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
 Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah
diabsorpsi oleh limfatik
 Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui
limfatik atau benar-benar dihilangkan dari tubuh.
 Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup
banyak maka resolusi tidak terjadi.
(2)  Regenerisasi
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang
dengan pembelahan sel parenkim yang bertahan di sekitarnya.
Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang hilang
dengan jenis sel-sel yang sama. Faktor-faktor penentu
regenerasi :
 kemampuan regenerasi sel yang  terkena cedera
(kemampuan untuk membelah)
  Jumlah sel viabel yang bertahan
 Keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera,
atau keutuhan arsitektur stroma.
(3) Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat
 Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah
peradangan disebut organisasi.Jaringan ikat yang tumbuh
itu disebut jaringan granulasi.
 Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari
pembuluh-pembuluh darah kecil yang baru terbentuk
(angioblas), fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis
leukosit ; makrofag, limosit, eosinofil, basofil, & neutrofil) ,
bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan ikat longgar
setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan
granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di
sekelilingnya yang sebelumnya ada.
 Organisasi terjadi jika :
- Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik.
- Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang.
- Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah
tidakcepat menghilang

Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa


hari setelah dimulainya eaksi peradangan. Setelah kurang
lebih 1 minggu, jaringan granulasi masih cukup longgar &
selular. Pada saatini, fibroblas jaringan granulasi sedikit
demi sedikit mulai menyekresikan  prekursor protein
kolagen yang larut, saat ini sedikit demi sedikit akan
mengendap sebagai fibril-fibril di dalam ruang intersisial
jaringan granulasi. Setelah beberapa waktu,semakin banyak
kolagen yang tertimbun didalam jaringan granulasi,yang
sekarang secara bertahap semakin matang menjadi jaringan
ikat kolagen yang agak padat atau jaringan parut..Walaupun
jaringan parut telah cukup kuat setelah kira-kira 2 minggu,
proses remodeling masih terus berlanjut,serta densitas &
kekuatan jaringan parut ini juga meningkat. Jaringan
granulasi,yang pada awalnya cukup selular & vaskula,
lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta menjadi
kolagen yang lebih padat.

(4) Penyembuhan luka


 Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah
proses penyembuhan pada luka kulit. Proses penyembuhan
luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
- Penyembuhan primer ( healing by first intention)
- Penyembuhan Sekunder ( healing by secondintention )
 Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung &
dijahit,garis insisi segera
 Terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang
menutupi luka. Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka.
Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang  mencolok.
 Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan &
pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa
yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya
sangat tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah.,
karena ini memberikan kerangka bagi sel epitel, fibroblas,
dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel
menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi epitel menuju
ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam lain,
dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
 Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil
digantikan oleh makrofag yang membersihkan tepi luka dari
sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.
 Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan
granulasi yang kaya pembuluh darah dan longgar. Dapat
dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
 Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis
dengan ketebalan yang lebih kurang normal, dan celah
subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh
darah ini mulai membentuk serabut-serabut kolagen.
 Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi
terus menerus, dan tampak adanya timbunan progresif
serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan
parut masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat
peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki daya
rentang  yang cukup berarti. Reksi radang hampir
seluruhnya hilang.
 Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah
mantap. Jaringan parut berwarna lebih muda akibat tekanan
pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan peningkatan
daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak
akan mencapai
 Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas  yang
dimiliki oleh kulit normal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut.
1. Sistem imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia untuk
mencegah patogen yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh
manusia.
2. Secara umum, imunitas merupakan respon molekul dan selular yang
mekanismenya terbagi dua yaitu kekebalan non spesifik (inate
immunity) yang didapatkan sejak lahir  dan kekebalan spesifik
(adaptive immunity) yang diperoleh melalui proses adaptasi terlebih
dahulu terhadap patogen yang masuk kedalam tubuh.
3. Sistem imun sebagai sistem pertahanan pada tubuh, ternyata dapat
mengakibatkan gangguan pada orang-orang tertentu. Contoh dari
gangguan imun tersebut adalah alergi, dan autoimunitas.
4. Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri)
sebagai respon terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya
merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera
atau nekrosis.
5. Peradangan dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non spesifik
terhadap infeksi. Hasil reaksi peradangan merupakan suatu netralisasi
dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis,
dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan
pemulihan.
C. SARAN
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut.
1. Penulis dan pembaca hendaknya memahami tentang berbagai macam
peranan dari sistem imun dan peradangan yang akan melindungi tubuh
kita dari berbagai jenis penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,A. (2013). Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh


Manusia. [Online].

http://davidd-sastra.blogspot.com/2010/04/pengertian-radang-dan-proses-
terjadinya.html

:http://kidungkawan.blogspot.com/2013/10/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-
sistem.html. [03 Desember 2014].

Rajab, M.R. (2012). Mekanisme Sistem Imun dalam Tubuh. [Online].


Tersedia: http://mrifkira.blogspot.com/2014/02/mekanisme-sistem-imun-dalam-
tubuh.html. [03 Desember 2014].

Rantam, F.A. (2003). Metode Imunologi. Surabaya : Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai