Diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep) di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung
Oleh :
Muhammad Qiemas
AKX 17.058
Latar Belakang: Hernia merupakan penonjolan pada dinding perut atau dari rongga perut ke
rongga tubuh lainnya. Banyaknya angka kejadian hernia di RSUD Ciamis sepanjang tahun 2019
terdapat 46 kasus. Tindakan operasi hernia menyebabkan terjadinya diskontuinitas jaringan tubuh
sehinga klien merasakan nyeri akut. Tujuan: Mampu elaksanakan asuhan keperawatan pada klien
hernioraphy dengan nyeri akut RSUD Ciamis. Metode: Studi kasus yaitu untuk mengeksporasi
masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dilakukan pada kedua orang klien
hernioraphy dengan nyeri akut di Ruang Wijaya Kusuma I RSUD Ciamis. Hasil: Setelah di
lakukan asuhan keperawatan dengan memberikan intervensi keperawatan, masalah keperawatan
nyeri akut pada klien satu dan dua teratasi pada hari ke tiga. Diskusi: Klien dengan masalah
keperawatan nyeri akut tidak selalu memiliki respon yang sama terhadap kasus hernioraphy, hal ini
dipengarunhi oleh beberapa hal meliputi arti nyeri, presepsi nyeri, toleransi nyeri, dan reaksi
terhadap nyeri. Untuk itu perawat harus melakukan asuhan yang komprehensif untuk menangani
masalah keperawatan pada klien. Saran: Pemberian terapi musik dan nafas dalam, pada pasien post
operasi efektif terhadap penurunan skala nyeri. Diharapkan rumah sakit mampu mengaplikasikan
terapi musik dan nafas dalam untuk menurunkan nyeri pasca operasi.
ABSTRACT
Backgrond: Henia is a protrusion in the abdominal wall or from the abdominal cavity to other
cavites. Many incidence hernia hernia in public hospitals Ciamis throughout 2019 there were 46
cases. The act of operation of hernia caused changes continuity body tissues that acute pain.
Research Purpose: Implement clients nursing care public hospital Ciamis hernioraphy acut pain.
Method: Case study is to explore problems / phenomena with detailed limitations, have in-depth
data collection and include various sources of information. This case study was carried out on two
hernioraphy clients with acute pain in Room Wijaya Kusuma I Hospital Ciamis. Results: After
nursing care is done by providing nursing intervention, the nursing acut pain in the case of one
and two can be reduced on the third day. Discussion: Patien with acute pain nursing problem do
not always have the same respone every hernioraphy, this is influenced by several things including
the meaning of pain, pain perception, pain tolerance, and reaction to pain. For that, nurses must
carry out comprehensive care to deal with nursing problems to clients. Suggestion:
Administration of music and deep breathing therapy in postoperative patients is effevtive against
decreasing paint scale. The hospital is expected to be to apply music therapy and deep breathing
therapy in reducing postoperative pain.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia – Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
vi
Pada Klien Post Operasi Hernioraphy Atas Indikasi Hernia Inguinalis Lateralis
sebaikbaiknya
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III
Kencana.
Kencana.
vii
8. Vera Abriyanti S.Kep.,Ners selaku CI Ruangan Wijaya Kusuma 1 yang
10. Ayahanda Tamsil, S.E, ibunda Ernawati, adikku tercinta Siti Faiqah dan M
11. Ravi Oktapyan Lestari yang selalu memberikan dukungan serta bersedia
12. Para senior dan sahabatku Ramdhan, Eka, Lukman, Riath, Fauzan, Ardi,
13. Difa Alfansha yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
Penulis
DAFTAR ISI
viii
Kata Pengantar ...................................................................................................vi
Daftar Isi .............................................................................................................viii
Daftar Tabel .......................................................................................................x
Daftar Gambar ...................................................................................................xi
Daftar Singkatan ................................................................................................xii
Daftar Bagan ......................................................................................................xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Blakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Maslah ..............................................................................4
1.3 Tinjauan Penelitian ...........................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................8
2.1 Konsep Penyakit ..............................................................................8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ..........................................................19
2.3 Konsep Nyeri ...................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................45
3.1 Desain Penelitian ..............................................................................45
3.2 Batasan Istilah ..................................................................................45
3.3 Partisipan/Responden/Subjek Penelitian ..........................................46
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................47
3.5 Pengumpulan Data ...........................................................................47
3.6 Uji Keabsahan Data ..........................................................................48
3.7 Analisa Data .....................................................................................49
3.8 Etika Penelitian ................................................................................51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................55
4.1 Hasil .................................................................................................55
4.2 Pembahasan ......................................................................................82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................93
5.1 Kesimpulan ......................................................................................93
5.2 Saran .................................................................................................95
ix
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................97
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
perut ke rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang
dinding perut yang bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut
ireponible. Hernia reponibel sendiri bila isi hernia bisa keluar masuk. Usus
keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Sedangkan hernia ireponible yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat
pulposi. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan
menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah perut
1
2
benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe sering terjadi
hernia tiap tahunnya meningkat. Didapatkan data pada dekade tahun 2005
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
penderita hernia yaitu penanganan konservatif dan terapi operatif. Tiga jenis
untuk penyembuhan luka, fase awal penyembuhan luka ini biasanya timbul
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah, gangguan rasa nyaman, resiko
pendarahan, dan resiko infeksi (Nurarif & Kusuma, 2015). Diantara lima
3
pada pasien post operasi hernioraphy, nyeri post operasi disebabkan oleh
darah dan nadi. Akibat tekanan darah dan nadi yang meningkat dapat
Andrian, 2018).
dibutuhkan untuk mengelola masalah nyeri yang sering timbul pada pasien
pasca bedah. Rencana tindakan yang dapat disusun untuk penanganan nyeri
observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan, pilih dan lakukan
karakteristik, kualitas, cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi, cek riwayat alergi, tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
(NIC-NOC, 2015).
operasi pada pasien dengan kasus hernia dapat menimbulkan rasa nyeri, apa
4
bila rasa nyeri tidak diatasi maka akan memperlambat proses penyembuhan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam sebuah
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Post
Ciamis.
melaksanakan :
1.4 Manfaat
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sumber referensi dalam perawatan
akut.
c. Bagi Institusi Pendidikan
6
praktik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
perut ke rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang
dinding perut yang bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut
menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah perut
benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe sering
terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Nufarif & Kusuma, 2015).
8
8
kulit. Pada bagian lateral, terdapat tiga lapisan otot dengan fasia obllik yang
berhubungan satu sama lain. Pada setiap otot terdapat tendon yang disebut
dari otot-otot dinding perut dan merupakan lapisan dinding perut yang
(2017):
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah perut
benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe
paha. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
10
c. Hernia Insisional dapat terjadi melalui pasca operasi perut. Hernia ini
muncul disekitaran pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak
menutup sepenuhnya.
hernia jenis ini biasanya meutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun.
e. Hernia Epigastric yaitu penonjolan isi perut yang letaknya antara pusar
dengan batas bawah tulang rusuk, terletak antara bagian bawah perut,
lumbar bawah.
Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus.
11
isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini biasa disebut
c. Hernia strangulate atau inkarserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh
2.1.4 Etiologi
Menurut Dermawan dan Rahayu (2010):
a. Kelemahan abdomen
e. Batuk
f. Kegemukan
2.1.5 Patofisiologi
tekanan seperti pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang
air besar atau batuk kuat ataupun perpindahan usus kedaerah otot
abdominal yang tipis atau tidak cukup pada daerah tersebut dimana kondisi
itu ada sejak proses perkembangan yang cukup lama. Pertama terjadi
dewasa terjadi karena usia lanjut, karena bertambahnya usia maka akan
dan jaringan tubuh mengalamin proses degenerasi. Pada usia lanjut kanalis
mengankat beban yang berat, dan mengejan. Kanal yang sudah tertutup
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual.
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi.
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Reposisi
anak.
15
b. Suntikan
c. Sabuk Hernia
Diberikan pada pasien yang hernia yang masih kecil dan menolak
dilakukan operasi.
2) Operatif
a. Herniotomy
b. Hernioraphy
c. Hernioolasty
hingga/ tertutup hingga dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup
otot.
dengan dua cara yaitu: pada anak kurang dari 1 tahun :menggunakan
16
teknik Michele benc, sedangkan pada anak berusia lebuh dari 1 tahun
2.2.1 Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Biodata
1. Identitas Klien
dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan
sakit yang didapatkan adalah benjolan pada lipat paha atau nyeri
dari organ lain, dan penyakit lain yang memperberat hernia seperti
Hiperplasia.
18
a. Pola Nutrisi
Pada aspek ini dikaji mengenai makan dan minuman klien saat
b. Pola Eliminasi
Pada aspek ini dikaji mengenai BAB dan BAK klien saat dirumah
c. Istirahat Tidur
Pada aspek ini dikaji mengenai kebutuhan istirahat dan tidur saat
siang maupun malam dan keluhan tidur yang dialami. Pada pasien
19
e. Aktivitas
4) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
b. Sistem Kardiovaskuler
c. Sistem Pencernaan
20
bising usus.
d. Sitem Perkemihan
output urine, hal ini terjadi karena adanya intake oral selama
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Sistem Integumen
g. Sistem Persyarafan
h. Sistem Pendengaran
i. Sistem Endokrin
tiroid.
h. Sistem penglihatan
5) Data Psikologis
Data Sosial klien dilihat saat hubungan interaksi klien dengan keluarga,
7) Data Spiritual
8) Data Penunjang
Terapi yang di berikan diidentifikasi mulai nama obat, dosis, waktu, dan
10) Analisa
tindakkan operasi.
d. Resiko perdarahan.
tindakkn operasi.
teknik
25
Evaluasi efektif
bersama - memberikan
pasien dan tim penguatan positif,
kesehatan lain meningkatkan rasa
tentang ketidak control dan
efektifan menyiapkan
control nyeri pasien untuk
masa lampau intervensi yang
biasa digunakan
setalah pulang
Bantu pasien dan -
(Sumber Doengus,
keluarga untuk
2014).
mencari dan
Memahami
menemukan
kaprahan dan
- dukungan
lokasi nyeri,
Kontrol lingkungan - membantu untuk
yang dapat menentukan upaya
mempengaruhi kontrolnyeri cepat
nyeri seperti suhu (Sumber Doengus,
ruangan, 2014).
pencahayaan dan Informasi ini
- kebisingan. menentukan
Pilih dan lakukan - tindakan
penanganan nyeri selanjutnya
(farmakologi, non (Sumber Doengus,
farmakologi dan 2012).
- inter personal)
Untuk
meningkatkan
manajemen nyeri
dan farmakologi
(Sumber Doengus,
Kaji tipe dan - 2012).
- sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
Membantu klien
istirahat dan
membantu
Ajarkan tentang - memfokuskan
kembali perhatian
teknik non
sehingga
farmakologi
- megurangi nyeri
dan ketidak
nyamanan
(Sumber Doengus,
2012).
Evaluasi -
Menentukan data
keefektifan kontrol dasar kondisi
nyeri pasien dan
- memandu
intervensi
keperawatan
(Sumber
Doengus,
2012).
Dapat
menurunkan
- intensitas nyeri
26
serta
memfokuskan
perhatian selain
nyeri untuk
mencapai relaksasi
penuh (Nur Intan,
2014).
Nyeri merupakan
pengalaman
subjektif,
pengkajian
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk - Meminimalkan resiko yang tidak
pengobatan nyeri diinginkan dari pemberian analgetik (Sumber
secara teratur Doengus,
2018).
- Pemberian analgetik diinjek secara langsung ke
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah IV atau Im biasanya biasanya lebih adekuat dan
pemberian analgesik pertama efektif (Sumber
kali Doengus, 2018).
- Mengetahui tanda vital dalam batas normal dan
- Berikan analgesik tepat waktu dapat diberikan analgetik (Sumber Doengus,
terutama saat nyeri 2018).
- Membantu
meredakan nyeri akut atau hebat (Sumber
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
Doengus, 2018).
pemulih adekut (Sumber Doengus,
- Mengetahui
2018).
efektifitas analgetik dalam menangani nyeri
(Sumber
Doengus, 2018).
28
Tabel 2.2
Intervensi Ketidak Seimbangan Nutrisi
Diagnosa
keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Ketidak NOC NIC
seimbangan ❖ Nutritional Status : Nutrition Management
nutrisi ❖ Nutritional Status : - Kaji adanya alergi - Mengetahui
kurang dari food and Fluid makanan adanya
kebutuhan Intake aleri makanan
tubuh ❖ Intake untuk keamanan
❖ Nutritional Status: pemberian makanan
nutrient Intake - (Sumber
❖ Weight control Kolaborasi dengan -
Doengus, 2012).
Kriteria Hasil : ahli gizi untuk
Untuk
❖ Adanya menentukan jumlah
peningkatan berat kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan mengetahui jumlah
badan sesuai
dengan tujuan - pasien. kebutuhan
❖ Berat badan ideal Anjurkan pasien - kalori yang
sesuai dengan untuk meningkatkan dibutuhkan
tinggi badan protein dan vitamin pasien
C (Sumber
❖ Mampu
Doengus,
mengidentifikasi -
Yakinkan diet yang - 2012).
kebutuhan nutrisi
dimakan Mencegah
❖ Tidak ada tanda-
mengandung terjadinya
tanda malnutrisi
tinggi serat kekurangan
❖ Menunjukkan untuk atau
peningkatan fungsi mencegah konstipasi kelebihan
pengecapan dan - intake
menelan output (Sumber
❖ Tidak terjadi Berikan makanan -
yang terpilih (sudah Doengus, 2012).
penurunan berat Mengidentifikasi
badan yang berarti dikonsultasikan
dengan ahli gizi) dan menganjurkan
mengungkapkan
pilihan makanan
(Sumber
- Doengus,
2012).
Makanan ringan
Ajarkan pasien - yang padat gizi
bagaimana membuat sebagai makanan
catatan makanan sampingan yang
- harian. mampu
mempertahankan
gizi adekuat
Berikan informasi - (Sumber
tentang kebutuhan Doengus, 2012).
29
nutrisi Mengajarkan
klien
keterlibatannya
memahami untuk
kebutuhan nutrisi
(Sumber Doengus,
2012).
Dengan
pengetahuan yang
baik
tentang
nutrisi akan
memotivasi
(Sumber Doengus,
2012).
kebutuhan nutrisi.
Untuk membantu
Nutrition Monitoring perubahan atau
- BB pasien dalam - penurunan BB
batas normal (Sumber Doengus,
2012).
Membantu dalam
identifikasi
Monitor adanya malnutrisi,
- penurunan berat protein, khusunya
badan - bila berat badan
berkurang
(Sumber Doengus,
2012).
Lingkungan yang
bersih dan nyaman
Monitor lingkungan
- dapat
- selama makan
meningkatkan
selera makan
(Sumber Doengus,
- 2012).
Tidak menjadwal
apapun saat klien
- Jadwalkan makan (Sumber
pengobatan dan Doengus, 2012)
perubahan - Dehidrasi
pigmentasi dapat
- Monitor kulit kering mempengarumgi
dan perubahan kondisi kulit
pigmentasi (Sumber Doengus,
- 2012).
Turgor kulit
- menentukan
Monitor turgor kulit
apakah kulit
dehidrasi atau
30
- tidak (Sumber
- Doengus, 2012).
Meminimalkan
anoreksia dan
Monitor mual dan
mengurangi iritasi
muntah gester (Sumber
Doengus, 2012).
- Memantau
pemeriksaan lab
Monitor kadar untuk selalu
albumin, keadaan normal
total (Sumber
-
protein, Hb, Doengus, 2012).
dan Dapat menentukan
kadar Ht - dan
mengidentifikasi
masalah untuk
Monitor kalori dan meningkatkan
intake nutrisi intake nutrisi
(Sumber
Doengus, 2012).
Tabel 2.3
Intervensi Gangguan Rasa Nyaman
Tabel 2.4
Intervensi Resiko Perdarahan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
32
pendarahan
persistem atau
masih (Sumber
Doengus,
2012).
Mengurangi
cidera
tidak sengaja yang
dapat
menyebabkanb
pendarahan
(Sumber Doengus,
2012).
Tabel 2.5
Intervensi Resiko Infeksi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Resiko infeksi NOC NIC Untuk
❖ Immune Status Infection Control ontrol meningkatkan
❖ Knowledge : pemulihan
infeksi)
(K Infection dan
- mencegah
- Bersihkan lingkungan
komplikasi
control setelah dipakai pasien (Sumber Doengus,
❖ Risk control lain 2012).
Meminimalkan
pathogen yang ada
Kriteria Hasil: - disekeliling
-
❖ Klien bebas Pertahankan teknik (Sumber Doengus,
dari tanda dan isolasi 2012).
Menghindari
gejala infeksi
masuknya
❖ Mendeskripsik mikroorganisme
Batasi pengunjung bila
- an atau bakteri yang
- akan
proses perlu
menyebabkan
penularan infeksi
penyakit, faktor (Sumber Doengus,
yang 2012).
mempengaruhi Menghindari
penularan serta - penularan
penatalaksanaa atau
- penyebabran bakteri
nnya Instruksikan pada
atau pun
❖ Menunjukkan pengunjung untuk
kuman
kemampuan mencuci tangan saat
(Sumber
untuk - berkunjung dan setelah
Doengus,
berkunjung
mencegah 2012).
meninggalkan pasien
timbulnya Antiseptik
-
infeksi Gunakan sabun digunakan untuk
❖ Jumlah leukosit antimikrobia untuk mencegah
cuci tangan terjadinya
-
infeksi
dalam batas
ataupun kuman
normal (Sumber
Menunjukkan
35
- Ganti letak IV on
perifer dan line (prote
central dan ksi
dressing sesuai terha
dengan petunjuk dap
umum infeks
i)
- Gunakan kateter - Monitor tanda
intermiten untuk dan gejala
menurunkan infeksi sistemik
infeksi dan local
kandun
g
kencin - Monitor hitung
g granulosit,
WBC
- Berikan terapi
antibiotik bila
perlu
- Batasi
pengunjung
Sering
Inf pengunjung
ecti terhadap
on penyakit
Pr menular
ote
cti
36
2.2.4 Implementasi.
37
sesudah pelaksanaan tindakkan, serta menilai data yang baru (Nikmatur dan
saiful, 2012).
2.2.5 Evaluasi
pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
S : Data Subjektif.
O: Data Objektif
Data ini memberikan gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnose.
A: Analisa
P: Planning
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan dating. Untuk
menjaga kesejahteraannya.
I: Implementasi
E: Evaluasi
diberikan, analisa dari hasil yang sudah dicapai menjadi focus dari
R: Reassesment
Rencana
a. Berdasarkan Durasi
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
dating.
2) Nyeri Kronis
b. Berdasarkan Asal
40
1) Nyeri Nosiseptif
mengenai kulit, tulang, sebdi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal
ini dapat terjadi pada post operatif dan nyeri kanker. Dilihat dari
2) Nyeri Neuropatik
saraf perifer. Nyeri ini lebih sulit di obati. Pasien akan mengalami
mnunjukan titik pada garis yang menunjukan bletak nyeri terjadi pada
buruk”.
patokan 10cm.
42
penenang.
dengan cara tehnik distraksi dan relaksasi yaitu dengan cara mendengar
dengan tehnik memfokuskan perhatian klien pada suatu selain dari rasa