Oleh:
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Karakteristik Peserta
a. Jumlah Peserta : 20 orang
b. Pendidikan : SMA
2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mempraktekkan cara
menyusui yang benar.
b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1) Peserta dapat menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
3. Metode
a. Ceramah
b. Demontrasi
c. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
5. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan a. Mengucap salam 5 menit
b. Perkenalan
c. Pendekatan dengan peserta
d. Menggali keterampilan ibu
bagaimana cara menyusui yang
benar
2. Pengembangan a. Membagikan leafleat kepada peserta 10 menit
b. Menjelaskan tentang pengertian cara
menyusui yang benar, macam-
macam posisi menyusui, fungsi
menyusui, dan akibat tidak menyusui
dengan benar
c. Mempraktekkan langkah langkah
menyusui yang benar
d. Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya
3. Penutup a. Meminta peserta untuk 15 menit
mempraktekkan cara menyusui yang
benar
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Ucapan terima kasih dan salam
penutup
6. Materi
3. Posisi Menyusui
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut
ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk
menyusu. Kepala bayi berada di
dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta
lengan bayi perlu berada di bagian
sisinya (Saryono, 2008).
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar
ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama.
Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono,
2008).
b. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu)
1. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi)
2. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan)
3. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan
4. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi)
d. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah serta
jangan menekan puting susu
e. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
serta ereola payudara dimasukkan ke mulut bayi
g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui
pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi adalah sebagai berikut :
a. Jari kelingking ibu di masukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah
b. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
c. Menyendawakan bayi
Bertujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah
menyusu. Cara menyendawakan bayi :
1. Bayi digendong tegak dengan bersandar padu bahu ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan
2. Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu. Lalu usap-usap
punggung bayi sampai bayi bersendawa.