Anda di halaman 1dari 11

Nursing Care Ablasi Septal pada Pasien dengan

Ketoasidosis Deiabetikum pada DM Tipe 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Emergency


Pembimbing Akademik:
Ns. Suryanto, S.Kep., M.Nurs, PhD

OLEH:
Aini Nur Farihah
(200070300111020)
Kelompok 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. PS
DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM Pada DM TIPE 1

I. Identitas Pasien
Nama : An. PS
Usia : 14 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : (Tidak terkaji)
No. Reg : 123456
Diagnosa medis : Ketoasidosis Diabetik pada DM Tipe 1
Tanggal MRS : 15 Januari 2012
Jam MRS : 12.00
Tanggal pengkajian : 15 Januari 2012
Jam pengkajian : 13.00

II. Data Subyektif


 Keluhan utama
Pasien mengeluhkan lemas yang semakin memberat sejak satu minggu sebelum masuk
rumah sakit(SMRS).
 Provocative: tidak terkaji
 Quality: tidak terkaji
 Regio/Radiation: tidak terkaji
 Severe-severity: tidak terkaji
 Skala: tidak terkaji
 Time: tidak terkaji
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan lemas yang semakin memberat sejak satu minggu sebelum
masuk rumah sakit(SMRS). Tidak ada kelemahan sesisi atau anggota gerak, dan masih
dapat beraktivitas ringan. Makan pasien sebelumnya teratur, suka mengemil, tetapi
sejak satu minggu terakhir tidak nafsu makan karena mulutnya terasa pahit. Pasien
mengeluh nyeri perut di ulu hati, mual, muntah berisi cairan bening sebanyak dua kali.
Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam satu bulan. Pasien
mengeluh banyak minum, banyak BAK dan terbangun untuk BAK di malam hari. BAB
normal, tidak diare. Penglihatan kabur dan kesemutan disangkal.

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 2


Tiga hari SMRS pasien sempat demam namun tidak terlalu tinggi. Keluhan batuk,
sesak nafas, nyeri menelan disangkal. Pasien merasa semakin lemas dan tidak nafsu
makan. Pasien sempat dibawa ke RS, dilakukan tes Widal namun hasil positif dan
pasien dipulangkan. Delapan belas 18 jam SMRS pasien pasien dibawa kembali ke RS
karena keluhan lemas dan demam tidak membaik. Pasien sempat diinfus kemudian
dipulangkan kembali. Pasien kemudian dijenguk oleh teman-temannya dan diberikan
susu coklat satu botol yang dihabiskan oleh pasien. Enam jam SMRS pasien merasa
sangat tidak enak badan sehingga dibawa oleh orang tuanya ke RS Prikasih. Di RS
Prikasih pasien diperiksa glukosa darah dan hasilnya sangat tinggi. Karena
keterbatasan fasilitas pasien kemudian dirujuk ke RS Fatmawati
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya. Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya (-), dinyatakan diabetes (-), asma (-), alergi (-). Riwayat sakit tenggorokan
dengan demam tinggi disangkal.Riwayat penyakit keluarga, yaitu diabetes melitus (-),
hipertensi (+) kakek pasien, penyakit tiroid (-), riwayat sakit jantung (-), sakit paru (-),
asma (), alergi obat/makanan (-)
III. Data Obyektif
 Airway
Pasien bernafas spontan, tidak ada sumbatan jalan nafas
 Breathing
Hasil TTV pasien RR 30x/menit, , reguler, dalam, tipe torako abdominal,irama
Kussmaul
 Circulation
Hasil TTV pasien TD 100/60 mmHg, N 100x/menit, S 36,7 0C, reguler, isi cukup,
ekual di keempat ekstremitas
 Disability
Kesadaran kualitatif: compos mentis
Kesadaran kuantitatif: GCS 3/5/4
 Exposure
Tidak terkaji
 Full Vital Signs – Five intervention – Family presence
 Nadi: 100x/menit
 RR: 30x/menit
 Suhu: 36,70C

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 3


 TD: 100/60 mmHg
 BB: 40 Kg
 TB: 156 cm
 Give Comfort measures (tidak terkaji)
 Head to Toe Examination (tidak banyak terkaji di kasus) selain yang terkaji di kasus,
saya tuliskan normal
 Keadaan Umum: Tampak sakit berat
 Kesadaran: E3M5V4
 Kepala dan Wajah
- Kepala: Bentuk kepala normochephal, distribusi rambut merata warna
hitam, kulit kepala tidak ada luka, tidak ada nyeri kepala, wajah simetris.
- Mata: Pupil bulat, isokor, RCL (+/+), RTCL (+/+), Konjungtiva pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-)
- Telinga
Bentuk simetris, tanpa sianosis, tidak ada otorrhea, tidak ada luka, fungsi
pendengaran baik, nyeri telinga tidak ada.
- Hidung
Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), sekret dari telinga (-), nyeri tekan sinus
(-), septum deviasi (-)
- Mulut
Oral hygiene baik, mukosa basah
- Leher
Kaku kuduk (-), tiroid dan KGB tidak teraba pembesaran
 Dada
Jantung :
Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Vesikular +/+, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Perut dan Pinggang
Datar, lemas, distensi (-), venektasi (-), supel, hati dan limpa tidak teraba, nyeri
tekan (-), turgorbaik, massa (-), timpani, bising usus (+) normal 6x/menit
 Pelvis dan Perineum
Pelvis bentuk simetris, tidak ada penonjolan tulang yang abnormal, genetalia
tidak terkaji.

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 4


 Ekstremitas
Atas
Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), parut BCG (+)
Bawah
Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), parut BCG (+)
 Inspect posterior surface
Tidak terkaji

IV. Pemeriksaan Penunjang

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 5


V. Therapi :
1. Loading NaCl 0,9% 800 cc dalam 1 jam
2. Dilanjutkan rumatan 3800 cc /48 jam
3. Selain itu, juga diberikan O2 nasal kanul 3 lpm
4. Reguler insulin 4 IU/jam drip IV
5. RI 10 IU SC untuk koreksi tambahan
6. Sefotaksim 3x1g

VI. Analisa Data


No Tanda Etiologi Problem
1 DS: Diabetes Mellitus Type 1 Resiko
- Pasien mengeluhkan Ketidakstabilan Gula
lemas yang semakin Klien tidak memiliki Darah
memberat sejak satu pantangan makan
minggu sebelum masuk sebelumnya (tidak
rumah sakit (SMRS). menerapkan 3J)
Tidak ada kelemahan
sesisi atau anggota Gula darah meningkat tidak
gerak, dan masih dapat terkontrol
beraktivitas ringan
- Makan pasien Klien mengatakan badan
sebelumnya teratur, lemas
suka mengemil, tetapi
sejak satu minggu Hiperglikemia
terakhir tidak nafsu
makan karena mulutnya Pemberian terapi insulin
terasa pahit
- Pasien mengeluh nyeri Risiko Ketidakseimbangan
perut di ulu hati, mual, glukosa darah
muntah berisi cairan
bening sebanyak dua
kali
- Pasien mengalami
penurunan berat badan

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 6


sebanyak 5 kg dalam
satu bulan
- Pasien mengeluh
banyak minum, banyak
BAK dan terbangun
untuk BAK di malam hari
- BAB normal, tidak diare.
- Penglihatan kabur dan
kesemutan disangkal.
DO:
- Kesadaran kualitatif:
compos mentis
- Kesadaran kuantitatif:
GCS 3/5/4
- Nadi: 100x/menit
- RR: 30x/menit
- Suhu: 36,70C
- TD: 100/60 mmHg
- BB: 40 Kg
- TB: 156 cm

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 7


-

VII. Prioritas Dx Keperawatan


No Prioritas Diagnosa Keperawatan
1 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 8


VIII. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Keperawatan Ttd
Kep
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam SIKI: Manajemen Hiperglikemi
diharapkan kadar glukosa darah pasien membaik Observasi
Kriteria hasil: Sesuai indikator SLKU 1. Identifikasi penyebab hiperglikemia
SLKI : Kestabilan Kadar Glukosa Darah 2. Monitor kadar glukosa darah
3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (misalnya poliuria,
No Indikator Awal Target
1. Kesadaran 2 : cukup 4 : cukup polidipsia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit
menurun meningkat kepala)
2. Lesu 2 : cukup 4 : cukup 4. Monitor intake dan output cairan
meningkat menurun
3. Mulut 2 : cukup 4 : cukup 5. Monitor tekanan darah dan frekuensi nadi
kering meningkat menurun Terapeutik
4. Kadar 2 : cukup 4 : cukup
glukosa 1. Berikan asupan cairan oral
memburuk membaik
dalam 2. Lakukan Manajemen KAD kepada klien. Manajemen KAD
darah
5. Kadar adalah sebagai berikut.
2 : cukup 4 : cukup
glukosa memburuk membaik 3. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemi
dalam
urine tetap ada dan memburuk
6. Jumlah 2 : cukup 4 : cukup Edukasi
urin memburuk membaik 1. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah

SLKI: Status Nutrisi lebih dari 250 mg/dL


2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah mandiri
No Indikator Awal Target
1. Serum 3 : sedang 5 : meningkat 3. Ajurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
albumin 4. Ajarkan pengelolaan diabetes dengan mengontrol gula

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 9


2. Pengetahu 2 : cukup 4 : cukup darah.
an tentang menurun meningkat Kolaborasi
pilihan
makanan 1. Kolaborasi pemberian insulin (Pemberian drip insulin 1 iu/24
yang sehat
jam)
3. Sikap 2 : cukup 5 : meningkat
terhadap menurun 2. Kolaborasi pemberian cairan IV (IVFD maintenance IVFD
makanan/ 0,45% 1500CC/24 jam, drip D5% 108 cc/jam)
minuman
sesuai
dengan SIKI: Konseling Nutrisi
tujuan
kesehatan Observasi
4. Berat 3 : sedang 5 : membaik 1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan
badan
5. Frekuensi 3 : sedang 5 : membaik diuba
makan 2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet mandiri secara reguler
6. Nafsu 3 : sedang 5 : membaik
makan 3. Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan
darah
Terapeutik
1. Bina hubungan terapeutik
2. Gunakan standar nutrisi sesuai dengan program diet dalam
mengevaluasi asupan makanan (Diet RPRG dan diet DM)
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet (untuk mengontrol gula
darah)
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 10


Kolaborasi
1. Rujuk dengan ahli gizi, jika perlu

FORM ASKEP EMERGENCY TRAUMA 11

Anda mungkin juga menyukai