P DENGAN
PERSIAPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIPUSKESMAS
TAHUN 2016
NIA PUTIARA
NIM P3.73.24.2.13 079
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P DENGAN
PERSIAPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DIPUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GEBANG BEKASI
TAHUN 2016
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan DIII
Kebidanan pada jurusan Kebidanan Poltekkes kemenkes Jakarta III
NIA PUTIARA
NIM P3.73.24.2.13 079
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P DENGAN PERSIAPAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GEBANG TAHUN 2016”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta III. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Maryanah, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta
III.
2. Ns. Karningsih, Am.Keb, S.Kep, MKM, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Jakarta III.
3. Ns. Herlyssa, S.ST. S.Kep, MKM, selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Jakarta III.
5. Ns. Herlyssa, SST. S.Kep, M.KM, selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir
ini dapat terwujud.
6. Rus Martini, Am.Keb, M.Epid, selaku Penguji memberikan masukan, arahan serta
motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Kepala PKM Bantar Gebang beserta pegawai yang telah memberi ijin dan
membantu penelitian ini.
9. Ny.P beserta keluarga ,atas ketersediaanya menjadi pasien studi kasus dan segala
bantuannya selama menyusun laporan ini.
vi
10. Kedua Orang tua, (alm) papa aldan dan terkhusus mama Nurlini yang kusayang
atas do’a, bimbingan, support, cinta & kasih sayang, serta dukungan mental dan
materilnya serta kak andra dan kak andri ponakan ku faiz . Harta yang paling
berharga dan yang paling ku sayangi.
11. Sahabat Tersayang “The Borent” (Pipit,caca Anjel, rincan dan kiki,hirari dll .)
yang telah menghabiskan waktu bersama-sama selama hampir 3 tahun ini baik
didalam suka maupun duka. Banyak hal yang berharga terukir bersama kalian.
Terima Kasih teman .
12. Sahabat seperjuangan, Ila rohmatika Wae Wanita Sholeha yang selalu setia
menemani aku dikosan ijo .Inallaha ma”ana
14. Sahabat-sahabatku yang ada di Palembang sana dan tak bisa diucapkan satu per
satu yang selalu mengingatkan penulis akan pepatah ini ’Antakkah Lemak
Nanggung Kudai!!’.
15. Teman seperjuangan dalam pengambilan kasus ini,Nurmala sari lampung ,ririn
septiana,. Terima Kasih untuk semua-mua-muanya
16. Terakhir kucapkan terimakasih kepada Kak Nuy,Kak evita,kak gemi , kak dana
,dan Adikku yang termanis, Tri utami rahayu ,gishelle, maharani ,kimal ,mala dan
ricky alfirian ,yang selalu memberikan mensupport, Terima Kasih Ka Dek .
Penulis sadar sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Harapan penulis semoga kasus ini berguna bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Jakarta,24 Juni 2016
penulis
vii
DAFTAR RIWAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
2001 – 2007 : SD negeri 41 Gunung Agung Pauh
2007 – 2010 : SMP negeri 3 Pagar Alam
2010 – 2013 : SMA Plus negeri 4 Pagar Alam
viii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
a. Tujuan Umum ........................................................................................ 4
b. Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
D. Manfaat ......................................................................................................... 5
a. Bagi pasien ............................................................................................ 5
b. Bagi Bidan .............................................................................................. 5
c. Bagi Institusi pendidikan prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jakarta III ................................................................................................ 5
d. Bagi penulis ............................................................................................ 5
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Table 2.1 Perbandingan komposisi gizi dalam kolostrum Asi,dan susu sapi..............8
xii
DAFTAR SINGKATAN
TB :Tinggi Badan
TT :Tetanus Toxoid
HB : Hemoglobin
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Persiapan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif merupakan hal yang penting dilakukan selama
masa kehamilan. Melakukan persiapan menyusui pada ibu hamil dapat mempengaruhi
keberhasilan menyusui (Partiwi, 2007). Hasil penelitian Dhandapany, et al (2008) menyatakan
21% ibu hamil telah menerima konseling antenatal tentang menyusui, sementara 79% belum
menerima konseling tersebut dan 4% yang menjalani perawatan payudara selama kunjungan
antenatal. Konseling, dan perawatan payudara selama kunjungan antenatal dapat berdampak pada
keberhasilan ASI Eksklusif.
Menurut laporan UNICEF tahun 2011 dalam World Breastfeeding Week (2012),
sebanyak 136.700.000 bayi dilahirkan di seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang
mendapat ASI secara Eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan pertama. Hal tersebut
menggambarkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di bawah 80% dan masih sedikitnya ibu
yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi.Angka kematian bayi usia 9 – 11 bulan akibat
pemberian makanan yang terlalu dini di Negara berkembang 64 % lebih tinggi dari yang
diberi ASI Eksklusif.Angka kematian bayi usia kurang dari 2 bulan mencapai lebih dari 48 %
lebih tinggi dari bayi diberi ASI ( Lubis,2008).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyatakan angka pemberian ASI
Eksklusif pada bayi berumur 6 bulan hanya mencapai 30,2%. SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Menteri Kesehatan No.741 (2008) untuk program ASI Eksklusif adalah 80%. Pemberian ASI
Eksklusif yang kurang sesuai di Indonesia menyebabkan derajat kesehatan dan gizi anak
Indonesia masih memprihatinkan, serta berdampak meningkatnya Angka Kematian Bayi (AKB)
(Haryono dan Setianingsih, 2014).
Pemberian ASI Eksklusif di Jawa Barat berada diurutan ke-3 paling rendah
menurut kementrian kesehatan RI (infodatin, 2014).Dari jumlah 579.593 bayi di
Jawa Barat sebesar 384.270 bayi yang diberikan ASI Eksklusif atau sebanyak 33,7%
pada tahun 2014 .Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang tingkat pencapian
ASI Eksklusif ditiap tahunya mengalami penurunan ditahun 2007 cakupan ASI
1
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dibedakan menjadi tiga, yaitu
1) faktor pemudah (predisposing factors) meliputi pendidikan, pengetahuan, adat budaya,
persiapan ASI Eksklusif pada masa kehamilan 2) faktor pendukung (enabling factors) meliputi
pendapatan keluarga, ketersediaan waktu, kesehatan ibu , 3) faktor pendorong (reinforcing
factors) meliputi dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan (Green dalam Haryono dan
Setianingsih, 2014).
Persiapan ASI eksklusif merupakan upaya yang dilakukan ibu dan keluarga untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Dalam penatalaksanaannya dapat dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui. Persiapannya dapat meliputi
upaya pencarian informasi ASI eksklusif, perawatan payudara, persiapan nutrisi, dan persiapan
psikologis (Padmawati, 2013; Hapsari, 2009).
Konseling dan persiapan pada masa kehamilan tentang menyusui cenderung
meningkatkan tingkat pemberian ASI eksklusif, kunjungan tersebut digunakan sebagai promosi
pemberian ASI eksklusif disamping layanan obstetrik rutin. Persiapan menyusui pada masa
kehamilan merupakan hal yang penting dilakukan, sebab dengan persiapan yang lebih baik maka
ibu lebih siap menyusui bayinya dan menunjang keberhasilan ASI eksklusif (Padmawati, 2013).
Salah satu penyebab masih rendahnya ASI eksklusif di Indonesia dikarenakan persiapan yang
kurang pada masa kehamilan (Partiwi, 2007). Keadaan tersebut menunjukkan pentingnya
melakukan persiapan menyusui pada masa kehamilan.
3
Banyaknya ibu yang telah menyadari pentingnya pemberikan ASI Eksklusif pada
bayinya akan tetapi masih banyak ditemukan berbagai kendala dimasyarakat
.Salah satunya adalah ketidakberhasilan ibu menyusui anaknya sampai usia enam
bulan .Berbagai alasan yang diungkapkan sebenarnya hanya satu masalah yaitu ibu
belum memahami sepenuhnya cara menyusui yang benar termasuk teknik dan cara
memperoleh ASI terutama saat mereka bekerja dan tingkat pengetahuan ibu
mengenai pemberian ASI Eksklusif masih kurang
( Roesli,2008).
B. Rumusan Masalah
Ny P G3P2A0 usia 30 tahun tidak pernah memberikan ASI Eksklusif dari anak
pertama sampai anak kedua karena ibu selama mempunyai anak menganggap bahwa
memberikan ASI Eksklusif itu diselingi makanan tambahan karena ASI saja tidak
cukup, dan ibu juga bekerja. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam
mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif masih relatif rendah. Dari latar
belakang diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimanakah Asuhan kebidanan yang
dapat dilakukan pada Ny P dengan persiapan pemberian ASI Eksklusif?
4
C. Tujuan
1.Tujuan Umum
D. Manfaat
a. Bagi pasien
Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi kepada ibu hamil sehingga dapat
menambah pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif
b. Bagi bidan
Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan , khususnya dalam
pemberian konseling dan memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif.
c. Institusi pendidikan Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi bagi mahasiswa lainya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kebidanan.
5
d. Bagi penulis
Sebagai pengalaman baru dalam melakukan pengkajian agar dapat berguna dimasa
yang akan datang,menambah pengetahuan mahasiswa mengenai tingkat pengetahuan
ibu dalam persiapan pemberian ASI Eksklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan ASI Eksklusif ibu hamil merupakan usaha yang dilakukan ibu hamil
untuk memperlancar pemberian ASI Eksklusif, meliputi upaya pencarian informasi
ASI Eksklusif, perawatan payudara, persiapan nutrisi untuk menyusui dan persiapan
psikologis untuk menyusui Persiapan ASI Eksklusif ibu hamil merupakan usaha yang
dilakukan ibu hamil untuk memperlancar pemberian ASI Eksklusif, meliputi upaya
pencarian informasi ASI Eksklusif, perawatan payudara, persiapan nutrisi untuk
menyusui dan persiapan psikologis untuk menyusui. Konseling dan persiapan pada
masa kehamilan tentang menyusui cenderung meningkatkan tingkat pemberian ASI
eksklusif, kunjungan tersebut digunakan sebagai promosi pemberian ASI eksklusif
disamping layanan obstetrik rutin. Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan
hal yang penting dilakukan, sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap
menyusui bayinya dan menunjang keberhasilan ASI eksklusif (Padmawati, 2013).
B. ASI Eksklusif
1. Definisi
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 – 6 bulan tanpa
memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan, bayi pada usia tersebut
sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI eksklusif yaitu agar bayi
kebal terhadap beragam penyakit pada usia selanjutnya (Depkes,2007) .ASI Eksklusif
selama enam bulan pertama kehidupan.Pada usia enam bulan ,bayi diperkenalkan
makanan seperti buah buahan dan sayur sayuran yang dihaluskan untuk melengkapi
ASI anak berusia 2 tahun.Selain itu menyusu harus dimulai segera dalam satu jam
setelah melahirkan, menyusu harus on demand sesering yang diinginkan bayi siang
dan malam dan mengindari dot botol (Elisabeth,2015).
ASI Eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan tambahan sampai dengan
bayi berumur enam bulan. Makanan tambahan yang dimaksud yaitu susu formula,air
6
7
matang, jus buah, air gula, dan madu. Vitamin, mineral, maupun obat dalam bentuk
tetes atau sirup tidak termasuk dalam makanan tambahan (Utami Roesli , 2004).
2. Klasifikasi ASI
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu transisi, dan air
susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI hari 5-10
(transisi) dan ASI matur (Maryunani, 2012).
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuning
kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung protein,
vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI
matang. Kolostrum sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi
immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bayi, kolostrum juga
berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru
lahir. Produksi kolostrum dimulai pada masa kehamilan sampai beberapa hari
setelah kelahiran. Namun, pada umumnya kolostrum digantikan oleh ASI
transisi d alam dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi (Brown, 2004;
Olds et all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).
b. ASI Transisi
ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi kolostrum
sampai kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan protein
dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa
,vitamin larut air, dan semakin meningkat.Volume ASI transisi semakin
meningkat seiring dengan lamanya menyusui dan kemudian digantikan oleh
ASI matang (Olds et all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).
c. ASI Matur/ matang
ASI matang mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu
pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar
pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk keluar setelah permulaan let-
down. Foremilk mengandung vitamin,protein,dan tinggi akan air. Hindmilk
mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari foremilk (Olds
et all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).
3 . Komposisi ASI
ASI adalah makanan untuk bayi. Kandungan gizi dari ASI sangat
khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
8
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut. ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat
mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi
baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Maka setelah lahir
biasanya bayi diberikan tambahan vitamin K dari luar (Maryunani, 2012).
Tabel 2.1
Perbandingan komposisi gizi dalam kolostrum, ASI, dan susu sapi
Zat gizi per satu Kolotrum A Susu
100 ml an SI(>3 sapi
0 hari)
Energi Kka 58 70 65
Kalsium Mg 28 28 120
ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.
Kadar kolestrol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi mendapat ASI
seharusnya mempunyai kadar kolestrol darah lebih tinggi. Disamping kolestrol, ASI
mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat
(Omega 3). Kedua asam lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh
rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan
arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6 yang berfungsi sangat penting untuk
pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama
menyusui.pada permulaan menyusu ( 5 menit pertama) disebut foremik kadar lemak
ASI rendah (1-2 g/dl ) dan lebih tinggi dapat hindamik ( ASI yang dihasilkan pada
akhir menyusu setelah 15-20 menit) kadar lemak hidamik bisa mencapai 3 kali
dibandingkan dengan foremik
2. Karbohidrat
utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu
mamalia lain (7gr%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir.
Laktosa mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan
merangsang pertumbuhan Lactobasillus bifidus.
3. Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0.9%,
60% diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam
ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin
dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari
penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini belum ada.
4. Vitamin
ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah 7 terdapat dalam ASI
dengan jumlah yang cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga banyak vitamin E,
terutama di kolostrum. Dalam ASI juga terdapat vitamin D, tetapi bayi prematur atau
yang kurang mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian suplementasi vitamin D.
10
5. Zat besi
Bayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin tinggi (16-22
gr/dl), yang berukuran cepat setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan
hemoglobin digunakan kembali. Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat besi
dalam jumlah banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan. meskipun jumlah zat besi
yang terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang terkandung dalam susu formula,
bioavailabilitas zat besi dalam ASI jauh lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat
diserap, sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam susu formula.
Perbedaan ini disebabkan rangkaian interaksi kompleks yang terjadi di usus. Bayi
yang diberikan susu sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia karena
perdarahan kecil di usus.
6. Seng
Defisiensi mineral kelumit ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan
lesi kulit tipikal. Meskipun seng lebih banyak terdapat pada susu formula dibanding
ASI, bioavalabilirasnya lebih besar pada ASI.Bayi yang diberi ASI mampu
mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibanding bayi yang diberi
susu formula, bahkan meskipun konsentrasi seng yang terdapat di dalamnya tiga kali
lebih banyak dari pada ASI.
7. Kalsium
Kalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding susu pengganti ASI karena
perbandingan kalsium fosfor ASI lebih tinggi. Susu formula bayi yang berasal dari
susu sapi tidak terelakkan memiliki 8 kandungan fosfor lebih tingi dari pada ASI dan
dilaporkan meningkatkan resiko tetanus pada neonatus.
8. Mineral
ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah
daripada susu formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang
lebih tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit ini, dipastikan
bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan
beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus dari pada susu pengganti
ASI (Prasetyo, 2009).
11
mulai dapat mempercayai orang lain (ibu) maka akan timbul rasa percaya pada
diri sendiri (Suradi, 2004).
m. Mengurangi kejadian karies dentis dan maloklusi
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh
lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan
botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama
kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan
merusak gigi. Kecuali itu ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi
dalam ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa salah satu
penyebab maloklusi rahang adalah lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot ( sunardi,2008).
n. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi
kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan
laktasi, turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak
sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya ialah bahwa
kelompok ibu-ibu tersebut segera memberikan ASInya setelah melahirkan.
2. Bagi Ibu
a. Aspek kesehatan ibu
Manfaat bagi ibu yakni mudah, murah, praktis tidak merepotkan dan selalu
tersedia kapan saja; mempercepat involusi/memulihkan dari proses persalinan dan
dapat mengurangi perdarahan karena otot-otot di rahim mengerut, otomatis pembuluh
darah yang terbuka itu akan terjepit sehingga perdarahan akan segera berhenti;
mencegah kehamilan karena kadar prolaktin yang tinggi menekan hormon FSH dan
ovulasi, bisa mencapai 99 %, apabila ASI diberikan secara terus-menerus tanpa
tambahan selain ASI meningkatkan rasa kasih sayang dan membuat rasa lebih
nyaman mengurangi penyakit kanker, mekanisme belum diketahui secara pasti ibu
yang memberikan ASI Eksklusif memiliki resiko kanker ovarium lebih kecil
dibanding yang tidak menyusui secara Eksklusif (Rukiyah,Yulianti, Liana, 2011);
membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan, menurunkan risiko DM
Tipe 2 ( Aprilia,2009 ).
15
faktor yang menjadi kendala ketika menyusui dibedakan menjadi dua yakni faktor
internal dan eksternal ( Prasetyono, 2012).
1. Faktor Internal
Faktor internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi.Diantaranya
ialah kurangnya pengetahuan yang terkait penyusuan. Karena tidak mempunyai
pengetahuan yang memadai ibu tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang
tepat, manfaat ASI, berbagai dampak yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui
bayinya, dan lain sebagainya (Prasetyono, 2012).
a. Pengetahuan
Pengetahuan Ibu mengenai ASI Eksklusif Pengetahuan adalah hasil
pengindraan atau hasil tahu seseorang terhadap objek, melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo, 2010).
b. Kondisi Kesehatan
sehat sebagai sebuah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus
sesuai dengan adaptasi seseorang terhadap berbagai perubahan yang ada di
lingkungan internal dan eksternalnya.Adaptasi penting dilakukan untuk
menghindari terjadinya perubahan dan penurunan disbanding kondisi
sebelumnya.Adaptasi terjadi untuk mempertahankan kondisi fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat (Pertiwi, 2012).Ibu
yang menderita penyakit jantung sebaiknya tidak menyusui bayinya yang apabila
menyusui dapat terjadi gagal jantung. Selain itu pemberian ASI juga menjadi
kontraindikasi bagi bayi yang menderita galaktosemia yaitu keadaan kongenital
dimana dalam hal ini bayi tidak mempunyai enzim galaktase sehingga galaktosa
tidak dapat dipecahmenjadi glukosa dan akan berpengaruh pada perkembangan
bayi (Kosim dkk,2010).
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif. Ada berbagai kondisi bayi yang membuatnya sulit menyusu kepada
ibunya antara lain bayi yang lahir prematur, kelainan pada bibir bayi dan penyakit
kuning pada bayi yang baru lahir (Prasetyono,2012).Bayi diare tiap kali mendapat
ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa,
gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001). Faktor
17
psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun
sesudah menyusui juga mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif (Harahap, 2010).
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal terkait segala sesuatu yang tidak akan terjadi bila faktor
internal dapat dipenuhi oleh ibu. Faktor eksternal yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif dibagi menjadi:
a. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian Novita (2008) menyebutkan semakin tinggi
tingkat pendidikan ibu semakin tinggi jumlah ibu yang tidak memberikan ASI pada
bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki
kesibukan di luar rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya sedangkan ibu
yang berpendidikan rendah lebih banyak tinggal di rumah sehingga memiliki lebih
banyak kesempatan untuk menyusui bayinya (Pertiwi, 2012). Pernyataan ini didukung
juga dengan hasil penelitian Saleh (2011) yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif.
Dimana ibu-ibu dengan pendidikan tinggi cenderung lebih cepat memberikan
prelaktal dan MP-ASI dini kepada bayinya dari pada ibu dengan pendidikan rendah.
Dia mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tanpa disertai pengetahuan
ASI Eksklusif dapat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
b. Dukungan Petugas Kesehatan
Dukungan Petugas Kesehatan sangat penting dalam mendukung ibu
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. WHO/ UNICEF (2005), dimana isinya
telah dikembangkan oleh Depkes RI/ BK-PP-ASI (Badan koordinasi- Peningkatan
Penggunaan ASI) telah mengeluarkan pedoman bagi fasilitas kesehatan yang
merawat ibu dan bayi untuk meningkatkan penggunaan ASI yang disebut The ten
sreps to successful breastfeeding (sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui/ LMKM) yang salah satu isinya bahwa setiap fasilitas yang
menyediakan pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir hendaknya
membuat kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas kesehatan, membantu para ibu
mengawali pemberian ASI dalam setengah jam pertama setelah melahirkan
(Inisiasi Menyusui Dini) (Maryunani, 2012).
Berdasarkan penelitian Pinem (2010) menyebutkan faktor petugas
kesehatan sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif. Sebanyak 60%
18
e. Budaya
Budaya sebagai hal yang dianut secara turun-temurun dalam suatu
masyarakat memiliki pengaruh pada perilaku menyusui secara
Eksklusif.Sebagian besar hasil studi yang dilakukan di beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan praktik pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih
jarang dilakukan karena pengaruh budaya yang dianut. Biasanya hal yang
menghambat keberhasilan ASI Eksklusif adalah praktik pemberian maka yang
seharusnya belum dilakukan pada bayi di bawah enam bulan.
ibu yang memiliki kebiasaan yang buruk atau lingkungan social budaya
yang buruk mempunyai kemungkinan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif
terhadap bayinya sebesar 3, 01 kali lipat dibandingkan dengan ibu yang tidak
memiliki kebiasaan yang baik atau tidak terpengaruh oleh lingkungan sosial
budaya yang buruk(Sulistinah ,2010) .
f. Status Pekerjaan
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif
sampai 6 bulan,Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan
memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seseorang ibu yang bekerja dapat
memberikan ASI secara Eksklusif (Roesli,2012).
4. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu
sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Menurut DR. Robert Karen dalam
bukunya, The Mystery of Infant-Mother Bond and It’s Impact on Later Life,
anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan agresif karena kurang
perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tua.
ASI yang baru saja diperah atau ASI segar, bisa bertahan rata-rata 4 jam
dalam suhu ruangan. Kolostrum berbentuk cairan kekuningan yang lengket dan
kental, keluar pada beberapa hari setelah kelahiran hingga hari ke lima setelah
persalinan, kolostrum masih aman disimpan selama 4 jam setiap kali perah dalam
suhu ruang kurang dari 25o C. 21 Level suhu dan durasi waktu penyimpanan yang
aman untuk ASI perah yaitu:
21
a. ASI yang disimpan dalam suhu ruang 16-29oC aman dikonsumsi dalam 3-6
jam.
b. ASI yang disimpan dalam kulkas dengan suhu 0-4 oC bisa bertahan hingga 3-8
bulan dan masih aman dikonsumsi.
c. ASI yang disimpan dalam freezer lemari es satu pintu dengan suhu kurang dari
15oC aman dikonsumsi hingga 2 minggu. Jika ASI disimpan dalam freezer
lemari es dua pintu dengan suhu kurang dari 18oC waktu penyimpanan bisa
lebih lama, yaitu hingga 3-6 bulan.
d. ASI yang disimpan dalam freezer tunggal/khusus dengan suhu kurang dari 18
oC, ASI aman disimpan hingga 6-12 bulan (Riksani, 2011).
2. ASI Beku
ASI yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu dalam freezer dan
menjadi beku. ASI yang menjadi beku sebelum diberikan pada bayi, sebaiknya
dihangatkan ke dalam mangkuk yang diisi air hangat dan segera diberikan kepada
bayi. Batas maksimal penyimpanan ASI beku dalam suhu ruangan rata-rata
selama 4 jam, meskipun 5-6 jam masih ditoleransi jika kondisinya sangat bersih.
ASI yang masih tersisa jangan disimpan dalam freezer kembali tapi harus segera
dibuang.
a. ASI perah disimpan dalam botol kaca dan pengisian maksimal 3 /4 dari daya
tampung botol.
b. Pastikan botol yang akan digunakan telah dibersihkan dan disterilkan.
c. Menempelkan label jam dan tanggal pada botol kaca atau tempat yang akan
digunakan untuk menyimpan ASI perah.
d. Pisahkan ASI dengan bahan makanan lain yang tersimpan dalam lemari es,
lebih baik lagi jika mempunyai lemari es khusus untuk menyimpan ASI.
e. Bila ASI keluar dalam jumlah banyak, simpan sebagian di freezer untuk jangka
panjang dan sebagian dilemari es bagian bawah untuk pemakaian jangka
pendek.
f. Menyimpan ASI di bagian dalam freezer atau lemari es, bukan dibagian pintu.
Karena bagian pintu berpeluang mengalami perubahan dan variasi suhu udara.
22
g. ASI beku yang tersimpan di freezer dan akan diberikan kepada bayi, sehari
sebelumnya diturunkan ke lemari es bagian bawah agar pelelehan ASI perah
yang sudah beku berjalan perlahan.
h. Jika ASI perah belum benar-benar meleleh sempurna, masukkan botol yang
berisi ASI ke dalam mangkuk yang berisi air hangat (Riksani, 2011).
3. ASI yang Sudah Dihangatkan dengan Air Hangat
ASI perah yang sudah dicairkan dengan air hangat sebaiknya langsung
diberikan kepada bayi atau sampai jadwal minum ASI berikutnya. Menyimpan dalam
botol di lemari es selama 4 jam. Cara menghangatkan ASI perah, yaitu :
a. Berikan ASI dengan hari dan tanggal yang paling lama disimpan dalam
freezer.
b. Amati bau dan rasanya, jika tercium basi jangan gunakan ASI tersebut untuk
dikonsumsi.
c. Cairkan ASI yang sudah beku dengan memindahkannya dari freezer ke dalam
lemari pendingin, simpan selama 12 jam sebelum diberikan kepada bayi.
d. Hangatkan ASI dengan cara meletakkan botol atau wadah ASI kedalam
mangkuk berisi air hangat.
e. Tidak memanaskan atau merebus ASI diatas kompor, atau memanaskan ASI
dalam wicrowave (Riksani, 2011).
f. Periksa suhu ASI yang sudah dihangatkan dan mencicipi ASI tersebut sebelum
diberika kepada bayi.
a. ASI yang Sudah Diminum Pentingnya menyimpan ASI sesuai takaran
pemakaian.ika menyimpan ASI dalam botol atau wadah yang melebihi
takaran penggunaan (tersisa), sebaiknya ASI harus dibuang. Jangan
menyimpan sisa ASI yang sudah 24 diminum bayi dari botol yang sama ke
dalam lemari es dan freezer (Riksani, 2011).
Ibu harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan bahwa ibu memiliki
kemampuan untuk memberikan ASI.Hal ini sangat pentin, mengingat keyakinan dan
kepercayaan diri ibu dapat mempengaruhi hormone oksitosin yang berperan dalam
produksi ASI. Kepercayaan diri dapat ditimbulkan sebelum ibu melahirkan.
Menimbulkan kepercayaan diri dapat dilakukan dengan menambah pengetahuan
tentang menyusui.
Bila bayi terbiasa menghisap dot atau empeng terdapat kemungkinan bayi
akan menolak jika disusui, terlebih apabila produksi ASI ibu masih sedikit.
7. Pemijatan punggung
8. Selalu rileks
Ibu yang kembali bekerja dapat merasa ini adalah waktu yamg penuh
tekanan, terutama jika mereka menyusui. Sekarang banyak ibu yang bekerja,
sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan. Salah satu
kendala menyusui yaitu adanya peningkatan pekerja perempuan. Jumlah pekerja
25
perempuan di Indonesia mencapai sekitar 40,74 juta jiwa, dengan jumlah pekerja
pada usia reproduksi berkisar 25 juta jiwa yang kemungkinan akan mengalami
proses kehamilan, persalinan, dan menyusui selama menjadi pekerja
(Depkes,2011).
Metode pengumpulan data melalui pengkajian dan wawancara pada Ny.P usia
30 tahun dengan asuhan kebidanan dengan pemberian ASI Eksklusif mulai dari masa
kehamilan 32 minggu sampai dengan masa nifas 6 minggu sesuai format asuhan
kebidanan (SOAP).
27
28
Alat dan bahan yang digunakan dalam metode studi kasus ini yaitu
1. Alat
a. Stetoskop g.reflek patella
b. Tensimeter h.pengukur lila
c. Penlight i.pengukur BB
d. Thermometer J.pengukur TB
e. Metlin k.Doppler
f. jam tangan
2. Bahan
a. Jel
b. tisue
29
TINJAUAN KASUS
Identitas
Nama Istri : Ny. P Nama Suami : Tn.M
Umur : 30 th Umur : 40 th
Data Subjektif
Alasan Datang :
Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan. Ibu
mengaku saat ini tidak ada keluhan.
Riwayat Haid :
HPHT Tanggal 14 juni 2015 lamanya 7 hari,banyaknya 3-4 kali ganti
pembalut /hari, haid sebelumya tanggal 10 mei 2015,lamanya 6 hari , siklus teratur ±
28 hari tapsiran persalinan tanggal 21 maret 2016.
32
33
Riwayat Psikososial :
Ibu mengatakan kehidupan sehari-hari dengan keluarga baik, hubungan
dengan suami baik, jumlah keluarga dalam satu rumah 4 orang, pengambilan
keputusan dalam keluarga oleh suami.
Ibu mengatakan tidak pernah memberikan ASI Eksklusif pada anak pertama karena
ibu sibuk bekerja ,dan pada anak kedua ibu memberikan ASI selama 2 tahun akan
tetapi pada usia bayi 5 bulan bayi telah diberikan makanan pendamping seperti
bubur, karena ibu berangapan pemberian asi saja tidak cukup bayi harus diberi
makan tambahan ,dan karena pengaruh dari lingkungan sekitar yang beredar di
sekitar lingkungan yang menganjurkan ibu untuk memberikan bayinya makanan
pendamping.
34
Data Objektif
Pemeriksaan Umum : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
keadaan emosional stabil, TTV : TD 120/80 mmHg, nadi 80 kali/ menit, suhu 36,50
C, pernapasan 23 kali/menit, tinggi badan 153 cm, berat badan sebelum hamil 50
Kg, berat badan sekarang 62 Kg, lila 29 cm.
Pemeriksaan Fisik : Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva tidak pucat
dan sklera tidak ikterik. Bibir tidak pecah-pecah dan tidak ada karies pada gigi.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Pembesaran payudara normal,
simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak teraba benjolan dan
nyeri tekan, belum terdapat pengeluaran ASI tidak ada nyeri pinggang. Tulang
punggung lordosis fisiologis dan tidak ada nyeri punggung. Abdomen terdapat
pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra, tidak ada striae lividae, dan
tidak ada bekas luka operasi. Ekstremitas atas : kekuatan sendi positif, sianosis
negatif. Ektremitas bawah : oedem negatif, varices negatif.
Pemeriksaan Obstetri : Tinggi Fundus Uteri (TFU) 29 cm. Palpasi secara
Leopold; Leopold I di fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong);
Lepold II sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas); sebelah
kiri perut ibu teraba bagian yang keras dan panjang seperti papan (punggung);
Leopold III bagian terendah teraba bulat, keras, melenting (kepala). Leopold IV
teraba bagian terendah janin kepala belum masuk PAP .Denyut jantung janin (+),
frekuensi : 139 kali/menit, teratur, punctum maximum terdengar di satu tempat,
sebelah kiri bawah pusat. Taksiran Berat Janin : (29-13)x155 = 2.480 gram). Pada
Vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma, tidak ada
pengeluaran pervaginam, tidak ada haemoroid.
Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10
november 2015 dengan hasil : HB 14 gr%, Protein Urin (-), Urin Reduksi (-),
35
Tanda bahaya Trimester III seperti mata berkunang-kunang, sakit kepala yang
hebat, nyeri perut yang hebat, nyeri ulu hati, pergerakan janin yang tidak biasa.
Menganjurkan ibu untuk segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat bila ibu
merasa gejala diatas.
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dan vulva hygiene (mengganti
pakaian ibu saat berkeringat, pakaian yang menyerap keringat, mandi minimal 2 kali
sehari, menjaga kebersihan pakaian dalam, membersihkan daerah kemaluan dengan
bersih sehabis BAB/BAK dan keringkan).
6. Memberikan ibu terapi tablet yaitu : tablet Fe (10 tablet) 1x1, vit. C (20 tablet) 2x1
dan kalk (10 tablet) 1x1. Ibu mengerti dan berjanji akan meminum obat yang telah
diberikan.
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi pada tanggal 05
januari 2016. Ibu menger
Analisa
G3P2A0 Hamil 34 minggu Janin , tunggal, hidup, presentasi kepala
Diagnosa potensial : kegagalan ASI Eksklusif
Masalah : kurang pengetahuan dalam persiapan pemberian ASI Eksklusif
Kebutuhan : pendidikan kesehatan mengenai pemberian ASI Eksklusif
Penatalaksanaan
g. Memberikan penjelasan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa ibu hamil 34
minggu ,keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
h. Memberitahu ibu bahwa tafsiran berat janin adalah 2.635 gram sesuai dengan tinggi
fundus uteri ibu dan menganjurkan ibu untuk memunuhi nutrisi dan hidrasi. Ibu
berjanji akan memenuhi nutrisinya dengan makanan yang bergizi tinggi yang bergizi
tinggi seperti sayuran hijau, hati ayam, ikan, daging, telur, buah-buahan, minum susu,
dan minum air putih minimal 8 gelas perhari.
i. Memberitahu ibu tentang pengertian ASI Eksklusif.ibu mengerti
j. Memberitahu ibu tentang manfaat dan komposisi ASI Eksklusif.ibu dapat
menjelaskan manfaat dan komposisi asi dengan baik
k. Memberitahu ibu tujuan pemberian ASI Eksklusif.ibu mengerti
l. Memberitahu ibu mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif diantaraya pengetahuan ibu,kondisi kesehatan ,persepsi
ibu,pendidikan,dukungan petugas kesehatan ,dukungan orang terdekat ,promosi susu
formula ,budaya dan status pekerjaan.
38
Penatalaksanaan
1. Memberikan penjelasan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa ibu hamil 35
minggu, keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2. Memberitahu ibu bahwa tafsiran berat janin adalah 2.945 gram sesuai dengan tinggi
fundus uteri ibu dan menganjurkan ibu untuk memunuhi nutrisi dan hidrasi. Ibu
berjanji akan memenuhi nutrisinya dengan makanan yang bergizi tinggi yang bergizi
tinggi seperti sayuran hijau, hati ayam, ikan, daging, telur, buah-buahan, minum susu,
dan minum air putih minimal 8 gelas perhari.
3. Memberitahu ibu bahwa sering buang air kecil pada malam hari merupakan hal yang
wajar terjadi pada kehamilan trimester tiga karena bagian terendah janin sudah mulai
masuk pintu atas panggul sehingga vesika urinaria tertekan bagian kepala janin yang
menyebabkan ibu sering buag air kecil.ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola istirahatnya yang sudah baik,
tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 sampai 2 jam, dan tidak melakukan pekerjaan
yang berat . Ibu mengerti dan akan melaksankan anjuran yang diberikan.
5. Menanyakan kembali kepada ibu mengenai persiapan persalinan yaitu persiapan
pakaian ibu dan bayi, rencana tempat bersalin dan penolong persalinan, transportasi
ke tempat bersalin, serta persiapan tabungan untuk bersalin. Ibu mengatakan akan
bersalin Dipusksmas kecamatan Bantar gebang dan ditolong oleh bidan, ibu juga
mengatakan sudah menyiapkan tabungan bersalin dan transportasi untuk ke tempat
bersalin.
6. Memberitahu ibu kembali tentang Asi Eksklusif .ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
7. Melakukan penyuluhan tentang pengertian ASI Eksklusif,komposisi ASI Serta
manfaat ASI Eksklusif.ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Memberitahu ibu mengenai pemberian ASI pada ibu bekerja.ibu mengerti dan
memahami dengan penjelasan yang diberikan
9. Mengajarkan ibu perawatan payudara pada saat kehamilan guna untuk memperlancar
ASI.ibu melakukan serta dapat memperagakan perawatan payudara dengan baik
10. Memberitahu ibu tanda tanda persalinan mules semakin lama semakin kuat dan
teratur,keluar air air pervaginam,keluar lendir bercampur darah.ibu mengerti.
11. Memberitahu ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan terdekat atau kepuskesmas
kecamatan bantar gebang jika ada tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
40
seperti air ketuban keluar sebelum waktunya,bengkak ditangan, kaki dan wajah serta
pendarahan. Ibu mengerti dan akan segera ke puskesmas kecamatan bantar gebang
jika ada tanda-tanda bahaya trimester III
12. memberikan ibu terapi tablet yaitu : tablet Fe (10 tablet) 1x1, vit. C (20 tablet) 2x1
dan kalk (10 tablet) 1x1. Ibu mengerti dan berjanji akan meminum obat yang telah
diberikan.
13. Memberitahu untuk kunjungan ulang dua minggu lagi pada tanggal 5 maret 2016. Ibu
berjanji akan datang untuk periksa kehamilan dua minggu lagi.
Penatalaksanaan
1. Memberikan penjelasan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa ibu hamil 38
hari minggu, keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2. Memberitahu ibu bahwa tafsiran berat janin adalah 3.100 gram sesuai dengan tinggi
fundus uteri ibu dan menganjurkan ibu untuk memunuhi nutrisi dan hidrasi. Ibu
berjanji akan memenuhi nutrisinya dengan makanan yang bergizi tinggi yang bergizi
tinggi seperti sayuran hijau, hati ayam, ikan, daging, telur, buah-buahan, minum susu,
dan minum air putih minimal 8 gelas perhari
3. Memberitahu ibu hambatan dalam pemberian ASI .ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai 6 bulan dan
tanpa makanan pendamping .
5. Memberitahu ibu tentang pentingnaya ASI Eksklusif.ibu mengerti
6. Mengevaluasi tentang ASI Eksklusif .ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
serta ibu akan memberikan bayinya ASI Eksklusif pada saat bayinya lahir nanti
7. Memberitahu ibu bahwa sering kesemutan dipagi hari itu disebabkan oleh penekanan
pada saraf didaerah tangan atau kaki akibat penimbunan cairan yang terjadi pada
kehamilan .ibu mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk berolahraga yang ringan seperti jalan kaki dipagi hari
selama 30 menit .ibu akan melakukanya
9. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola istirahatnya yang sudah baik,
tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 sampai 2 jam, dan tidak melakukan pekerjaan
yang berat . Ibu mengerti dan akan melaksankan anjuran yang diberikan.
10. Menanyakan kembali kepada ibu mengenai persiapan persalinan yaitu persiapan
pakaian ibu dan bayi, rencana tempat bersalin dan penolong persalinan, transportasi
ke tempat bersalin, serta persiapan tabungan untuk bersalin. Ibu mengatakan akan
bersalin Dipusksmas kecamatan Bantar gebang dan ditolong oleh bidan, ibu juga
mengatakan sudah menyiapkan tabungan bersalin dan transportasi untuk ke tempat
bersalin.
11. Memberitahu ibu tanda tanda persalinan mules semakin lama semakin kuat dan
teratur,keluar air air pervaginam,keluar lendir bercampur darah.ibu mengerti
42
12. Memberitahu ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan terdekat atau kepuskesmas
kecamatan bantar gebang jika ada tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
seperti air ketuban keluar sebelum waktunya,bengkak ditangan, kaki dan wajah serta
pendarahan. Ibu mengerti dan akan segera ke puskesmas kecamatan bantar gebang
jika ada tanda-tanda bahaya trimester III
13. Memberitahu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi pada tanggal 12 maret 2016.
Ibu berjanji akan datang untuk periksa kehamilan satu minggu lagi
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini penulis akan membahas mengenai asuhan kebidanan
yang dilakukan pada Ny. P dengan persiapan pemberian ASI Eksklusif yang
dilakukan sejak usia kehamilan 32 minggu . Pada bab ini penulis akan mencoba
membandingkan antara asuhan yang telah diberikan dengan teori-teori yang ada.
43
44
sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap menyusui bayinya dan
menunjang keberhasilan ASI Eksklusif . Salah satu penyebab masih rendahnya ASI
Eksklusif di Indonesia dikarenakan persiapan yang kurang pada masa kehamilan
(Partiwi, 2007). Ny. P kurang mengetahui dalam persiapan pemberian ASI Ekskulsif
pada ibu.maka dalam hal ini terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus .
keluarga serta faktor sosial budaya dan petugas kesehatan.Dalam hal ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan kasus.
Dari hasil analisa, sebelum melakukan tindakan segera terhadap masalah yang
dialami oleh klien, penulis menyusun rencana asuhan. Agar asuhan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan ibu, dengan memberikan pendidikan kesehatan,
penyuluhan, konseling, dan pelayanan kesehatan lainnya dari awal sampai akhir
kehamilan.
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Pengumpulan data telah dilakukan dengan format pengkajian data ibu hamil,
meliputi data subjektif dan objektif.
2. Interprestasi data telah dilakukan berdasarkan hasil pengkajian data keluhan yang
di rasakan oleh ibu sehingga dapat dilaksanakan penyusunan diagnosa kebidanan
kegagalan ASI Eksklusif.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan penulis dapat mendiagnosa masalah
berdasarkan hasil anamnesa pada Ny p yang gagal dalam pemberian ASI Eksklusif.
4. Rencana tindakan telah disusun sesuai dengan kebutuhan ibu tentang persiapan
pemberian ASI Eksklusif dan penatalaksanaan dengan memberikan pendidikan
kesehatan persiapan pemberian ASI Eksklusif serta nutrisi dan personal hygine
pada Ny. P melalui tata laksana yang telah diberikan
5. Penanganan dengan persiapan pemberian ASI Eksklusif pada ibu dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan serta penyuluhan tentang persiapan pemberian
ASI Eksklusif
6. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien, dapat dievaluasi
bahwa ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan mengenai persiapan
pemberian ASI Eksklusif sehingga pengetahuan ibu bertambah karena ibu sudah
mengerti akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif ibu mengatakan akan
memberiakan ASI Eksklusif pada bayinya nanti.
7. Dengan adanya rasa saling percaya, maka asuhan kehamilan dapat dilakukan
dengan baik.
8. Selama melakukan asuhan kebidanan, hasil pemeriksaan dan pemantauan pada ibu
hamil telah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
46
47
B. Saran
Setelah melakukan asuha kebidanan pada ibu hamil persalina dan nifas dengan
persiapan pemberiana ASI Eksklusif ini,demi meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan terutama peningkatan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil ,ibu
bersalin,bayi baru lahir dan dan ibu nifas dan lebih berorientasi kepada asuhan
sayang ibu.
1. Bagi pasien
Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi kepada ibu hamil sehingga
dapat menambah pengetahuan ibu mengenai persiapan pemberian ASI Eksklusif
2. Bagi puskesmas
Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan , khususnya dalam
pemberian konseling dan memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif.
4. Bagi penulis
https://www.academia.edu/4879881/Survei_Demografi_dan_Kesehatan_
indonesia 2012_Laporan_Pendahuluan,Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta. 2012.
Departemen Kesehatan RI. 2015. Dukung ibu bekerja beri Asi Eksklusif. URL :
http://www.depkes.go.id/article/print/15091400003/dukung ibu-bekerja
Januari 2016.
Haryono, Rudi. 2014. Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
Johson Ruth,Taylor Wendy.Buku ajar praktik klinik kebidanan .jakarta.EGC.2005
repository.maranatha.edu/.../3/0210187_Chapter1.pdf.
https://id.scribd.com/doc/.../jurnal-asi-ekslusif-pdf. Access on Januari 2016.
Maryunani, Anik. 2014. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif, dan Manajemen
Laktasi.Jakarta: Trans In Media
sekolah.jakarta:In media
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/
11%20Profil_Kes.Prov.DKIJakarta_2012.pdf. Acces on Januari 2016
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf. Access on Maret 2016.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013PD
F Kemenkes RI. 2013. Access on Maret 2016.
FKM UI.
Data Subjektif
Ibu datang Puskesmas kecamatan Bantar Gebang pukul 04.30 wib diantar
suaminya berencana untuk kontrol kehamilan akan tetapi ibu mengeluh mules mules
dari semalam pukul 12.00 wib keluar flek flek dan lendir sejak semalam .
Data Objektif
Keadaan Umum ibu baik, kesadaran Compos mentis, keadaan emosional stabil.
TD 100/70 mmHg, nadi 80x/mnt, pernafasan 22 x/mnt, suhu 36,4°C. Berat Badan 63
kg, kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah.
TFU 33 cm, difundus uteri teraba bokong, punggung kanan, bagian terendah
teraba kepala sudah masuk 2/5 . TBJ (33-12)x155= 3.255 gram
DJJ 142 x/mnt, teratur, punctum maksimum 1 tempat sebelah kanan 2 jari dibawah
pusat. HIS 3x10’30’
Pemeriksaan dalam pukul 05.00 wib : vulva tidak oedema, tidak ada varises , tidak
ada benjolan ,portio tebal lunak teraba pembukaan 4 cm ketuban utuh ,persentasi
kepala , Penurunan H II,tidak ada molase
Analisa
G3P2A0 hamil 39 minggu 3 hari
Janin : tunggal, hidup presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif
Kebutuhan : - Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
- Pengawasan kala I dengan partograf
Penatalaksanaan
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks sudah 4 cm
.ibu mengerti
2. Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
3. Menganjurkan ibu tidur miring kiri dan jalan-jalan disekitar ruangan untuk membantu
penuruan kepala bayi. Ibu melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga nutrisi dan hidrasinya. Ibu membeli roti dan susu
serta air putih
5. Menganjurkan ibu agar tidak menahan BAK/BAB. Ibu BAK/BAB di toilet
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar dan teknik relaksasi di sela-sela tidak ada
mules. Ibu mengerti
7. Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan dan posisi persalinan. Ibu
ingin didampingi oleh suami dan memilih posisi persalinan litotomi atau telentang
setengah duduk
8. Mengobservasi ketat kemajuan persalinan; HIS,N,RR,DJJ setiap 30 menit sekali,
Suhu setiap 2 jam sekali, TD dan Pembukaan setiap 4 jam sekali.
O: Pemeriksaan dalam pukul 07.00 wib : vulva tidak oedema, tidak ada varises ,
tidak ada benjolan ,portio tidak teraba pembukaan 10 cm ketuban pecah 07.05
,persentasi kepala , Penurunan H III + ,tidak ada molase
Kebutuhan :
- Memberikan dukungan terus menerus pada ibu
- Menjaga kandung kemih tetap kosong
- Memimpin meneran dan bernafas yang baik selama persalinan
- Melakukan pertolongan persalinan
P: 1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks sudah
10 (lengkap) dan ibu memasuki proses persalinan untuk melahirkan bayinya.
2.Berikan dukungan / support terus menerus : ibu harus semangat dalam menjalani proses
persalinan ini.
3.Pimpin ibu untuk meneran : ibu boleh mengedan pada waktu timbul his, seperti orang
BAB keras meneran di bawah, kepala melihat ke fundus tangan merangkul ke 2 pahanya,
jangan bersuarat saat meneran sampai his hilang. ibu untuk bernafas yang baik selama
persalinan
4.Saat his hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan
melalui mulut,Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
sejauh mungkin kearah dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang.
5. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
- Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus kearah bawah pada kepala
janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
6.Lakukan manajemen 58 langkah asuhan persalinan normal
7.bayi lahir spontan pukul 07.30 menagis kuat,warna kulit kemerahan,tonus otot positif,
jenis kelamin laki laki.
8. melakukan tindakan imd (inisiasi menyusu dini) .
O : - Bayi lahir spontan pervaginam pukul 07.30 Wib, letak belakang kepala jenis kelamin
laki laki, BB ; 3500 gram, PB : 47 cm ,LD :33 cm, LK :33 cm
A/S : 9/10, C/A: +/-
- Ibu tampak senang dan bahagia.
TD : 120/80 mmHg Suhu : 370C
RR : 20 x/mnt Nadi : 78 x/mnt
- Plasenta belum lahir
- Pada palpasi didapat : uterus teraba bulan dan keras TFU : sepusat
- Pada inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir
A: Diagnosa :
Ibu P3A0 partus spontan pervaginam, partus Kala III.
Dasar :
- Bayi baru lahir spontan pervaginam pukul 07.30 Wib
- Plasenta belum lahir
Kebutuhan :
- Melakukan manajemen aktif kala III
P 1.Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan
kontraksi uterus baik
2. Berikan oksitoksin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar.
3. Lakukan peregangan tali pusat terkendali pada saat ada
kontraksi
Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta
4. Melahirkan plasenta : dengan cara tangan kanan melakukan tekanan dorsal
kranial dan tangan kiri melakukan peregangan tali pusat kemudian arahkan tali
pusat sejajar dengan lantai lalu distal arahkan keatas lalu distal setelah 1/3
plasenta lahir lakukan pemilinan tali pusat dan tangan kanan menampung
plasenta.
O: - Pemeriksaan Umum
KU : baik Kesadaran : Compos mentis
TD : 100/80 mmHg N : 78 x/mnt
RR : 21 x/mnt S : 370C
- TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
- Jumlah perdarahan ± 50cc, konsistensi berupa darah segar cair
- Placenta lahir lengkap
Kotiledon dan selaput utuh
- Panjang tali pusat : 40 cm
- Diameter plasenta : 10 cm
- Berat plasenta : 500 gr
- Tebal plasenta : 3 cm
A : Diagnosa :
P3A0 partus Kala IV
Dasar :
- Ibu melahirkan anak ke-3
- Ibu partus spontan pervaginam pukul 07.30 Wib
- Plasenta lahir lengka pukul 07.40 Wib
- TFU 3 jari bawah pusat
Dasar :
- Jumlah perdarahan ± 50 cc
Kebutuhan :
- Observasi keadaan ibu :keadaan umum, perdarahan yang keluar involusi
uterus dan TTV.
P: - Observasi keadaan umum ibu
a. Periksa Fundus
- TFU : 3 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Perdarahan normal
- Keadaan umum ibu dan Tanda – tanda vital
Setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
b. Memeriksa kandung kemih : tekan biasnya, apabila teraba penuh, rangsang
untuk berkemih.
c. Memersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi.
d. mengajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum
e. Memberitahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda bahaya,
seperti demam, perdarahan berlebihan, perut tidak mules dan fundus tidak ada
kontraksi.
f. Menganjurkan ibu untuk istirahat serta makan dan minum
g. Menganjurkan ibu untuk selalu menyusukan bayinya dan melakukan
rooming in.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Data Objektif
Keadaan Umum Baik, Kesadaran Compos Mentis, Keadaan Emosional Stabil.
Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah 110/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapsan
22x/menit, suhu 36,4°C.
Payudara tidak bengkak, pengeluaran kolostrum ada, putting susu menonjol, aerola
hiperpigmentasi
kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat, tidak terdapat luka perinium ,
tidak ada rembesan, kandung kemih kosong, perdarahan ± 50 cc.Kaki tidak odem,
tidak ad avarices.
Analisa
P3A0 nifas 2 jam
Diagnosa potensial : kegagalan ASI Eksklusif
Masalah : -
Kebutuhan : pendidikan kesehatan mengenai pemberian ASI Eksklusif
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu merasa
lega mendengarnya
2. Memberitahu ibu bahwa rasa mules yang sedang dialami ibu sekarang adalah normal,
karena mules tersebut adalah kontraksi rahim dan merupakan proses pengecilan
rahim(involusi) dan jika tidak berkontraksi akan meyebabkan perdarahan. Ibu
mengerti.
3. Memberitahu mengenai pengertian dari inisiasi menyusu dini (IMD)
4. Memberitahu ibu manfaat dari inisiasi menyusu dini (IMD).ibu mengerti
5. Memberitahukan ibu bahwa bayi cukup diberikan ASI saja secara Eksklusif selama 6
bulan. Memberitahukan ibu bahwa sistem pencernaan bayi masih belum sempurna
sehingga belum bisa diberikan makanan tambahan sampai bayi berumur 6 bulan.ibu
mengerti
6. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti perdarahan dari
jalan lahir. Nyeri perut yang sangat hebat, demam, dan payudara tegang. Jika terdapat
tanda-tanda tersebut ibu harus ke tenaga kesahatan tersekat. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang
seperti makan telur ,kacang kacangan ,sayur katuk untuk memperlancar ASI. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. menjaga kebersihan bayinya serta menjaga kehangatan bayi agar tidak hipotermi. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene-nya dengan mandi 2 kali sehari,
menggannti pakaian dengan yang bersih dan kering,mengganti pakaian dalam jika
sudah basah atau lembab, membersihkan daerah genetalianya sampai bersih jika
BAB/BAK dan segara mengganti pembalut jika terasa penuh. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
10. Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan dokter yaitu obat asam
mefenamat 3x 500mg, amoxcilin 3x500mg, lactamam 2 tablet 3 x sehari, dan vitamin
A 1 kali sehari. Ibu akan menghabiskan obat yang diberikan.
Data Subjektif
- Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya
- Ibu mengatakan asi keluar lancar dan masih memberikan ASI pada bayinya.
Data Objektif
Keadaan Umum Baik, Kesadaran Compos Mentis, Keadaan Emosional Stabil.
Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah 110/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapsan
22x/menit, suhu 36,4°C.
Payudara tidak bengkak, pengeluaran kolostrum ada, putting susu menonjol, aerola
hiperpigmentasi
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, tidak ada rembesan, kandung
kosong perdarahan 10 cc, Kaki tidak odem, tidak ad avarices.
Analisa
P3A0 Nifas 6 jam
Diagnosa potensial :
Masalah : -
Kebutuhan : pendidikan kesehatan mengenai pemberian ASI Eksklusif
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu merasa
lega mendengarnya
2. Memberitahu ibu bahwa rasa mules yang sedang dialami ibu sekarang adalah normal,
karena mules tersebut adalah kontraksi rahim dan merupakan proses pengecilan
rahim(involusi) dan jika tidak berkontraksi akan mneyebabkan perdarahan. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti perdarahan dari
jalan lahir. Nyeri perut yang sangat hebat, demam, dan payudara tegang. Jika terdapat
tanda-tanda tersebut ibu harus ke tenaga kesahatan tersekat. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai pemberian ASI Eksklusif , bahwa bayi cukup
diberikan ASI saja secara eksklusif selama 6 bulan. Memberitahukan ibu bahwa
sistem pencernaan bayi masih belum sempurna sehingga belum bisa diberikan
makanan tambahan sampai bayi berumur 6 bulan.ibu mengerti.
5. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui .ibu melakukan dengan baik
Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayinya serta menjaga kehangatan bayi agar
tidak hipotermi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene-nya dengan mandi 2 kali sehari,
menggannti pakaian dengan yang bersih dan kering,mengganti pakaian dalam jika
sudah basah atau lembab, membersihkan daerah genetalianya sampai bersih jika
BAB/BAK dan segara mengganti pembalut jika terasa penuh. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 25 maret 2016.ibu mengerti.
Data Subjektif
Ibu mengatakan asinya banyak dan bayinya menyusui kuat, ibu mengatakan ibu
mengatakan ibu kurang tidur.
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. Tanda-
tanda Vital : Tekanan darah 90/70mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36°C, pernapasan
20x/menit. Payudara tidak bengkak, putting susu menonjol, pengelurana ASI lancar
dan banyak, bersih dan tidak lecet. Tinggi fundus tidak teraba kandung kemih
kosong, pengeluaran lochea sanguinolenta. Kaki tidak odem dan tidak ada varices
Analisa
P3A0 nifas 6 hari
Diagnosa potensial :
Masalah : -
Kebutuhan : pendidikan kesehatan pada masa nifas
Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan perawatan payudara jika payudara
membengkak. Ibu mengerti dan akan mnenerapkannya
3) Menjelaskan kembali kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti
perdarahan dari jalan lahir. Nyeri perut yang sangat hebat, demam, dan payudara
tegang. Jika terdapat tanda-tanda tersebut ibu harus ke tenaga kesahatan tersekat. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4) Mengingatkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan bayi, menjaga kebersihan pusat
bayi pasca 4 hari terpututsnya tali pusat, menjaga kehangatan bayi dan menjemur
bayinya pada jam 7-8 pagi sekitar 10-15 menit serta pemberian ASI Eksklusif kepada
bayinya sesering mungkin atau 2 jam sekali Ibu mengerti dan akan menjaga
kebersihan, kehangatan, menjemur bayinya sekita jam 7-8 selama 10-15 menit
5) Memberikan dukungan kepada ibu dan meyakinkan bahwa ibu pasti dapat
memberikan ASI Eksklusif pada bayimya
6) Membantu ibu memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan ibu dan
kenyamanan ibu. Ibu memilih metode kontrasepsi IUD
7) Menganjurkan ibu untuk menyempatkan istirahat ketika bayi tidur. Ibu mengerti
8) Menganjurkan Ibu untuk menambah nutrisi, dengan tetap makan makanan bergizi
seimbang seperti sayuran hijau, lauk yang berprotein tinggi. Ibu mengerti dan berjanji
akan melakukannya
9) Memberitahukan Ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya dan alat
genitalianya.Ibu berjanji akan menjaga kebersihan diri dan alat genetalianya.
Data Subjektif
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini
- ibu mengatakan bayi masih diberikan ASI dan tanpa makanan tambahan apapun .
- ibu mengatakan akan memberikan asi selama 2 tahun kepada bayinya
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. Tanda-
tanda Vital : Tekanan darah 120/80mmHg, nadi 85x/menit, suhu 36°C, pernapasan
20x/menit. Payudara tidak bengkak, putting susu menonjol, pengeluaran ASI lancar
dan banyak, bersih dan tidak lecet. Tinggi fundus uteri tidak teraba, kandung kemih
kosong, pengeluaran lochea alba.
Analisa
P3A0 nifas 6 minggu
Diagnosa potensial : -
Masalah : -
Kebutuhan : -
Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
2) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kebersihan bayi, menjaga
kehangatan bayi dan menjemur bayinya pada jam 7-8 pagi sekitar 10-15 menit
pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya sesering mungkin atau 2 jam sekali Ibu
mengerti dan akan menjaga kebersihan, kehangatan, menjemur bayinya sekita jam 7-8
selama 10-15 menit dan
3) Mengevaluasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif . ibu masih memberikan ASI pada
bayinya tanpa makanan tambahan apapun
4) Mengingatkan ibu kembali untuk segera memakai atau melakukan pemasangan
kontrasepsi IUD setalah 40 hari masa nifas. Ibu berjanji akan memasang IUD setelah
40 hari masa nifas
5) Mengingatkan ibu untuk rutin melakukan imunisasi pada bayinya sesuai jadwal. Ibu
mengatakan akan berusaha mengingat jadwal imunisasi bayinya.
6) Menganjurkan Ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, dengan tetap makan makanan
bergizi seimbang seperti sayuran hijau, lauk yang berprotein tinggi. Ibu mengerti dan
berjanji akan melakukannya
7) Memberitahu Ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya dan alat genitalianya Ibu
berjanji akan menjaga kebersihan diri dan alat genetalianya.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Data Subjektif
Bayi sudah BAK
Data Objektif
Suhu 36,3°C, denyut jantung bayi 140 x/mnt, pernafasan 45x/mnt.Kulit kemerahan,
bergerak aktif. Berat badan bayi 3500 gram, Panjang Badan 47 cm, lingkar kepala
33 cm, lingkar dada 33 cm ,A/S : 9/10, A/C : - / +
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa kehamilan Umur 2 jam
Penatalaksanaan
1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga merasa senang
2) Melakukan informed consent untuk pemberian vitamin K dan salep mata 1 jam
setelah bayi lahir serta HB0 1 jam setelah pemberian Vitamin K. Ibu menyetujui
pemberian Vit K, salep dan HB0.
3) Menyuntikkan Vit. K 0,1 cc 1mg/IM pada paha kiri dan salep mata tetrasiklin 1%.
Vit. K dan salep mata sudah diberikan.
4) Memakaikan gelang tanda pengenal bewarna biru. Sudah di pakaikan ke tangan
sebelah kanan.
5) Memberitahu ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti
demam tinggi, kejang, bayi tidak mau menyusui, perdarahan tali pusat, tali pusat
bernanah, kuning, dan diare. Ibu mengerti
6) Memberikan suntikan imunisasi HB0 secara IM pada paha kanan bayi. Bayi telah di
suntikkan HB0
7) Mempertahankan suhu tubuh bayi. Bayi di bedong dengan kain .
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Data Objektif
Keadaan umum baik, Detak Jantung bayi 138x/menit, pernapasan 40x/menit, suhu
36,8°C. Kulit Kemerahan, bayi bergerak aktif.
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 6 jam
Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saat ini bayi dalam keadaan baik. Ibu dan
Keluarga Senang
2) Mempertahankan kehangatan bayi. Bayi dibungkus dengan kain
3) Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin atau 2 jam sekali. Ibu
berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin atau 2 jam sekali.
4) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai Asi Eksklusif , menjaga
kehangatan Bayi, manfaat pemberian imunisasi, dan menjelaskan kembali tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5) Memberitahu ibu mengenai perawatan tali pusat.ibu mengerti
6) Memberitahu ibu imunisasi dasar lengkap, mulai dari pemberian HB0 di 1 minggu
pertama, BCG dan Polio 1 di umur 1 bulan bayinya, DPT-HB1 dan Polio 2 di umur 2
bulan bayinya, DPT-HB2 dan Polio 3 di umur 3 bulan bayinya, DPT-HB3 dan Polio 4
di umur 4 bulan bayinya dan Campak diumur bayinya yang ke Sembilan bulan. Ibu
mnegrti dan berjanji akan melakukan imunisasi dasar lengkap kepada bayinya.
Data Subjektif
Ibu mengatakan ibu dan dirinya pulang ke rumah tanggal 18 maret 2016. Ibu
mengatakan bayinya menyusu kuat.
Data Objektif
Keadaan umum baik, tanda-tanda vital : detak jantung bayi 138x/menit,
pernapasan 36x/menit, suhu 36,6°C. Berat badan : 3600 gram, BAB/BAK : +/+,
ikterus(-), tali sudah puput pada hari keempat , bayi menghisap putting susu dengan
kuat.
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 6 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Penatalaksanaan
1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa saai ini bayinya daalm keadaan baik. Ibu
dan keluarga senang
2) Memberitahukan ibu bahwa bayi cukup diberikan ASI saja secara eksklusif selama 6
bulan. Memberitahukan ibu bahwa sistem pencernaan bayi masih belum sempurna
sehingga belum bisa diberikan makanan tambahan sampai bayi berumur 6 bulan.ibu
mengert.
3) Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, sesuai permintaan bayi atau 2 jam
sekali. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin atau permintaan bayi
atau 2 jam sekali
4) Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi setiap pagi dari jam 7-8 pagi selama 10-15
menit. Ibu mengerti dan berjanji untuk menjemur bayinya selama 10-15 menit
diantara jam 7-8 pagi
5) Mengingatkan kembali untuk menjaga kebersihan bayinya dan menjaga kehangatan
bayinya. Ibu mengerti dan berjanji akan menjaga kebersihan bayi seperti mandi 2 kali
sehari, bila BAK/BAB segera membersihkannya dan harus sampai bersih dan
mengganti pakaian bayi yang bersih dan kering serta menjaga kehangatan bayinya
6) Mengingatkan kembali kepada ibu tanda-tanda bahaya oada bayi baru lahir dan jika
ada salah satu tandanya segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu mengerti
7) Menjelaskan kembali kepada ibu manfaat imunisasi dan memberitahu kepada ibu
untuk melakukan imunisasi bayinya 1 bulan lagi yaitu untuk melakukan imunisasi
BCG dan Polio. Ibu berjanji dan akan melaksanakannya
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah mengimunisasi BCG dan Polio bayinya pada umur 1
bulan dIpuskesmas kecamatan Bantar Gebang pada tanggal 16 april Ibu mengatakan
bayinya tetap menyusui dengan kuat.
Data Objektif
Keadaan umum baik, tanda-tanda vital : detak jantung bayi : 130x/menit,
pernapasan 40x/menit, suhu 36,8°C, Berat Badan : 3800gram, BAB/BAK : +/+,
ikterus (-), tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi, gerak bayi aktif..
Analisa
Bayi umur 6 minggu
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Penatalaksanaan
1) Memberitahu kepada ibu bahwa bayinya saat ini dalam keadaan baik. Ibu mengerti
dan senang mendengarnya
2) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif tanpa
makanan pendamping atau minuman pendamping serta memberikan ASI sesuai
permintaan atau 2 jam sekali. Ibu mengerti dan akan terus memberikan ASI sampai 6
bulan kedepan tanpa pendamping ASI
3) Memngingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga personal hygiene bayinya
dengan memandikan bayinya 2 kali sehari di pagi dan di sore hari, membersihkan
BAB/BAK hingga bersih dan mengganti pakaian bayi dengan yang bersih dan kering.
Ibu sudah menerapkannya dan akan terus berlanjut menerapkannya
4) Mengingatkan kembali kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir dan jika
ada salah satu tandanya segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu mengerti
5) Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau tenaga kesehatan terdekat
untuk melakukan imunisasi DPT-HB 1 dan Polio 2 pada usia bayinya 2 bulan jika
bayi dalam keadaan sehat. Ibu membawa bayinya pada tanggal 16 mei 2016 di
puskesmas kecamatan Bantar Gebang. ibu melakukanya