DEFISIT
PERAWATAN RPK/PK
DIRI
WAHAM HALUSINASI
ISOLASI
SOSIAL
Diagnosa Psikososial
• Ansietas
Perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang
mengancam (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016)
• Harga diri rendah situasional
Munculnya persepsi negative tentang makna diri sebagai respons terhadap situasi saat ini.
• Ganggaun citra tubuh
Perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidaksesuai dengan yang diinginkan (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016).
Perubahan persepsi tentang fisik individu (SDKI, 2016)
• Ketidakberdayaan
Persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan
ketika individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Stuart,
2016)
• Keputusasaan
Kondisi subjektif seorang individu memandang keterbatasan atau tidak adanya alternatif pemecahan
masalahdan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri (Nanda-I, 2018)
Diagnosa Gangguan
• Harga diri rendah kronik
Evaluasi diri/ perasaan diri negative tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga
bulan (Nanda-I, 2018 dalam Keliat et.al 2019)
• Risiko perilaku kekerasan
Rentan melalukan perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara fisik dan emosional
• Halusinasi
Gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
• Waham
Keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
• Risiko bunuh diri
Rentan terhadap menyakiti diri sendiri dan cedera yang mengamcam jiwa. Tindakan mengakhiri hidupnya berupa
isyarat, ancaman, dan percobaan bunuh diri
• Isolasi sosial
Kesendirian yang dialami oleh individu, ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka
dan bersosialisasi dengan orang lain.
• Defisit Perawatan Diri
Sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN JIWA
APPSKEP INDONESIA
SP Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah
1. Kaji tanda dan gejala harga diri rendah
1. Identifikasi kemampuan dan aspek 2. Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah
positif yang masih dimiliki pasien. 3. Latih cara meningkatkan harga diri klien
Bantu pasien menilai kemampuan • Membuat daftar aspek positif dan
yang dapat digunakan. Bantu pasien kemampuan yang dimiliki
memilih/menetapkan kemampuan • Menilai aspek positif dan kemampuan
yang masih dapat dilakukan. Bantu
yang akan dilatih. Latih kemampuan melakukan pujian pada diri sendiri (self
yang dipilih pasien. reinforcement)
2. Latih kegiatan kedua (alat dan cara) • Memilih aspek positif dan kemampuan
3. Latih kegiatan kedua - ketiga (alat dan yang masih dapat dilakukan untuk dilatih
cara) • Melatih aspek positif dan kemampuan
yang masih dapat dilakukan untuk dilatih
4. Latih kegiatan kedua - keempat (alat secara bertahap
dan cara) • Membuat rencana latihan yang teratur
secara bertahap
SP Keperawatan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Resiko Perilaku
Kekerasan
1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala,
1. Kaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan,
PK yang dilakukan, akibat PK, jelaskan penyebab, kemampuan mengatasinya dan akibatnya.
cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, Jelaskan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan
spiritual. Latihan cara mengontrol PK yang dialami klien. Latih klien untuk melakukan
fisik (Tarik nafas dalam, pukul relaksasi : tarik nafas dalam, pukul bantal dan
kasur, senam dan jalan-jalan
bantal) 2. Latih klien untuk bicara dengan baik :
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat mengungkapkan perasaan, meminta dengan baik dan
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, menolak dengan baik
frekuensi, cara, patuh minum obat) 3. Latih deeskalasi secara verbal maupun tertulis
4. Latih klien untuk melakukan kegiatan ibadah
3. Latih cara mengontrol PK secara sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut
verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan, (sholat, sembahyang dan berdoa)
meminta, menolak dengan benar) 5. Latih klien patuh minum obat dengan cara 8 benar
4. Latih cara mengontrol PK dengan (benar nama klien, benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal
spiritual kadaluwarsa dan benar dokumentasi).
SP Keperawatan Jiwa Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Halusinasi
1. Identifikasi halusinasi : isi, pikiran, 1. Mengidentifikasi masalah yang
dihadapi klien. Mendiskusikan
frekuensi, kapan halusinasi masalah dan akibat yang mungkin
datang/dirasakan. Ajarkan terjadi pada klien halusinasi. Latih
mengontrol halusinasi dengan melawan halusinasi dengan
cara menghardik menghardik
2. Menjelaskan dan melatih Pasien 2. Latih mengabaikan halusinasi dengan
bersikap cuek
minum obat dengan prinsip 6 3. Latih mengalihkan halusinasi dengan
benar, keuntungan minum obat cara distraksi yaitu bercakap-cakap
dan kerugian tidak minum obat dan melakukan aktivitas terjadwal
3. Menjelaskan dan melatih Pasien 4. Latih minum obat dengan prinsip 8
cara berbincang-bincang benar, yaitu : benar nama, benar obat,
benar manfaat, benar dosis, benar
4. Menjelaskan dan melatih Pasien frekuensi, benar cara, benar tanggal
cara beraktivitas kadaluwarsa dan benar dokumentasi
SP Keperawatan Jiwa Isolasi Sosial
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial: 1. Diskusikan keuntungan
siapa yang serumah, siapa yang dekat,
yang tidak dekat, dan apa sebabnya. berinteraksi dengan orang
Keuntungan punya teman dan lain
bercakap-cakap, Kerugian tidak punya 2. Diskusikan keuntungan
teman dan tidak bercakap-cakap, Latih melakukan kegiatan bersama
cara berkenalan dengan 1 orang (orang
terdekat), dan Masukan pada jadwal
orang lain
kegiatan untuk latihan berkenalan 3. Latih klien berkenalan
2. Latih berkenalan lebih dari 2 orang 4. Latih klien bercakap-cakap
3. Latih pasien bercakap-cakap saat saat melakukan kegiatan
melakukan kegiatan sehari-hari. sehari-hari
4. Latih cara bicara sosial: belanja ke
warung, meminta sesuatu, menjawab 5. Latih klien kegiatan sosial:
pertanyan berbelanja, ke rumah ibadah, ke
arisan, ke bank, dan lain-lain
SP Keperawatan Jiwa Defisit Perawatan Diri