1. Kasus
Seorang Mrs.S berusia 11 tahun datang ke RSJ di antar oleh keluarga dengan keluhan
bahwa si anak melakukan percobaan bunuh diri. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
menjadi korban pemerkosaan. ibu mengatakan beberapa hari sebelumnya pasien
mengungkapkan bahwa dia telah membuat aib keluarga dan mengatakan dirinya tidak
berguna lagi. Ibu mengatakan saat ini anaknya mengalami trauma berat dan ketika ibu
pasien masuk ke kamarnya ibu pasien melihat si anak mengkonsumsi narkotika. Ibu juga
mengatakan bahwa si anak tidak mau beraktivitas seperti biasa, mudah curiga dan emosi
kepada orang lain sehingga tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar dan mengurung
diri dikamar. Saat dilakukan pengkajian pasien tidak mau di ajak berkomunikasi, tidak
menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk dan pasien tampak ketakutan.
1. Pengkajian
Anamnesa
Nama : Mrs.S
Umur : 11 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Faktor presipitasi : Ibu mengatakan bahwa anaknya menjadi korban
pemerkosaan
Factor fisiologis : Pasien tampak lemas
Factor psikologis : Pasien tampak ketakutan
Pasien tampak panic
Pasien mudah curiga kepada orang lain
Pasien mengatakan membaut aib keluarga
Pasien mengatakan bahwa dinya tidak berguna lagi
Perilaku : Pasien tidak mau beriteraksi kepada orang lain
Respon emosional : Pasien mudah emosi
2. Analisa Data
No Data Pasien Masalah Keperawatan
1 DS : Resiko bunuh diri
- Keluarga mengatakan bahwa
pasien melakukan pencobaan
bunuh diri
- Ibu mengatakan bahwa pasien
menjadi korban pemerkosaan
- Ibu mengatakan bahwa melihat
anaknya mengkonsumsi narkotika
pasca kejadian pemerkosaan
DO :
-
2 DS : Isolasi sosial
- Ibu mengatakan bahwa pasien
mudah curiga kepada orang lain
- Ibu mengataan pasien tdak mau
beriteraksi kepada orang lain
- Ibu mengatakan pasien
mengurung diri di kamar
DO :
- Pasien tidak mau berkomunikasi
- Pasien tampak ketakutan
3 DS : Harga diri rendah
- Pasien mengatakan bahwa dia
telah membuat aib keluarga
- Pasien mengatakan bahwa dirinya
sudah tidak berguna lagi
- Keluarga mengatakan pasien tidak
mau beraktivitas seperti biasanya
DO :
- Pasien tidak mau menatap lawan
bicara
- Pasien tampak menunduk
3. Pohon masalah
Isolasi social
4. Diagnosa
a. Resiko bunuh diri
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
5. Intervensi
N Diagnose Kriteria
Tujuan Intervensi
o Keperawatan Evaluasi
1 Resiko bunuh Pasien mampu : Setelah 1 x SP 1
dir i - mengidentif pertemuan, - Identifikasi
ikasi pasien mampu : penyebab,
penyebab - Menyebutka tandadan gejala
dan tanda n penyebab, serta akibat dari
perilaku tanda, gejala, perilaku
kekerasan dan akibat kekerasan
- menyebutka perilaku - Latih cara fisik
n jenis kekerasan 1 : tarik nafas
perilaku - Memperagak dalam
kekerasan an cara fisik - Masukkan dalam
yang pernah 1 untuk jadwal harian
dilakukan mengontrol pasien
- menyebutka perilaku
n akibat kekerasan
dari
perilaku
kekerasan
yang
dilakukan
- menyebutka
n cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
Setelah 2 x SP 2
pertemuan, - Evaluasi kegiatan
pasien mampu: yang lalu (sp 1)
- Menyebutkan - Latih cara fisik 2:
kegiatan yang pukul kasur atau
sudah bantal
dilakukan - Masukkan dalam
- Memperagak jadwal harian
an cara fisik
untuk
mengontrol pasien
perilaku
kekerasan
Setelah 3 x
pertemuan,
SP 3
pasien mampu :
- Evaluasi kegitan
- Menyebutka
yang lalu (sp 1
n kegiatan
dan 2)
yang sudah
- Latih secara
dilakukan
social/verbal
- Memperagak
- Menolak dengan
an cara
baik
social/ verbal
- Masukkan dalam
untuk
jadwal pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan
Setelah 4 x SP 4
pertemuan, - Eveluasi kegiatan
pasien mampu : yang lalu (sp 1,2
- Menyebutka dan 3)
n kegiatan - Latih secara
yang sudah spiritual (bedoa
dilakukan dan sholat)
- Memperagak - Masukkan dalam
an cara jadwal harian
spiritual pasien
Setelah 5 x SP 5
pertemuan, - Evaluasi kegiatan
pasien mampu: yang lalu (sp
- Menyebutka 1,2,3 dan 4)
n kegiatan - Latih patuh obat:
yang sudah (Minum obat
dilakukan secara teratur
- Memperagak dengan 5B dan
an cara patuh susun jadwal
obat. minum obat
secara teratur)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien