Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SHARING JURNAL

“ ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU TANGGAP PADA


PASIEN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD A.WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Emergency
Pembimbing Akademik:
Ns. Suryanto, S. Kep., M. Nurs., PhD.

Disusun oleh :
Kelompok 2A

Aini Nur Farihah 200070300111020


Anjas Florenza Margianto 200070300111022
Annisa Fatia Putri 200070302111001
Diana Nanda Saputri 200070300111032
Dika Febrianti 200070302111023
Dwi Harsanto Kurniawan 200070302111029
Hirni Adiriani 200070302111015
Meike Sylviana 200070300111013
Merdiana Indah Permata 200070300111011
Nafisah 200070302111031
Nurmalia Filda Syafiky 200070302111005

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
A. TOPIK JURNAL
Topik dari jurnal ini adalah waktu tanggap pasien gawat darurat di IGD RSUD A.W
Syahranie untuk mencegah kecacatan dan kematian dengan menentukan prioritas
kegawatdaruratan pasien.

B. IDENTITAS JURNAL
1. Judul : Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu
Tanggap Pada Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rsud
A.Wahab Sjahranie Samarinda
2. Penulis : Wiyadi, Gajali Rahman
3. Tahun terbit : Mei 2020
4. Jenis jurnal : Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2
Mei 2020, Hal 78 – 84

C. LATAR BELAKANG
Pelayanan pasien gawat darurat adalahpelayanan yang memerlukan
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat
penting bahwa waktu adalah nyawa (Time saving is life saving). Salah satu indikator
mutu pelayanan berupa respon time atau waktu tanggap yang merupakan indikator
proses untuk mencapai indikator hasil, yaitu kelangsungan hidup (Haryatun, 2008).
Prinsip umum mengenai pelayanan di IGD tercantum dalam Kepmenkes RI
nomor 856 tahun 2009 mengenai Standar IGD di Rumah Sakit, yang
berbunyi:“Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah
sampai di IGD”. Pelayanan gawat darurat harus sesuai dengan waktu tanggapyang
cepat dan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan
meningkatkan sarana,prasarana, sumber daya manusiadan manajemen Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit sesuai dengan standar (Kepmenkes RI, 2009).
Menurut Kepmenkes nomor 129 tahun 2008 mengenai Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit (SPM-RS), waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat
memiliki dimensi mutu keselamatan dan efektifitas. Kecepatan pelayanan dokter di
gawat darurat adalah kecepatan pasien dilayani sejak pasien datang sampai
mendapat pelayanan dokter (menit).Waktu tanggap tersebut memiliki standar
maksimal 5 menit di tiap kasus. Waktu tanggap pelayanan perlu diperhitungkan agar
terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan
pasien gawat darurat (Kepmenkes RI, 2008).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tanggap di IGD Bedah
adalah ketersediaan stretcherdan ketersediaan petugas triase. Dari observasi
penelitian tersebut tercatat waktu tanggap penanganan kasus IGD bedah yang tepat
sebanyak 67,9% dan tidak tepat sebanyak 32,1% (Sabriyanti, 2012).
Meskipun penelitian tentang waktu tanggap pelayanan IGD telah dilakukan di
berbagai negara, faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap belum
sepenuhnya dapat dimengerti.Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya penelitian
yang mengangkat isu tersebut. Oleh karena itu, kelompok kami memilih jurnal ini
guna menggali lebih dalam terkait factor-faktor yang berhubungan dengan waktu
tanggap pasien di IGD.

D. TUJUAN

a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap
pada pasien gawat darurat di IGD.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil jurnal terkait
2. Untuk mengetahui bagaimana jurnal terkait bisa diaplikasikan di Indonesia

E. METODE JURNAL

Desain Penelitian ini menggunakan rancangan peneltian diskriptif dengan


pendekatan cross sectional dimana variable dependen dan independent di ambil
secara bersamaan.

Populasi pada peneliian ini adalah pasien yang datang ke IGD rerata setiap
bulan 1500. Besar sampel pada penelitian ini adalah 316 responden, dengan metode
samping Accidental sampling. Cara pengambilan sampel setiap pasien yang datang
ke triase dilakukan penghitungan waktu tanggap dengan menggunakan
penghitungan waktu (Stopwatch).

Analisa data dalam penelitian ini meliputi data univariat, bivariat dan
multivariat. Analaisa univariet untuk mencari frekuensi atau proporsi berbagai
karakteristik variable meliputi factor keberadaan petugas, penempatan staf,
ketersediaan branker, ketibaan pasien, prioritas pasien, shiff jaga, masa kerja,
Pendidikan perawat dan waktu tanggap. Analisa bivariat untuk mencari hubungan
antara variable dependen dengan variable independent. Analisa data bivariat ini
menggunakan ui Chi Square dengan uji alternative Fisher Exact dan Kolmogorov
Smirnove. Analisa multivariat untuk mencari factor yang paling dominan dari
beberapa factor yang mempengaruhi waktu tanggap. Analisa multivariat
menggunakan uji Regresi logistic. Pada tahap awal dengan Regresi Logistik
sederhana untuk menentukan factor yang memenuhi syarat untuk uji Regresi ganda.

Penelitian ini dilakukan di Instlasi Gawat Darurat RSUD A.W. Sjahranie


Samarinda. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober sampai 10 Oktober
2019.

F. HASIL JURNAL
Tabel 1. Data karakteristik responden pasien gawat darurat di IGD RSUD A.W
Syahranie Samarinda

Usia Frekuensi Prosentase


<18 tahun 39 12,1%
>18 tahun 284 87,9%
Jumlah 323 100%
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
Laki-laki 182 56,3%
Perempuan 141 43,7%
Jumlah 323 100%
Jenis Frekuensi Prosentase
Pembayaran
BPJS 288 89,2%
Mandiri 28 8,7%
Swasta 7 2,2%
Jumlah 323 100%
Pada penelitian ini berdasarkan usia hampir seluruhnya (87.9 %) berusia
dewasa artinya pasien yang berusia anak-anak hanya 12. 1 %. Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (56.3%) adalah pasien laki-laki. Untuk
kepesertaan jaminan kesehatan nasional baru 89.2 % dan masih ada pasien yang
membayar biaya rumah sakit secara mandiri.

Tabel.2. Keberadaan petugas Triase saat pasien datang di IGD RSUD A. W Syhranie
Samarinda

Keberadaan Petugas Frekuensi


Tidak ada 1
Ada 322
Jumlah 323
Berdasarkan table diatas bahwa petugas Triase hampir selalu ada di tempat saat
pasien datang di IGD.

Tabel 3 Pola penempatan staf di Triase IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda

Penempatan Frekuensi Prosentase


Staf
Baik 322 99,7%
Tidak baik 1 0,3%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan table di atas pola penempatan staff hampir seluruhnya baik, artinya
penempatan staf sesuai dengan kondisi pasien yang ada.

Tabel 4 Keberadaan Branker di IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda

Keberadaan Frekuensi Prosentase


Brankar
Ada 323 100%
Tidak ada 0 0
Jumlah 323 100%
Berdasarkan table diatas keberadaan Branker di Triase selalu tersedia saat pasien
datang di IGD RSUD A. W Syahranie Samarinda

Tabel 5 Kondisi saat pasien datang di IGD RSUD A W Syahranie Samarinda.

Kondisi Triase Frekuensi Prosentase


Sibuk 160 49,5%
Tidak sibuk 163 50,5%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan tebel diatas kondisi saat pasien sebagian besar (50.5 %) tidak
sibuk,hal ini terjadi karena saat ini Rumah Sakit A.W Syahranie merupakan rumah
sakit pusat rujukan untuk Provinsi Kalimantan Timur sehingga pasien yang datang di
IGD benar-benar dalam kondisi kegawatan atau rujukan dari rumah sakit Kota
Kabupaten yang ada di Kaltim.

Tabel 6. Prioritas pasien berdasarkan tingkat kegawatannya yang datang ke IGD


RSUD A.W Syahranie Samarinda.
Prioritas Frekuensi Prosentase
I 4 1,2%
II 16 5,0%
III 196 60,7%
IV 104 32,2%
V 3 9,0%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan tabel 6 sebagian besar (60,7%) pasien yang datang ke IGD
RSUD A. W Syahranie Samarinda adalah prioritas III artinya pasien dalam kondisi
mengancam nyawa dengan waktu tunggu maksimal 30 menit.

Tabel 7. Waktu tanggap pasien yang datang ke IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda
Waktu tanggap Frekuensi Prosentase
> 5 menit 109 33,7%
< 5 menit 214 66,3%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan table di atas sebagian besar (66,3%) waktu tanggap pasien yang
datang ke IGD kurang dari 5 menit hal ini sesuai dengan standar IGD

Tabel 8. Waktu pasien datang berdasarkan shif jaga perawat di IGD RSUD A.W
Syahranie Samarinda.
Shif jaga Frekuensi Prosentase
Pagi 100 31,0%
Siang 120 37,2%
Malam 103 31,9%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan table diatas kedatangan pasien hampir sebagian (37,2%) pada shif
siang, hal ini dikarenakan pada siang hari Poli Klinik sudah tutup dan Pelayanan di
tingkat Primer atau pertama sudah tutup sehingga banyak pasien datang langsung
ke IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda.

Tabel 9. Hubungan faktor jenis pembayaran dengan waktu tanggap pasien gawat
darurat di IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda
Jenis pembayaran Waktu tanggap P
< 5 menit > 5 menit
BPJS 202 86 1,000
Mandiri 18 10
Swasta 5 2
Jumlah 225 98
Berdasarkan hasil uji Chi Square terdapat 33,3 % sel yang nilai
ekspektasinya kurang dari 5 sehingga menggunakan uji alternative Kolmogorove
Smirnove didapatkan hasil p=1.000 yang berarti lebih besar dari α= 0.05 artinya tidak
ada hubungan yang signifikan.

Tabel 10. Hubungan Keberadaan perawat dengan waktu tanggap pasien gawat
darurat di IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda
Keberadaan Waktu tanggap P
perawat < 5 menit > 5 menit
Tidak ada 0 1 0,303
Mandiri 225 97
Jumlah 225 98
Berdasarkan hasil uji Chi Square terdapat 50 % sel yang nilai ekspektasinya
kurang dari 5 sehingga digunkan uji alternative Fisher’s Exact Test dengan hasil p
=0,303 yang beratrti lebih besar dari α=0,05 tidak ada hubungan yang signifikan.

Tabel 11. Hubungan faktor penempatan staf dengan waktu tanggap pasien gawat di
IGD RSUD A Wahab Syahranie Samarinda
Keberadaan Waktu tanggap P
< 5 menit > 5 menit
perawat
Baik 109 213 0,337
Tidak baik 1 0
Jumlah 110 213
Dari hasil uji Chi Square hubungan faktor penempatan staf dengan waktu
tanggap pasien di IGD RSUD A Wahab Syahranie didapatkan nilai ekspektasi
kurang dari 5 ada 2 sel (50%) artinya Uji Chi Square tidak memenuhi persyaratan
sehingga digunkan hasil uji alternative Fisher’s exact Test dengan hasil p=0,337
yang berarti lebih besar dari α= 0,05, tidak ada hubungan yang signifikan.

G. PEMBAHASAN JURNAL

Pada penelitian yang dilakukan di RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda


didapatkan data bahwa, hubungan antara penempatan staf dengan waktu tanggap
pasien gawat darurat di IGD tidak signfikan, yang berarti bahwa penempatan staf
sesuai dengan kondisi ruangan, bila jumlah pasien meningkat maka, jumlah tenaga
yang ditempatkan di Triase dapat ditambah jumlahnya. Berdasarkan hasil uji analisa
Chi Square tidak terdapat hubungan antara factor keberadaan petugas dengan
waktu tanggap pasien gawat darurat di IGD, hal dikarenakan keberadaan petugas
selalu ada setiap saat, dan sesuai dengan hasil penelitian Fadhilah (2015) tidak ada
hubungan antara keberadaan petugas dengan waktu tanggap dimana petugas selalu
ada saat pasien datang.

Pada penelitian ini juga membahas mengenai hubungan keberadaan brankar


dengan waktu tanggap dan didapatkan hasil yang tidak signifikan, di IGD RSUD A.W
Syahrenie jumlah brankar yang tersedia di ruang Triase sangat memenuhi jumlahnya
sehingga setiap kedatangan pasien brankar selalu ada. Hal ini sudah sesuai dengan
standar pelayanan IGD untuk rumah sakit tipe A.

Hubungan waktu ketibaan pasien dengan waktu tanggap pasien gawat


darurat di IGD memiliki hubungan yang signifikan, artinya kondisi sibuk dapat
menyebabkan waktu tanggapnya lebih panjang dari pada saat tidak sibuk. Serta
hubungan factor prioritas pasien dengan waktu tanggap pasien gawatdarurat di IGD
juga memiliki hubungan nyang signifikan, artinya pasien yang memiliki prioritas I
akan lebih cepat mendapatkan waktu tanggap dan pasien yang prioritasnya II – V
akan mendapatkan waktu tanggapnya yang lebih lama. Hal ini juga sesuai dengan
hasil penelitian Santoso (2016) bahwa kondisi pasien yang gawat darurat
mempengaruhi waktu tanggap dimana pasien yang gawat daurat memiliki peluang 5
kali lebih besar untuk waktu tanggap sesuai standar.

Hubungan faktor shift jaga dengan waktu tanggap tidak terdapat hubungan
yang signifikan, hal ini dikarena pada penelitian ini jumlah kunjungan pada shift pagi,
siang dan malam hampir merata. Pada penelitian ini berbeda dengan hasl penelitian
Mahyawati (2015) bahwa perbedaan shif jaga dapat mempengaruhi kecepatan
tanggap karena adanya sirkadian ritme dimana pada siang dan malam hari kondisi
tubuh mulai menurun.

Hubungan factor Pendidikan berdasarkan jumlah pasien dengan waktu


tanggap pasein gawatdarurat di IGD memiliki hubungan yang signifikan, hal ini
sesuai dengan teori bahwa pendidikan akan mempengaruhi kemampuan tindakan
atau ketrampilan. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian Apriani (2017) bahwa
tingkat pendidikan dapat meingkatkan kecepatan menilai tingkat kegawatdaruratn
pasien.

Pada penelitian ini faktor masa kerja berhubungan secara signifikan dengan
waktu tanggap. Semakin lama bekerja maka tingkat ketrampilan samakin meningkat
atau mahir. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ahmad (2012) bahwa masa kerja
perawat yang bekerja di IGD Berhubungan dengan waktu tanggap pasien
gawatdarurat. Hasil pemodelan multivariate II didapatkan factor yang dominan
berhubungan dengan waktu tanggap pada penelitian adalah lama kerja perawat di
IGD RSUD A. W.Syahranie dengan nilai P = 0.00 dengan Odds Ratio 7,531 yang
artinya pada orang yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun akan melakukan
waktu tanggapnya lebih cepat sebanyak 7,5 kali dibandingkan dengan perawat yang
memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun.
H. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL

No. Kelebihan Kekurangan


1. Biasanya jurnal emergency membahas Pada jurnal disebutkan bahwa
mengenai pelayanan untuk mengobati tingkat pendidikan perawat dan
pasien, namun jurnal ini membahas masa kerja perawat mempengaruhi
mengenai waktu yang dibutuhkan tenaga waktu tanggap pasien di IGD , tetapi
medis untuk menanggapi keluhan pasien. pada pembahasan tidak disajikan
Hal ini cukup langka ditemukan dalam data persebaran
artikel jurnal lainnya.
2. Responden pada jurnal yang cukup banyak Pada jurnal belum dijelaskan alasan
hingga mencapai angka 300 membuat data mengapa waktu ketanggapan
dalam jurnal semakin memiliki validitas pasien < 5 menit dan > 5 menit.
yang tinggi
3. Jurnal ini dapat dijadikan evaluasi untuk Terdapat refrensi yang tahun rilis
tenaga medis yang bekerja di Unit Gawat nya terlalu lama dari jurnal tersebut
Darurat karena dalam jurnal menganalisa diterbitkan.
mengenai pendidikan perawat, masa kerja
perawat,dll.

I. APLIKASI PADA SETTING PELAYANAN DI INDONESIA

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit yang
memberi penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang
membutuhkan perawatan gawat darurat (Queensland Health ED, 2012). Sedangkan
response time (waktu tanggap) adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk
mendapatkan pertolongan yang sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak
memasuki IGD (Depkes, 2004). Response time merupakan faktor penentu dalam
mencapai indicator hasil yaitu kelangsungan hidup pasien.
Menurut Kepmen: No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 kecepatan pelayanan yaitu
standar waktu pelaksanaan tindakan yang dilakukan tenaga penyelenggara layanan,
yang dimaksudkan adalah pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh dokter maupun
perawat maksimal dalam waktu 5 menit mulai pasien datang di IGD sampai pasien
pulang atau dipindahkan keruang rawat inap. Respon time merupakan indikator dari
mutu pelayanan yang ada disuatu Rumah Sakit. Response time sangat berpengaruh
terhadap mutu pelayanan rumah sakit
Di Indonesia, faktor yang berhubungan dengan response time penanganan
kasus di IGD pada tiap rumah sakit berbeda-beda. Seperti pada jurnal ini, disebutkan
bahwa factor waktu ketibaan, prioritas pasien, pendidikan perawat, dan masa kerja
perawat memiliki hubungan dengan waktu tanggap. Sementara jenis pembayaran,
keberadaan petugas, penempatan petugas, keberadaan branker dan shift jaga
perawat tidak memiliki hubungan. Namun, pada penelitian Fadhilah (2015) di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, tingkat kegawatan pasien tidak memiliki
hubungan dengan waktu tanggap. Pada IGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,
berdasarkan penelitian Sabriyati (2012), waktu tiba pasien tidak berhubungan
dengan waktu tanggap.
Menurut Aprianti (2015) dan Maatilu (2014), terdapat dua faktor yang
mempengaruhi response time, faktor internal dan eksternal. Dimana kedua faktor ini
sangat mempengaruhi response time perawat.
1. Faktor internal :
a. pasien harus menunggu alat-alat yang kurang seperti set infus, selang
oksigen, cairan infus.
b. Failitas dan sarana pendukung yang tersedia masih dalam kategori sedang
(belum sesuai standar)
c. Jumlah pasien yang tinggi saat bersamaan
2. Faktor eksternal :
a. Perawat yang lebih mementingkan pasien gawat darurat
b. Petugas yang kurang
c. Perawat harus mengantar pasien keruangan yang lain karena tidak memiliki
petugas khusus untuk mobilisasi pasien
d. Beban kerja lebih berat dibandingkan petugas di ruangan/unit kerja lain
e. Penempatan staf belum sesuai dengan yang diharapkan karena adanya
rotasi pegawai akhirnya ada kompetensi yang tidak merata berpengaruh
pada skill dari perawat pelaksana dalam menjaga response time.
f. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak
g. Tingkat pendidikan perawat
Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien yang
datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuan
sehingga dapat menjamin suatu penanganan kegawatdaruratan dengan respon time
yang cepat dan penanganan yang tepat akan berdampak positif yaitu mengurangi
beban pembiayaan, tidak terjadi komplikasi dan berkurangnya angka mortalitas dan
morbiditas (Verawati, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Wiyadi, Gajali. (2020). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Tanggap Pada
Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rsud A.Wahab Sjahranie
Samarinda. Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 –
84
Haryatun N, Sudaryanto A. Perbedaan waktu tanggap tindakan keperawatan pasien cedera
kepala kategori I-V di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi. Berita Ilmu
Keperawatan. 2008; 1(2):69-74.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856 tahun 2009 Standar Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta; 2009.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2008 Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta; 2008.
Sabriyanti W, et al. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu tanggap
penanganan kasus pada response time di instalasi gawat darurat bedah dan non-
bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (tesis). Makassar: Universitas Hasanuddin;
2012.
Depkes (2004). Waktu Tanggap Perawat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Queensland Health. (2012). Implementation Standart for Emergency Department Short Stay
Unit Version 1.0. Queensland Goverment.
Kepmenkes RI No. 63. (2003) Standar Waktu Tanggap Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan
Fadhilah, N., et al. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap pada
Pelayanan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas.
Sabriyati, Wa Ode Nur Isnah. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketepatan
Waktu Tanggap Penanganan Kasus Pada Response Time I Di Instalasi Gawat
Darurat Bedah Dan Non-Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Aprianti, R. Wahyuni, dkk. (2015). Hubungan Faktor-Faktor Eksternal Dengan Response
Time Perawat Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado, E-journal Keperawatan Volume 3.
Maatilu, Vitrise; Mulyadi; Malara R.T. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Univ.Sam Ratulangi Manado. E-journal Keperawatan Vol.
3.
Verawati, Erik. (2019). Gambaran Response Time Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Paru Jember. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai