OLEH:
PITRA ANNISA
P1813022
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan“ Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.M dengan prioritas
masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn.M di
Keluharan Parang Loe Lata kecamatan Manuju” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan ASKEP ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan ASKEP ini. Harapan penulis semoga ASKEP ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN........................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................... 3
C. Manfaat………………………………………………………….. 4
A. Pengelolaan Kasus......................................................................... 5
A. Kesimpulan……………………………………………………… 47
B. Analisa Data…………………………………………………….. 47
Daftar pustaka
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 62
B. Saran.......................................................................................................... 63
Daftar Pustaka
BAB V LAMPIRAN
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apendisitis merupakan penyebab paling umum sakit perut akut yang memerlukan
intervensi bedah, Penyebab apendisitis tidak jelas dan mekanisme patogenesis
terus diperdebatkan, dikarenakan apendisitis merupakan salah satu masalah
kesehatan yang terjadi pada masyarakat secara umum, yang tatalaksananya
dengan cara apendiktomi, sehingga penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien
bedah apendisitis memerlukan perhatian khusus, karena masih tingginya
kemungkinan timbul infeksi paska bedah, yaitu 5-15% (Departemen/SMF ilmu
bedah, 2009).
Apendisitis masih menempati prevalensi tertinggi dari akut abdomen lain dibidang
bedah yang memerlukan operasi segera baik di negara berkembang maupun di
negara maju untuk mengurangi angka kematian dan angka kesakitan salah satu
upaya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan medis yaitu
dengan membuat diagnosa yang tepat (Chidmat, 2005).
Apendisitis akut timbul dalam sekitar 7% individu di negara barat, dan merupakan
sebab terlazim akut abdomen yang memerlukan intervensi bedah. Sekitar 200.000
apendiktomi dilakukan tiap tahun di Amerika Serikat. Angka mortalitas bervariasi dari
kurang dari 0,1 % dalam kasus tak berkomplikasi sampai sekitar 5% dalam kasus
dengan perforasi (Lally et al., 2001).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadina tahun 2009 di RSUP
Padang, hasil menunjukkan pasien apendisitis mencapai jumlah 297 pasien,
penggunaan antibiotik profilaksis terbukti dapat menurunkan resiko terjadinya infeksi
luka operasi dengan didukungnya oleh perawatan dan lingkungan rawatan yang
bersih. Penelitian lain berdasarkan register pusat cochraine controlled trials
(cochraine library edisi 1 tahun 2005), dari 45 kasus apendiktomi, sekitar 9576
pasien yang dilibatkan dalam penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik
profilaksis terbukti dapat mencegah infeksi dan abses intraabdominal luka operasi
pada pasien apendiktomi (Andersen et al., 2005).
Pada tahun 2004 di rumah sakit di Thailand, diperoleh data 2139 pasien mengalami
apendiktomi, 26 pasien diidentifikasikan mengalami infeksi luka operasi, karena tidak
mendapatkan antibiotika profilaksis, sekitar 92% dari keseluruhan kasus pasien
menerima antibiotik profilaksis yaitu: Metronidazole dan gentamisin dua agen
antibiotik yang biasa digunakan untuk profilaksis, terbukti cukup untuk mengurangi
resiko infeksi luka operasi apendisitis, meskipun diatur pre operatively atau intra
operatively (Kasatpiba et al., 2006).
. Dari data diatas telah dilakukan pengkajian kepada keluarga Tn.M di lingkungan
Parang Loe Lata di dapat data bahwa Tn.M merasa nyeri setelah operasi usus
buntu dan keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Maka
penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat Laporan Penelitian
tentang “ Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M dengan Gangguan Rasa Nyaman :
nyeri di lingkungan Parang Loe Lata Desa Moncong Loe Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa“.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
nyeri
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan rasa nyaman.
BAB II
A. PENGELOLAAN KASUS
2.1.1 Defenisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dalam kebersamaan dan
kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bangian dari keluarga
(Friedman, 2010).Sedangkan menurut pakar konseling keluarga, sayekti,
(Hernilawati, 2013) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup
atas dasar perkawinan anatara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga.
Menurut friedman, 2010 pembagian tipe tergantung pada konteks keilmuan dan
orang yang meneglompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalaah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu anak yang diperoleh dari keturunaannya atau keduanya
b. Keluarga besar (axtended family) adalah keluarga inti yang ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, bibi,
paman)
c. Keluarga Adopsi sebuah cara lain untuk membentuk keluarga dengan
menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orangtua seterusnya dari
orangtua kandung ke orangtua adopsi dengan menimbulkan suatu keadaan
saling menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak.
Menurut Ali, Z (2010) keluarga memiliki peran formal dalam keluarga tersebut, yaitu:
1. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-
anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, dan
pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok sosial,
serta anggota masyarakat dan lingkungan
2. Peran sebagai ibu, ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya
berperan untuk mengurus rumah tangga sebagia pengasuh dan pendidik bagi
anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial, serta
sebagai anggota kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai anak. Anak melaksankan peran psikososial sesuai tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi menegembangkan dan tempat melatih
tempat utuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan kemampuan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi
6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
biasanya.
7. Fungsi religius adalah keluarga merupakan tempat untuk belajar tentang
agama daan mengamalkan ajaran keagamaan
8. Fungsi rekreasi adalah keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketengangan akibat berada di luar rumah.
Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi : pola perubahan interaksi dan hubungan antara anggotanya
sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan keluarga menurut Mubarak.dkk
(2011), yaitu:
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu yaitu suami istri
membentuk keluarga meliputi perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, dalam artian secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki
keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini:
Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini:
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada usia
19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini:
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak padaa keluarga atau jika nak belum memilki keluarga
atau tetap tinggal bersama orangtua. Tugas perkembangan pada tahap ini:
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam artian mengolah
minat sosial dan waktu santai
3. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
4. Keakraban dalam pasangan
5. Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
6. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keabraban
pasangan
b. Tahap VIII Keluarga Lanjut Usia
Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu
pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Tugas perkembangan pada
taahap ini:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
keluarga beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan
ayah.
b. Matrilineal
Adalaah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah isteri.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bangian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami isteri.
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah
mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materail layak. Tahapan keluarga
sejahtera (Mubarak,2011) adalah sebagai berikut:
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya minimal tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan,
keluarga berencana (KB), interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan
taransportasi.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki kepedulian sosial
yang tinggi pada masyarakat.
Adapun tugas keluarga menurut ballon dan maglaya, dalam mushlisin (2012), yaitu:
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehataanlah kadang
seluruh kekuatan sumber dayaa dan dana kesehatan habis. Orangtua perlu
menegnal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua.
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus
memperhatikan hal-hal sebagai beriku: keadaan penyakitnya, sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, dan sikap keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit
2.2.1 Defenisi
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu.kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan salah satu kebutuhan dasar tujuan
diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien
(Prasetyo, 2010)
2.2.2 Berdasarkan klasifikasinya secara umum nyeri dibagi menjadi dua yakni:
nyeri akut dan nyeri kronis.
a) Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbulsecara mendadak dan cepat menghilang,
yang tidakmelebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot
Menurut prasetyo nyeri akut berdurasi singkat ( kurang dari 6 bulan) memiliki onset
yang tiba-tiba dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya diakibatkan oleh trauma bedah atau
inflamasi. Hampir setiap individu pernah merasakan nyeri seperti ini, seperti saat
sakit kepala, sakit gigi,tertusuk jarum, terbakar,nyeri otot, nyeri saat melahirkan,
nyeri sesudah tindakan pembedahan dan yang lainnya.
b) Nyeri kronis
1) Usia
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon
terhadap nyeri.Dari penelitian terakhir memperlihatkan hormon seks terhadap
mamalia berpengaruh terhadap toleransi terhadap nyeri.
3) Kebudayaan
Perawat sering kali berasumsi bahwa cara berespon pada setiap individu dalam
masalah nyeri adalah sama
4) Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang dipengaruhi pengalaman nyeri dan cara sesesorang
beradaptasi terhadap nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan mungkin terasa ringan, atau bisa
menjadi nyeri yang berat, dan masing-masing individu melaporkan nyeri bervariasi
seperti tertusuk,terbakar,nyeri tumpul dan lainlain.
6) Perhatian
7) Ansietas ( kecemasan)
Hubungan dengan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang
dirasakan seringkali meningkatkan persepsi nyeri.
8) Keletihan
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri akan tetepi pengalaman nyeri yang
dirasakan bukan berarti mempermudah atau mengatasi nyeri pada masa
mendatang.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akutv
adalah :
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam
keadaan waspada ( perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat berusahauntuk
mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas
persepsi klien terhadap nyeri.
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulusstimulus pada klien.Dalam hal ini
perawat juga dapat melakukan observasi bangian- bangian tubuh yang mengalami
cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus
mengesksplor perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat
mencetuskan nyeri.
Kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien, sering
kali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul,berdenyut,
berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain-lain, dimana tiap-tiap
klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukkan semua
bangian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.Untuk mealokasi nyeri lebih
spesifik, maka perawat dapatmelacak dari titik yang paling nyeri.
d) Keparahan ( S: Severe)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karateristik yang paling subjektif.
Klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan,
nyeri sedang atau berat. Hal ini juga bisa disebabkan karena memang pengalaman
nyeri pada masing-masing individu berbeda-beda.
Skala neuromatik digunakan sebagai pengganti alat pendiskripsian kata. Dalam hal
ini pasien menilai nyeri dengan skala 0-10 dimana angka 0 kondisi pasien tidak
merasakan nyeri, dan angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan
klien.
e) DurSasi (T: Time)
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkain
nyeri.Seperti menyakan kapan mulai nyeri dan berapa lama nyeri itu muncul.
3.3.1 Defenisi
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
( apendiks). Ususu buntu sebenarnya adalah sekum ( cecum ). Infeksi ini bisa
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.
2.Apendisitis rekurens
3.Apendisitis kronis
3.3.2 Etiologi
Menurut Klasifikasi
2.Apendisiti rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah yang
mendorong dilakukanya apemdiktomi.Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis
akut pertama kali sembuh spontan.Namun apendisitis tidak pernah kembali
kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut
3.Apendiditis Kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih
dari 2 minggu ,radang kronik apendiks secara makroskopik ( fibrosis menyeluruh
didinding apendiks , sumbatan parsial atau lumen apendiks, adanya jaringan parut
dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik ), dan keluhan
menghilang.
3.3.3.Manifestasi klinis
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri
samar ( nyeri tumpul ) didaerah epigastrium di ekitar umbilikus atau periumbilikus.
Keluhuan ini biasanya disertai rasa mual , bahkan terkadang muntah , dan pada
umunya nafsu makan menurun.Kemudian dalam beberapa jam , nyeri akan beralih
ke kuadran kanan bawah , ke titik Mc Burney.Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan
jelas letaknya. sehingga merupakan nyeri somatik setempat namun terkadang , tidak
dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium , tetapi terdapat konstipasi sehingga
penderita merasa memerlukan obat pencahan.Tindakan ini dianggap berbahaya
karena bisa mempermudah terjadinya perforasi.Terkadang apendiditis juga disertai
dengan deman derajat rendah sekitar 37.5 – 38,5 derajat celcius.
3.3.4.Patosiologi
Dimulai dengan terjadinya obstruksi total atau infeksi dalam lumen apendiks yang
menyebabkan peningkatan tekanan sehingga akan terjadi sekresi cairan dan mukus
yang terus menurus dari mukosa apendik dan stagnasi material yang menyebabkan
obstrusk tersebut.Bersamaan dengan itu bakteri intestinal dalam apendiks akan
berkembangbiak menjadi banyak , dan mengundang leukosit, sehingga terbentuklah
pus , mengakibatkan tekanan intraluminal apendiks menjadi semakin tinggi.
Dalam beberapa jam , situasi terlokalisir ini dapat memburuk , karena bisa terjadi
trombosit arteri vena , memungkinkan terjadinya perforasi dan gangren.Apabila
proses ini berlanjut , dapat terjadi abses, atau peritonitis periapendikular.Apendicitis
dapat menjadi kronis , apabila obstruksi hanya parsial , transien , atau
intermiten.Karenanya penderita akan mengalami apendisitis abdomen kuadran
kanan bawah yang hilang timbul.
Mual muntah 1
Anoreksia 1
Tanda
Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Total 10
3.Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih , dapat terjadi
peningkatan frekuensi kmih karena rasangannya dindingnya.
E.Gejala Apendisitis
Nyeri dekat pusar atau perut bagian atas yang menjadi semakin tajam ketika
bergerak ke perut kanan bawah. Ini biasanya merupakan tanda pertama.
Pembengkakan perut
Demam
F.Pemeriksaan fisik
2.Palpasi : di daerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri ( Blumberg sign ) yang mana merupakan
kunci dari diagnosis apendisitis akut
3.Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai diangkat tinggi –
tinggi , maka rasa nyeri dipeut semakin parah ( psoas sign )
3.3.5.Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan labolatorium
b.Pemeriksaan urin dengan hasil sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan
eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau
vesika. Pemeriksaan leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi
tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan
perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak
normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urin
rutin penting untuk melihat apakah terdapat infeksi pada ginjal.
2.Pemriksaan Radiologi
3.3.6.Diagnosis Banding
3Demam dengue, dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis dan diperoleh hasil
positif untuk Rumple Leede, trombositopeni, dan hematokrit yang meningkat.
4Infeksi Panggul dan salpingitis akut kanan sulit dibedakan dengan apendisitis akut.
Suhu biasanya lebih tinggi dari pada apendisitis dan nyeri perut bagian bawah lebih
difus. Infeksi panggul pada wanita biasanya disertai keputihan dan infeksi urin.
5Gangguan alat reproduksi wanita, folikel ovarium yang pecah dapat memberikan
nyeri perut kanan bawah pada pertengahan siklusmenstruasi. Tidak ada tanda
radang dan nyeri biasa hilang dalam waktu 24 jam.
3.3.7.Penatalaksanaan
√ √ √ √ √ √
( ) Janda/duda ( ) Lain-lain
e. Atap rumah
( ) Genteng (√ ) Seng/asbes
( ) Sirap/atap ( ) Lain-lain
f. Ventilasi rumah
(√ ) Listrik ( ) Patromak
j. Lantai
( ) Papan ( ) Tanah
2. Denah Rumah
3. Pengelolaan Sampah
a. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
(√ ) Ya ( ) Tidak
b. Bagaimana cara pengelolaan sampah rumah tangga
4. Sumber Air
a. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan ( )PAM
( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain-lain_mata
air____________
b. Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga
( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik
( ) Pompa tangan ( ) PAM
( ) Sungai (√) Air isi ulang
5. Jamban Keluarga
a. Apakah keluarga yang mempunyai WC sendiri
(√ ) Ya ( ) Tidak
b. Bila ya apa jenis jamban keluarga
(√ ) Leher angsa ( ) Cemplung ( ) Lain-lain
_____________
c. Berapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja
( ) < 10 meter (√ ) > 10 meter
6. Pembuangan Air Limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
( √) Ya, bagaimana kondisinya __terbuka_____________________
( ) Tidak, dimana pembuangannya _______________________
7. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
a. Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat
( ) Tidak
(√ ) Ada, apa jenisnya ___musyawarah ____________________
b. Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat
( ) Tidak
(√ )Ya ( ) Tidak
11) Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan
yang lainnya?IYA
2. Fungsi Sosialisasi
a. Adakah otonom setiap anggota dalam keluarga?. Jelaskan.kepalakeluarga
mencari nafkah sedangkan istri be
a. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang (>
6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga?
b. Apakah keluarga dapat mengatasi stressor bisa dan ketegangan sehari-hari?.
Jelaskan.
No Data Masalah
. Keperawatan
1. DS: Tn.M mengatakan nyeri pada bagian Gangguan Rasa
perut yang sudah di operasi usus buntu. Nyaman Nyeri.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
Kasus Apendisitis merupakan hal yang saat ini mendapat perhatian yang
begitu besar. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak memberikan
kontribusinya dalam merespon kasus ini. Bagi mahasiswa, sudah seharusnya
memberikan peran dengan mempelajari dengan sungguh-sungguh kasus-kasus
Apendisitis dan memaksimalkan keterampilan dalam melakukan penanganan
Apendisitis.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart.
Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC
LAMPIRAN
(SAP)
C. MATERI/ISI
1. Pengertian apendiksitis.
2. Penyebab apendiksitis.
3. Klasifikasi apendisitis.
4. Komplikasi apendiksitis.
5. Tanda dan gejala apendiksitis.
6. Pencegahan apendisitis.
7. Pengobatan tradisional apendiksitis.
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
E. MEDIA YANG
DIGUNAKAN.
1.leaf let.
F. URAIAN KEGIATAN
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MEDIA WAKTU
KEGIATAN
Pra interaksi 1. Memberikan salam 5 menit
pengenalan
2. Membertahu kontrak
waktu
3. Menjelaskan tujuan
Tentang memberikan
penyuluhan
kesehatan
Interaksi Menjelaskan tentang Gambar 15 menit
1. Pengertian
apendisitis
2. Macam-macam
apendisitis.
3. penyebab
apendiksitis.
4. Komplikasi
apendiksitis.
5. Tanda dan gejala
apendiksitis.
6. Pencegahan
apendisitis.
7. Memperktikan
pengobatan
tradisional
apendiksitis.
G. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang bedah
Menyelenggaraan penyuluan dilaksanakan di ruang bedah
b. Evaluasi proses
1. Apa yang dimaksud dengan apendiksitis ?
2. Apa penyebab apendiksitis ?
3. Apa tanda dan gejala apendiksitis ?
4. Bagaiman cara mencegah penyakit apendisitis ?
Jawab
H. RUN-DOWN ACARA
NO WAKTU KEGIATAN ACARA PENGISI
ACARA
1 06.00 Lokasi Rumah Tn.M Ketua Pelaksana
Penyuluhan Fasilitator
3 08:00-08:05 Pembukaan Acara Team Penyuluhan
A. Pengertian
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran
usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau
sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di
perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya
banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,
Apendisitis, 2007)
C. Klasifikasi
a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu
setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu
sudah bertumpuk nanah.
b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,
setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu
appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
D. Komplikasi
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Infeksi luka
4. Abses intra abdomen
5. Obstruksi intestinum
E. Tanda dan Gejala
1. Anoreksia biasanya tanda pertama
2. Lekositosis
3. Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian
bawah sebelah kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.
4. Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.
5. Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan
bawah saat berjalan.
6. Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar.
7. Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh, diperkirakan bagian
perut mengalami peradangan
8. Demam, suhu badan akan meninggi, dan akan merasa mual sampai
menusuk. Rasa mual di sebabkan rangsangan usus buntu yang meradang
pada selaput lendir perut (peritoneum).
F. Pencegahan
1. Beberapa ruas kunir + Air perasan jeruk nipis + Gula merah secukupnya, dan
Sedikit garam dapur. Lalu campurlah semua bahan yang disebutkan diatas menjadi
satu, kemudian diseduh dengan air panas. Aduklah hingga rata, lalu biarkan
beberapa saat. Ramuan tersebut diminum bila sudah dingin. lakukan setiap hari 2
kali sampai penyakit tersebut dapat disembuhkan.