Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TUAN HIRONIMUS

PILONGO DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DIDESA KAROMBASAN


UTARA LING.VII

NAMA : Intan P. Waeo

NIM : 711440118046

KELOMPOK : 1 (satu)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR LANSIA

A. Definisi

Kelompok Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan setiabudy, 1999,8)

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari
fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah
yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).
Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari ,
membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai
kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup,
pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya ( Yosaputra, 1987).

Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang berarti orangtua
dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu kedokteran untuk
orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti lanjut usia dan eatriea =
kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai ilmu yang mempelajari,
membahas, meneliti proses menua dan segala macam penyakit jasmani dan rohani yang
mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta bagaimana cara mencegah dan
mengobatinya. Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas
fenomena biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,
diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
B. Batasan- batasan Lansia
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan bahwa
seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah dari orang lain.
C. Mitos Terhadap Lansia
1. Kedamaian dan Ketenangan
2. Mitos: Santai, menikmati hasil kerja
3. Kenyataan : Sering stress karena kesulitan biayandan keluhan-keluhan lain
karena menderita penyakit misal; depresi, kekhawatiran, paranoid, masalah
psikotik.
4. Konservatif dan kemunduran
5. Mitos:Pandangan bahwa lansia pada umumnya : Konservatif
6. Tidak kreatif
7. Menolak inovasi
8. Berorientasi ke masa silam
9. Merindukan masa lalu
10. Kembali ke masa kanak-kanak
11. Susah untuk berubah
12. Keras kepala
13. Cerewet
14. Berpenyakitan
15. Mitos: Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-
penderitaan akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses
menua.
16. Kenyataan: roses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada
jaman sekarang penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.
17. Penurunan daya ingat
18. Mitos: Masa pikun karena kerusakan bagian otak
19. Kenyataan: Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami
penurunan daya ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan daya ingat
20. Tidak ada cinta lagi
21. Mitos: Tidak lagi merasa jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis
22. Kenyataan: Perasaan dan emosi orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak akan berhenti hanya karena menjadi lansia.
23. Aseksualitas
24. Mitos: Hubungan seks menurun karena tidak adanya gairah, dorongan, dan
daya seks.
25. Kenyataan: Kehidupan seks lansia bisa saja berjalan dengan normal
tergantung dari tiap individu. Frekuensi bisa saja menurun sejalan dengan
meningkatnya usia tetapi masih bisa dipertahankan tergantung dari keinginan
masing-masing individu.
26. Ketidakproduktifan
27. Mitos: Dipandang sebagai usia yang tidak produktif
28. Kenyataan: Banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktifitas,
mental sert material.

D. Tipe-tipe Lansia
1. Arif dan bijaksana
2. Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
serta mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan seringkali menjadi panutan.
3. Mandiri
4. Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam
mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
5. Tidak puas
6. Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari
kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang
disayangi dll.
7. Bingung
8. Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, acuh.
Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya, tipe
lansia dikelompokkan sebagai berikut:

1. Optimis, santai, dan riang


2. Konstruktif
3. Ketergantungan
4. Defensif
5. Militan dan serius
6. Marah dan frustasi
7. Putus asa (benci pada diri sendiri)
Tiga jenis usia menurut Birren and Jenner (1997) adalah sebagai berikut:

1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada
dalam keadaan hidup tidak mati.
2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan
masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
Stereotip Psikologis lansia

Biasanya sifat-sifat stereotip para lansia sesuai dengan pembawaanya pada


waktu muda berikut adalah beberapa tipe yang dikenal:

1. Tipe Konstruktif
a. integritas baik
b. dapat menikmati hidup
c. toleransi tinggi
d. humoris
e. fleksibel dan thu diri
f. dapat menikmati proses menua
g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang
h. menghadapi masa akhir dengan tenang
2. Tipe Ketergantungan (dependent)
a. masih dapat diterima ditengah masyarakat
b. selalu pasif
c. tidak berambisi
d. masih tahu diri
e. tidak mempunyai inisiatif
f. bertibdak tidak praktis
g. biasanya dikuasai istri
h. senang mengalami masa pensiun
i. banyak makan dan minum
j. tidak suka bekerja
k. senang berlibur
3. Tipe Defensive
a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil
b. selalu menolak bantuan
c. emosi sering tidak dapat dikontrol
d. memegang teguh kebiasaan
e. takut menjadi tua
f. tidak menyenangi masa pensiun
4. Tipe Bermusuhan
a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya
b. selalu mengeluh
c. bersikap agresif, curiga
d. pekerjaannya dulu tidak stabil
e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya
f. takut mati
g. iri hati pada orang muda

5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Self Hater)


a. kritis dan menyalahkan diri sendiri
b. tidak punya ambisi
c. perkawinan tidak bahagia
d. sealu merasa menjadi “korban” keadaan
e. menerima fakta dan proses menua
f. tidak iri pada orang muda
g. merasa cukup dengan apa yang ada
h. anggap kematian sebagai penyembuh penderitaan
Ciri-ciri mental sehat adalah sebagai berikut:

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan, walaupun realitas


buruk
2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya
3. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima
4. Relatif bebas dari rasa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dn saling memuskan
6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk hari esok
7. Mnjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Mempunyai daya kasih sayang yang besar
E. Teori tentang Proses Menua
1. Teori Biologi (teori genetik dan mutasi, pemakaian dan rusak, autoimun, teori
stress, teori radikal bebas)
2. Teori sosial (aktivitas, teori pembedahan, teori kesinambungan)
3. Teori psikologi (teori kebutuhan manusia menurut kirarki maslow, teori
individu jung.
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan
diastolic > 90 mmHg. Diagnosis dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih
pengukiran tekanan darah pada waktu yang terpisah (Engram, 1998).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2001).
Hipertensi adalah peningkatan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang
terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh,
umur dan tingkat stress yang dialami (Tamboyong, 2000).

B. ETIOLOGI (Sjaifoellah Noer, 2001)


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :
a. Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari seluruh
penderita hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :
 Genetik
Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada
heterozigot, apabila salah satu diantara menderita hipertensi. Pada 70 % kasus
hipertensi esensial didapatkan riwayat hipertensi esensial.
 Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang
berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner
dan kematian prematur.
 Obesitas
Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah mengakibatkan
penurunan tahanan perifer sehingga meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang
mengakibatkan peningkatan vasokontriksi dan penurunan vasodilatasi dimana hal
tersebut dapat merangsang medula adrenal untuk mensekresi epinerpin dan
norepineprin yang dapat menyebabkan hipertensi.
 Hiperkolesterol
Lemak pada berbagai proses akan menyebabkan pembentukan plaque pada pembuluh
darah. Pengembangan ini menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang disebut
aterosklerosis.
 Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium)
Kerusakan ekskresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang ditemukan
pada proses terjadinya HT. Retensi Na+ diikuti dengan ekspansi volume darah dan
kemudian peningkatan output jantung. Autoregulasi perifer meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan berakhir dengan HT.
 Rokok
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran adrenalin yang
merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Selain itu asap rokok mengandung
karbon monoksida yang memiliki kemampuan lebih kuat dari pada Hb dalam menarik
oksigen. Sehingga jaringan kekurangan oksigen termasuk ke jantung.
 Alkohol
Penggunaan alkohol atau etanol jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan
lipogenesis (terjadi hiperlipidemia) sintesis kolesterol dari asetil ko enzim A,
perubahan seklerosis dan fibrosis dalam arteri kecil.
 Obat-obatan tertentu atau pil anti hamil
Pil anti hamil mengandung hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam dan air,
serta dapat menaikkan kolesterol darah dan gula darah.
 Stres psikologis
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi, yang
bersifat memperberat kerjaya arteri koroner sehingga suplay darah ke otot jantung
terganggu.
Stres dapat mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermiten.
b. Hipertensi sekunder
Disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya :
 Penyakit ginjal
Kerusakan pada ginjal menyebabkan renin oleh sel-sel juxtaglomerular keluar,
mengakibatkan pengeluaran angiostensin II yang berpengaruh terhadap sekresi
aldosteron yang dapat meretensi Na dan air.
 Diabetes Mellitus
Disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam waktu yang sama mengakibatkan gula
darah pekat dan terjadi pengendapan yang menimbulkan arterosklerosis meningkatkan
tekanan darah.

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatif,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi renspon pembuluh darahterhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivits
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirnnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan
keadaan hipertensi. (Bruner & Suddhart, 2001, hal. 898).

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Stadium hipertensi Menurut Sjaifoellah Noer, (2001) terdiri dari:
 Stadium 1 (ringan)
Tekanan sistolik antara 140 – 159 mmHg. Tekanan diastolik antara 90-99 mmHg.
 Stadium 2 (sedang)
Tekanan sistolik antara 160 – 179 mmHg. Tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg.
 Stadium 3 (berat)
Tekanan sistolik antara 180 – 209 mmHg. Tekanan diastolik antara 110 – 119 mmHg.
 Stadium 4 (sangat berat)
Tekanan sistolik lebih atau sama dengan 210 mmHg. Tekanan diastolik antara > 120
mmHg.
Klasifikasi ini tidak untuk seseorang yang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang
sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan diastolik terdapat pada kategori yang berbeda.
Maka harus dipilih kategori yang tinggi untuk mengklasifikasi status tekanan darah
seseorang.

E. TANDA DAN GEJALA


Menurut Tambayong (2000) gejala dan tanda dapat dikarakteristikkan sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Nyeri atau berat di tengkuk
c. Sukar tidur
d. Mudah lelah dan marah
e. Tinnitus
f. Mata berkunang-kunang
g. Epistaksis
h. Gemetar
i. Nadi cepat setelah aktivitas
j. Sesak napas
k. Mual, muntah
F. KOMPLIKASI
Komplikasi menurut Tambayong (2000) yang mungkin terjadi pada hipertensi adalah
sebagai berikut :
a. Payah jantung (gagal jantung)
b. Pendarahan otak (stroke)
c. Hipertensi maligna : kelainan retina, ginjal dan cerabrol
d. Hipertensi ensefalopati : komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan otak.
e. Infark miokardium
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup
oksigen kemiokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut.
f. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa hipertensi
menurut Doenges (2000) antara lain :
a. EKG : Hipertropi ventrikel kiri pada keadaan kronis lanjut.
b. Kalium dalan serum : meningkat dari ambang normal.
c. Pemeriksaan gula darah post prandial jika ada indikasi DM.
d. Urine :
Ureum, kreatinin : meningkat pada keadaan kronis dan lanjut dari ambang
normal.
e. Protein urine : positif

H. PENATALAKSANAAN
Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :
a. Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.
b. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
obat hipertensi.
c. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup.
d. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:
e. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid.
f. Betablocker : metildopa, reserpin.
g. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.
h. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.
i. Modifikasi gaya hidup, dengan :
 Penurunan berat badan.
 Pengurangan asupan alkohol.
 Aktivitas fisik teratur.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TUAN HIRONIMUS
PILONGO DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama : Tuan Hironimus Pilongo
TTL : Lembobelala, 03 Maret 1950
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 70 Tahun
Kategori : Old
Status : Menikah
Agama : Kristen Khatolik
Suku : Mori
Tingkat pendidikan : SMA

- Sumber pendapatan : Ada, Tn. H P dulu bekerja sebagai polisi tapi sekarang sudah
pensiun
- Keluarga yang dapat dihubungi : Anak dan Istri
- Riwayat pekerjaan : Tn. H P sekarang hanya berada dirumah

II. Riwayat kesehatan


- Keluhan yang ia rasakan saat ini: Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi dan
saat ini mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin
- Keluhan yang dirasakan tiga bulan terakhir: Pusing
- Kejadian penyakit tiga bulan terakhir: Hipertensi
- Penyakit saat ini : Hipertensi

III. Status Fisiologis


- Postur tulang belakang lansia : Tegap
- Tanda tanda vital
1. Tekanan darah : 140/90 mmhg
2. Nadi : 77x/menit
3. Respirasi : 20x/menit
4. Berat badan : 60 kg
5. Tinggi badan :165 cm

Pengkajian Head To Toe

1. Kepala
- Kebersihan : Bersih
- Kerontokan rambut : Tidak
- Keluhan : Tidak Ada Nyeri Tekan
2. Mata
- Konjungtiva : Tidak Anemis
- Sklera : Tidak Ikterik
- Stradismus : Tidak
- Penglihatan : Tidak ada gangguan
- Peradangan : Tidak
- Riwayat katarak : Tidak Ada
- Penggunaan kaca mata : Menggunakan kaca mata ketika membaca
3. Hidung
- Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri
- Peradangan : Tidak Ada
- Penciuman : Tidak ada gangguan
4. Mulut dan tenggorokan
- Kebersihan : Cukup Terjaga
- Mukosa : Lembab
- Peradangan /stomatitis : Tidak Ada
- Gigi geligi : Terdapat Karies
- Radang gusi : Tidak ada
- Kesulitan mengunyah : Tidak ada
- Kesulitan menelan : Tidak ada
5. Telinga
- Kebersihan : Cukup bersih
- Peradangan : Tidak ada
- Pendengaran : Tidak ada gangguan

6. Leher
- Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak Ada
- Jvd : Tidak Ada
- Kaku kuduk : Tidak Ada
7. Dada
- Bentuk dada : Simetris Kanan dan Kiri
- Retraksi : Tidak
- Wheezing : Tidak
- Ronchi : Tidak
- Suara jantung tambahan : Tidak
- Ictuscordis : Ics dalam batas normal, tidak ada gangguan
8. Abdomen
- Bentuk : Tidak ada distend, tidak ada asietas
- Nyeri tekan : Ya
- Kembung : Ya
- Supel : Tidak ada
- Bising usus : Ada
- Massa : Tidak Ada
9. Genitalia
- Kebersihan : Baik
- Hemoroit : Tidak Ada
- Hernia : Tidak Ada
10. Ekstremitas
- Kekakuan otot :
- Rentang gerak : Tidak Ada Gangguan Gerak
- Deformitas : Tidak Ada Keluhan Tulang Belakang
- Tremor : Tidak ada
- Edema kaki : Tidak Ada
- Penggunaan alat bantu : Tidak Ada
Refleks Kanan kiri
Biceps + +

Triceps + +

Knee + +

Achilis + +

Ket : Refleks + : Normal


Refleks - : Menurun / Meningkat

11. Integumen
- Kebersihan : Baik
- Warna : Tidak Pucat
- Kelembaban : Lembab
- Gangguan pada kulit : Tidak Ada

12. Test koordinasi / keseimbangan

No Aspek Penilaian Keterangan Nilai


1 Berdiri dengan postur normal 42-54 4
2 Berdiri dengan postur normal
42-54 4
( mata tertutup)
3 Berdiri dengan satu kaki 42-54 4
4 Aspek yang di nilai berdiri,
fleksitrunk dan berdiri ke posisi 41-54 4
netral
5 Beridiri, lateral dan fleksitrunk 42-54 4
6 Berjlan, tempatkan salah
satuntumit di depan jari kaki 42-54 4
yang lain
7 Berjalan sepanjang garis lurus 42-54 4
8 Berjalan mengikuti tanda
42-54 4
gambar pada lantai
9 Berjlan mundur 42-54 4
10 Berjalan mengikuti lingkaran 42-54 4
11 Berjlan dengan tumit 42-54 4
12 Berjlan dengan ujung kaki 42-54 4
Jumlah 48
Kriteria penilaian:
4.2 melakukan aktivitas dengan lengkap
3.2 sedikit bantuan (untuk keseimbangan )
2.2 dengan bantuan sedang sampai maksimal
1.2 tidak mampu melakukan aktivitas
Kesimpulan : Klien melakukan aktivitas dengan lengkap, tidak ada gangguan dalam
test koordinasi dan keseimbangan

IV. Pengkajian Psikososial

Hubungan dengan orang lain atau Hubungan dengan orang lain di


keluarga dalam rumah luar rumah
Tidak di kenal Tidak di kenal
Sebatas kenal Sebatas kenal
Mampu berinteraksi Ya Mampu berinteraksi
Mampu kerjasama Ya Mampu kerjasama Ya
Ya
Kebiasaan lansia berinteraksi ke keluarga Stabilitas emosi
lainnya di dalam rumah Labil
Selalu Ya Stabil
Sering Iritabil Ya
Jarang Datar
Tidak perah
Motivasi penghuni rumah Frekuensi kunjungan keluarga
Kemampuan sendiri Ya 1 kali/bulan Ya
Terpaksa 2 kali/bulan
Tidak pernah

1. Pengkajian masalah emosional


Pertanyaa tahap 1
Apakah klien mengalami susah tidur : Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran : Tidak
Apakah klien murung atau meringis sendiri : Tidak
Apakah klien sering was was atau khawatir : Tidak
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 bulan 1x dalam satu bulan : Tidak ada
Ada masalah atau banyak pikkiran : Tidak ada
Ada gangguan / masalah dengan orang lain : Tidak ada
Menggunakan obat tidur / penenang atas snjuran dokter : Tidak ada
Cenderung mengurung diri : Tidak
Kesimpulan : klien tidak mengalami gangguan emosional

2. Tingkat kerusakan intelektual

Benar Salah Nomor Pertanyaan


 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ?
 3 Apa nama tempat ini ?
 4 Dimana alamat anda ?
 5 Kapan anda lahir ?
 6 Siapa presiden indonesia ?
 7 Siapa presiden indonesia sebelumnya ?
 8 Berapa umur anda ?
 9 Siapa nama ibu anda ?
 Kurangi 3 dari 10 dan tetap pengurangan 3 dari
10
setiap angka baru secara menurun

Kesimpulan : Tidak ada akerusakan intelektual pada Tn. H P

3. Identifikasi Aspek Kognitif

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
kognitif maksimal klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
2 Orientasi 5 5 Dimana sekkarang kita berada ?
Negara
Propinsi
Kab/kota
Rumah
Tetangga
3 Regristasi 3 3 Sebutkan sebanyak 3 nama objek (misal
:kursi,meja,kertas}, kemudian ditanyakan
kepada klien , menjawab :
Kursi
Meja
Kertas
4 Perhatian 5 5 Meminta klien berhitung dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat
kalkulasi Jawaban :
93
86
79
72
65
5 Mengingat 3 3 Kriteria minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada poin kedua (tiap poin
nilai 1}
6 Bahasa 9 9 Kriteria menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjuk benda tersebut)
1. Meja
2. Kursi
Minta klien untuk mengulangi kata berikut
(tidak ada, dan, jika, atau,tetapi
Klien menjawab :
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah
Ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai

Perintahkan kepada klien untuk hal berikut


(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis
dan menyalin gambar````
Total nilai 30
Interpretasi hasil
24 - 30 : tidak ada gangguan koknitif
18 - 23 : gangguan koknitif sedang
0 - 17 : gangguan koknitf berat

Kesimpulan : Tn. H P tidak mengalami gangguan kognitif dengan point dimana klien dapat
menjawab dan mengikuti perintah dengan benar

V. Pengkajian perilaku terhadap kesehatan


- Kebiasaan merokok :-
- Kebiasaan minum alkohol :-
- Minum kopi :-
Pengetahuan tentang kesehatan usia lanjut :
1. Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
Sudah tahu tapi kurang jelas
2. Apakah anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
Sudah tahu
3. Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia
lanjut :
kurang jelas
4. Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut :
Sudah tau tapi kurang jelas

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari Hari

1. Pola pemenuhan nutrisi


1. Frekwensi makan : 3 x sehari
2. Jumlah makanan : 1 porsi di habiskan
3. Makanan tambahan : buah buahan dihabiskan
2. Pola pemenuhan cairan
1. Frekwensi minum : ≥ 5 gelas / hari
2. Jenis minuman : air putih
3. Pola kebiasaan tidur
1. Jumlah waktu tidur : ≥ 6 jam
2. Gangguan tidur : Sering terbangun
3. Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : Menonton tv
4. Pola Eliminasi BAB
1. Frekwensi BAB :1 kali/ hari di pagi hari
2. Konsistensi : Lembek
3. Gangguan BAB : Tidak ada gangguan
5. Pola BAK
1. Frekwensi BAK : ± 5 kali /hari
2. Warna urine : Kuning jernih
3. Gangguan BAK : Tdak ada gannguan
6. Pola Aktifitas
1. Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan : Berkebun
7. Pola pemenuhan Kebersihan Diri
1. Mandi : 2 kali sehari
2. Memakai sabun : Ya
3. Sikat gigi : 2 kali sehari
4. Menggunakan pasta gigi : Ya
5. Kebiasaan berganti pakaian bersih : Setiap selesai mandi, dan setiap
berkeringat berlebih.

Tingkat Kemandirian Dalam Kehidupan Sehari Hari (Indeks Barthel)

Skor
Dengan
No Kriteria Mandiri yang Keterangan
Bantuan
Didapat
1 Makan 5 10 10 3x sehari, 1 porsi
dihabiskan, jenis nasi
ikan sayur, makanan
tambahan buah-buahan
2 Minum ≥ 5 gelas sehari, jenis air
5 10 10
putih
3 Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur atau 5-10 - -
sebaliknya
4 Persona Toiletl (cuci muka, gosok gigi 2x sehari
menyisr rambut, gosok 0 5 5 menggunakan pasta gigi
gigi )
5 Keluar masuk Toilet Mencuci pakaian sering
(mencuci pakaian, menyeka 5 10 15 dibantu istri/anak
tubuh, menyiram)
6 Mandi ± 2x sehari
5 15 15
menggunakan sabun
7 Jalan di permukaan datar 0 5 5
8 Naik turun tangga 5 10 10
9 Mengenakkan Pakaian 5 10 10
10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10 1x/ hari lunak
11 Kontrol Bleder (BAK) Frkwensi : 5x sehari
5 10 10
Warna :kuning jernih
12 Olah raga/ latihan 5 10 10 Jalan tiap pagi
13 Rekreasi/ pemanfaatan Jenis : menonton TV dan
5 10 10
waktu luang berkebun
Jumlah 130

Kesimpulan : Tn. H P melakukan aktivitas sendiri atau secara mandiri

Interpretasi : 5-60 = Ketergantungan Total

65-125 = Ketergantungan Sebagian

130 = Mandiri
VI. Pengkajian lingkungan

Pemukiman

- Luas bangunan : 8x12


- Bentuk bangunan : permanen
- Atap rumah : Seng
- Dinding : Tembok
- Lantai : Tegel
- Kebersihan kintal : Bersih
- Ventilasi : 15% luas lantai
- Pencahayaan : Baik
- Pengaturan penataan perabot : Cukup
- Kelengkapan alat rumah tangga : Lengkap

SANITASI

- Penyediaan air bersih (MCK) : Mata Air


- Penyediaan air minum : Beli (aqua)
- Pengolahan jamban : Bersama
- Jenis jamban :leher angsa
- Jarak dengan sumber : ≥ 10 meter
- Sarana pembuangan air limbah : Lancar
- Petugas sampah : Diangkut
- Polusi udara : Rumah Tangga
- Pengelolaan binatang pengerat : Ya, Dengan Racun

FASILITAS

- Peternakan : tidak ada


- Perikanan : ada, Jenis : mujair
- Sarana olahraga : halaman rumah
- Taman : Ada, 3x6
- Ruang pertemuan : Ada 3x7
- Sarana hiburan : Ada
- Sarana ibadah :-

Keamanaan dan transportasi

- Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran : Tidak Ada
Penanggulangan bencana : Tidak Ada
- Transportasi
Kondisi jalan kerumah pasien : Rata
Jenis transportasi yang dimiliki : Sepeda Motor, mobil
- Komunikasi
Saranan komunikasi : Ada
Jenis komunikasi yang digunakan : Telepon
Cara penyebaran informasi : Langsung

Pengkajian status Fungsional : Kemandirian aktivitas hidup sehari-hari :


Berikan kode (V) pada kolom mandiri atau tergantung setiap aktivitas Lansia
Aktivitas Mandiri Tergantung
Mandi 
Berpakaian 
Ke toilet 
Berpindah 
Kontinen 
Makan 
Kemanpuan menggunakan telepon 
Berbelanja 
Menyiapkan makan 
Membersihkan rumah 
Mencuci pakaian 
Jenis transportasi 
Kewajiban untuk berobat sendiri 
Kemampuan untuk mengatasi 
Finansial

NILAI level ketergantungan lansia : ABL dan IADL

Pengkajian Lingkungan

2 3

4 5

6
7 8

Keterangan :

1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar
4. Kamar
5. Kamar
6. Ruang keluarga
7. Dapurdan ruang makan
8. WC /kamar mandi
a. Penataan kamar mandi : Baik
b. Penerangan : Penerangan didalam rumah baik
c. Kebersihan dan Kerapian : Keadaan rumah cukup rapi
d. Sirkulasi udara : Sirkulasi didalam rumah baik
e. Penataan halaman : Cukup rapih
f. Keadaan kamar mandi : cukup bersih
g. Pembuangan air kotor : Di selokan
h. Sumber air Minum : Mata air
i. Pembuangan sampah : Diangkutan umum
j. Sumber Pencemaran : Sampah rumah tangga, polusi udara (asap
knalpot)
GERIATRIC DEPRESSION RATING SCALE
Pilihlah jawaban terbaik ( beri tanda centang ) Tentang apa yang anda rasakan 1 minggu
terakhir

No Pernyataan Ya Tidak Skor


1 Apakah anda merasa puas terhadap kehidupan anda selama ini ? 
2 Apakah anda sudah tidak melakukan kegiatan minat dan hobi 
anda ?
3 Apakah anda merasa hidup anda hampa / kosong ? 
4 Apakah anda sering merasa bosan ? 
5 Apakah anda bersemangat menjalani hidup saat ini dan kedepan 
?
6 Apakah anda terganggu dengan pikiran pikiran yang tidak dapat 
anda singkirkan ?
7 Apakah anda merasa bahagia menjalani kehidupan anda ? 
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya ? 
9 Apakah anda lebih nyaman di rumah atau lebih suka jalan-jalan 
ke luar atau berbuat sesuatu yang baru ?
10 Apakah anda sering lupa ? 
11 Apakah anda merasa hidup ini indah ? 
12 Apakah saat ini anda merasa tidak berguna ? 
13 Apakah anda masih mempunya kekuatan untuk melakukan 
kegiatan sehari-hari ?
14 Apakah anda merasa tidak mempunyai harapan masa depan ? 
15 Apakah anda merasa banyak orang merasa lebih baik dari 
anda ?

I. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS : Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan informasi
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Klien tampak
bertanya-tanya
tentang penyakitnya
- TD : 140/90 mmHg
N : 77x/menit
R : 20x/menit

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Pengetahuan b/d kurang terpapar informasi

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

N Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Rencana keperawatan


o Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan -Verbalisasi - Kaji TTV
b/d kurang terpapar tindakan minat dalam - Identifikasi kesiapan dan
informasi keperawatan 3x 24 belajar kemampuan menerima
jam diharapkan meningkat informasi
klien mampu - pertanyaan - Jadwalkan pendidikan
memahami tentang tentang kesehatan sesuai
penyakitnya masalah yang kesepakatan
dihadapi - Berikan kesempatan untuk
menurun bertanya
- Jelaskan faktor risiko yg
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan teknik relaksasi
- Timbang BB dan TB

IV. IMPLEMENTASI

No Diagnosa Keperawatan Implementasi TT/tgl/waktu


1 Defisit Peng etahuan b/d - Mengkaji TTV Rabu, 25/11-2020
kurang terpapar informasi TD : 140/90 mmHg 08.00
N : 77 x/m
R : 20 x/m
- Mengidentifikasi kesiapan 08.30
dan kemampuan menerima
informasi
- Menjadwalkan pendidikan 08.45
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan 09.00
untuk bertanya
- Menjelaskan faktor risiko yg
dapat memp engaruhi
kesehatan
- Mengajarkan teknik relaksasi 09.25
- Menimbang BB dan ukur TB 10.00
1 Defisit Pengetahuan b/d - Mengkaji TTV Kamis, 26/11-2020
kurang terpapar informasi TD : 130/90 mmHg 08.00
N : 77 x/m
S : 20 x/m
- Mengidentifikasi kesiapan 08.30
dan kemampuan menerima
informasi
- Menjadwalkan pendidikan 08.40
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan 08.50
untuk bertanya
- Menjelaskan faktor risiko yg 09.00
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Mengajarkan teknik relaksasi 09.30
- Menimbang BB dan ukur TB 10.00
1 Defisit Pengetahuan b/d - Mengkaji TTV Jumaat,27/11-2020
kurang terpapar informasi TD : 120/80 mmHg 08.00
P : 77 x/m
N : 20 x/m
- Mengidentifikasi kesiapan 08.30
dan kemampuan menerima
informasi
- Menjadwalkan pendidikan 08.45
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan 09.00
untuk bertanya 09.20
- Menjelaskan faktor risiko yg
dapat mempengaruhi
kesehatan 09.40
- Mengajarkan teknik relaksasi 10.00
- Menimbang BB dan ukur TB

V. Catatan perkembangan asuhan keperawatan lansia

Dignosa Keperawatan Evaluasi TT/Tgl/Waktu


Defisit Pengetahuan b/d S : klien mengatakan kurang Rabu, 25/11-2020
kurang terpapar informasi mengerti dengan penyakitnya
O :- Klien bertanya-tanya
mengenai penyakitnya
TD : 140/90 mmHg
P : 77 x/m
N : 20 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Defisit Pengetahuan b/d S : Klien mengatakan cukup Kamis, 26/11-2020
kurang terpapar informasi mengerti dengan penyakitnya
O : klien belum mengerti
tanda dan gejala hipertensi
TD : 130/90 mmHg
P : 77 x/m
N : 20 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Defisit Pengetahuan b/d S :-Klien mengatakan Jumat, 27/11-2020
kurang terpapar informasi memahami proses penyakit
- Klien mengatakan paham
mengenai tanda dan gejala
penyakit
O :- Klien bisa menyebutkan
tanda dan gejala hipertensi
TD : 120/80 mmHg
P : 77 x/m
N : 20 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai