Anda di halaman 1dari 5

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017

The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017

PEKERJA PROYEK BANGUNAN DENGAN TRAUMA TEMBUS DADA


(STUDI KASUS)
Dwi Fitrianti Arieza Putri1, Ahmad Yudianto2

Abstrak PENDAHULUAN
Tingkat permintaan visum hidup yang semakin tinggi Tingkat permintaan visum hidup yang
menunjukkan kesadaran aparat hukum yang semakin
meningkat akan pentingnya pemeriksaan luka guna semakin tinggi menunjukkan kesadaran
pembuatan visum et repertum. Trauma adalah
penyebab utama kematian kelima untuk warga
aparat hukum yang semakin meningkat akan
Amerika terutama untuk usia dibawah 44 tahun. pentingnya pemeriksaan luka guna
Cedera akibat trauma tercatat sebanyak 180.000
kematian dan 9 juta lainnya mengakibatkan kecacatan pembuatan visum et repertum. Permintaan
terjadi Amerika Serikat setiap tahun. Trauma pada visum hidup selama tahun 2015 – 2016 di
dada dapat terjadi akibat dari kekerasan tumpul,
seperti jatuh atau kecelakaan lalu lintas, atau akibat IRD RSUD Dr. Soetomo yang diterima bagian
dari trauma tembus (penetrasi), seperti tertusuk atau
luka tembak. Trauma tembus pada dada memberikan kedokteran forensik dan medikolegal
kontribusi sekitar 25% dari trauma yang dapat tercatat sebanyak 120 kasus.1
menyebabkan kematian dan menyumbang 50%
kematian global akibat trauma. Trauma adalah penyebab utama
Berikut ini merupakan laporan kasus: seorang pekerja
bangunan terjatuh dari lantai 4 di daerah Wiyung pada
kematian kelima untuk warga Amerika
tanggal 17 November 2016 ditemukan dengan posisi terutama untuk usia dibawah 44 tahun.
terlentang dengan dada dan paha tertusuk oleh besi
beton sampai tertembus. Pada pemeriksaan luka Cedera akibat trauma tercatat sebanyak
ditemukan besi yang menembus dada kanan dua buah
dan dada kiri satu buah, serta pada anggota gerak
180.000 kematian dan 9 juta lainnya
bawah kanan satu buah. Pada pemeriksaan foto X- mengakibatkan kecacatan terjadi Amerika
Ray dada dengan hasil tampak patah tulang iga kanan
ke tiga sampai ke enam dan patah tulang iga kiri ke Serikat setiap tahun. Trauma pada dada
tiga. Luka tersebut akibat kekerasan tumpul. Luka dapat terjadi akibat dari kekerasan tumpul,
tersebut dapat menimbulkan bahaya maut.
seperti jatuh atau kecelakaan lalu lintas,
Afiliasi Penulis : 1. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. atau akibat dari trauma tembus (penetrasi),
Korespondensi: Dwi Fitrianti Arieza Putri, Instalasi Kedokteran
Forensik dan Medikolegal, RSUD Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. seperti tertusuk atau luka tembak. Trauma
Moestopo No. 6 – 8 Surabaya 6028, Telp. (031) 5501545 – 49, Fax
(031) 5501545email: df.arieza@gmail.com tembus pada dada memberikan kontribusi
sekitar 25% dari trauma yang dapat
menyebabkan kematian, sedangkan
mortalitasnya (angka kematian) adalah
10%.2,3
Jenis trauma pada dada sangat
bervariasi dan pada dasarnya bergantung
pada lingkungan kekerasan atau kinematika
dan tingkat keparahan kecelakaan di wilayah
geografis yang beragam di seluruh dunia.
Kelainan akibat dari trauma dada baik
karena kekerasan tumpul maupun karena
trauma tembus (penetrasi) dapat meliputi
patah tulang iga (rib fracture), patah tulang

102 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Dwi Fitrianti Arieza Putri, Pekerja.....

sternum (sternal fracture), flail chest, jejas bangunan tersebut tiba di IRD RSUD Dr.
pada paru (pulmonary lesions), Soetomo Surabaya tanggal 17 November
pneumothoraks simple 2016 pukul 12.00 WIB
(simple pneumothorax), pneumothoraks Pada pemeriksaan fisik ditemukan
tension tension pneumothorax), keadaan umum tampak kesakitan dengan
pneumothoraks terbuka (open kesadaran baik (compos mentis), tekanan
pneumothorax), hemothoraks, kontusio darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi
pulmonum (pulmonary contusion), robekan 97x/menit, laju pernapasan 28x/menit, suhu
pada paru (pulmonary laceration), jejas pada tubuh 370C.
mediastinum (mediastinum lesions), jejas
pada jantung (cardiac lesions),
pneumopericardium, pneumomediastinum,
cedera pada pembuluh darah (vascular
injuries), jejas pada trakea dan bronkus
(tracheobronchial lesions), kerusakan
diafragma, serta terjadinya efek sistemik. Tabel 1. Observasi Tanda-Tanda Vital di IRD
Kelainan tersebut dibagi menjadi empat pada saat Datang (17/11/2016)
kelompok:3
1. Dinding torak, Pada dada tampak 3 buah besi beton
2. Paru, menembus dan 1 buah menembus pada paha
3. Mediastinum, dan kanan. Padapunggung kanan, 9 cm dari garis
4. Luka diafragma. pertengahan belakang (GPB), 23 cm dari
Pada hasil penelitian 100 pasien dengan puncak bahu, ditemukan luka terbuka tepi
trauma dada di sebuah rumah sakit di tidak rata dengan besi beton menembus
Gujarat, India menyebutkan bahwa cedera hingga dada kanan, 8 cm dari garis
yang paling sering terjadi adalah fraktur pertengahan depan (GPD), 24 cm dari puncak
tulang rusuk yang terlihat pada 76,2% bahu. Pada punggung kanan, 3 cm dari GPB,
pasien, diikuti oleh pneumotoraks (30,8%), 20 cm dari puncak bahu, ditemukan luka
kontusi paru (26,2%), dan haemotoraks terbuka tepi tidak rata dengan besi beton
(18,5%). Cedera lainnya relatif jarang terjadi menembus hingga dada kanan, 4 cm dari GPD,
– flail chest didiagnosis pada 11 pasien 12 cm dari puncak bahu. Pada punggung kiri,
(2,2%), laserasi paru pada 4 pasien (0,8%), 6 cm dari GPB, 17 cm dari puncak bahu,
cedera jantung dan diafragma pada 2 pasien ditemukan luka terbuka tepi tidak rata dengan
(0,4%) dan 1 pasien (0,2%) dengan cedera besi beton menembus hingga dada kiri, 5 cm
trakeobronkial.4 dari GPD, 15 cm dari puncak bahu,. Pada paha
kanan sisi luar, 19 cm di atas lutut ditemukan
LAPORAN KASUS luka terbuka dengan tepi tidak rata dengan
Seorang pekerja bangunan terjatuh besi beton menembus hingga paha kanan sisi
dari lantai 4 (kurang lebih 12 meter) di depan, 4 cm di atas lutut.
daerah Wiyung pada tanggal17 November
2016, ditemukan dengan posisi terlentang
dengan dada dan paha tertusuk oleh besi
panjang sampai tertembus. Pekerja

103 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Dwi Fitrianti Arieza Putri, Pekerja.....

Dari hasil pemeriksaan tersebut, maka


diberikan pengobatan dan penatalaksaan dari
bagian bedah thoraks dan kardiovaskuler
(BTKV) yaitu pemberian oksigen dengan
masker, infus cairan tetes cepat, operasi cito
torakotomi eksplorasi untuk ekstraksi corpus
alienum (besi beton) oleh bagian bedah TKV
serta operasi ekstraksi corpus alienum (besi
Gambar 1. Luka Tembus pada Dada beton) dan debridement oleh bagian bedah
ortopedi.

PEMBAHASAN
Pada kasus di atas ditemukan trauma
dada dengan patah tulang iga ke 3 hingga iga
ke 6 kanan (fraktur segmental costae 6
dekstra dan fraktur linier costae 3,4,5
dekstra), patah tulang iga ke 3 kiri,
hematopneumothoraks kanan, memar paru
kanan (contusion pulmonum dekstra), serta
emfisema subcutis pada dinding dada kanan.
Trauma pada dada berpotensi
Gambar 2. Luka Tembus pada Tungkai Atas berbahaya (menimbulkan bahaya maut) dan
penanganannya harus tepat. Pada patah
Pada pemeriksaan foto X-Ray dada tulang iga menyebabkan pengembangan
dengan hasil hematopneumothoraks kanan, dinding dada yang tidak maksimal,
memar paru kanan (contusion pulmonum menyebabkan robekan pada lapisan pleura
dekstra), patah tulang iga ke 3 hingga iga ke 6 serta organ paru-paru sehingga dapat
kanan (fraktur segmental costae 6 dekstra dan mengancam transportasi oksigen ke
fraktur linier costae 3,4,5 dekstra), patah jaringan, hal ini dapat terjadi dengan dua
tulang iga ke 3 kiri, serta emfisema subcutis cara yaitu melalui mekanisme hipovolemia
pada dinding dada kanan. Sedangkan pada akibat dari perdarahan hebat dan melalui
pemeriksaan foto X-ray tungkai kanan atas kerusakan dari paru-paru itu sendiri.
tidak ditemukan patah tulang paha. Terjadinya hipoksia ini berbahaya bagi
tubuh, karena dapat menyebabkan juga
terjadinya trauma pada otak. Tanda dari
terjadinya hipoksia dapat dilihat dari adanya
respirasi paradoxal, dyspnea dan cyanosis
juga dapat terjadi akibat adanya hipoksia
yang progresif.2,6
Trauma tumpul pada dada secara
signifikan meningkatkan kebutuhan akan
penggunaangan ventilasi (ventilator) dan
waktu tinggal ICU, bila dibandingkan dengan

104 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Dwi Fitrianti Arieza Putri, Pekerja.....

trauma selain pada dada. Telah dibuktikan meningkatkan penggunaan sumber daya di
bahwa memar paru satu sisi (contusion rumah sakit.9
pulmonum unilateral) mempunyai tingkat Berdasarkan KUHP, kualifikasi luka
mortalitas sebanyak 25%, dan tingkat dibagi menjadi luka yang tidak menimbulkan
mortalitasnya meningkat menjadi 38% jika penyakit atau halangan untuk menjalankan
terkena pada kedua paru, dan apabila pekerjaan jabatan atau mata pencaharian
disertai dengan pneumothoraks maka (sebagai penganiayaan ringan/ pasal 352),
tingkat mortalitasnya mencapai 50%.4 luka yang menimbulkan penyakit atau
Penatalaksanaan pada kasus ini halangan untuk menjalankan pekerjaan
adalah dimulai dari ABC (airway, breathing, jabatan atau mata pencaharian (sebagai
dan circulation). Pada airway (jalan napas) penganiayaan/ pasal 351 ayat 1), perbuatan
dengan pemberian oksigen untuk mencegah yang mengakibatkan luka berat (pasal 351
hipoksia dan gangguan pernapasan serta ayat 2). Sedangkan yang termasuk luka berat
evaluasi jalan napas yang patent, termuat dalam pasal 90 KUHP, yaitu: 10
pengembangan dinding dada yang  jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak
maksimal, dan pemasangan ventilator jika memberi harapan akan sembuh sama sekali,
diperlukan, breathing (pernapasan) dengan atau yang menimbulkan bahaya maut;
dekompresi yang kemudian dilanjutkan  tidak mampu terus-menerus untuk
dengan tindakan torakotomi, dan circulation menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
(sirkulasi) dilakukan melalui perkiraan pencarian;
volume kehilangan darah, dan penggantian  kehilangan salah satu pancaindera;
cepat (resusitasi) cairan yang hilang melalui  mendapat cacat berat;
cairan infus intravena. Tindakan torakotomi  menderita sakit lumpuh;
ini berfungsi untuk eksplorasi luka tembus  terganggunya daya pikir selama empat
pada dada, apakah ada organ yang terkena minggu lebih;
serta repair organ yang terkena.2,7,8  gugur atau matinya kandungan seorang
Pada trauma tumpul dada kelainan perempuan.
yang paling sering terjadi adalah patah SIMPULAN
tulang iga, dimana komplikasinya dapat Berdasarkan uraian di atas maka luka
menyebabkan kematian (menimbulkan tembus pada dada akibat kekerasan tumpul
bahaya maut), menyebabkan kerusakan yakni adanya trauma tembus dada (blunt
paru dalam jangka panjang, meningkatkan penetrating injury). Luka tersebut merupakan
lamanya waktu perawatan, serta luka yang menimbulkan bahaya maut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar Register Visum Hidup RSUD Dr. Soetomo 3. Shah, Jigar V. dan Solanki, Mehul I. 2015.
Tahun 2015 – 2016. Analytic Study of Chest Injury. IJSS Journal of
Surgery, January-February 2015, Volume 1,
2. Robinson, Bryce RH dan Ingalls, Nichole K. Issue 1.
2011. Blunt and Penetrating Chest Trauma:
Initial Evaluation and Management. General 4. Lugo, Víctor Whizar; Gastelum, Alejandra
Surgery Board Review Manual Volume 10, Part Sauceda; Armas, Adriana Hernández; Garnica,
1. Francisco Garzón dan Gómez, Maribel
Granados. 2015. Chest Trauma: An Overview.

105 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Dwi Fitrianti Arieza Putri, Pekerja.....

Journal of Anesthesia & Critical Care: Open Traumatic Hemothorax. J Trauma Treat, an
Access, Volume 3 Issue 1 – 2015. open access journal, Volume 5 Issue 3 –
1000326.
5. Pasha, Mehboob Alam; Mokhtar, Mohd.Faris;
dan Ghazali, Mohd.Ziyadi. 2015. A 10-year 9. Unsworth, Annalise; Curtis, Kate; dan Asha,
retrospective review of chest trauma in Stephen Edward. 2015. Treatments For Blunt
Hospital Universiti Sains Malaysia. IOSR Journal Chest Trauma And Their Impact On Patient
of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) Outcomes And Health Service Delivery.
Volume 14, Issue 8 Ver. IV (Aug. 2015), PP 68- Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation
74. and Emergency Medicine (2015) 23:17

6. Saukko, Pekka dan Knight, Bernard. 2016. 10. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition
Chapter 6. CRC Press Taylor&Francis Group,
LLC.

7. Mattox, Kenneth L.; Wall, Matthew J.Jr.; dan


Tsai, Peter. 2013. TRAUMA Seventh Edition
Chapter 24. United States: The McGraw-Hill
Companies, Inc.

8. Mahoozi, Hamid Reza; Volmerig, Jan; dan


Hecker, Erich. 2016. Modern Management of

106 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai