KEPERAWATAN JIWA
Oleh :
Kelompok VI
Rizky Bakar
Sitti Nur Fadhila Bakri
Susan Talalu
Noval Yusuf
Rahmi M Sawedy
Wawan Laknasa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart and Sundeen, 2009).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2011).
Kemarahan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat di
elakkan dan sering menimbulkan suatu tekanan.
2. Etiologi
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
3. Tanda dan Gejala
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
f. Memukul jika tidak senang
4. Proses Kemarahan
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bersalah dapat menimbulkan kemarahan.
Respons terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal.
a. Eksternal yaitu konstruktif, agresif.
b. Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri.
B. Rencana Keperawatan
Pasien Keluarga
No.
SPIP SPIK
SPIIP SPIIk
SPIIIP SPIIIk
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, beri pujian.
2. Latih cara mengontrol PK secara Latih cara membimbing : cara bicara
verbal (3 cara yaitu mengungkapkan, yang baik & latih cara membimbing
meminta, menolak dengan benar) kegiatan spritual.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat, verbal. jadwal dan memberi pujian.
SPIVP SPIVK
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat, Evaluasi kegiatan keluarga dalam
verbal. Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol spritual (2 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kegiatan) kambuh rujukan.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat, verbal jadwal dan memberi pujian.
dan spritual.
SPVP SPVK
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat, verbal, spritual. Beri pujian. merawat/melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual& follow up.
Beri pujian
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
3. Nilai apakah PK terkontrol./ Nilai kemampuan keluarga kontrol ke
RSJ/PKM
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. NH
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD (Putus Sekolah)
Suku/Bangsa : Gorontalo
II. Alasan Masuk
Klien memberontak di rumah karena memukul ayahnya karena ayah klien
menjual kebun tanpa sepengetahuan klien sehingga klien emosi dan memukul
ayahnya.
III. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Yaitu klien pernah di
bawah ke RS Manado. Klien berada disana selama ±6 bulan, kemudian klien
di bawah kembali pulang ke rumah.
Klien pernah melakukan aniaya fisik yaitu dengan memukul ayahnya sendiri
karena mengalami penolakan dalam keluarganya dan klien di pasung ±6
bulan.
Masalah Keperawatan : PK dan HDR
Keterangan :
Laki – laki Satu Rumah
2. Pembicaraan
Klien tidak mampu memulai pembicaraan apabila tidak di tanya ooleh
perawat atau orang lain
Masalah Keperawatan : HDR
3. Aktifitas Motorik
Saat dilakukan pengkajian aktivitas motorik klien tampak tegang. Di
tandai dengan gerakan berulang pada kedua tangan klien.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
4. Alam Perasaan
Klien merasa sedih dan mengatakan rindu dengan ibunya. Selama di
rumah sakit tidak pernah di jenguk oleh ibunya atau keluarganya
Masalah Keperawatan : HDR
5. Afek
Saat dilakukan pengkajian klien tampak stabil
Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara klien kooperatif, kontak mata klien baik
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak mendengar, melihat atau merasakan sesuatu
Masalah Keperawatan : -
8. Proses piker dan Isi Pikir
Saat dilakukan pengkajian, isi pikir klien stabil, Pembicaraan klien
normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncat-loncat dan sampai
tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : -
9. Tingkat Kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar dan
jelas yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari, tanggal,
tahun yang benar pada saat wawancara.
Klien dapat mengenali orang-orang yang ada disekitarnya ditunjukkan
dengan klien bias menyebutkan beberapa nama temannya.
Masalah Keperawatan : -
10. Memori
Klien dapat mengingat kejadian saat dibawa rumah sakit. Dan klien
dapat mengingat nama mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
11. Tingkat Konsentrasi Berhitung
Klien dapat menghitung dengan baik Klien dapat memfokuskan
konsentrasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
12. Kemampuan Penilaian
Klien mampu menilai suatu masalah dan dapat mengambil keputusan
sesuai tingkat atau mana yang lebih baik untuk dikerjakan pertama
kali.
Masalah Keperawatan : -
13. Daya Tilik Diri
Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak mengingkari
terhadap penyakitnya karena klien mampu menjelaskan mengapa
klien bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa
seperti ini.
Masalah Keperawatan : -
B. Masalah keperawatan
Perilaku kekerasan
C. Pohon masalah & diagnosa keperawatan
1. Pohon masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Effect)
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
c. Herga diri rendah
3. Prioritas masalah
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah
c. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara
konsep dasar teori dan kasus nyata Tn N.H di ruang inap pria RSUD Tombulilato.
Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan
tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan data
pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik,
psikososisal dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara dengan Tn N.H,
observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku Tn N.H, serta dari
status Tn N.H.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat,
2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual
maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005) menyatakan
bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan faktor yang
berhubungan yang mempengaruhi atau kontribusi pada masalah atau respon
klien. Pada kasus ini penulis tidak mengadopsi diagnosa berdasarkan catatan
rekam medik klien karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian dan kondisi klien
saat ini. Penulis mengambil satu prioritas diagnosa masalah yaitu perilaku
kekerasan, karena adanya perilaku klien subjektif dan objektif menunjukan
bahwa masalah keperawatan utama Tn N.H saat awal pengkajian adalah perilaku
kekerasan
Diagnosa keperawatan perilaku kekerasan pada Tn N.H didukung dengan
data subjektif antara lain klien mengatakan pernah memukul ayahnya dan klien
mengatakan pernah mengamuk di rumah. Sedangkan data objektif yang
diperoleh antara lain rahang klien nampak sedikit mengatup klien nampak tegang
ketika di ajak berbicara, konsentrasi klien normal, pada saat bercerita
pembicaraan klien nyambung dengan apa yang di tanyakan, klien tidak mampu
memulai pembicaraan apabila tidak ditanyakan oleh perawat atau orang lain,
klien tegang saat berbicara ditandai dengan gerakan berulang pada kedua tangan
klien, klien tampak stabil, kontak mata baik, klien mampu mengulang apa yang
telah di ajarkan.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurjanah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan
perawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang dilakukan sama
dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedure) yang telah ditetapkan.
D. Implementasi
Menurut Nurjanah (2005) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri
(independent), saling ketergantungan atau kolaborasi (interdependent), dan
tindakan rujukan atau ketergantungan (dependent). Penulis dalam melakukan
implementasi menggunakan jenis tindakan mandiri dan saling ketergantungan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada Tn N.H dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020. Dimana
informasi yang didapatkan dari klien sendiri.
2. Dari hasil pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan pada Tn
N.H adalah perilaku kekerasan. Diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasarkan dari tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien.
3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditegakkan dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa.
4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan dari tanggal 11-15 Februari
2020 sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan
dilaksanakan strategi pelakasanaan dari diagnosa keperawatan utama.
5. Pada evaluasi tujuan umum untuk diagnosa perilaku kekerasan sudah tercapai.
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan
efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal, selain itu
perlu juga dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih cepat.
2. Dapat melanjutkan perawatan klien sesuai dengan intervensi yang telah
dilakukan sebelumnya agar intervensi yang telah disusun dapat
diimplementasikan secara berkelanjutan.