KEPERAWATAN ANAK I
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN PERTUSIS
Dosen Pembimbing :
Dr. Ratna Hidayati, M. Kep., Sp. Mat.
Oleh :
Kelompok 11
Makalah Keperawatan Anak I dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Pertusis” telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
ii
Kata Pengantar
Adapun judul dari makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Pertusis”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan atau pengetahuan tentang mekanisme dan langkah-
langkah penyusunan asuhan keperawatan pada kasus anak yang mengalami
pertusis. Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat lebih
memahami mengenai hal tersebut.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pertusis ......................................................................... 3
B. Etiologi Pertusis ......................................................................... 3
C. Patofisiologi Pertusis................................................................... 3
D. Manifestasi Klinis Pertusis.......................................................... 5
E. Penatalaksanaan Medis Pertusis ................................................. 6
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus dan Pengkajian ................................................................ 7
B. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang ............................................... 8
C. Analisis Data .............................................................................. 10
D. Rencana Asuhan Keperawatan ................................................... 11
E. Implementasi Keperawatan ........................................................ 13
F. Evaluasi Keperawatan ................................................................ 14
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 16
B. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
LAMPIRAN LEMBAR PERNYATAAN .............................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimakanah manifestasi klinis dan penatalaksanaan medis kasus
anak dengan pertusis?
1
2. Bagaimanakah mekanisme penyusunan asuhan keperawatan anak
dengan pertusis?
3. Diagnosa keperawatan apakah yang mungkin muncul pada anak
dengan pertusis?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis dan penatalaksanaan
medis kasus anak dengan pertusis
2. Mahasiswa mampu memahami penyusunan asuhan keperawatan anak
dengan pertusis
3. Mahasiswa mampu memahami iagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada anak dengan pertusis
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini diantaranya:
1. Bagi penulis, hasil makalah ini dapat digunakan sebagai
pedoman dalam memberikan keperawatan dan menyusun asuhan
keperawatan pada anak dengan pertusis.
2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, makalah ini dapat digunakan
sebagai referensi dan tambahan informasi dalam peningkatan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang tentang asuhan keperawan pada
pasien anak dengan pertussis.
3. Bagi Lembaga Pelayanan Kesehatan, hasil makalah ini diharapkan
menjadi informasi dalam saran dan evaluasi untuk peningkatan mutu
pelayanan yang lebih baik kepada anak dengan pertusis yang akan
datang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Patofisiologi Pertusis
Berbeda dengan patofisiologi penyakit infeksi lainnya,
patofisiologi pertusis bukan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis
3
sendiri tapi diakibatkan oleh toksin yang dihasilkan, dicirikan oleh
limfositosis dan leukositosis.
4
D. Manifestasi Klinis Pertusis
Pada Pertusis, masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung 6-8
minggu atau lebih dan berlangsung dalam 3 stadium yaitu:
1. Stadium Kataralis / stadium prodomal / stadium pro paroksimal
Lamanya 1-2 minggu
Gejala permulaannya yaitu timbulnya gejala infeksi saluran
pernafasan bagian atas, yaitu timbulnya rinore dengan lender
yang jernih:
1) Kemerahan konjungtiva, lakrimasi
2) Batuk dan panas ringan
3) Anoreksia kongesti nasalis
Selama masa ini penyakit sulit dibedakan dengan common cold
Batuk yang timbul mula-mula malam hari, siang hari menjadi
semakin hebat, sekret pun banyak dan menjadi kental dan
lengket
5
3. Stadium Konvaresens
Terjadi pada minggu ke 4 – 6 setelah gejala awal
Gejala yang muncul antara lain: Batuk berkurang
Nafsu makan timbul kembali, muntah berkurang
Anak merasa lebih baik
Pada beberapa penderita batuk terjadi selama berbulan-bulan
akibat gangguan pada saluran pernafasan.
E. Penatalaksanaan Medis
Anti mikroba Pemakai obat-obatan ini di anjurkan pada stadium
kataralis yang dini. Eritromisin merupakan anti mikroba yang sampai saat
ini dianggap paling efektif dibandingkan dengan amoxilin, kloramphenikol
ataupun tetrasiklin. Dosis yang dianjurkan 50mg/kg BB/hari, terjadi dalam
4 dosis selama 5-7 hari.
1. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari
2. Hidrokortison suksinat (sulokortef) I.M dosis 30 mg/kg BB/ hari
kemudian diturunkan perlahan dan dihentikan pada hari ke-8
3. Prednisone oral 2,5 – 5 mg/hari Berguna dalam pengobatan pertusis
terutama pada bayi muda dengan seragan proksimal. Salbutamol
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama: Keluarga klien yang menyatakan klien mengalami
sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien batuk batuk sejak 4 hari yang lalu
Demam
Kemampuan menyusu menurun.
7
3. Riwayat Keluarga: Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan
seperti pasien
4. Riwayat Sosial: Tetangga pernah memiliki keluhan serupa
8
Mulut : bersih Mukosa : lembap
g) Bone (B6)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium Pemerikasan DL
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
13.700 5.000-10.000/ul
Leukosit
Diff Count:
0 0-1%
Bassofil
0 1-4%
Eousinofil
0 2-6%
N. Staff
79 50-70%
N. Segmen
9 20-40%
Limfosit
12 2-8%
Monosit
147.000
Trombosit 150-400x103/ul
Tabel 3.1. Hasil Laboratorium Pemeriksaan DL
9
C. Analisis Data
10
Demam ↓
Menghasilkan
toksin pertusis
↓
Iskemic jaringan
↓
Merangsang sel pe
meningkatkan histamin
dan serotonin
↓
Proses inflamasi
saluran pernafasan
↓
Pe meningkatkan
produksi mucus
pada permukaan
silia
↓
Fungsi silia
terganggu
↓
Mudah terjadi
infeksi sekunder
akibat MO lain
11
3. Frekuensi napas Edukasi :
membaik -Anjurkan asupan cairan 700
4. Pola napas mL/hari
membaik
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Pola Nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
Tidak Efektif intervensi, maka Observasi :
berhubungan Pola Napas -Monitor pola napas
dengan membaik dengan -Monitop bunyi napas tambahan
Hambatan Kriteria Hasil: -Monitor sputum
upaya nafas 1. Disapnea
menurun Terapeutik :
2. Penggunaan -Perhatikan kepatenan jalan napas
otot bantu napas -Lakukan pengisapan lendir <15
menurun detik
Edukasi :
-Anjurkan asupan cairan 700
mL/hari
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3 Resiko Setelah dilakukan Manajemen Imunisasi/Vaksinasi
Infeksi intervensi, maka Observasi :
berhubungan Tingkat infeksi -Identifikasi riwayat kesehatan dan
dengan menurun dengan riwayat alergi
Peningkatan Kriteria Hasil : -Identifikasi kontraindikasi
12
paparan 1. Nafsu makan pemberian imunisasi
organisme meningkat -Identifikasi status imunisasi setiap
pathogen 2. Demam kunjungan ke yankes
lingkungan menurun
Terapeutik :
-Berikan suntikan pada bayi di
bagian paha anterolateral
-Dokumentasikan informasi
vaksinasi
-Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat
Edukasi :
-Kelaskan tujuan, manfaat, reaksi
yangterjadi, jadwal, dan efek
samping
-Informaiskan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
E. Implementasi Keoerawatan
No Tanggal Tindakan Keperawatan
dan
Waktu
1 10 Maret -Monitor pola napas
2022, -Monitop bunyi napas tambahan
08.00 -Monitor sputum
WIB -Perhatikan kepatenan jalan napas
-Lakukan pengisapan lendir <15 detik
-Anjurkan asupan cairan 700 mL/hari
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2 10 Maret -Monitor pola napas
13
2022, -Monitop bunyi napas tambahan
08.00 -Monitor sputum
WIB -Perhatikan kepatenan jalan napas
-Lakukan pengisapan lendir <15 detik
-Anjurkan asupan cairan 700 mL/hari
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2 10 Maret -Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
2022, -Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
08.20 -Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke yankes
WIB -Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
-Dokumentasikan informasi vaksinasi
-Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
-Kelaskan tujuan, manfaat, reaksi yangterjadi, jadwal, dan
efek samping
-Informaiskan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
F. Evaluasi Keperawatan
14
berhubungan 08.20 O : Disapnea menurun, penggunaan otot
dengan WIB bantu nafas menurun
Hambatan upaya A : Masalah teratasi sebagian
nafas P : Intervensi dilanjutkan
3 Resiko Infeksi 10 Maret S : Keluarga klien menyatakan kemauan
berhubungan 2022, menyusu (nafsu makan) membaik
dengan 09.00 O : Demam menurun
Peningkatan WIB A : Masalah teratasi
paparan P : Intervensi dihentikan
organisme
pathogen
lingkungan
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batuk rejan atau pertusis adalah penyakit pada saluran pernapasan
dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini sangat
mudah menular dan bisa mengancam nyawa, khususnya bila terjadi pada
bayi dan anak-anak. Batuk rejan (whooping cough) bisa dikenali dengan
rentetan batuk keras yang terjadi secara terus-menerus. Biasanya, batuk ini
sering diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking khas yang
terdengar mirip “whoop”. Batuk rejan dapat menyebabkan penderita sulit
bernapas.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
PPNI SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran padaKeperawatan Indonesia Edisi
1 : Jakarta : DPP PPNI
Susilo, H. (2018). Sistem Pakar Metode Forward Chaining Dan Certainty Factor
Untuk Mengidentifikasi Penyakit Pertusis Pada Anak. Rang Teknik
Journal, 1(2).
17
LAMPIRAN LEMBAR PERNYATAAN
Kami memiliki copy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika
makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak. Makalah ini adalah hasil karya
kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah dituliskan
dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk
kami. Jika kemudian hari tebukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia
mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
18