Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KASUS JIWA DAN STRATEGI PELAKSANAAN

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Agus Sumarno, S.Kep.M.Pd

DI SUSUN OLEH

1. Sifa Widianti Fadjriah 1720210002


2. Nurshyfa Fauzyah 1720210007
3. Nurfadilah Marlina Una 1720210011
4. Nurul Fadilah 1720210013
5. Nurul Hasanah 1720210014
6. Ratu Zilva Nadira 1720210016
7. Rahmadatul Ilmi 1720210017
8. Jihandanu Pratama 1720210018
9. Dicky Wahyudi 1720210022

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH

2023
ANALISIS KASUS IV

Tn. N. 35 tahun, diagnosa medis skizofrenia paranoid. Klien dirawat di RS karena dirumah
suka marah-marah, merusak barang dan memukul kakaknya. Klien pernah dirawat 3 kali,
tetapi pengobatannya tidak berhasil, klien tidak pernah kontrol. Klien tidak lulus SMA,
sedangkan saudara-saudaranya lulus sarjana. Klien di PHK dari pekerjaanya. Klien ditinggal
menikah dengan pacarnya. Klien sering dapat ejekan dari keluarganya. Saat ini dirawat sudah
30 hari yang lalu, saat perawat mengkaji, ditemukan hasil dari observasi, klien berbicara nada
tinggi, berdebat, klien terlihat muka merah, pandangan tajam, otot tegang, merampas
makanan dari klien lain, memukul jika tidak senang. Klien merasa tidak diakui oleh teman-
temannya di rumah sakit. Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor, 3 hari belum mandi,
rambut tidak disisir.

1. Apa saja masalah keperawatan yang muncul pada kasus diatas dan apa masalah
utamanya (core problem)!
1) Risiko Prilaku kekerasan
2) Regimen terapeutik tidak efektif
3) Koping keluarga tidak efektif
4) Deficit perawatan diri
2. Buatlah analisis data pada kasus diatas ! boleh ditambahkan data yang sesuai
jika menurut saudara kurang

DATA PROBLEM
DS:
- Klien suka marah-marah
- Klien suka merusak barang
- Klien suka memukul kakaknya
DO:
Perilaku Kekerasan
- Klien berbicara nada tinggi
- Klien suka berdebat
- Muka klien terlihat merah
- Pandangan tajam
- Otot tegang
- Klien memukul jika tidak senang
DS:
- Klien tidak pernah kontrol
DO: Regimen Terapeutik Tidak Efektif

- Klien dirawat di RS jiwa ke 3


- Pengobatan tidak berhasil
DS:
- Klien mengatakan ditinggal menikah
oleh pacarnya
- Klien sering dapat ejekan dari
Koping Keluarga Tidak Efektif
keluarganya
DO:
- Klien tidak lulus SMA, sedangkan
saudara-saudaranya lulus sarjana
- Klien di PHK dari pekerjaannya
DS:
- Klien mengatakan malas untuk
membersihkan diri
DO:
Defisit Perawatan Diri
- Klien datang dengan rambut
acak-acakan
- Pakaian klien terlihat kotor dan
mengeluarkan bau yang tidak
sedap
- Kuku klien panjang dan kotor
DO: klien merasa dijauhi di rumah sakit Harga diri rendah
DS:

3. Buatlah bagan pohon masalah pada kasus diatas !

RISIKO PERILAKU KEKERASAN

DEFICIT PERAWATAN DIRI

HARGA DIRI RENDAH


KOPING KELUARGA TIDAK
EFEKTIF

REGIMEN TERAPEUTIK TIDAK EFEKTIF

4. Apa saja diagnosis keperawatan yang muncul pada Ny. N dan urutkan sesuai
prioritas masalah !
1) Perilaku kekerasan
2) Regimen terapeutik tidak efektif
3) Koping keluarga tidak efektif
4) Defisit perawatan diri
5) Harga diri rendah

5. Buat rencana keperawatan (Renpra / NCP) sesuai core problem !

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


1 Risiko Perilaku Setelah dilakukan intervensi semlama ....x24 jam
Kekerasan (D.0146) diharapkan kontrol diri (L.09076) meningkat
dengan kriteria hasil:
1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun
2. Verbalisasi umpatan menurun
3. Suara keras menurun
4. Bicara ketus menurun
SP 1  Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat PK
 Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
 Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik
SP 2  Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
 Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
SP 3  Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri pujian
 Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal
SP 4  Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal. Beri pujian
 Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan
spiritual
SP 5  Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal & spiritual. Beri pujian
 Nilai kemampuan yang telah mandiri
 Nilai apakah PK terkontrol
6. Buatlah SP pasien dan SP keluarga pada diagnosis keperawatan yang utama.
Risiko Perilaku Pasien 1. Identifikasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
Kekerasan penyebab, tanda kegiatan latihan kegiatan latihan kegiatan latihan kegiatan latihan
& gejala, PK yang fisik. Beri pujian fisik & obat. Beri fisik & obat & fisik1,2 & obat &
dilakukan, akibat 2. Latih cara pujian verbal. Beri verbal & spiritual.
PK mengontrol PK 2. Latih cara pujian Beri pujian
2. Jelaskan cara dengan obat mengontrol PK 2. Latih cara 2. Nilai
mengontrol PK: (jelaskan 6 benar: secara verbal (3 mengontrol kemampuan yang
fisik, obat, verbal, jenis, guna, dosis, cara, yaitu: spiritual (2 telah mandiri
spiritual frekuensi, cara, mengungkapkan, kegiatan) 3. Nilai apakah
3. Latihan cara kontinuitas meminta, 3. Masukkan pada PK terkontrol
mengontrol PK minum obat) menolak dengan jadual kegiatan
secara fisik: tarik 3. Masukkan pada benar) untuk latihan
nafas dalam dan jadual kegiatan 3. Masukkan pada fisik, minum obat,
pukul kasur dan untuk latihan fisik jadual kegiatan verbal dan
bantal dan minum obat untuk latihan spiritual
4. Masukan pada fisik, minum obat
jadual kegiatan dan verbal
untuk latihan fisik
7. Simulasikan SP yang saudara buat !

NASKAH ROLEPLAYKEPERAWATAN JIWA


IMPLEMENTASI ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
PERILAKU KEKERASAN

Pasien F dibawa ke Rumah Sakit Jiwa STIKES AL ISLAM YOGYAKARTA oleh


keluarga dikarenakan pasien sering melukai diri sendiri bahkan orang lain. Keluarga pasien
mengatakan sangat khawatir dengan perilaku pasien yang suka menarik diri serta tingkah
laku yang mengalami perubahan seperti mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal,
rahang mengatup, mengamuk, ingin berkelahi, berbicara dengan nada keras, kasar, ketus,
serta postur tubuh kaku. Sehingga pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.

SP 1 : Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah,


tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan
cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan
nafas dalam ) dan 2 (pukul kasur atau bantal).
Orientasi:
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya perawat Alfiatur. Saya senang dipanggil Ana
Fitriyati. Siapa nama anda kemudian senang diapanggil apa ? “Perawat: baiklah, Saya
perawat yang dinas diruangan ini, saya dinas diruangan ini. Hari ini saya dinas pagi dari
jam 7 sampai jam 14.00 siang, jadi selama disini saya yang merawat ibu”
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?” “ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang
tentang perasaan marah ibu,” “ Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang ? 20 menit
cukup ya bu” “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang diruang tamu?”

Kerja:
“apa yang menyebabkan ibu marah? Apakah sebelumnya ibu pernah marah? Terus
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pasien : Pada saat penyebab marah
itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia apa
yang ibu rasakan? Apakah ibu merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, apa yang ibu lakukan selanjutnya,
Apakah dengan ibu marah-marah, keadaan jadi lebih baik? maukah ibu belajar
mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? “ada beberapa cara
fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar, “ beginiya ibu, kalau tanda-
marah itu sudah di rasakan, ibu berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi
ibu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu sudah dapat melakukan nya. Selain
nafas dalam ibu juga dapat memukul kasur dan bantal.”“ Sekarang mari kita latihan
memukul bantal dan kasur mari ke kamar ibu. Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah,
langsung kekamar dan lampiaskan marah tersebut dengan memukul bantal dan kasur.
Nah coba ibu lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali ibu melakukannya!,
Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan
lupa merapikan tempat tidur Ya! Sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin,
sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul, ibu sudah terbiasa melakukannya”.

Terminasi :

“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang tentang kemarahan


bapak/ibu? ” Coba bapak/ibu sebutkan penyebab bapak/ibu marah dan yang bapak/ibu
rasakan dan apa yang sudah lakukan serta akibatnya. Coba sebutkan ada berapa cara
yang telah kita latih? Bagus!”“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-
hari bapak/ibu.Pukul berapa ibu mau mempraktikkan nafas dalam dan memukul
kasur/bantal? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore,
lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya.“ sekarang
ibu istirahat. Bagaimana kalau besuk kita belajar tentang obat untuk mengatasi perasaan
marah ibu? Ibu kira-kira maunya jam berapa? Tempatnya dimana? Oke sampai jumpa
besuk ya bu” .

SP 2 : Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien


minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama
obat, benar cara minum obat, benar waktu dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat, susun jadwal
minum obat secara teratur)
Orientasi :
“Selamat siang ibu, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita
bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?
Perawat: “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

Kerja :
“Ibu sudah dapat obat dari dokter?” “Berapa macam obat yang ibu minum? warnanya apa
saja? Bagus, jam berapa ibu minum?, Bagus”“Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya
oranye namanya ,CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks
dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya
ini harus ibu minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila nanti setelah
minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bisa mengisap- isap
es batu”.“Bila terasa berkunang-kunang, sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu”. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak obat apakah
benar namabapak/ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya”. “Jangan penah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya, karena dapat terjadi kekambuhan.”.“Sekarang kita
masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya ”.

Terminasi :

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum obat
yang benar?” “Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis obat yang di minum! Bagaiman cara
minum obat yang benar?” “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang
kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan
lupa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baik, besok kita ketemu lagi untuk berlatih
tentang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan 3 cara verbal yaitu
mengungkapkan, meminta dan menolak dengan benar. Ibu maunya jam berapa?
Dimana? Baiklah, Selamat siang , sampai jumpa.

SP 3 : Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara


sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan
perilaku kekerasan, latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik), susun
jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal).

Orientasi:

“Selamat siang bapak/ibu, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita
ketemu lagi”. “Bagaimana bapak/ibu, sudah dilakukan tarik nafas dalam, pukul
kasur bantal dan obat?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
“Bagus, Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri:
kalau diingatkan suster baru dilakukan ditulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah
kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan. “Bagaiman kalau kita
sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?” “Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang?Bagaiman kalau
15 menit?”

Kerja :
“Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.
Ada tiga caranya: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak/ibu mengatakan penyebab
marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba ibu minta sediakan
makan dengan baik:” ibu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti biasakan
dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba ibu praktekkan .
“2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba ibu
praktekkan .
.”3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
ibu dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’. Coba
praktekkan. Bagus bu
Terminasi:

“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan
bicara yang baik?’ “Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.” “Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari
ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?” Bagaimana kalau besok kita
ketemu lagi? “ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu
yaitu dengan cara ibadah, bapak/ibu setuju? Mau dimana ibu?Disini lagi? Baik sampai
nanti ya

SP 4 : Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual


(diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa
Orientasi :

“Selamat pagi bapak/ibu, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi”
“Bagaiman ibu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya? “Bagaimana
kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaiman kalu ditempat biasa?” “Berapa
lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

Kerja:

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus, yang mana yang mau
di coba?” “Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam.Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”.“ ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk
meredakan kemarahan.” “Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang
mana? Coba sebutkan caranya? baik benar sekali”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus. Mari kita
masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak/ibu.Mau berapa kali ibu sholat.
Baik kita masukkan sholat subuh dan maghrib sesuai kesebuatan pasien).”

“Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila sedang marah”“Setelah
ini coba lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi” “ 2 jam lagi
kita ketemu ya ,nanti kita mengevaluasi apakah ibu sudah bisa mempraktikkan semua
cara untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Terimakasih dan sampai jumpa lagi”
8. Buatlah dokumentasi hasil implementasi dan Evaluasi SP pasien yang saudara
simulasikan!

 Mengidentifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat


PK
DS : Pasien mengatakan merasa rilex dari sebelumnya
DO : Pasien terlihat lebih tenang dan mampu mengontol dirinya

 Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual


DS :Pasien menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan
DO : Pasien terlihatt sudah bisa menjelaskan bagaimana cara mengontrol
perilaku kekerasan
 melatihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal
DS : Pasien memperagakan cara mengontrol PK dengan cara tarik napas
dalam dan pukul bantal
DO : Pasien terlihat memperagakan cara megontrol PK secara fisik : Tarik
napas dalam dan pukul bantal
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik
DS :
DO :
 Mengevaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
DS : Pasien menunjukan sikap senang saat diberi motivasi dan pujian
DO : Pasien terlihat senang ketika diberi Motivasi dan pujian
 Melatih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
DS : Pasien melakukan latihan cara mengontrol kekerasan dengan minum
obat sesuai dengan prinsip 6 benar
 DO : Pasien terlihat melakukan minum obat dengan prinsip 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
DS : pasien menjadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
DO : pasien terlihat mnejadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan
minum obat
 Mengevaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri pujian
DS : pasien menunjukan sikap senang ketika diberi motivasi dan pujian
ketika latihan fisik dan minum obat
DO : pasien terlihat menunjukan sikap senang ketika diberi motivasi dan
pujian
 Melatih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
DS : pasien memperagakan cara mengontol perilaku kekerasan secara
verbal
DO : pasien terlihat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan
secara verbal
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan
verbal
DS : pasien menjadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
dan perilaku secara verbal
DO : pasien terlihat menjadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan
minum obat dan perilaku secara verbal

 Mengevaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal. Beri pujian
DS : pasien menunjukan sikap senang ketika diberi motivasi dan pujian
ketika latihan fisik dan minum obat serta menunjukan sikap secara verbal
DO : pasien terlihat sikap senang ketika diberi motivasi dan pujian ketika
latihan fisik dan minum obat serta menunjukan sikap secara verbal
 Melatih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
DS : pasien melatih cara mengontrol spritual
DO : pasien terlihat melatih cara mnegontrol spiritual
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal
dan spiritual
DS : pasien menjadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
dan perilaku secara verbal dan spritual

DO : pasien terlihat menjadwalkan kegiatan untuk latihan fisik dan


minum obat dan perilaku secara verbal dan spiritual

 Mengevaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal & spiritual. Beri
pujian
DS : pasien menunjukan sikap senang ketika diberi pujian saat dilakukan
kegiatan fisik 1,1 dan obat dan verbal dan spiritual
DO : : pasien terlihat menunjukan sikap senang ketika diberi pujian saat
dilakukan kegiatan fisik 1,1 dan obat dan verbal dan spiritual
 Menilai kemampuan yang telah mandiri
DS : pasien mampu menilai kemampuan yang telah ia lakukan secara
mandiri
DO : pasien tampak mampu menilai kemampuan yang telah ia lakukan
secara mandiri
 Apakah nilai PK terkontrol
DS : pasien sudah mampu menilai perilaku kekerasannya
DO : pasien terlihat sudah mampu menilai perilaku kekerasannya

Anda mungkin juga menyukai