Disusun oleh :
TANGERANG
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karuniaNya,
kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keseperawatan yang berjudul
“Bronchopneumonia” denga tepat waktu.
Asuhan keperawatan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses
Keperawatan dan Berfikir Kritis. Selain itu, makalah ini, bertujuan menambah
wawasan mengenai perkembangan konsep keperawatan anak mengenai kondisi
pada pasien dengan broncopneumonia bagi para pembaca dan juga penulis.
Asuhan Keperawatan ini di buat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan Asuhan Keperawatan ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan daya dan upaya yang
ada pada penulis.
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronchopneumonia adalah salah satu penyakit saluran pernafasan serius
sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, bronchopneumonia
merupakan penyakit terbesar menyebabkan kematian pada anak-anak diseluruh
dunia. Ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi di kalangan anak-anak
akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke-8 yaitu sebanyak
22.000 kematian. Menurut World Health Organization (WHO).
Hasil persentase kasus pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan
terdapat (3,55%) kasus pneumonia yang terjadi di Indonesia. Namun dari tahun
2008 - 2014 penemuan pneumonia pada balita tidak mengalami perkembangan
yang berarti yaitu berkisar antara (20%- 30%) dan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan kasus pneumonia yang pesat yaitu (63,45%). Perkiraan persentase
kasus pneumonia pada balita menurut Provinsi di Indonesia, didapatkan dari 33
Provinsi yang ada di Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki
persentase tertinggi yaitu (6,38%). Sedangkan Provinsi Sumatra Barat
mendapatkan persentase kasus pneumonia sebesar (3,91%) (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan bagian bawah
yang biasanya diawali dengan infeksi saluran nafas bagian atas dengan gejala
batuk, demam, dan dipsnea. Beberapa mikroganisme Streptococus pneumoniae,
Hemophillus influenzae tipe B, dan Sthapylococus aureus merupakan penyebab
terjadinya bronchopneumonia pada bayi yang lebih besar dan balita, sedangkan
pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga
ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae. Selain disebabkan oleh infeksi
bakteri, kondisi lingkungan dan status gizi anak juga mempengaruhi penyebab
terjadinya Bronchopneumonia (Shefia, 2019).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bronchopneumonia?
2. Apa klasifikasi bronchopneumonia?
3. Apa etiologi bronchopneumonia?
4. Apa tanda/gejala bronchopneumonia?
5. Bagaimana pencegahan bronchopneumonia?
6. Apa Manifestasi klinik bronchopneumonia?
7. Bagaimana pengobatan bronchopneumonia?
8. Apa data penunjang bronchopneumonia?
9. Bagaimana pengobatan bronchopneumonia?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bronchopneumonia
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai
penyebaran bercak-bercak, teratur dalam area-area atau lebih yang berlokasi di
dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth dalam
Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah salah satu penyakit saluran pernafasan
serius sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun,
bronchopneumonia merupakan penyakit terbesar menyebabkan kematian pada
anak-anak diseluruh dunia. Ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi di
kalangan anak-anak akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke-8
yaitu sebanyak 22.000 kematian. Menurut World Health Organization (WHO).
Menurut Nursalam, (2008) letak anatomi, pneumonia dibagi menjadi
pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), dan pneumonia
intertisialis.
a. Pneumonia Lobaris pneumonia Lobaris adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangan ini menyerang lobus paru. Pneumonia ini
banyak disebabkan oleh invasi bakteri gram positif dan bakteri gram
negative
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia) Peneumonia Lobularis adalah
ditandai adanya bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa
kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi
pada bayi atau orang tua.
c. Pneumonia Interstisisalis Pneumonia interstisial adalah kondisi dimana
pernapasan langka yang ditandai dengan pembentukan membran hialin di
paru-paru.
B. Klasifikasi
Berdasarkan pedoman MTBS (2011), pneumonia dapat diklasifikasikan
secara sederhana berdasarkan gejala dan umur.
a) Umur 2 bulan – 5 tahun:
1) Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila gejala:
a. Ada tanda bahaya umum
b. Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.
c. Terdapat stridor (suara nafas bunyi, grok-grok saat inspirasi).
4
2) Pneumonia, apa bila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat
adalah:
a. Anak usia 2 bulan - 5 tahun apabila frekuensi napas 40x/ menit atau
lebih
3) Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat\
b) Umur < 2 bulan
1. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat, apabila gejala:
a. Tidak mau minum atau memuntahkan semua
b. Riwayat kejang
c. Bergerak jika hanya dirangsang
d. Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit )
e. Napas lambat ( < 30 kali / menit )
f. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Demam ≥ 37,5 derajat celcius
i. Hipotermia berat < 35,5 derajat celcius
j. Nanah yang banyak di mata
k. Pusar kemerahan maluas ke dinding perut
2. Infeksi bakteri lokal, apabila gejala:
a. Pustul kulit
b. Mata bernanah
c. Pusar kemerahan atau bernanah
3. Mungkin bukan infeksi, apabila tidak terdapat salah satu tanda di atas
C. Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan
oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Penyebab Bronchopneumonia yang biasa di temukan adalah:
a. Bakteri : Diplococus pneumonia, Pneumococus, Stretococus,
Hemoliticus Aureus, Haemophilus influenza, Basilus Frienlander (Klebsial
Pneumonia), Mycobakterium Tuberculosis.
5
G. Pengobatan Bronchopneumonia
a. Bila penyebabnya adalah bakteri, pengobatan bronkopneumonia akan
dilakukan dengan obat antibiotik.
b. Bronkopneumonia akibat virus akan ditangani dengan obat antivirus.
c. Pada bronkopneumonia yang disebabkan oleh jamur, dokter akan
meresepkan obat antijamur.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thorax,
2. Laboratorium
a. Pada gambaran darah tepi : Leukositosis :15.000-40.000/mm
b. Urine : warna lebih tua
c. Albuminemia (karena suhu naik dan sedikit thorax hialin)
I. Penatalaksanaan
1. medis dan keperawatanUntuk penatalaksanaan medis yaitu:a.Penicillin
50.000 u/kgBB/hari + klorompenikol 50-70 mg/kg/BB atauampicilin
(AB spectrum luas), terus sampai dengan demam 4-5 hari
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian cairan intravena, glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3:1 + KCl
10meq/500 ml/botol infus jadi karena sebagian besar jatuh
dalamasidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada anak A. usia 4 tahun , ibu klien mengatakan klien batuk berdahak sudah
3 hari yang lalu dan sulit mengeluarkan dahak setelah perawat melakukan
pengkajian didapatkan data batuk tidak efektif ,adannya sputum suara nafas
ronkhi,6 polaa nafas tidak teratur,adanya dyspnea, gelisah hasil observasi di TTV:
RR: 36x/mnit, Nadi: 90x/mnit, Suhu: 36,7°c
No RM : 262116
Jam : 15.00
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum
a. Identitas
Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 Tahun
Status : Belum Menikah
Perkawinan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl.angsana rt 01, rw 19 pamulang timur
8
Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl.angsana rt 01, rw 19 pamulang timur
Hubungan : Ibu Klien
dengan klien
b. Status Kesehatan Klien
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak sudah 3 hari yang
lalu, sulit mengeluarkan dahak
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Ibu klien mengatakan datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam naik turun, klien batuk berdahak sudah 3 hari yang lalu
c. Riwayat Kesehatan
➢ Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan sudah pernah mengalami penyakit yang
serupa, belum pernah kecelakaan, pernah dirawat di rumah sakit,
dan tidak mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan.
➢ Kesehatan Keluarga
1. Genogram
An.A
Bronchopneumonia
Keterangan :
9
: Perempuan sehat
: Perempuan sakit
:Laki-laki sehat
Kesan :
Dari genogram diatas klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak
terdapat penyakit yang bersifat genetik dan keluarga yang lain meninggal
karena faktor usia.
2. Pola Kesehatan Fungsional
No. Pola Keterangan
Fungsional
1. Persepsi dan a. Sebelum sakit ibu klien mengatakan
Pemeliharaan penyakit yang di derita anaknya hanya
Kesehatan penyakit ringan, sehingga ibu klien berfikir
lama kelamaan akan sembuh sendiri
b. Selama perawatan, ibu klien mengatakan
dapat menegtahui penyakitnya setelah
dirawat.
c. Ibu klien mengatakan upaya yang biasa
dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
adalah dengan makanan yang bergizi
d. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sering
mengkonsumsi susu formula,wafer”
2. Elimiasi a. Eliminasi Feses
- Sebelum sakit, pasien mengatakan BAB
1× pada waktu pagi hari dengan
konsistensi keras, warna cokelat, bau
khas dan tidak mennggunakan obat
pencahar.
- Selama perawatan, pasien mengatakan
BAB 1× pada waktu pagi hari dengan
konsistensi cair ampas, warna cokelat,
dan tidak menggunaakan obat pencahar.
b. Eliminasi Urine
10
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hipersekresi Jalan Nafas
2. Gangguan pola tidur b.d Hambatan lingkungan (mis kelembapan
lingkungan sekitar,suhu lingkungan,kebisingan, bau tidak sedap,jadwal
pemantauan
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
sudah 3 hari yang lalu dan kriteria hasil : • Posisikan semi fowler atau
Edukasi :
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mu
kolitik,jika diperlukan
Kolaborasi:
• Menganjurkan tampak
tentang teknik
tidur
• Menetapkan
jadwal tidur
rutin pasien
14 Juni Bersihan Jalan Nafas • Memonitor S : Ibu pasien
2022 Tidak Efektif b.d pola nafas mengatakan
09.00 hipersekresi jalan pasien anaknya sudah
WIB nafas d.d batuk tidak • Memonitor mulai bisa
efektif sputum mengeluarkan
dahak
• Memposisikan O : Tampak bekas
14.00 pasien semi sputum pasien
WIB fowler atau A : Masalah
fowler teratasi Sebagian
• Melakukan P : Intervensi
untuk
memberikan
susu pada
anaknya
sebelum tidur
15 Juni Bersihan Jalan Nafas • Memposisikan S : Ibu pasien
2022 Tidak Efektif b.d pasien fowler mengatakan
15.00 hipersekresi jalan atau semi bahwa anak pasien
WIB nafas d.d batuk tidak fowler sudah dapat
efektif • Melakukan mengeluarkan
fisioterapi dada dahak
pada pasien O : Tampak pasien
lebih santai
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
15 Juni Gangguan pola tidur • Mengobservasi S : Ibu pasien
2022 b.b ambatan kualitas tidur mengatakan
15.00 lingkungan (mis pasien anaknya sudah
WIB kelembapan • Menciptakan tidak kesulitan
lingkungan lingkungan tidur
sekitar,suhu yang nyaman O : Pasien tampak
lingkungan,kebisinga ceria
n, bau tidak A : Masalah
sedap,jadwal teratasi
pemantauan) d.d pola P : Intervensi
tidur tidak efektif dihentikan
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian review kasus penerapan asupan
keperawatan pada Klien anak dengan Penyakit Bronkopneumonia.
Pengambilan data pada klien peneliti dapat mengambil kesimpulan dan
saran sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian telah ditemukan dimana terdapat beberapa faktor
yang akan mempengaruhi terjadinya bronkopneumonia pada anak,
diantaranya yaitu riwayat kondisi sekarang, riwayat keschatan masa
lampau, riwayat kesehatan saat ini, dan faktor lingkungan yang
berhubungan dengan gangguan sistem pernapasan. Pada kasus
ditemukan data bahwa klien mengalami keluhan utama sesuai dengan
teori yaitu klien batuk produktif, dispnea, dan bunyi pernafasan
ronchi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori terdapat pada bab dua di
temukan kesenjangan dengan kasus nyata yang didapat pada klien
dengan Bronkopneumonia. Kesenjangan dari dua diagnosa
keperawatan .
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua klien di
sesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditegakkan berdasarkan
kondisi klien. Untuk intervensi yang digunakan pada klien belum
menggunakan standar intervensi dan standar Juaran keperawatan
indonesia.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah penulis susun. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
22
DAFTAR PUSTAKA
24