Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR KASUS

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN N.H UMUR 41 TAHUN DENGAN


MASALAH PERILAKU KEKERASAN DIRUANGAN RAWAT INAP PRIA
RSUD TOMBULILATO KAB. BONE BOLANGO

Oleh :
Kelompok VI
Rizky Bakar
Sitti Nur Fadhila Bakri
Susan Talalu
Noval Yusuf
Rahmi M Sawedy
Wawan Laknasa

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
T.A 2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga
penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur
jiwa yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu
gangguan jiwa tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap
kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan
dengan langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan
membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu
tidak mengalami kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat
penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.
2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien perilaku kekerasan.
b. Tujuan Khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
2) Merumuskan diagnosa untuk klien dengan perilaku kekerasan
3) Membuat perencanaan untuk klien dengan perilaku kekerasan
4) Melakukan implementasi pada klien dengan perilaku kekerasan
5) Membuat evaluasi pada klien dengan perilaku kekerasan.
3. Proses pembuatan masalah/ Sistematika
Untuk menghindari luas masalah maka dalam penyusunan makalah ini
kelompok mengkhususkan pembahasan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan
perilaku kekerasan. Asuhan keperawatan ini hanya menerapkan proses keperawatan
melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi pada
kasus perilaku kekerasan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart and Sundeen, 2009).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2011).
Kemarahan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat di
elakkan dan sering menimbulkan suatu tekanan.
2. Etiologi
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
3. Tanda dan Gejala
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
f. Memukul jika tidak senang
4. Proses Kemarahan
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bersalah dapat menimbulkan kemarahan.
Respons terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal.
a. Eksternal yaitu konstruktif, agresif.
b. Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri.

B. Rencana Keperawatan

Pasien Keluarga
No.
SPIP SPIK

1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala Diskusikan masalah yang dirasakan


PK yang dilakukan, akibat PK. dalam merawat pasien dan jelaskan
pengertian tanda & gejala, dan proses
terjadinya PK (Gunakan Booklet)
2. Jelaskan cara mengontrol PK : Fisik, Jelaskan cara merawat PK
obat, verbal, spritual.
3. Latih cara mengontrol PK secara fisik Latih satu cara merawat PK dengan
: tarik nafas dalam dan pukul kasur melakukan kegiatan fisik : tarik nafas
dan bantal. dalam dan pukul kasur, bantal.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik. jadwal dan memberi pujian.

SPIIP SPIIk

1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri Evaluasi kegiatan keluarga dalam


pujian. merawat/melatih pasien secara fisik.
Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat Jelaskan 6 cara memberikan obat dan
(Jelaskan 6 benar : Jenis, guna, dosis, latih cara memberikan / membimbing
frekuensi, cara kontinuitas minum minum obat
obat).
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat. jadwal dan memberi pujian.

SPIIIP SPIIIk

1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, beri pujian.
2. Latih cara mengontrol PK secara Latih cara membimbing : cara bicara
verbal (3 cara yaitu mengungkapkan, yang baik & latih cara membimbing
meminta, menolak dengan benar) kegiatan spritual.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat, verbal. jadwal dan memberi pujian.
SPIVP SPIVK
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat, Evaluasi kegiatan keluarga dalam
verbal. Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol spritual (2 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kegiatan) kambuh rujukan.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat, verbal jadwal dan memberi pujian.
dan spritual.
SPVP SPVK
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat, verbal, spritual. Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual& follow up.
Beri pujian
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
3. Nilai apakah PK terkontrol./ Nilai kemampuan keluarga kontrol ke
RSJ/PKM

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. NH
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD (Putus Sekolah)
Suku/Bangsa : Gorontalo
II. Alasan Masuk
Klien memberontak di rumah karena memukul ayahnya karena ayah klien
menjual kebun tanpa sepengetahuan klien sehingga klien emosi dan memukul
ayahnya.
III. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Yaitu klien pernah di
bawah ke RS Manado. Klien berada disana selama ±6 bulan, kemudian klien
di bawah kembali pulang ke rumah.
Klien pernah melakukan aniaya fisik yaitu dengan memukul ayahnya sendiri
karena mengalami penolakan dalam keluarganya dan klien di pasung ±6
bulan.
Masalah Keperawatan : PK dan HDR

IV. Pemeriksaan fisik


a. Tanda – tanda Vital :
1) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu badan : 37 0C
4) Respirasi : 24 x/menit
b. Ukuran
1) Tinggi Badan : 150 cm
2) Berat badan : 49 Kg
c. Kondisi Fisik
Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik – baik saja dan tidak
ada keluhan fisik.
V. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :
Laki – laki Satu Rumah

Perempuan Garis Perkawinan

Meninggal Garis Keturunan


Klien
b. Konsep diri
1). Gambaran diri
Klien mengatakan lebih menyukai penampilannya saat ini.
2). Identitas diri
Klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja sebagai petani namun
ketika sakit klien tidak dapat bekerja dan merasa tidak berguna karena
tidak mampu membantu perekonomian keluarga
3). Peran
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya adalah sebagai anak yang
di sayang dilingkungan masyarakat. klien juga aktif mengikuti
kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong, sekarang klien sudah
memiliki pekerjaan
4). Ideal diri
Klien mengatakan ingin mendapat pekerjaan, sekarang klien dijadikan
salah satu petugas kebersihan di ruang jiwa
5). Harga diri
Klien mengatakan sangat senang karena memiliki pekerjaan dan
mempunyai aktivitas walaupun keluarga klien belum menjemput klien
saat ini.
Masalah Keperawatan : HDR
c. Hubungan Sosial
a. Orang yang terdekat
Klien mengatakan mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu
ibunya.
Klien mengatakan tidak memiliki peran serta dalam kegiatan
kelompok atau masyarakat
b. Hambatan dengan orang lain
Klien mengatakan dalam masyarakat klien sering mengikuti kegiatan
gotong royong, saat ini klien lebih suka menyendiri.
Masalah Keperawataan : Isolasi Sosial
c. Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan klien mengatakan saat di rumah
tidak rutin beribadah dan saat di rumah sakit klien tidak beribadah
Masaalah Keperawatan : spiritual

VI. Status mental


1. Penampilan
Klien tampak rapi, rambutnya disisir, gigi kuning, kulit bersih.
Cara berpakaian sudah rapi, baju dan celana tidak terbalik.
Klien menggunakan sandal.
Masalah Keperawatan : -

2. Pembicaraan
Klien tidak mampu memulai pembicaraan apabila tidak di tanya ooleh
perawat atau orang lain
Masalah Keperawatan : HDR
3. Aktifitas Motorik
Saat dilakukan pengkajian aktivitas motorik klien tampak tegang. Di
tandai dengan gerakan berulang pada kedua tangan klien.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
4. Alam Perasaan
Klien merasa sedih dan mengatakan rindu dengan ibunya. Selama di
rumah sakit tidak pernah di jenguk oleh ibunya atau keluarganya
Masalah Keperawatan : HDR
5. Afek
Saat dilakukan pengkajian klien tampak stabil
Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara klien kooperatif, kontak mata klien baik
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak mendengar, melihat atau merasakan sesuatu
Masalah Keperawatan : -
8. Proses piker dan Isi Pikir
Saat dilakukan pengkajian, isi pikir klien stabil, Pembicaraan klien
normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncat-loncat dan sampai
tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : -
9. Tingkat Kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar dan
jelas yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari, tanggal,
tahun yang benar pada saat wawancara.
Klien dapat mengenali orang-orang yang ada disekitarnya ditunjukkan
dengan klien bias menyebutkan beberapa nama temannya.
Masalah Keperawatan : -
10. Memori
Klien dapat mengingat kejadian saat dibawa rumah sakit. Dan klien
dapat mengingat nama mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
11. Tingkat Konsentrasi Berhitung
Klien dapat menghitung dengan baik Klien dapat memfokuskan
konsentrasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
12. Kemampuan Penilaian
Klien mampu menilai suatu masalah dan dapat mengambil keputusan
sesuai tingkat atau mana yang lebih baik untuk dikerjakan pertama
kali.
Masalah Keperawatan : -
13. Daya Tilik Diri
Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak mengingkari
terhadap penyakitnya karena klien mampu menjelaskan mengapa
klien bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa
seperti ini.
Masalah Keperawatan : -

VII. Kebutuhan persiapan pulang


1. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti
biasanya, klien makan 3x sehari, pagi, siang dan sore, minum ±6
gelas sehari.
Masalah keperawatan : -
2. BAB/BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK ±5x sehari dan mampu melakukan
eliminasi dengan baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK
dengan baik.
Masalah keperawatan : -
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore hari, menyikat gigi
saat mandi, kebersihan tubuh baik. Dengan bantuan minimal
Masalah keperawatan : -
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti pakaian 3x sehari klien dapat memilih dan
mengambil pakaian dengan baik dan sudah sesuai dengan aturan
rumah sakit.
Masalah keperawatan : -
5. Pola Istirahat Tidur
Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur karena klien dapat
tidur dengan kualitas 6-8 jam perhari, tidur siang jam 13.00-14.00,
tidur malam 22.00-05.00 kegiatan sebelum tidur adalah
mendengarkan musik.
Masalah keperawatan : -
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan dirumah sakit selalu minum obat dengan mandiri.
Masalah keperawatan : -
7. Aktivitas di dalam rumah
Klien bisa membantu pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu,
mempersiapkan makanandll.
Masalah keperawatan : -
8. Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan bekerja sehari-hari sebagai petani dan pergi
berkebun.
Masalah keperawatan : -

VIII. Mekanisme koping


Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Klien mampu mengatasi masalah ringan seperti menjaga kebersihan diri
dan menyiapkan makanan.
Masalah Keperawatan : -
IX. Masalah psikososial dan lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok (-)
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan (-)
3. Masalah dengan pendidikan (-)
4. Masalah dengan pekerjaan : klien mengatakan merasa kesal telah menjual
kebun tanpa diketahui klien dan itu merupakan mata pencaharian utama
klien.
5. Masalah dengan perumahan (-)
6. Masalah dengan ekonomi : klien kehilangan mata pencaharian karena
kebunnya di jual oleh ayahnya sendiri sehingga perekonomiannya
keluarga menurun.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan (-)
Masalah keperawatan : HDR
X. Aspek medik
Terapi obat :
 Haloperidol adalah obat antipsikotik yang digunakan untuk menangani
penyakit skizofrenia, bipolar, psikosis obat dan halusinasi
 Trihexyphenidyl adalah obat yang sering digunakan apabila
didapatkan sindroma ekstra piramidal akibat penggunaan anti psikotik
 Clozafin adalah obat anti psikosis yang diberikan kepada penderita
skizofrenia.

B. Masalah keperawatan
Perilaku kekerasan
C. Pohon masalah & diagnosa keperawatan
1. Pohon masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Effect)

Perilaku kekerasan (Core Problem)

Harga diri rendah (Causa)

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
c. Herga diri rendah
3. Prioritas masalah
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah
c. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

D. Pelaksanaan tindakan keperawatan

Tujuan Kriteria hasil intervensi


Pasien mampu : setelah 1x pertemuan Sp 1
- Mengidentifikasi pasien mampu : - Identifikasi
penyebab dan tanda - Menyebutkan penyebab tanda
perilaku kekerasan penyebab, tanda dan gejala serta
- Menyebutkan jenis dan gejala dan akibat perilaku
perilaku kekerasan akibat perilaku kekerasan
yang pernah kekerasan - Latih cara fisik 1
dilakukan - Memperagakan : tarik napas
- Menyebutkan cara fisik 1 untuk dalam
akibat dari perilaku mengontrol - Memasukan
kekerasan yang perilaku dalam jadwal
dilakukan kekerasan harian
- Menyebutkan
perilaku
kekerasannya
dengan cara : fisik,
sosial/verbal, terapi
psikofarmako
setelah 1x pertemuan Sp 2
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1)
sudah dilakukan - Latih cara fisik 2
- Memperagakan : pukul
cara fisik untuk kasur/bantal
mengontrol - Masukkan dalam
perilaku jadwal harian
kekerasan pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 3
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2)
sudah dilakukan - Latih scara
- Memperagakan sosial/verbal
cara sosial/verbal - Menolak dengan
untuk mengontrol baik
perilaku - Meminta dengan
kekerasan baik
- Menggunakan
dengan baik
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 4
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1, 2, dan
sudah dilakukan 3)
- Memperagakan - Latih cara
cara spiritual spiritual (berdoa
dan shalat)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 5
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1,2,3
sudah dilakukan dan 4)
- Memperagakan - Latih patuh obat
cara patuh obat (minum obat
secara teratur
dengan prinsip
5B, Susun
jadwal minum
obat secara
teratur)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Keluarga mampu merawat setelah 1x pertemuan Sp 1
pasien di rumah keluarga mampu - Identifikasi
- Menyebutkan masalah yang
penyebab, tanda dirasakan
dan gejala dan keluarga dalam
akibat perilaku merawat pasien
kekerasan serta - Jelaskan tentang
mampu perilaku
memperagakan kekerasan
cara merawat (penyebab,
akibat dan cara
merawat)
- Latih cara
merawat
- RTL
keluarga/jadwal
untuk merawat
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 2
keluarga mampu: - Evaluasi
Menyebutkan kegiatan kegiatan yang
yang sudah dilakkukan lalu (sp 1)
dan mampu merawat - Latih (stimulasi)
serta dapat membuat 2 cara lain untuk
RTL mrawat pasien
- Latih langsunng
ke pasien
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 3
keluarga mampu : - Evaluasi sp 1
Menyebutkan kegiatan dan 2
yang sudah dilakukan - Latih langsung
dan mampu merawat ke pasien
serta dapat membuat - RTL
RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 4
keluarga mampu - Evaluasi sp 1,2
melaksanakan follow up dan 3
dan rujukan serta mampu - Latih langsung
menyebutkan kegiatan ke pasien
yang sudah di lakukan - RTL keluarga
(follow up,
rujukan)
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara
konsep dasar teori dan kasus nyata Tn N.H di ruang inap pria RSUD Tombulilato.
Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.

A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan
tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan data
pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik,
psikososisal dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara dengan Tn N.H,
observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku Tn N.H, serta dari
status Tn N.H.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat,
2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual
maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005) menyatakan
bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan faktor yang
berhubungan yang mempengaruhi atau kontribusi pada masalah atau respon
klien. Pada kasus ini penulis tidak mengadopsi diagnosa berdasarkan catatan
rekam medik klien karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian dan kondisi klien
saat ini. Penulis mengambil satu prioritas diagnosa masalah yaitu perilaku
kekerasan, karena adanya perilaku klien subjektif dan objektif menunjukan
bahwa masalah keperawatan utama Tn N.H saat awal pengkajian adalah perilaku
kekerasan
Diagnosa keperawatan perilaku kekerasan pada Tn N.H didukung dengan
data subjektif antara lain klien mengatakan pernah memukul ayahnya dan klien
mengatakan pernah mengamuk di rumah. Sedangkan data objektif yang
diperoleh antara lain rahang klien nampak sedikit mengatup klien nampak tegang
ketika di ajak berbicara, konsentrasi klien normal, pada saat bercerita
pembicaraan klien nyambung dengan apa yang di tanyakan, klien tidak mampu
memulai pembicaraan apabila tidak ditanyakan oleh perawat atau orang lain,
klien tegang saat berbicara ditandai dengan gerakan berulang pada kedua tangan
klien, klien tampak stabil, kontak mata baik, klien mampu mengulang apa yang
telah di ajarkan.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurjanah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan
perawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang dilakukan sama
dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedure) yang telah ditetapkan.

Tujuan Kriteria hasil intervensi


Pasien mampu : setelah 1x pertemuan Sp 1
- Mengidentifikasi pasien mampu : - Identifikasi
penyebab dan tanda - Menyebutkan penyebab tanda
perilaku kekerasan penyebab, tanda dan gejala serta
- Menyebutkan jenis dan gejala dan akibat perilaku
perilaku kekerasan akibat perilaku kekerasan
yang pernah kekerasan - Latih cara fisik 1
dilakukan - Memperagakan : tarik napas
- Menyebutkan cara fisik 1 untuk dalam
akibat dari perilaku mengontrol - Memasukan
kekerasan yang perilaku dalam jadwal
dilakukan kekerasan harian
- Menyebutkan
perilaku
kekerasannya
dengan cara : fisik,
sosial/verbal, terapi
psikofarmako
setelah 1x pertemuan Sp 2
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1)
sudah dilakukan - Latih cara fisik 2
- Memperagakan : pukul
cara fisik untuk kasur/bantal
mengontrol - Masukkan dalam
perilaku jadwal harian
kekerasan pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 3
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2)
sudah dilakukan - Latih scara
- Memperagakan sosial/verbal
cara sosial/verbal - Menolak dengan
untuk mengontrol baik
perilaku - Meminta dengan
kekerasan baik
- Menggunakan
dengan baik
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 4
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1, 2, dan
sudah dilakukan 3)
- Memperagakan - Latih cara
cara spiritual spiritual (berdoa
dan shalat)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 5
pasien mampu : - Evaluasi
- Menyebutkan kegiatan yang
kegiatan yang lalu (sp 1,2,3
sudah dilakukan dan 4)
- Memperagakan - Latih patuh obat
cara patuh obat (minum obat
secara teratur
dengan prinsip
5B, Susun
jadwal minum
obat secara
teratur)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
Keluarga mampu merawat setelah 1x pertemuan Sp 1
pasien di rumah keluarga mampu - Identifikasi
- Menyebutkan masalah yang
penyebab, tanda dirasakan
dan gejala dan keluarga dalam
akibat perilaku merawat pasien
kekerasan serta - Jelaskan tentang
mampu perilaku
memperagakan kekerasan
cara merawat (penyebab,
akibat dan cara
merawat)
- Latih cara
merawat
- RTL
keluarga/jadwal
untuk merawat
pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 2
keluarga mampu: - Evaluasi
Menyebutkan kegiatan kegiatan yang
yang sudah dilakkukan lalu (sp 1)
dan mampu merawat - Latih (stimulasi)
serta dapat membuat 2 cara lain untuk
RTL mrawat pasien
- Latih langsunng
ke pasien
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 3
keluarga mampu : - Evaluasi sp 1
Menyebutkan kegiatan dan 2
yang sudah dilakukan - Latih langsung
dan mampu merawat ke pasien
serta dapat membuat - RTL
RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
Setelah 1x pertemuan Sp 4
keluarga mampu - Evaluasi sp 1,2
melaksanakan follow up dan 3
dan rujukan serta mampu - Latih langsung
menyebutkan kegiatan ke pasien
yang sudah di lakukan - RTL keluarga
(follow up,
rujukan)

D. Implementasi
Menurut Nurjanah (2005) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri
(independent), saling ketergantungan atau kolaborasi (interdependent), dan
tindakan rujukan atau ketergantungan (dependent). Penulis dalam melakukan
implementasi menggunakan jenis tindakan mandiri dan saling ketergantungan.

Implementasi keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal 11-15


februari 2020 sesuai dengan rencana tindakan keperawatan. Masalah utama yaitu
Perilaku kekerasan sudah dilakukan implementasi SP (strategi pelaksanaan)
Klien.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Keliat, 2010). Evaluasi
untuk diagnosa perilaku kekerasan, klien mampu menyadari realita dengan cara
orientasi realita dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri..
Dokumentasi
Semua tindakan yang direncanakan telah dilakukan SP 1,2,3,4 dan 5, di
ruang inap pria RSUD Tombulilato.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada Tn N.H dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020. Dimana
informasi yang didapatkan dari klien sendiri.
2. Dari hasil pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan pada Tn
N.H adalah perilaku kekerasan. Diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasarkan dari tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien.
3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditegakkan dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa.
4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan dari tanggal 11-15 Februari
2020 sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan
dilaksanakan strategi pelakasanaan dari diagnosa keperawatan utama.
5. Pada evaluasi tujuan umum untuk diagnosa perilaku kekerasan sudah tercapai.
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan
efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal, selain itu
perlu juga dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih cepat.
2. Dapat melanjutkan perawatan klien sesuai dengan intervensi yang telah
dilakukan sebelumnya agar intervensi yang telah disusun dapat
diimplementasikan secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai