NIM : 711440118046
KELOMPOK : 1 (satu)
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kelompok Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan setiabudy, 1999,8)
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari
fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah
yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).
Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari ,
membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai
kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup,
pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya ( Yosaputra, 1987).
Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang berarti orangtua
dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu kedokteran untuk
orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti lanjut usia dan eatriea =
kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai ilmu yang mempelajari,
membahas, meneliti proses menua dan segala macam penyakit jasmani dan rohani yang
mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta bagaimana cara mencegah dan
mengobatinya. Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas
fenomena biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,
diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
B. Batasan- batasan Lansia
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan bahwa
seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah dari orang lain.
C. Mitos Terhadap Lansia
1. Kedamaian dan Ketenangan
2. Mitos: Santai, menikmati hasil kerja
3. Kenyataan : Sering stress karena kesulitan biayandan keluhan-keluhan lain
karena menderita penyakit misal; depresi, kekhawatiran, paranoid, masalah
psikotik.
4. Konservatif dan kemunduran
5. Mitos:Pandangan bahwa lansia pada umumnya : Konservatif
6. Tidak kreatif
7. Menolak inovasi
8. Berorientasi ke masa silam
9. Merindukan masa lalu
10. Kembali ke masa kanak-kanak
11. Susah untuk berubah
12. Keras kepala
13. Cerewet
14. Berpenyakitan
15. Mitos: Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-
penderitaan akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses
menua.
16. Kenyataan: roses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada
jaman sekarang penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.
17. Penurunan daya ingat
18. Mitos: Masa pikun karena kerusakan bagian otak
19. Kenyataan: Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami
penurunan daya ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan daya ingat
20. Tidak ada cinta lagi
21. Mitos: Tidak lagi merasa jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis
22. Kenyataan: Perasaan dan emosi orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak akan berhenti hanya karena menjadi lansia.
23. Aseksualitas
24. Mitos: Hubungan seks menurun karena tidak adanya gairah, dorongan, dan
daya seks.
25. Kenyataan: Kehidupan seks lansia bisa saja berjalan dengan normal
tergantung dari tiap individu. Frekuensi bisa saja menurun sejalan dengan
meningkatnya usia tetapi masih bisa dipertahankan tergantung dari keinginan
masing-masing individu.
26. Ketidakproduktifan
27. Mitos: Dipandang sebagai usia yang tidak produktif
28. Kenyataan: Banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktifitas,
mental sert material.
D. Tipe-tipe Lansia
1. Arif dan bijaksana
2. Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
serta mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan seringkali menjadi panutan.
3. Mandiri
4. Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam
mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
5. Tidak puas
6. Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari
kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang
disayangi dll.
7. Bingung
8. Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, acuh.
Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya, tipe
lansia dikelompokkan sebagai berikut:
1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada
dalam keadaan hidup tidak mati.
2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan
masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
Stereotip Psikologis lansia
1. Tipe Konstruktif
a. integritas baik
b. dapat menikmati hidup
c. toleransi tinggi
d. humoris
e. fleksibel dan thu diri
f. dapat menikmati proses menua
g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang
h. menghadapi masa akhir dengan tenang
2. Tipe Ketergantungan (dependent)
a. masih dapat diterima ditengah masyarakat
b. selalu pasif
c. tidak berambisi
d. masih tahu diri
e. tidak mempunyai inisiatif
f. bertibdak tidak praktis
g. biasanya dikuasai istri
h. senang mengalami masa pensiun
i. banyak makan dan minum
j. tidak suka bekerja
k. senang berlibur
3. Tipe Defensive
a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil
b. selalu menolak bantuan
c. emosi sering tidak dapat dikontrol
d. memegang teguh kebiasaan
e. takut menjadi tua
f. tidak menyenangi masa pensiun
4. Tipe Bermusuhan
a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya
b. selalu mengeluh
c. bersikap agresif, curiga
d. pekerjaannya dulu tidak stabil
e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya
f. takut mati
g. iri hati pada orang muda
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan
diastolic > 90 mmHg. Diagnosis dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih
pengukiran tekanan darah pada waktu yang terpisah (Engram, 1998).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2001).
Hipertensi adalah peningkatan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang
terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh,
umur dan tingkat stress yang dialami (Tamboyong, 2000).
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatif,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi renspon pembuluh darahterhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivits
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirnnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan
keadaan hipertensi. (Bruner & Suddhart, 2001, hal. 898).
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Stadium hipertensi Menurut Sjaifoellah Noer, (2001) terdiri dari:
Stadium 1 (ringan)
Tekanan sistolik antara 140 – 159 mmHg. Tekanan diastolik antara 90-99 mmHg.
Stadium 2 (sedang)
Tekanan sistolik antara 160 – 179 mmHg. Tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg.
Stadium 3 (berat)
Tekanan sistolik antara 180 – 209 mmHg. Tekanan diastolik antara 110 – 119 mmHg.
Stadium 4 (sangat berat)
Tekanan sistolik lebih atau sama dengan 210 mmHg. Tekanan diastolik antara > 120
mmHg.
Klasifikasi ini tidak untuk seseorang yang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang
sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan diastolik terdapat pada kategori yang berbeda.
Maka harus dipilih kategori yang tinggi untuk mengklasifikasi status tekanan darah
seseorang.
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :
a. Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.
b. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
obat hipertensi.
c. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup.
d. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:
e. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid.
f. Betablocker : metildopa, reserpin.
g. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.
h. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.
i. Modifikasi gaya hidup, dengan :
Penurunan berat badan.
Pengurangan asupan alkohol.
Aktivitas fisik teratur.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TUAN HIRONIMUS
PILONGO DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama : Tuan Hironimus Pilongo
TTL : Lembobelala, 03 Maret 1950
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 70 Tahun
Kategori : Old
Status : Menikah
Agama : Kristen Khatolik
Suku : Mori
Tingkat pendidikan : SMA
- Sumber pendapatan : Ada, Tn. H P dulu bekerja sebagai polisi tapi sekarang sudah
pensiun
- Keluarga yang dapat dihubungi : Anak dan Istri
- Riwayat pekerjaan : Tn. H P sekarang hanya berada dirumah
1. Kepala
- Kebersihan : Bersih
- Kerontokan rambut : Tidak
- Keluhan : Tidak Ada Nyeri Tekan
2. Mata
- Konjungtiva : Tidak Anemis
- Sklera : Tidak Ikterik
- Stradismus : Tidak
- Penglihatan : Tidak ada gangguan
- Peradangan : Tidak
- Riwayat katarak : Tidak Ada
- Penggunaan kaca mata : Menggunakan kaca mata ketika membaca
3. Hidung
- Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri
- Peradangan : Tidak Ada
- Penciuman : Tidak ada gangguan
4. Mulut dan tenggorokan
- Kebersihan : Cukup Terjaga
- Mukosa : Lembab
- Peradangan /stomatitis : Tidak Ada
- Gigi geligi : Terdapat Karies
- Radang gusi : Tidak ada
- Kesulitan mengunyah : Tidak ada
- Kesulitan menelan : Tidak ada
5. Telinga
- Kebersihan : Cukup bersih
- Peradangan : Tidak ada
- Pendengaran : Tidak ada gangguan
6. Leher
- Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak Ada
- Jvd : Tidak Ada
- Kaku kuduk : Tidak Ada
7. Dada
- Bentuk dada : Simetris Kanan dan Kiri
- Retraksi : Tidak
- Wheezing : Tidak
- Ronchi : Tidak
- Suara jantung tambahan : Tidak
- Ictuscordis : Ics dalam batas normal, tidak ada gangguan
8. Abdomen
- Bentuk : Tidak ada distend, tidak ada asietas
- Nyeri tekan : Ya
- Kembung : Ya
- Supel : Tidak ada
- Bising usus : Ada
- Massa : Tidak Ada
9. Genitalia
- Kebersihan : Baik
- Hemoroit : Tidak Ada
- Hernia : Tidak Ada
10. Ekstremitas
- Kekakuan otot :
- Rentang gerak : Tidak Ada Gangguan Gerak
- Deformitas : Tidak Ada Keluhan Tulang Belakang
- Tremor : Tidak ada
- Edema kaki : Tidak Ada
- Penggunaan alat bantu : Tidak Ada
Refleks Kanan kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achilis + +
11. Integumen
- Kebersihan : Baik
- Warna : Tidak Pucat
- Kelembaban : Lembab
- Gangguan pada kulit : Tidak Ada
Kesimpulan : Tn. H P tidak mengalami gangguan kognitif dengan point dimana klien dapat
menjawab dan mengikuti perintah dengan benar
Skor
Dengan
No Kriteria Mandiri yang Keterangan
Bantuan
Didapat
1 Makan 5 10 10 3x sehari, 1 porsi
dihabiskan, jenis nasi
ikan sayur, makanan
tambahan buah-buahan
2 Minum ≥ 5 gelas sehari, jenis air
5 10 10
putih
3 Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur atau 5-10 - -
sebaliknya
4 Persona Toiletl (cuci muka, gosok gigi 2x sehari
menyisr rambut, gosok 0 5 5 menggunakan pasta gigi
gigi )
5 Keluar masuk Toilet Mencuci pakaian sering
(mencuci pakaian, menyeka 5 10 15 dibantu istri/anak
tubuh, menyiram)
6 Mandi ± 2x sehari
5 15 15
menggunakan sabun
7 Jalan di permukaan datar 0 5 5
8 Naik turun tangga 5 10 10
9 Mengenakkan Pakaian 5 10 10
10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10 1x/ hari lunak
11 Kontrol Bleder (BAK) Frkwensi : 5x sehari
5 10 10
Warna :kuning jernih
12 Olah raga/ latihan 5 10 10 Jalan tiap pagi
13 Rekreasi/ pemanfaatan Jenis : menonton TV dan
5 10 10
waktu luang berkebun
Jumlah 130
130 = Mandiri
VI. Pengkajian lingkungan
Pemukiman
SANITASI
FASILITAS
- Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran : Tidak Ada
Penanggulangan bencana : Tidak Ada
- Transportasi
Kondisi jalan kerumah pasien : Rata
Jenis transportasi yang dimiliki : Sepeda Motor, mobil
- Komunikasi
Saranan komunikasi : Ada
Jenis komunikasi yang digunakan : Telepon
Cara penyebaran informasi : Langsung
Pengkajian Lingkungan
2 3
4 5
6
7 8
Keterangan :
1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar
4. Kamar
5. Kamar
6. Ruang keluarga
7. Dapurdan ruang makan
8. WC /kamar mandi
a. Penataan kamar mandi : Baik
b. Penerangan : Penerangan didalam rumah baik
c. Kebersihan dan Kerapian : Keadaan rumah cukup rapi
d. Sirkulasi udara : Sirkulasi didalam rumah baik
e. Penataan halaman : Cukup rapih
f. Keadaan kamar mandi : cukup bersih
g. Pembuangan air kotor : Di selokan
h. Sumber air Minum : Mata air
i. Pembuangan sampah : Diangkutan umum
j. Sumber Pencemaran : Sampah rumah tangga, polusi udara (asap
knalpot)
GERIATRIC DEPRESSION RATING SCALE
Pilihlah jawaban terbaik ( beri tanda centang ) Tentang apa yang anda rasakan 1 minggu
terakhir
I. ANALISA DATA
IV. IMPLEMENTASI