MAKASSAR
2021
i
KATA PENGANTAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
(WHO) memperlihatkan yang menderita gagal ginjal baik akut maupun kronik
Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing–masing 0,3 %.
Gagal Ginjal Kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir atau ESRD (End
Stage Renal Desease) merupakan gangguan fungsi gagal yang progresif dan
dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal
yang efektif untuk memperpanjang hidup pasien, namun angka morbiditas dan
mortalitasnya masih cukup tinggi, hanya 32%-33% pasien yang menjalani terapi
hemodialisis hanya bisa bertahan pada tahun kelima (Hidayanti dkk). Gagal
ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang bersifat progresif dan
keadaan asupan makanan normal. Angka kejadian penderita gagal ginjal kronik di
Indonesia sampai sekarang belum ada data yang akurat dan lengkap, namun
diperkirakan penderita gagal ginjal kronik kurang lebih 50 orang per satu juta
penduduk. Umumnya GGK disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsik difus dan
penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60%. Selain itu juga
ginjal kronik antara lain merokok, penggunaan obat analgetik dan OAINS,
karena usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi
fungsi ginjal. (Pranandari dan Supadmi, 2015) Pengobatan bagi penderita gagal
55
ginjal kronik tahap akhir, dilakukan dengan pemberian terapi dialisis seperti
kualitas hidup pasien. Kualitas hidup adalah sejauh mana seseorang menikmati
kemungkianan penting dalam hidupnya. Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
penting sebagai dampak dari terapi hemodialisa. Mencapai kualitas hidup perlu
perubahan secara fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit Gagal
Ginjal Kronis itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden memiliki
karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari usia responden dimana
yang menderita penyakit gagal ginjal paling banyak dari kalangan orang tua yaitu
sebanyak 26,9 %, dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 67,3 % dan tingkat
pendidikan SMA sebanyak 44,2 % dam kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
masuk dalam katagori tinggi yaitu 67,3 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fisik pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit (Butar-Butar & Siregar)
pembimbing, penulis membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gagal Ginjal
56
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bhayangkara Makassar.
57
c. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam
Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Aplikasi
penyembuhan.
58
c. Manfaat Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien dan keluarga bisa mengatahui penyebab dan dampak dari
penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) dan agar tidak terjadi pada keluarga
lainnya.
59
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Faktor Resiko
b. Diare
c. Disfungsi endokrin
antidiuretik)
h. Muntah
60
3. Faktor yang berhubungan
a. Fluid balance
b. Hydration
d. Intake
Kriteria Hasil :
normal< HT normal
4) Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa
Fluid management
61
5) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
volume cairan
62
B. Tinjauan Tentang Gagal Ginjal Kronis
a. Definisi
perkembangan Gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron
Jauhar, 2013).
dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Suharyanto & Madjid, 2012).
63
ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala
sakit (Tjokroprawiro,2007).
dunia dan kini diakui sebagai kondisi umum yang di kaitkan dengan
ml/min/1,73m2)
2012)
64
Gagal Ginjal Kronis atau atau chronic kidney disease merupakan
b. Anatomi fisiologi
1) Ginjal
setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi
renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk
melalui hilus,
2) Ureter
keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal
66
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian
kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah
4) Uretra
67
E
Etiologi
salah satu penyebab utama GGK, terutama pada populasi bukan orang
kulit putih.
sistemik).
68
4.) Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
d. Patofisiologi
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
untuk berfungsi sampai 3/4 dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang
harus di larut menjadi lebih besar dari pada yang bisa di reabsorbsi
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
69
bila kira-kira fungsi ginjal yang telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini
produk sampah maka, gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
stadium yaitu:
(Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal ). Pada tahap ini
filtration rate 10% dari normal, kreatinin kliners 5-10 ml permenit atau
kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar Blood Ureum
dan nukturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin
dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan
yang komplek.
elektrolit (sodium,kalium,khlorida).
71
penjelasan dibawah ini, tetapi harus diingat bahwa gagal ginjal akut
azotemia dapat saja terjadi saat keluaran urine lebih dari 400ml/24jam.
a.) Stadiumoliguri timbul dalam waktu 24-48 jam sesudah trauma dan
disertai azotemia.
1)). Stadium GGA dimulai bila keluaran urine lebih dari 400ml/hari
terus.
dan selama itu anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi
sedikit membaik.
f. Pemeriksaan penunjang
72
1.) Urine
a.) Volume
b.) Warna
c.) Sendimen
e.) Kreatinin
f.) Protein
2.) Darah
e.) Kalium
73
Menunjukkan ukuran kandung kemih dan adanya massa, kista, obstruksi
8.) EKG
g. Penatalaksanaan
sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi melalui kadar kalium plasma dan
EKG.
lebih ketat.
dilakukan dialysis biasanya adalah gagal ginjal dengan gejala klinis yang
h. Komplikasi
1.) Hipertensi
2.) Hiperkalemia
3.) Anemia
4.) Asidosis
a. Pengkajian
76
1) Biodata
a) Identitas Klien
a) Keluhan Utama
6) Genogram
8) Fokus Pengkajian
a) Aktifitas / Istirahat
Gejala :
b) Sirkulasi
Gejala :
77
1)). Hipertensi, nadi kuat, edama jaringan umun dan piting pada
c) Integritas ego
Gejala :
2)). Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan Tanda :
perubahan kepribadian
d) Eliminasi
Gejala :
Tanda :
coklat, berawan
e) Makanan/Cairan
78
Gejala :
2)). Anoreksia , nyeri ulu hati, mual/muntah , rasa metalik tak sedap
Tanda :
bertenaga
f) Neurosensori
Gejala :
2)). Kram otot/kejang, sidrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada
telapak kaki
(neuropati perifer)
Tanda :
g) Nyeri/Kenyaman
Gejala :
h) Pernafasaan Gejala :
Tanda :
2)). Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
3)). Keamanan
Gejala :
Tanda :
1)). Pruritus
80
b. Diagnosa Keperawatan
Nursing Diagnosis
Association (NANDA)
2) Nyeri akut
3) Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan
keseluruhan tubuh
81
prioritaskan adalah :
82
1 Definisi : a. Respitatory Airway
kelebihan atau status : Management :
defisit pada Gas exchange a. Buka jalan
oksigenasi b. Respiratory nafas, gunakan
dan/atau Status : teknik chin lift
eliminasi karbon atau jaw thrust
ventilation
dioksida pada bila perlu
c. Vital sign status
membran b. Posisikan
Kriteria hasil:
alveolar-kapiler pasien untuk
a. Mendemonstrasikan
Batasan memaksimalka
peningkatan ventilasi
karakteristik : n ventilasi
dan oksigenasi yang
a. PH darah c. Identikasi
adekuat
arteri pasien perlunya
b. Memelihara
abnormal pemasangan
kebersihan paru-paru
b. PH arteri alat jalan nafas
dan bebas dari tanda-
abnormal buatan
tanda distress
c. Pernafasan d. Pasang
abnormal pernafasan
c. Mendemonstrasikan mayo
(mis.,kecepat bila perlu
an,irama batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, e. Lakukan
kedalaman)
tidak ada sianosis dan fisioterapi dada
d. Warna kulit
dyspneu jika perlu
abnormal
(mis.,pucat,ke (mampu f. Keluarkan
hitaman) mengeluarkan sputum, secret dengan
mampu bernafas batuk atau
e. Konfusi
dengan mudah, tidak section
f. Sianosis (pada
ada pursed lips) g. Auskultasi
neonatus
d. Tanda-tanda vital suara nafas,
saja)
dalam rentan normal catat adanya
g. Penurunan
suara tambahan
karbon
h. Lakukan
dioksida
suction pada
h. Diaforesia
mayo
i. Dispnea i. Berikan
j. Sakit kepala bronkodilator
saat bangun bila perlu
k. Hiperkapnia j. Berikan
l. Hipoksemia pelembab
m.Hipoksia udara
n. Iritabilitas k. Atur intake
o. Napas cuping untuk cairan
hidung mengomptimal
p. Gelisah kan
keseimbangan
l. Monitor
83
q. Samnolen respirasi dan
r. Takikardi status
s. Gangguan Respiratory
penglihatan Faktor Monitoring
yang a. Monitor
behubungan : ratarata,
a. Perubahan kedalaman
membran , irama dan
alveolarkapiler usaha respirasi
b. Ventilasiperfusi b. Catat
pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot
supraclavicular
dan intercostals
c. Monitor suara
nafas, seperti
dengkur
d. Monitor pola
nafass :
bradipena,
takipenia,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
e. Catat lokasi
trakea
f. Monitor
kelemahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara tambahan
h. Tentukan
kebutuhan
84
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan
ronkhil pada
jalan nafas
utama
i. Auskultasi
suara paru
setelah tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
85
berlangsung <6 dan tanda nyeri) terapeutik untuk
bulan. Batasan d) Menyatakan rasa mengentah
karakteristik : nyaman setelah ui
a) Perubahan selera nyeri berkurang pengalama
makan n nyeri
b) Perubahan pasien
tekanan darah 4. kaji kultur yang
c) Perubahan mempengar uhi
frekwensi jantung respon nyeri
d) Perubahan 5. evaluasi
frekwensi pengalama
pernapasan n nyeri
e) Laporan isyarat masa lampau
f) Diaphoresis 6. evaluasi
g) Perilaku bersama pasien
disraksi dan tim
(mis.,berjalan kesehatan lain
mondar-mandir tentang
mencari orang ketdakefekt
lain dan atau ifan control
aktivitas lain, nyeri maasa
aktivitas yang lampau
berulang) 7. bantu pasien
h) Mengekspresikan dan keluarga
perlaku untuk mencari
(mis.,gelisah, dan
merengek, menemuka
menangis) n dukungan
i) Masker wajah 8. kontrol
(mis.,mata lingkungan
kurang yang dapat
bercahaya, mempengar uhi
tampak kacau, nyeri
gerakan mata seperti suhu
berpencar atau ruangan,pe
tetap pada satu
focus meringis)
j) Sikap melindungi
area nyeri
k) Focus menyempit
(mis.,gangguan
presepsi nyeri,
86
hambatan proses ncahayaan
berfikir, dan
penurunan kebisingan
interaksi dengan 9. kurang
orang lain faktor
lingkungan) presipitaasi
l) Indikasi nyeri nyeri
yang dapat 10. pilih
diamati dan
m) Perubahan posisi lakukan
untuk penanganan
menghindari nyeri nyeri
n) Sikap tubuh (farmakolo
melindungi gi dan inter
o) Dilatasi pupil personal)
p) Melaporkan nyeri 11. monitor
secara verbal penerimaan
q) Gangguan tidur pasien
tentang
Faktor yang manajamen
berhubungan : t nyeri
a) Agen cedera 12. Analgesica
(mis.,biologis, zat d
kimia, fisik, ministratio
psikologis harga n
diri rendah pemberian
situasional Tentukan
perubahan peran lokasi,
social tahap katrakteristi
perkembangan k, kualitas,
tahap pertumbuhan dan derajat
gangguan obat nyeri
psikoatif sebelum
pemberian
obat
13. Cek intruksi
dokter
tentang
jenis obat,
dosis dan
frekwensi
14. Cek riwayat
alergi
87
15. Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih
dari satu
16. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung
tipe dan
beratnya
nyeri
17. Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian
dan dosis
optimal
18. Pilih rute
pemberian
secara IV,
IM untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
monitor
vital
sign
sebelum dan
sesudah
88
3) Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan
retennsi cairan serta natrium
89
q. Efusi pleura luas edema
r. Refleksi i. Monitor
hepatojugular masukan
positif makanan /
s. Perubahan cairan dan
tekanan arteri hitung intake
pulmunal kalori
t. Kongesti j. Monitor status
pulmunal nutrisi
u. Gelisah k. Kolaborasi
v. Perubahan pemberian
berat diuretik sesuai
jenis interuksi
urine l. Batasi masukan
w. Bunyi jantung cairan pada
S3 keadaan
x. Penambahan hiponatrermi
berat badan dilusi dengan
dalam waktu serum Na < 30
sangat mEq/I
singkat m. Kolaborasi
Faktor dokter jika tanda
yang cairan
berhubungan : a. berlebih muncul
Gangguan memburuk
mekanisme Fluid monitoring
regulasi a. Tentukan
b. Kelebihan riwayat jumlah dan
asupan cairan tipe intake cairan
c. Kelebihan dan
asupan eliminasi
natrium b. Tentukan
kemungkinan
faktor resiko
dari
ketidakseimban
gan cairan
(Hipertermia,
terapi diuretic,
kelainan renal,
gagal jantung,
diaporesis ,
disfungsi hati,
90
dll)
c. Monitor berat
badan
d. Monitor serum
dan elektrolit
urine
e. Monitor serum
dan osmilalitas
urine
f. Monitor BP,
HR, dan RR
g. Monitor
tekanan darah
orthostatic dan
perubahan
irama jantung
h. Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
i. Catat secara
akutar intake
dan output
j. Monitor adanya
distensi leher,
rinchi, oedem
oerifer dan
penambahan
BB
k. Monitor tanda
dan gejala dari
odema
4). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual
dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
91
Ketidakseimban 1. Nutritional Status : Nutrition
gan nutrisi 2. Nutritional Status: Food Management
kurang and Fluid 1. Kaji adanya
dari 3. Intake alergi makanan
kebutuhan tubuh. 4. Nutritional Status : 2. Kolaborasi
Definisi: nutrient Intake Weight dengan ahli gizi
Asupan nutrisi control Kriteria Hasil: untuk
tidak cukup 1. Adanya peningkatan menentukan
untuk memenuhi berat badan sesuai jumlah kalori
kebutuhan dengan tujuan dan nutrisi
metabolik. 2. Berat badan ideal sesuai yang
Batasan dengan tinggi badan dibutuhkan
karaktristik: 3. Mampu mengidentifikasi pasien
1. Kram abdomen kebutuhan nutrisi 3. Anjurkan pasien
Nyeri abdomen 4. Tidak ada tanda tanda untuk
2. Menghindari malnutrisi meningkatkan
makanann 5. Menunjukkan intake Fe
3. Berat peningkatan 4. Anjurkan
badan fungsi pengecapan pasien utuk
20% atau dari meningkatkan
lebih dibawah menelan protein dan
berat badan Tidak terjadi penurunan vitamin C
ideal berat badan yang berarti 5. Berikan
4. Kerapuhan subtansi gula
kapilerr 6. Yakinkan diet
5. Diare yang
6. Kehilangan diberikan
rambut mengandung
berlebihan tinggi serat
7. Bising untuk
usus mencegah
hiperaktif konstipasi
8. Kurang 6. Berikan
informasi makanan yang
9. Kurang minat terpilih (sudah
pada makanan dikonsultasikan
10. dengan ahi
Penurunan gizi)
berat badan 7. Ajarkan pasien
dengan asupan bagaimana
makanan membuat
adekuat catatan
11. makanan harian
Kesalahan 8. Monitor jumlah
komsepsi
92
12. nutrisi dan
Membrane kandungan
mukosa pucat kalori
13. 9. Berikan
Ketidakmampuan informasi
makan tentang
makanan kebutuhan
14. nutrisi
Tunos otot 10. Kaji
menurun kemampuan
15. pasien unuk
Mengeluh asupan mendapatkan
makanan nutrisi yang
Faktor yang dibutuhkan
berhubungan: Nutrition
1. Faktor biologis Monitorig
2. Ketidakmamp 1. Berat badan
uan mengabsorb- pasien dalam
si nutrient batas normal
16. 2. Monitor adanya
faktor penurunan
psikologis berat badan
3. Monitor tipe
dan jumlah
aktivias yang
bisa dilakukan
4. Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
5. Monitor
lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor tugor
kulit
93
9. Monitor
kekeringan,
ram but
kusam, dan
mudah patah
10. Monitor
mual dan
muntah
11. Monitor
kadar albumin,
total protein, Hb
dan kadar
Ht
12. Monitor
pertumbuha
n dan
perkemban
ga
13. Monitor
pucat,kelemaha
n, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor
kalori dan
intake nutrisi
15. Catat
adanya
edema,hipe
rem ik,
hipertonik
papilla
lidah
dan cavitas
oral Catat
jika lidah
berwarna
magenta,
scarlet.
94
5) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perlemahan aliran darah keseluruhan
tubuh
classification
(NIC)
95
Definisi : a. Circulation status Mendemonstrasik
penurunan b. Tissue perfusion an status sirkulasi
sirkulasi darah ke : cerebral yang di tandai
perifer yang dapat Kriteria hasil : dengan :
menggangu a. Tekanan systole dan a. Berkomunikasi
kesehatan diastole dalam dengan jelas
Batasan rentang yang di dan sesuai
karakteristik : harapkan dengan
a. Tidak ada b. Tidak ada ortostatik kemampuan
nadi hipertensi b. Menunjukkan
b. Perubahan c. Tidak ada tandatanda perhatian,
fungsi motorik peningkatan tekanan konsentrasi dan
c. Perubahan intracranial (tidak orientasi
karakteristik lebih dari 15 mmHg) c. Memproses
kulit (warna, informasi d.
elastisitas , Membuat
rambut, keputusan
kelembapan , dengan benar
kuku, sensasi
, suhu)
d. Indek
anklebrakhial
<0,90
e. Perubahan
tekanan darah
diekstremitas
f. Waktu
pengisian
kapiler >3
detik
g. Klaudikasi
h. Warna tidak
kembali ke
tungkai saat
tungkai
diturunkan
i. Kelemabtatan
menyembuhk
an luka
perifer
penurunan
96
nadi
j. Edema
k. Nyeri
ekstremitas
l. Bruit femoral
m. Pemedekan
jarak
total
yang
ditempuh
dalam uji
berjalan enam
menit
n. Pemendekan
jarak bebas
nyeri yang di
tempuh dalam
uji berjalan
enam menit
o. Perestesia
p. Warna kulit
pucat saat
elevasi
97
darah abnormal melakukan untuk
terhadap aktivitas aktivitas sehari- mengidentifi
b) Respon frekwensi hari (ADLs) kasi
jantung normal secara mandiri aktivitas
terhadap aktivitas c) Tanda-tanda vital yang
c) Perubahan EKG yang normal mampu
mencerminkan aritmia d) Energy psikomotor dilakukan
d) Ketidaknyamanan e) Level kelemahan c) Bantu untuk
setelah beraktivitas memilih
f) Mampu
e) Dipsnea setelah aktivitas
berpindah: dengan
konsisten
beraktivitas atau tanpa
yang sesuai
f) Menyatakan bantuan alat
dengan
merasa g) Status kemampuan
letih kardiopulmunari fisik,
g) Menyatakan adekuat psikologi
merasa lemah h) Sirkulasi status dan social
Faktor yang baik d) Bantu untuk
berhubungan i) Status respirasi mengedident
a) Tirah baring atau pertukaran gas dan ifikasi dan
imobilisasi ventilasi
mendapatka n
b) Kelemahan umum adekuat
sumber
c) Ketidakseimbangan yang
antara suplei dan diperlukan
kebutuhan oksigen untuk
d) Imobilitas aktivitas
e) Gaya hidup monoton yang di
inginkan
e) Bantu untuk
mendapatka
n alat
bantuan
aktivitas
seperti kursi
roda, krek
f) Bantu untuk
mengidentifi
kasi
aktivitas
yang di
sukai
g) Bantu klien
untuk
membuat
98
jadwal latihan
diwaktu luang
h) Bantu
pasien/kelua
rga untuk
mengidentifi
kasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
i) Bantu pasien
untuk
mengemban
gkan motivasi
diri dan
penguatan
j) Monitor
respon fisik,
emosi, social
dan
spiritual
99
e) Gangguan mekanisme sesuai dengan 3) Monitor status
regulasi (mis., diabetes, usia dan BB, BJ hidrasi
isipidus, sindrom urine normal< (kelembaban
ketidaktepatan sekresi HT normal membrane
hormon antidiuretik) 2) Tekanan darah, mukosa, nadi
f) Kelebihan volume cairan nadi, suhu tubuh adekuat,
g) Efek samping obat (mis., dalam batas tekanan darah
medikasi,drain) normal ortostatik ), jika
h) muntah 3) Tidak ada di perlukan
tandatanda 4)Monitor vital
dehidrasi sign
4). Elastisitas 5) Monitor
turgor kulit baik, masukan
membrane makanan /
mukosa lembab, cairan dan
tidak ada rasa hitung intake
haus yang kalori harian
berlebihan 6) kolaborasikan
pemberian cairan
IV
7) monitor status
nutrisi
8) berikan cairan IV
pada suhu
ruangan
9) dorong masukan
oral
10) Berkan
penggantian
nesogatrik
sesuai output
11) Dorong
keluarga untuk
membantu
pasien makan
12) tawarkan
snack ( jus buah ,
buah segar)
13) kolaborasi
dokter jika tanda
cairan
berlebihan
muncul
memburuk
100
14) Atur
kemungkinan
transfusi
15) persiapan
untuk gtransfusi
Hypovolemia
Management
16) Monitor
status cairan
termasuk intake
dan
output cairan
17) pelihara
IV line
18) monitor
tingkat hb dan
hematokrit
19) monitor
tanda vital
20) Monitor
respon pasien
terhadap
penambahan
cairan
21) Monitor
berat badan
22) Dorong
pasien untuk
menambak
intake oral
23) Pemberian
cairan IV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan
volume cairan
24) Monitor
adanya tanda
gagal ginjal.
101
e. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah tahap proses
2017).
f. Evaluasi Keperawatan
102
BAB IV
A. Hasil
Rumah Sakit Bhayangkara adalah Rumah Sakit yang berdiri sejak tahun 1965
Kesehatan, juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Khususnya Anggota Polisi dan
Keluarganya dari Kawasan Indonesia Timur. Letak Rumah Sakit ini di sebelah
103
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Identitas
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
b) Keluhan Utama
104
Alasan Kunjungan : Pasien Mengatakan sesak dan batuk
c) Riwayat Kesehatan
, N : 80×/i
105
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi
? ? ? ? ?
42 39
? ? ? ?
19
Keterangan :
= Laki-Laki
= Garis keturunan
G1 : Kakek dan Nenek pasien telah meninggal dunia karna faktor gerontik
106
G2 : Ayah dan Ibu pasien masih hidup
d) Riwayat Psikososial
e) Spiritual
f) Pemeriksaan Fisik
107
(b) Penanmpilan dihubungkan dengan usia
Berat Badan : 36
TD : 140/100 mmHg
N : 80x/i
S : 36,7°c
P : 28x/i
(a) Hidung
(b) Leher
(c) Dada
108
(b) Gaster : kembung , tidak ada nyeri tekan
(c) abdomen
(b) Hidung
(c) Telinga
pendengaran baik
109
(6)) Nervus VIII : Pendengaran dan keseimbangan bagus
Kekuatan otot
Massa otot
malam
110
(11) Sistem perkemihan
batu
(a) Wanita
Obatan
g) Aktivitas sehari-hari
(1) Nutrisi
(2) Cairan
Kebutuhan cairan
111
(3) Eliminasi BAB dan BAK
Konsistensi : lembek
(4) Olahraga
h) Pemerikasaan Laboratorium
112
(3) Pemeriksaan Darah Rutin ( 28 – 04 – 2018 )
PNC Bilateral
Ascites
i) Therapy/obat – obatan
IVFD RL 20 tpm
Posafit 3 × 1
113
Aminefron 3 × 1
IVFD RL 20 tpm
Posafit 3 × 1
Aminefron 3 × 1
IVFD RL 20 tpm
Posafit 3 × 1
Aminefron 3 × 1
2) Klasifikasi Data
114
1. Pasien mengatakan sesak 1. Pasien tampak lemas
2. Pasien mengatakan batuk 2. Pasien tampak sesak
3. Pasien mengatakan lemas 3. Bibir tampak pecah-pecah
4. Pasien mengatakan 4. TTV
perutnya kembung TD :
N : 80×/i
S : 36,7°c
P : 28×/i
5. Hasil pemeriksaan
Laboratorium
Wbc : 12,05
Hb : 7,8
PLT : 269
ALB : 1,59
Ur : 254
Cr : 11,57
6. ADL tampak dibantu keluarga
7. Natrium : 135,4 Kalium : 3,87
Chloride : 104,0
8. Auskultasi suara nafas : ronchi
9. USG
Tampak echo cairan bebas
Intraperitoneal dan cavum
Pleura bilateral
10. USG abd : Ascifes
3) Analisa Data
115
2. HB 7,8 Suplai nutrisi
dalam darah
turun
Oksihemoglo
bin turun
Intoleransi
aktivitas
116
3. DS : Aliran darah Resiko
1. Pasien mengatakan ginjal turun ketidakseimb
lemas DO : angan
1. Natrium : 135,4 RAA turun elektrolit
2. Kalium : 3,87
3. Chlorida : 104,0 Retensi Na
dan H2O
Kelebihan
volume cairan
Resiko
ketidakseimba
ngan elektrolit
b. Diagnosa keperawatan
Subjektif:
kembung.
Data Objektif :
TTV TD :140/100mmHg
N : 80×/I
117
S : 36,7°c
P : 28×/I.
bilateral.
HB 7,8
Natrium : 135,4
Kalium : 3,87
Chloride : 104,0
118
c. Rencana Keperawatan
TTV
TD :
N : 80×/i
2. S : 36,7°c
P : 28×/i
3. Auskultasi suara nafas :
ronchi
USG
Tampak echo cairan bebas
Intraperitoneal dan cavum
Pleura bilateral
2 Intoleransi aktivitas DS 4. Energy conservation 1. Bantu pasien untuk
: 5. Activity tolerance mengidentifikasi aktivitas
1. Pasien mengatakan lemah 6. Self care : ADLs yang mampu dilakukan
DO : Kriteria Hasil 2. Bantu pasien/keluarga
1. ADL Nampak dibantu j) Mampu melakukan aktivitas untuk mengidentifikasi
keluarga kekurangan dalam
sehari-hari (ADLs) secara
69
2. HB 7,8 mandiri beraktifitas
d. Implementasi
Keperawatan
No Dx Jam Hari I(27/04/2018) Jam Hari II(28/04/2018) Jam Hari III
(29/04/2018)
70
Implementasi Implementasi Implementasi
1 I 10:00 1. Memonitor tanda 10:30 1. Memonitor tanda dan 10:00 1. Memonitor tanda
dan gejala edema gejala edema Hasil : dan gejala edema
Hasil : tidak ada tidak ada tanda Hasil : tidak ada
tanda edema edema tanda edema
2. Memonitor TTV 2. Memonitor TTV 2. Memonitor TTV
Hasil : Hasil : Hasil :
TD : 140/100 TD : 150/100 mmHg TD : 150/100
mmHg N : 81×.i mmHg
N : 80×.i S : 36,7°C N : 81×.i
S : 36,7°C P : 28×/i S : 36,7°C
P : 28×/i 3. Memonitor cairan P : 28×/i
3. Memonitor cairan peroral Hasil : pasien 3. Memonitor cairan
peroral Hasil : membatasi peroral Hasil :
pasien membatasi 4. Penatalkasanaan pasien membatasi
4. Penatalkasanaan therapy 4. Penatalkasanaan
therapy Hasil : 1. Injeksi therapy
Hasil : 1. Injeksi Forosemid per 24 jam Hasil : 1. Injeksi
Forosemid per 24 2. injeksi metal ½ Forosemid per 24
jam ampul per 12 jam jam
2. injeksi metal ½ 2. injeksi metal ½
ampul per 12 jam ampul per 12 jam
71
2 II 11:30 1. Membantu pasien 11:00 1. Membantu pasien 10:30 1. Membantu pasien
mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
aktifitas yang aktifitas yang mampu aktifitas yang
mampu dilakukan dilakukan mampu dilakukan
Hasil : pasien hanya Hasil : pasien hanya Hasil : pasien
mampu baring mampu baring hanya mampu
ditempat tidurnya. ditempat tidurnya. baring ditempat
2. Membantu pasien 2. Membantu pasien dan tidurnya.
dan keluarga untuk keluarga untuk 2. Membantu pasien
mengidentifikasi mengidentifikasi dan keluarga untuk
kekurangan dalam kekurangan dalam mengidentifikasi
beraktifitas Hasil : beraktifitas kekurangan dalam
keluarga membantu 3. Hasil : keluarga beraktifitas Hasil :
pasien melakukan membantu pasien keluarga
kekurangan aktivitas melakukan membantu pasien
pasien. kekurangan aktivitas melakukan
3. Lanjut pemberian pasien. kekurangan
therapy 4. Lanjut pemberian aktivitas pasien.
Hasil : 1. Injeksi therapy 3. Lanjut pemberian
furosemid per 8 jam Hasil : 1. Fosafit 3×1 therapy
2. inf albumin Hasil : 1. Fosafit
100cc-25% 3×1
4. Transfuse PRC II
Bag
5. Fosafit 3×1
72
E. Evaluasi Keperawatan
73
A. Pembahasan
1. Pengkajian
otot/kejang, sidrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki,
Sedangkan dari hasil pengkajian selama tiga hari supervisi ditemukan data
objektif pasien tampak lemas, pasien tampak sesak, bibir tampak pecah-
1
3,87 Chloride : 104,0, auskultasi suara nafas : ronchi, USG Tampak echo
Ascifes
a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi terdapat dalam konsep
teori adalah :
b. Data yang tidak ditemukan dalam studi kasus tetapi ditemukan dalam
anoreksia pada Nn F.
skala 0.
5) Nyeri ulu hati. Penulis menilai data ini tidak ditemukan karena
asam lambung.
2
6) Mual muntah. Data ini tidak ditemukan karna pada pasien Nn F
2. Diagnosa Keperawatan
muncul pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah Gangguan
cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan retennsi cairan
ada pada teori dengan Diagnosa yang ditemukan pada studi kasus.
3. Perencanaan
3
Gagal ginjal kronik dengan masalah keperawatan Resiko
sebagai berikut:
monitor tanda dan gejala edema, monitor TTV, batasi cairan peroral,
penatalaksanaan therapy.
Implementasi Keperawatan
4
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
5
diimplementasikan antara lain: membantu pasien untuk
5. Evaluasi Keperawatan
6
teratasi yaitu :
diagnosa ini teratasi karna tidak ada kelemahan dalam diri pasien.
terdapat efusi pleura bilateral . cairan efusi pleura akan di buang sehingga
pada pasien Nn. F terdapat dua diagnosa keperawatan yang teratasi dan
7
BAB V
A. Kesimpulan
Kronik Data yang tidak ditemukan dalam praktek tetapi terdapat dalam
konsep teori adalah penurunan BB, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri
panggul, nyeri ulu hati, mual ulu hati, mual muntah dank ram otot/kejang .
Sedangkan data yang ditemukan pada praktek dan tidak ada pada konsep
8
implementasi antara lain: pasien kooperatif, kerja sama yang baik dari
B. Saran
agar bisa betul betul berpodaman pada data yang didapatkan dan
proses keperawatannya.
dan dampak penyakit Gagal Ginjal Kronik, serta dapat mencegah terjadinya
9
10