1. Tentukan kesiapan pasien untuk terlibat dalam aktivitas atau protokol latihan.
2. Evaluasi fungsi sensori (misalnya., penglihatan, pendengaran, dan perabaan).
3. Jelaskan protokol dan rasionalisasi latihan pada pasien dan keluarga.
4. Sediakan privasi selama latihan, jika diinginkan.
5. Ulangi instruksi yang dilakukan pada pasien mengenai cara yang tepat dalam melakukan
latihan untuk meminimalkan cidera dan memaksimalkan efeknya.
6. Orientasikan ulang pasien terhadap fungsi pergerakan tubuh.
7. Dorong pasien untuk mempraktikkan latihan secara mandiri, sesuai indikasi.
8. Monitor emosi pasien, kardiovaskuler, dan respon fungsional terhadap protokol latihan.
9. Evaluasi perkembangan pasien terhadap peningkatan atau restorasi fungsi dan pergerakan
tubuh.
10. Berikan dukungan positif terhadap usaha pasien dalam latihan dan aktivitas fisik.
11. Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik, okupasional dan rekreasional dalam
mengembangkan dan menerapkan program latihan, sesuai kebutuhan.
12. Konsultasikan dengan ahli terpi fisik untuk menentukan posisi optimal bagi pasien selama
latihan dan jumlah pengulangan untuk setiap pola gerakan.
13. Kolaborasikan dengan pemberi perawatan di rumah terkait protokol latihan dan kegiatan
sehari-hari.