Anda di halaman 1dari 27

i

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

“PROSES KEPERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS”

Disusun oleh :

1. Naura Atira Arisandi 211030121644


2. Niken Febrianti 211030121797
3. Nopia 211030121635
4. Nuraini Dhamayanti 211030121640
5. Nurhaliza 211030121633
6. Nurmaita 211030121637
7. Salma Khoiru Nazalia 211030121623
8. Sandra Pamulasari 211030121617
9. Silmi Navilah 211030121636
10. Siti Karlina A 211030121634
11. Susanti 211030121632
12. Syifa Fauziah 211030121622
13. Thoriq Nugraha 211030121642
14. Wahyudi 211030121629
15. Zakaria Umar Syahputra 211030121828

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

TANGERANG

2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karuniaNya,
kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keseperawatan yang berjudul
“Bronchopneumonia” denga tepat waktu.
Asuhan keperawatan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses
Keperawatan dan Berfikir Kritis. Selain itu, makalah ini, bertujuan menambah
wawasan mengenai perkembangan konsep keperawatan anak mengenai kondisi
pada pasien dengan broncopneumonia bagi para pembaca dan juga penulis.
Asuhan Keperawatan ini di buat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan Asuhan Keperawatan ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan daya dan upaya yang
ada pada penulis.

Pamulang, 14 Juni 2022

Kelompok 2
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................
D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

A. Definisi bronchopneumonia ...........................................................................


B. klasifikasi bronchopneumonia .......................................................................
C. Etiologi bronchopneumonia ...........................................................................
D. Tanda gejala bronchopneumonia ...................................................................
E. Pencegahan bronchopneumonia.....................................................................
F. Manifestasi Klinis bronchopneumonia ..........................................................
G. Pemeriksaan Penujang bronchopneumonia ...................................................
H. Pengobatan bronchopneumonia .....................................................................
I. Penatalaksanaan bronchopneumonia .............................................................
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................

A. Pengkajian Keperawatan ................................................................................


B. Analisa Data ...................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................
D. Intervensi Keperawatan..................................................................................
E. Catatan Perkembangan ...................................................................................
BAB IV PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronchopneumonia adalah salah satu penyakit saluran pernafasan serius
sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, bronchopneumonia
merupakan penyakit terbesar menyebabkan kematian pada anak-anak diseluruh
dunia. Ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi di kalangan anak-anak
akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke-8 yaitu sebanyak
22.000 kematian. Menurut World Health Organization (WHO).
Hasil persentase kasus pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan
terdapat (3,55%) kasus pneumonia yang terjadi di Indonesia. Namun dari tahun
2008 - 2014 penemuan pneumonia pada balita tidak mengalami perkembangan
yang berarti yaitu berkisar antara (20%- 30%) dan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan kasus pneumonia yang pesat yaitu (63,45%). Perkiraan persentase
kasus pneumonia pada balita menurut Provinsi di Indonesia, didapatkan dari 33
Provinsi yang ada di Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki
persentase tertinggi yaitu (6,38%). Sedangkan Provinsi Sumatra Barat
mendapatkan persentase kasus pneumonia sebesar (3,91%) (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan bagian bawah
yang biasanya diawali dengan infeksi saluran nafas bagian atas dengan gejala
batuk, demam, dan dipsnea. Beberapa mikroganisme Streptococus pneumoniae,
Hemophillus influenzae tipe B, dan Sthapylococus aureus merupakan penyebab
terjadinya bronchopneumonia pada bayi yang lebih besar dan balita, sedangkan
pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga
ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae. Selain disebabkan oleh infeksi
bakteri, kondisi lingkungan dan status gizi anak juga mempengaruhi penyebab
terjadinya Bronchopneumonia (Shefia, 2019).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bronchopneumonia?
2. Apa klasifikasi bronchopneumonia?
3. Apa etiologi bronchopneumonia?
4. Apa tanda/gejala bronchopneumonia?
5. Bagaimana pencegahan bronchopneumonia?
6. Apa Manifestasi klinik bronchopneumonia?
7. Bagaimana pengobatan bronchopneumonia?
8. Apa data penunjang bronchopneumonia?
9. Bagaimana pengobatan bronchopneumonia?
2

10. Bagaimana gambaran teknik pemberian perawatan pada pasien dengan


bronchopneumonia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari pembuatan asuhan keperawatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan
keperawatan dengan prioritas masalah bronchopneumonia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan
bronchopneumonia.
b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah proses keperawatan dan berfikir
kritis.
D. Manfaat Penulisan
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
baik teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai penambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai
gambaran penyakit Bronchopneumonia
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat sebagai acuan untuk memberikan perawatan dan
informasi supaya lebih memperhatikan kesehatan keluarga khususnya
pada pasien Bronchopneumonia.
b. Bagi perawat sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan khususnya pada pasien Bronchopneumonia.
c. Bagi penulis untuk meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan
Asuhan Keperawatan pada pasien Bronchopneumonia.
d. Bagi pembaca dapat memahami apa yang harus diperhatikan tentang
penyakit Bronchopneumonia
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bronchopneumonia
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai
penyebaran bercak-bercak, teratur dalam area-area atau lebih yang berlokasi di
dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth dalam
Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah salah satu penyakit saluran pernafasan
serius sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun,
bronchopneumonia merupakan penyakit terbesar menyebabkan kematian pada
anak-anak diseluruh dunia. Ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi di
kalangan anak-anak akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke-8
yaitu sebanyak 22.000 kematian. Menurut World Health Organization (WHO).
Menurut Nursalam, (2008) letak anatomi, pneumonia dibagi menjadi
pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), dan pneumonia
intertisialis.
a. Pneumonia Lobaris pneumonia Lobaris adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangan ini menyerang lobus paru. Pneumonia ini
banyak disebabkan oleh invasi bakteri gram positif dan bakteri gram
negative
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia) Peneumonia Lobularis adalah
ditandai adanya bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa
kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi
pada bayi atau orang tua.
c. Pneumonia Interstisisalis Pneumonia interstisial adalah kondisi dimana
pernapasan langka yang ditandai dengan pembentukan membran hialin di
paru-paru.
B. Klasifikasi
Berdasarkan pedoman MTBS (2011), pneumonia dapat diklasifikasikan
secara sederhana berdasarkan gejala dan umur.
a) Umur 2 bulan – 5 tahun:
1) Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila gejala:
a. Ada tanda bahaya umum
b. Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.
c. Terdapat stridor (suara nafas bunyi, grok-grok saat inspirasi).
4

2) Pneumonia, apa bila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat
adalah:
a. Anak usia 2 bulan - 5 tahun apabila frekuensi napas 40x/ menit atau
lebih
3) Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat\
b) Umur < 2 bulan
1. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat, apabila gejala:
a. Tidak mau minum atau memuntahkan semua
b. Riwayat kejang
c. Bergerak jika hanya dirangsang
d. Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit )
e. Napas lambat ( < 30 kali / menit )
f. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Demam ≥ 37,5 derajat celcius
i. Hipotermia berat < 35,5 derajat celcius
j. Nanah yang banyak di mata
k. Pusar kemerahan maluas ke dinding perut
2. Infeksi bakteri lokal, apabila gejala:
a. Pustul kulit
b. Mata bernanah
c. Pusar kemerahan atau bernanah
3. Mungkin bukan infeksi, apabila tidak terdapat salah satu tanda di atas
C. Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan
oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Penyebab Bronchopneumonia yang biasa di temukan adalah:
a. Bakteri : Diplococus pneumonia, Pneumococus, Stretococus,
Hemoliticus Aureus, Haemophilus influenza, Basilus Frienlander (Klebsial
Pneumonia), Mycobakterium Tuberculosis.
5

b. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus


sitomegalik.
c. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococus Nepromas,
Blastomices Dermatides, Aspergillus Sp, Candida Albicans, Mycoplasma
Pneumonia, Aspirasi benda asing
Dalam keadan normal, paru-paru dilindungi terhadap infeksi oleh
berbagai mekanisme. Infeksi paru-paru bisa terjadi bila satu atau lebih dari
mekanisme pertahanan terganggu oleh organisme secara aspirasi atau melalui
penyebaran hematogen. Aspirasi adalah cara yang lebih sering terjadi.
D. Tanda dan Gejala Bronchopneumonia
a. Demam.
b. Kesulitan bernapas, seperti sesak napas.
c. Nyeri dada yang mungkin memburuk dengan batuk atau bernapas dalam-
dalam.
d. Batuk berlendir.
e. Berkeringat.
f. Menggigil
E. Pencegahan Bronchopneumonia
Cara paling umum untuk mencegah bronkopneumonia, antara lain :
a. Vaksinasi
b. Menerapkan pola hidup yang bersih
c. Jauhi rokok
d. Menjalani pola hidup yang sehat
F. Manifestasi klinik
a. Peningkatan suhu tubuh yang mendadak biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratorius bagian atas, kadang timbul kejang.
b. Pernafasan cepat dan dangkal di sekitar pernafasan cuping hidung
c. Sianosis sekitar hidung dan mulut.
d. Kadang-kadang muntah dan diare, batuk, pada permulaan penyakit tidak
ditemukan, tapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi
produktif.
6

G. Pengobatan Bronchopneumonia
a. Bila penyebabnya adalah bakteri, pengobatan bronkopneumonia akan
dilakukan dengan obat antibiotik.
b. Bronkopneumonia akibat virus akan ditangani dengan obat antivirus.
c. Pada bronkopneumonia yang disebabkan oleh jamur, dokter akan
meresepkan obat antijamur.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thorax,
2. Laboratorium
a. Pada gambaran darah tepi : Leukositosis :15.000-40.000/mm
b. Urine : warna lebih tua
c. Albuminemia (karena suhu naik dan sedikit thorax hialin)
I. Penatalaksanaan
1. medis dan keperawatanUntuk penatalaksanaan medis yaitu:a.Penicillin
50.000 u/kgBB/hari + klorompenikol 50-70 mg/kg/BB atauampicilin
(AB spectrum luas), terus sampai dengan demam 4-5 hari
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian cairan intravena, glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3:1 + KCl
10meq/500 ml/botol infus jadi karena sebagian besar jatuh
dalamasidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia
7

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada anak A. usia 4 tahun , ibu klien mengatakan klien batuk berdahak sudah
3 hari yang lalu dan sulit mengeluarkan dahak setelah perawat melakukan
pengkajian didapatkan data batuk tidak efektif ,adannya sputum suara nafas
ronkhi,6 polaa nafas tidak teratur,adanya dyspnea, gelisah hasil observasi di TTV:
RR: 36x/mnit, Nadi: 90x/mnit, Suhu: 36,7°c

Tanggal masuk : 12 Juni 2022

Jam : 09.00 WIB

No RM : 262116

Tanggal Pengkajian :13 Juni 2022

Jam : 15.00

Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum
a. Identitas
Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 Tahun
Status : Belum Menikah
Perkawinan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl.angsana rt 01, rw 19 pamulang timur
8

Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl.angsana rt 01, rw 19 pamulang timur
Hubungan : Ibu Klien
dengan klien
b. Status Kesehatan Klien
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak sudah 3 hari yang
lalu, sulit mengeluarkan dahak
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Ibu klien mengatakan datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam naik turun, klien batuk berdahak sudah 3 hari yang lalu
c. Riwayat Kesehatan
➢ Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan sudah pernah mengalami penyakit yang
serupa, belum pernah kecelakaan, pernah dirawat di rumah sakit,
dan tidak mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan.
➢ Kesehatan Keluarga
1. Genogram

An.A

Bronchopneumonia

Keterangan :
9

: Laki – laki meninggal

: Perempuan sehat

: Perempuan sakit

:Laki-laki sehat

Kesan :
Dari genogram diatas klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak
terdapat penyakit yang bersifat genetik dan keluarga yang lain meninggal
karena faktor usia.
2. Pola Kesehatan Fungsional
No. Pola Keterangan
Fungsional
1. Persepsi dan a. Sebelum sakit ibu klien mengatakan
Pemeliharaan penyakit yang di derita anaknya hanya
Kesehatan penyakit ringan, sehingga ibu klien berfikir
lama kelamaan akan sembuh sendiri
b. Selama perawatan, ibu klien mengatakan
dapat menegtahui penyakitnya setelah
dirawat.
c. Ibu klien mengatakan upaya yang biasa
dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
adalah dengan makanan yang bergizi
d. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sering
mengkonsumsi susu formula,wafer”
2. Elimiasi a. Eliminasi Feses
- Sebelum sakit, pasien mengatakan BAB
1× pada waktu pagi hari dengan
konsistensi keras, warna cokelat, bau
khas dan tidak mennggunakan obat
pencahar.
- Selama perawatan, pasien mengatakan
BAB 1× pada waktu pagi hari dengan
konsistensi cair ampas, warna cokelat,
dan tidak menggunaakan obat pencahar.
b. Eliminasi Urine
10

- Sebelum sakit, pasien mengatakan


sering BAK ± 3-4× sehari dengan bau
yang khas dan warna kuning
- Selama perawatan pasien menagatakan
BAK sebanyak 3× sehari dengan bau
yang khas dan warna kuning.
3. Aktivitas dan a. Sebelum sakit, Ibu klien mengatakan
latihan beraktivitas seperti biasanya, dan setiap
minggu melakukan lari pagi bersama
ayahnya tetapi terkadang merasa rewel
b. Selama perawatan, pasien mengatakan
hanya berbaring di tempat tidur.
4. Istirahat dan a. Sebelum sakit, pasien mengatakan anaknya
Tidur tidur malam 7-8 jam mulai dari jam 22.00
malam dan ketika bangun pasien sudah
merasa cukup istirahatnya serta tidak
mengalami kesulitan tidur.
b. Selama perawatan, pasien mengatakan
ibu pasien mengatakan tidur pasien
terjaga karena batuk, dan pilek. Pasien
terbangun tiap 1 jam dan rewel pada
tengah malam. Pada waktu siang hari
pasien hanya dapat tertidur kurang lebih
20 menit
5. Nutrisi- a. Sebelum sakit, Ibu klien mengatakan
Metabolik anaknya makan 2× sehari dengan porsi
makan full dan minum ± 5× gelas sehari dan
tidak ada makanan yang menyeabkan alergi.
b. Selama perawatan, ibu klien mengatakan
makan 2× sehari hanya habis ½ porsi, minum
air putih ± 7-8 gelas perhari dan tidak ada
makanan yang menyebabkan galeri.
6. Kognitif- a. Ibu klien mengatakan akan lebih peduli
Perseptual
dengan penyakit anaknya
Sensori
P : Klien mengatakan terpapar asap rokok,debu
atau polusi dalam jangka panjang
Q : Klien mengatakan nyeri ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan anaknya nyeri didada
bagian atas
S : Skala nyeri 4
T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
11

7. Persepsi Diri a. Persepsi Diri


dan Konsep Diri - Sebelum sakit, Ibu klien mengatakan
anaknya memiliki percaya diri yang
baik.
- Selama perawatan, ibu klien
mengatakan anaknya lebih tenang
setelah dilakukannya perawatan dan
ingin sembuh dari penyakitnyaa.
b. Konsep Diri
- Sebelum sakit, ibu klien mengatakan
anaknya tidak merasa malu dengan
penyakit yang di derita. Selama
perawatan, anaknya tidak malu dengan
penyakit yang di deritanya. Anaknya
ingin sembuh dan pulang berkumpul
dengan ayah ibu dan kaka”nya
8. Mekanisme a. Sebelum sakit
Koping
Ibu klien mengatakan anaknya mengatasi
stres dengan cara bermain bersama
keluarga, teman-temannya, nonton TV dan
main HP
b. Ibu klien mengatakan agar sabar dalam
merawat anaknya hingga sembuh dan bisa
pulang.
9. Seksual- a. Sebelum sakit
Reproduksi
Jenis kelamin perempuan, belum haid dan
belum menikah
b. Saat sakit
Jenis kelamin perempuan, belum haid dan
belum menikah.
10. Peran- a. Sebelum sakit, ibu klien mengatakan
Berhubungan anaknya berhubungan baik dengan siapa
dengan orang saja Orang terdekat dan berpengaruh pada
lain pasien adalah ibunya dan anaknya selama
sakit selalu dekat sekali dengan keluarga
12

b. Selama perawatan, pasien terlihat


berhubungan baik dengan tenaga kesehatan
maupun dengan pasien satu kamarnya.
11. Nilai dan a. Sebelum sakit, ibu klien mengatakan
Kepercayaan anaknya suka ikut sholat bareng ayahnya
b. Selama perawatan, Ibu klien mengatakan
anaknya hanya berdo’a
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a) Kesadaran : Compos Mentis
b) Penampilan : Lesu
c) Vital Sign
• Suhu : 39,5°C
• TD : 130/80 mmHg
• RR : 22×/menit
• Nadi : 110×/menit
d) Kepala : Berbentuk bulat, rambut terdapat uban
e) Mata : Kedua mata berbentuk simteris, sklera tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak memakai kacamata.
f) Hidung : Tidak ada sekret, pernafasan cepat dan
dangkal, terpaang oksigen.
g) Telinga : Kedua telinga berbentuk simetris, tidak ada
sekret, tidak memakai alat bantu pendengaran.
h) Mulut dan Tenggorokan : Tidak ada lesi, tidak mengalami gangguan,
gigi putih, mukosa bibir kering, tidak ada gangguan untuk menelan,
tidak ada pembesaran tiroid.
i) Dada
• Jantung
- Inspeksi : Ictuscordis tidak nampak
- Palpasi : Ictuscordis tidak teraba
- Perkusi : Suara pekak
- Auskultasi : Terdengar suara reguler (lup dup)
• Paru-paru
- Inspeksi : Takipnea
- Palpasi : Teraba vocalvremitus
- Perkusi : Suara sonor
- Auskultasi : Tidak terdengar vesikuler
j) Abdomen
- Inspeksi : Bentuk datar
- Auskultasi : Terdengar bising usus 3-5×
- Perkusi : Suara timpani
- Palpasi : Tidak nyeri jika ditekan
k) Genetalia : Tidak terpasang kateter
l) Ekstremitas
13

- Atas : Kedua tangan mampu digerakkan, bentuk


simetris, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.
- Bawah : Kedua kaki mampu digerakkan, bentuk
simetris, tidak ada luka
m) Kulit : Terasa hangat, kulit kemerahan, tidak ada
lesi, warna sawo matang, turgor baik, tidak ada edema.
4. Pemeriksaan Penunjang
Nama : An.A
Asal Pasien : Rawat Inap Anak
Tgl. Reguest : 13-06-2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl.angsana rt 01, rw 19 pamulang timur
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Tujuan
1 WBC 18,1 (H) 10-3/UL 4,0 - 10,0
2 Lymph 12,1 (H) 10-3/UL 0,8 - 4,0
3 Mid 2,1 (H) 10-3/UL 0,1 – 0,9
4 Gran 3,9 10-3/UL 2,0 – 7,0

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Nilai Normal

Hemoglobin 10,8 g/dL 13-17


Eritrosit 19,5 Ribu/Ul 4,5-6,5
Trombosit 193 Ribu/Ul 150-450
Leukosit 3,89 Juta/Ul 4-11
14

B. Analisa Data Keperawatan


SYMPTOM Problem/ Masalah Etiologi
Keperawatan

Data Subjektif: Bersihan Jalan Nafas Tidak Hipersekresi Jalan Nafas


Efektif
➢ Ibu klien
mengatakan, anaknya
batuk berdahak sudah
3 hari yang lalu dan
sulit untuk
mengeluarkan dahak
Data Objektif
➢ k/u: Compos Mentis
➢ Batuk tidak efektif
➢ Adanya sputum
➢ Suara nafas ronkhi
➢ Ada dyspnea
➢ Klien tampak gelisah
Data Subjektif: Hambatan lingkungan Gangguan pola tidur
(mis kelembapan
➢ Ibu pasien
lingkungan
mengatakan tidur
sekitar,suhu
pasien terjaga karena
lingkungan,kebisingan,
batuk dan pilek yang
bau tidak sedap,jadwal
terus menerus
pemantauan)
Data Objektif
➢ Pasien terbangun
tiap 1 jam dan rewel
pada tengah malam.
Pada waktu siang
hari pasien hanya
dapat tidur kurang
lebih 20 menit.
15

C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hipersekresi Jalan Nafas
2. Gangguan pola tidur b.d Hambatan lingkungan (mis kelembapan
lingkungan sekitar,suhu lingkungan,kebisingan, bau tidak sedap,jadwal
pemantauan
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi

Problem: Tujuan: Obervasi :


Bersihan Jalan Nafas Tidak Setelah dilakukan
• Monitor pola nafas (frekuensi,
Efektif b.d hipersekresi jalan tindakan
kedalaman dan usaha napas)
nafas d.d batuk tidak efektif keperawatan 24
• Monitor bunyi nafas
symptom: jam, Bersihan
tambahan
Jalan Nafas
Data Subjektif: • Monitor sputum (jumlah,
meningkat maka
➢ Ibu klien mengatakan, warna dan aroma)
dengan
anaknya batuk berdahak • Monitor sputum terapeutik

sudah 3 hari yang lalu dan kriteria hasil : • Posisikan semi fowler atau

sulit untuk mengeluarkan • Batuk Efektif fowler

dahak • Berikan oksigen, jika perlu


meningkat (5)
Data Objektif • Wheezing Edukasi
menurun(5)
➢ k/u: Compos Mentis • Ajarkan teknik batuk efektif
• Produksi
➢ Batuk tidak efektif • Anjurkan asupan cairan
sputum/suara
➢ Adanya sputum 200ml/hari, jika tidak
ronkhi
➢ Suara nafas ronkhi kontraindikasi
menurun (5)
➢ Ada dyspnea
Terapeutik :
• Sesak/dyspne
➢ Klien tampak gelisah
a menurun (5) • Pertahankan kepatenan jalan
• Frekuensi nafas dengan head tilt atau
nafas chin lift(jaw thrust jika curiga
membaik (5) trauma servical)
16

• Pola nafas • Posisikan posisi semi fowler


membaik (5) atau fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
• Lakukan penghisan lendir
kurang dari 15 detik
• Berikan oksigen jika perlu

Edukasi :

• Anjurkan asupan cairan 2000


ml / hari, jika tidak
kontraindikasi
• Ajarkan Teknik Efektif

Kolaborasi:

• Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mu
kolitik,jika diperlukan

Problem: Tujuan: Obervasi :


Setelah dilakukan
Gangguan pola tidur • Diskusikan dengan keluarga
tindakan
pasien dan keluarga tentang
berhubungan dengan keperawatan
teknik tidur pasien
Etiologi: selama 3 x 24 jam
• Ciptakan lingkungan yang
Hambatan lingkungan (mis diharapkan
nyaman
kelembapan lingkungan
• Observasi kualitas tidur klien
sekitar,suhu Kriteria hasil:
• Identifikasi makanan atau
lingkungan,kebisingan, bau d. Jumlah jam
minuman yang mengganggu
tidak sedap,jadwal tidur dalam
tidur
pemantauan)
17

symptom: batas normal • Anjurkan ibu klien untuk


6-8 jam/hari memberikan susu pada
Data Subjektif:
e. Pola tidur anaknya sebelum tidur
➢ Ibu pasien mengatakan kualitas dalam
Terapeutik :
tidur pasien terjaga karena batas normal
batuk dan pilek yang terus f. Perasaan • Modifikasi lingkungan(miss,
menerus segar sesudah pencahayaan,kebisingan,suhu,
tidur atau tempat tidur
Data Objektif
istirahat • Batasi waktu tidur siang,jika
➢ Pasien terbangun tiap 1
g. Mampu perlu
jam dan rewel pada
mengindetifik • Lakukan prosedur untuk
tengah malam. Pada
asi asi hal hal meningkatkan kenyamanan
waktu siang hari pasien
yang • Sesuaikan jadwal pemberian
hanya dapat tidur kurang
meningkatkan obat
lebih 20 menit.
tidur
Edukasi :

• Tetapkan jadwal tidur rutin

Kolaborasi:

Kolaborasi dengan dokter


pemberian obat tidur (jika
diperlukan)

E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


Tgl/Ja Diagnosa Implementasi Evaluasi
m Keperawatan
13 Juni Bersihan Jalan Nafas • Memonitor S:
2022 Tidak Efektif b.d pola nafas - Pasien
09.00 hipersekresi jalan pasien mengatakan
WIB terasa sesak
18

nafas d.d batuk tidak • Memonitor - Pasien


efektif bunyi nafas mengatakan
tambahan susah
• Memonitor mengeluarkan
12.00 sputum n dahak
WIB O:
• Menganjurkan - Pasien
pasien teknik tampak sesak
batuk efektif - Pasien

• Menganjurkan tampak

asupan cairan memegangi

200 ml/hari dadanya


A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
13 Juni Gangguan pola tidur • Mengobservasi S : Ibu pasien
2022 b.b ambatan kualitas tidur mengatakan
09.00 lingkungan (mis pasien bahwa anaknya
WIB kelembapan • Mengidentifika sulit tidur
lingkungan si makanan dan O : Pasien tampak
sekitar,suhu minuman yang lemas dan lesu
lingkungan,kebisinga menganggu A : Masalah
n, bau tidak tidur belum teratasi
sedap,jadwal P : Intervensi
14.00 pemantauan) d.d pola • Mendiskusikan dilanjutkan
WIB tidur tidak efektif dengan
keluarga pasien
dan ibu pasien
19

tentang teknik
tidur
• Menetapkan
jadwal tidur
rutin pasien
14 Juni Bersihan Jalan Nafas • Memonitor S : Ibu pasien
2022 Tidak Efektif b.d pola nafas mengatakan
09.00 hipersekresi jalan pasien anaknya sudah
WIB nafas d.d batuk tidak • Memonitor mulai bisa
efektif sputum mengeluarkan
dahak
• Memposisikan O : Tampak bekas
14.00 pasien semi sputum pasien
WIB fowler atau A : Masalah
fowler teratasi Sebagian

• Melakukan P : Intervensi

fisioterapi dada dilanjutkan


14 Juni Gangguan pola tidur • Mengobservasi S : Ibu pasien
2022 b.b ambatan kualitas tidur mengatakan
09.00 lingkungan (mis pasien anaknya sudah
WIB kelembapan • Menciptakan mulai bisa tidur
lingkungan lingkungan O : Pasien tampak
sekitar,suhu yang nyaman tidak lemas lagi
lingkungan,kebisinga A : Masalah
n, bau tidak teratasi sebagian
sedap,jadwal P : Intervensi
pemantauan) d.d pola dilanjutkan
tidur tidak efektif
14.00 • Menganjurkan
WIB ibu pasien
20

untuk
memberikan
susu pada
anaknya
sebelum tidur
15 Juni Bersihan Jalan Nafas • Memposisikan S : Ibu pasien
2022 Tidak Efektif b.d pasien fowler mengatakan
15.00 hipersekresi jalan atau semi bahwa anak pasien
WIB nafas d.d batuk tidak fowler sudah dapat
efektif • Melakukan mengeluarkan
fisioterapi dada dahak
pada pasien O : Tampak pasien
lebih santai
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
15 Juni Gangguan pola tidur • Mengobservasi S : Ibu pasien
2022 b.b ambatan kualitas tidur mengatakan
15.00 lingkungan (mis pasien anaknya sudah
WIB kelembapan • Menciptakan tidak kesulitan
lingkungan lingkungan tidur
sekitar,suhu yang nyaman O : Pasien tampak
lingkungan,kebisinga ceria
n, bau tidak A : Masalah
sedap,jadwal teratasi
pemantauan) d.d pola P : Intervensi
tidur tidak efektif dihentikan
21

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian review kasus penerapan asupan
keperawatan pada Klien anak dengan Penyakit Bronkopneumonia.
Pengambilan data pada klien peneliti dapat mengambil kesimpulan dan
saran sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian telah ditemukan dimana terdapat beberapa faktor
yang akan mempengaruhi terjadinya bronkopneumonia pada anak,
diantaranya yaitu riwayat kondisi sekarang, riwayat keschatan masa
lampau, riwayat kesehatan saat ini, dan faktor lingkungan yang
berhubungan dengan gangguan sistem pernapasan. Pada kasus
ditemukan data bahwa klien mengalami keluhan utama sesuai dengan
teori yaitu klien batuk produktif, dispnea, dan bunyi pernafasan
ronchi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori terdapat pada bab dua di
temukan kesenjangan dengan kasus nyata yang didapat pada klien
dengan Bronkopneumonia. Kesenjangan dari dua diagnosa
keperawatan .
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua klien di
sesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditegakkan berdasarkan
kondisi klien. Untuk intervensi yang digunakan pada klien belum
menggunakan standar intervensi dan standar Juaran keperawatan
indonesia.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah penulis susun. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
22

sesuai dengan rencana keperawatan yang telah direncanakan


berdasarkan teori yang ada dan disesuai dengan kebutuhan anak
dengan
Bronkopneumonia. Dalam implementasi pada klien ditemukan
beberapa rencana tindakan yang tidak dilakukan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada klien berdasarkan kriteria yang peneliti susun dari
tiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan terdapat sembilan
diagnosa keperawatan yang di tegakkan, lima diagnosa keperawatan
dapat teratasi dengan baik sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan, yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, Pola tidur
B. Saran
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,


keterampilan, dan pengalaman serta menambah wawasan peneliti
sendiri dalam melakukan penelitian ilmiah khususnya dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien anuk dengan
Bronkopneumonia. Hasil penelitian yang peneliti dapatkan bisa
menjadi acuan dan menjadi bahan pembandingan dalam melakukan
penelitian pada klien anak dengan bronkopneumonia.

2. Bagi Rumah Sakit

Studi literature yang dilakukan oleh penelitian ini menjadi acuan


bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional dan komperhensif

3. Bagi Perkembangan IImu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah keluasan ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan


asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronkopneumonia sebagai
23

acuan literature dalam melakukan penelitian pada klien anak dengan


bronkopneumonia.

4. Bagi klien dan orang tua klien

Diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses dan tanda gejala


serta factor penyebab terjadinya bronkopneumonia sehingga untuk
kedepannya dapat memutuskan mata rantai penyakit
bronkopneumonia.

DAFTAR PUSTAKA
24

Yuliana. (2021) Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan gangguan


system pernafasan BRONKHOPNEUMONIA. Diakses pada tanggal 13 juni
2022: https://id.scribd.com/document/492503423/ASKEP-
BRONKOPNEUMONIA
Nuzul Mubarokah. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Bronkopneu
monia.Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Diakses pada
tanggal 12 Juni 2022:http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/229/1/Nuzul%20Mubarokah.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I Cetakan III (Revisi).
Jakarta: DPP PNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatam Indones
ia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Cetakan II.Jakarta: DPP PNI

Anda mungkin juga menyukai