KABUPATEN JEMBER
2021
PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
OPERASIONAL 02 Pebruari 2021
Drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
PENGERTIAN : Suatu tata cara pelayanan pasien rawat darurat yang
diberikan kepada pasien dengan kondisi gawat darurat,
gawat tidak darurat, darurat tidak gawat, dan pasien yang
datang diluar jam kerja RSD Balung Kabupaten Jember.
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
OPERASIONAL 02 Pebruari 2021
Drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
PENGERTIAN : Suatu tata cara pelayanan pasien rawat inap setelah
pasien mendapatkan perintah rawat inap dari Dokter.
Rawat Inap (RI) / MRS (Masuk Rumah Sakit) adalah
kondisi pasien yang mengharuskan dilakukan perawatan
inap berdasarkan diagnosa yang telah dilakukan oleh
dokter.
Pelayanan rawat inap di RSD Balung Kabupaten Jember
terbagi atas kelas Pavilliun ( Executif , VIP, Utama A dan
Utama B ) , kelas I, kelas II, dan kelas III.
TUJUAN : Prosedur ini bertujuan untuk menetapkan tata cara
pelayanan perawatan kesehatan untuk rawat inap.
Diharapkan dengan prosedur ini dapat menjamin
pelayanan yang cepat dan tepat dalam upaya
peningkatan pelayanan kepada masyarakat :
o Pasien mendapatkan pelayanan yang lebih
intensif.
o Memberikan informasi hak dan kewajiban pasien.
o Memberikan pilihan fasilitas pelayanan.
KEBIJAKAN : Persyaratan Akreditasi RS
Peraturan Bupati Jember Nomor 71 Tahun 2009 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Rumah Sakit Daerah
Balung Kabupaten Jember
Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSD Balung pada
Pelayanan Rawat Inap Sesuai dengan Surat Keputusan
Bupati Jember Tentang Standar Pelayanan Minimal RSD
Balung
PROSEDUR : 1. Petugas Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) di
PAT ( Pelayanan Administrasi Terpadu ) menerima pasien
yang MRS.
2. Petugas TPPRI menanyakan kelas perawatan yang
diinginkan oleh pasien. Petugas lalu menghubungi ruang
yang bersangkutan disesuaikan dengan kelas yang
diinginkan dan penyakit pasien. Apabila kelas yang
diinginkan penuh, maka petugas akan menawarkan kelas
lain. Apabila semua kelas penuh, petugas tidak menerima
PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP
Dunia.
11. Pasien yang meninggal dibawa ke kamar jenasah untuk
mendapatkan perlakuan seperlunya. Tata cara pelayanan
kamar jenasah diatur dalam prosedur pelayanan kamar
jenasah. Sementara Kamar Jenazah belum ada , pasien
yang meninggal tetap diatas tempat tidurnya di IRNA.
12. Pasien diperbolehkan pulang atas persetujuan dokter
yang merawat.
13. Petugas administrasi IRNA menuliskan biaya perawatan
pasien kedalam Form Perincian Biaya Pengobatan.
14. Pasien / keluarga pasien membayar ke Bagian Keuangan (
di PAT ) sejumlah dengan yang tertulis pada Form
Perincian Biaya Pengobatan. Pasien / keluarga pasien
akan mendapatkan Bukti Pembayaran, Form Perincian
Biaya Pengobatan lembar merah dan Form3 Perincian
Biaya Pengobatan lembar biru. Untuk pasien yang
menggunakan BPJS atau SPM, administrasi pembayaran
sesuai peraturan yang berlaku.
15. Pasien / keluarga pasien menyerahkan Form Perincian
Biaya Pengobatan lembar merah dan Form Perincian
Biaya Pengobatan lembar biru kepada petugas ruangan
sebagai bukti telah menyelesaikan masalah administrasi.
16. Atas persetujuan dokter yang merawat, petugas
membuat Petunjuk Pasien Kontrol yang ditandatangani
oleh petugas ruangan dan pasien / keluarga pasien.
Petunjuk Pasien Kontrol diserahkan ke pasien untuk
melakukan kontrol kesehatan di Instalasi Rawat Jalan.
Untuk selanjutnya pasien diijinkan pulang.
17. Lembar Status Pasien Rawai Inap oleh petugas IRNA
diserahkan ke Sub Bagian Rekam Medik sebelum batas
waktu yang diatur oleh prosedur pengelolaan rekam
medik, beserta dengan Form Perincian Biaya Pengobatan
lembar warna merah.
SPM
Membawa : UMUM BPJS
- Fotocopy Keterangan Membawa :
Miskin / KTP / KK - Fotocopy kartu BPJS /
- Rujukkan Dari PKM KTP
(Tidak Gawat Darurat)
PAT - SJP dari kantor BPJS
( Pelayanan - Rujukkan Dari PKM
Administrasi (Tidak Gawat Darurat)
Terpadu )
UGD / KABER /
KLINIK YG DITUJU
RAWAT JALAN
DI RUJUK RAWAT INAP
PULANG
DI RUJUK
APOTIK /
FARMASI
: Terkait Pembayaran
PELAYANAN PSIEN RAWAT JALAN
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
OPERASIONAL 02 Pebruari 2021
Drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
PENGERTIAN : Suatu tata cara pelayanan pasien rawat jalan pada pasien
yang datang sendiri atau yang membawa rujukan.
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari :
1. Klinik Kebidanan dan Kandungan
2. Klinik Kesehatan Anak
3. Klinik Bedah
4. Klinik Penyakit Dalam
5. Klinik Gigi dan Mulut
6. Klinik Neurologi
7. Klinik THT
8. Klinik Mata
9. Klinik Nyeri
10. Klinik Umum / Klinik Komplementer
11. Klinik TB DOT
12. Klinik VCT
Jam buka Loket pendaftaran ( PAT ) untuk Klinik Rawat
Jalan sebagaimana tersebut diatas :
Hari Senin - Kamis : Jam 08.00 - 12.00 wib
Hari Jum’at : Jam 08.00 - 10.30 wib
Hari Sabtu : Jam 08.00 - 12.00 wib
SPM
BPJS
Membawa :
UMUM Membawa :
- Fotocopy Keterangan
- Fotocopy kartu BPJS /
Miskin / KTP / KK
KTP
- Rujukkan Dari PKM
PAT - SJP dari kantor BPJS
(Tidak Gawat Darurat)
( Pelayanan - Rujukkan Dari PKM
-
Administrasi (Tidak Gawat Darurat)
Terpadu )
UGD / KABER /
APOTIK / FARMASI KLINIK YG DITUJU
: Terkait Pembayaran
PELAYANAN PASIEN RAWAT INTENSIF
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
OPERASIONAL 02 Pebruari 2021
Drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
.
9. Bila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium,
maka pasien bisa mendapatkan pemeriksaan tersebut
dengan mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu Prosedur
Mutu Pelayanan Pemeriksaan Radiologi dan Prosedur
Mutu Pelayanan pemeriksaan Laboratorium.
10. Apabila pasien dinyatakan meninggal oleh dokter yang
merawat harus memastikan kondisi pasien benar - benar
telah meninggal. Pasien yang secara medis dinyatakan
meninggal didiamkan selama 2 jam. Selanjutnya dokter
yang merawat menandatangani Surat Keterangan
Kematian. Selanjutnya pasien yang meninggal dunia
dibawa ke kamar jenasah. Tata cara penanganan jenasah
diatur lebih lanjut dalam Prosedur Mutu Penanganan
Jenasah .
11. Apabila keadaan pasien mencukupi syarat – syarat untuk
keluar dari ICU, harus dengan persetujuan Dokter yang
merawat atau Ka. ICU, pasien akan mendapatkan
perawatan lebih lanjut di Instalasi Rawat Inap.
12. Untuk pasien mendapatkan perawatan di Instalasi Rawat
Inap, petugas ICU menghubungi petugas Instalasi Rawat
Inap dan menyerahkan pasien beserta Status Pasien
Rawat ICU. Tata cara pelayanan di Instalasi Rawat Inap
diatur lebih lanjut dalam Prosedur Mutu Pelayanan Rawat
Inap.
13. Sebelum pasien keluar dari ICU (baik pindah perawatan
ke Instalasi Rawat Inap maupun meninggal dunia),
petugas ICU merekap seluruh biaya perawatan yang
dibebankan kepada pasien pada Form Perincian Biaya
Pengobatan .
14. Untuk pasien yang pindah perawatan ke Instalasi Rawat
Inap, Form Perincian Biaya Pengobatan diserahkan pada
petugas ruangan Instalasi Rawat Inap. Selanjutnya
pembayaran biaya perawatan ICU disatukan dengan biaya
perawatan di Instalasi Rawat Inap.
15. Untuk pasien yang meninggal dunia, dengan
menggunakan Form Perincian Biaya Pengobatan keluarga
pasien membayar biaya administrasi di Kasir Keuangan.
Setelah melakukan pembayaran, keluarga pasien akan
mendapatkan Kwitansi Pembayaran Rawat Inap dan
Form Perincian Biaya Pengobatan . Lembar merah dan
PELAYANAN PASIEN RAWAT INTENSIF
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
OPERASIONAL 02 Pebruari 2021
Drg. Nafisah, MMRS
NIP.19660619 200701 2 010
PENGERTIAN : Penderita tindakan operasi adalah pasien yang dinyatakan oleh
operator harus dilakukan tindakan operasi.
Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi terlebih dahulu
harus dinyatakan oleh dokter yang merawatnya sebagai penderita
tindakan operasi.
Kondisi emergency adalah kondisi dimana pasien harus segera
dioperasi karena kondisinya gawat dan mengancam jiwa penderita.
Untuk hal ini, persyaratan puasa sebelum operasi dapat diabaikan.
Sebelum melakukan tindakan operasi, pasien menandatangani
Surat Persetujuan Tindakan Operasi dengan ketentuan :
o Untuk pasien berusia 20 tahun keatas, Surat Persetujuan
Tindakan Operasi ditandatangani oleh pasien yang
bersangkutan.
o Untuk pasien berusia 20 tahun kebawah, Surat Persetujuan
Tindakan Operasi ditandatangani oleh orang tua / wali
pasien.
Operasi yang dapat dilakukan di RSD Balung Kabupaten Jember
adalah :
o Operasi Umum
o Obgyn
o Orthopedi
o THT
o Mata
Tindakan pre operatif yang harus dilakukan pasien sebelum
memasuki kamar operasi adalah :
o Apabila bagian tubuh yang akan dioperasi ditumbuhi
rambut, maka harus dicukur (skiren) untuk mencegah
timbulnya infeksi.
o Pasien tidak boleh memakai perhiasan dan kosmetik.
o Pasien berpuasa selama 6 jam sebelum operasi.
o Pasien memakai mitela khusus operasi.
Apabila keadaan pasien kritis dan tidak cukup waktu untuk
mendapatkan persetujuan tindakan operasi dari pasien maupun
keluarga, maka operator / dokter yang merawat dapat melakukan
tindakan operasi tanpa Surat Persetujuan Tindakan Operasi.
PELAYANAN PASIEN KAMAR OPERASI
Pelaksanaan Operasi
Tugas tambahan :
a. Ecg
b. Oksigenasi
.
PEMBERANGKATAN AMBULAN 118
NO. DOKUMEN
RSDB/SPO/6.5/38 NO. REVISI HALAMAN
RSD BALUNG 01 1/2
Jl. Rambipuji No. 19
Balung – Jember 68161
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
NO. REVISI
RSD BALUNG NO. DOKUMEN 01 HALAMAN
Jl. Rambipuji No. 19 RSDB/SPO/6.5/36 1/1
Balung – Jember 68161
DITETAPKAN
Plt Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
1) Identitas pasien
2) Diagnosa medis
3) Tindakan yang diberikan
4) Alasan dirujuk
5) Serah terima antar petugas perujuk dengan petugas
penerima pasien
e. Catat dan dokumentasikan di dalam form rujukan dan
rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT : 1. instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat inap
3. Instatalasi Perawatan Intensif
4. Ambulan
PETUGAS PENDAMPING PASIEN DIRUJUK
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
PENGERTIAN : Setiap pasien yang sudah dinyatakan oleh dokter untuk rawat
inap,maka petugas/ perawat harus dapat menjelaskan kepada pasien
dan keluarganya
TUJUAN : Pasien dan keluarganya mendapat kepastian , bahwa rumah sakit
tersebut mampu/ sanggup merawat pasien tersebut sehingga pasien
dan keluarganya merasa aman dan nyaman.
KEBIJAKAN : Kebijakan Direktur RS Balung tentang Pendaftaran Rawat Inap No.
445/35/SK/35.09.611 /III/ 2017
PROSEDUR : 1. Petugas yang berwenang : IGD, Ranap , ICU/HCU.
2. Persyaratan pelaksanaan kegiatan
a. Pasien JKN
b. Pasien Umum berlaku sesuai aturan RS
3. Input dan Output
a. Input : Memperoleh kepastian tempat tidur.
b. Out Put : kejelasan dalam memperoleh informasi
kepastian keter-sediaan tempat tidur.
4. Peralatan /Formulir/Fasilitas/Kelengkapan yang digunakan :
a. Form Rekam Medis
b. Daftar kepastian rawat inap.ICU, HCU.
5. Standar waktu pelaksanaan : 10 menit
6. Uraian Kegiatan:
a. Pasien terlebih dahulu mendaftarkan diri dibagian
pendaftaran /Rekam Medik. Pasien yang datang
dilakukan triase berdasarkan pada kebutuhan pelayanan
kesehatan mereka.
b. Petugas Rekam Medik akan memproses dan
menyerahkan dokumen pasaien ke petugas IGD.
c. Petugas IGD melakukan anamneses dan mengisi rekam
medis.
d. Petugas IGD mengantarkan pasien ke dokter jaga IGD
untuk mendapat diagnosa ,pemeriksaan dan tindakan
medis.
e. Setelah mendapat instruksi dari dokter bahwa pasien
harus opname/mondok, maka perawat IGD memberikan
informasi dan solusi bila tempat tidur tidak
tersedia/penuh.
PENANGANAN PASIEN BILA TEMPAT TIDUR TIDAK
TERSEDIA / PENUH
discharge planning
f. Dokter memberikan instruksi tindaklanjut pada pasien
UNIT TERKAIT : 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat inap
4. Instatalasi Perawatan Intensif
KRITERIA PEMULANGAN PASIEN
6. Uraian Kegiatan :
Untuk Pasien Umum Rawat Jalan Baru
a. Pasien/keluarga pasien oleh petugas dipersilahkan
mengisi Formulir Pendaftaran Pasien
b. Petugas melakukan konfirmasi data sesuai apa belum.
Petugas entri data pasien ke register pendaftaran pasien
baru di komputer SIM RS dan membuat Kartu
Registrasi Pasien sesuai dengan nomer registrasi Pasien
c. Petugas Pendaftaran memberikan Kartu Registrasi
Pasien dengan berpesan kepada Pasien bahwa Kartu ini
berlaku untuk semua klinik yang ada di RSD Balung
dan harus selalu dibawa apabila sewaktu-waktu Pasien
berobat kembali RSD Balung.
d. Petugas membuat dan mengantarkan berkas Rekam
Medis tersebut ke klinik yang dikehendaki oleh Pasien.
.
PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN
.
PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN
UNIT TERKAIT PAT, IGD, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
.
RESUME PASIEN RAWAT JALAN
PENGERTIAN Proses pengisian blanko resume rawat jalan pada pasien dengan 3
kasus baru yang berbeda
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 7
2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
PROSEDUR 2 PEBRUARI 2021
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian Edukasi
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 Pebruari 2021
UNIT TERKAIT -
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN BASAH
NO. DOKUMEN
RSDB/ SPO/ 2.2.5/ 009 NO. REVISI HALAMAN
RSD BALUNG 01 1/1
Jl. Rambipuji No. 19
Balung – Jember 68161
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 Pebruari 2021
UNIT TERKAIT
PERAWATAN PASIEN DENGAN KONDISI KOMA
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
PROSEDUR : 1. Persiapan
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) atau dokter
jaga melakukan assesmen kondisi koma terhadap pasien.
2. memenuhi kebutuhan emosi
a. menginformasikan kepada keluarga terkait kondisi
pasien
b. pendampingan keagamaan oleh petugas bina rohani
kepada pasien dengan kondisi terminal
c. memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuai
agamanya
3. memenuhi kebutuhan jasmani pasien
a. perawat melakukan evaluasi vital sign/tanda-tanda
kehidupan pasien
b. membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman
dalam berbaring
c. memberikan obat-obatan anti nyeri
d. melakukan perawatan personal hygiene
e. memenuhi kebutuhan nutrisi melalui NGT atau
parenteral
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL Kabupaten Jember
PROSEDUR TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Plt Direktur
STANDAR Rumah Sakit Daerah Balung
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
BALUNG
BALUNG
BALUNG
BALUNG
PENGERTIAN dilakukan oleh petugas kepada pasien dan keluarga tentang hak dan
kewajiban pasien dan keluarga selama menjalani perawatan di
Rumah Sakit Daerah Balung.
1. Tujuan Umum
Melaksanakan tanggung jawab rumah sakit terkait pemenuhan
hak pasien dan keluarga, yaitu hak pasien dan keluarga untuk
meraperoleh informasi.
TUJUAN
2. Tujuan Khusus
Pasien dan keluarga memahami tentang hak dan kewajiban pasien
dan keluarga selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah
Balung.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
PROSEDUR 2 PEBRUARI 2021
OPERASIONAL
A. Definisi
1. Second opinion atau mencari second opinion yang berbeda adalah pendapat medis
yang diberikan oleh seorang dokter dalam memberikan diagnosa pasti akan kesehatan
pasiennya untuk memastikan/meyakinkan diagnosa yang telah diberikan oleh dokter
lain terkait dengan kesehatannya sesuai dengan kondisi penyakit yang dideritanya.
2. Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi yang mengandung resiko tinggi adalah
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi, yang dengan probabilitas tertentu dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan (kehilangan anggota badan atau kerusakan
fungsi organ tubuh tertentu), misalnya tindakan bedah atau tindakan invasif tertentu;
3. Tindakan medik adalah tindakan yang bersifat diagnostik terapeutik yang dilakukan
terhadap pasien.
4. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
5. Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi /dokter gigi spesialis yang
bekerja di rumah sakit.
6. Kompeten adalah cakap untuk menerima informasi, memahami, menganalisisnya, dan
menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi.
B. Tujuan
1. Mendapatkan perspekstif yang berbeda
2. Memastikan perbandingan diagnose untuk mendapatkan kepastian
3. Meyakinkan atas keragu-raguan pada diri pasien akan diagnose yang telah diberikan.
C. Fungsi
1. Memberikan kenyamanan akan diagnosa pasti dari dokter lain.
2. Menciptakan keakuratan dan kevalidan tindakan medis yang nantinya akan dilakukan.
3. Memantabkan pengambilan keputusan yang lebih rasional terhadap penyakit dan proses
perawatan serta pengobatan pada diri pasien.
4. Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien
5. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan
1
BAB II
RUANG LINGKUP
C. Unit Terkait
1. Rawat Jalan
2. Rawat inap
3. IGD
4. IBS
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
4. Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang tidak
seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam virus, dan
sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi
antibiotika.
5. Keputusan dokter dalam mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat
besar dan tidak sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita
6. Keputusan dokter tentang suatu penyakit yang berulang diderita misalnya : penyakit tifus
berulang, pada kasus ini sering terjadi overdiagnosis tidak mengalami tifus tetapi diobati
tifus karena hasil pemeriksaan laboratorium yang menyesatkan
7. Keputusan diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan
istilah "gejala" seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus
buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
8. Keputusan pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi
kesehatan nasional atau internasional dan tidak memiliki dasar evidance base medicine
(kejadian ilmiah berbasis bukti penelitian di bidang kedokteran): seperti pengobatan dan
terapi bioresonansi, pemeriksaan alergi IGG4 dikirim ke Amerika, pemeriksaan alergi
melalui rambut dan terapi bandul.
4
BAB IV
DOKUMENTASI
5
PERLINDUNGAN KEKERASAN FISIK
DITETAPKAN,
Plt Direktur
STANDAR
Rumah Sakit Daerah Balung
PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
BALUNG
BALUNG
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Balung
STANDAR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
PROSEDUR 2 PEBRUARI 2021
OPERASIONAL
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
PENGERTIAN Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut
akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh.
Kematian adalah suatu keadaan terputusnya hubungan tubuh
dengan dunia luar yang ditandai dengan tidak adanya denyut nadi,
tidak bernafas selama beberapa menit dan ketiadaan segala refleks,
serta ketiadaan kegiatan otak dan sudah dinyatakan oleh dokter
yang berwenang.
TUJUAN Agar pasien mendapatkan ketenangan dalam proses menuju
kematian.
KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
No : 445/15/SK/35.09.611/I/2017 tentang pasien terminal di RSD
Balung.
PROSEDUR Melakukan asesmen Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian
1. Kehilangan Tonus Otot,yang ditandai dengan :
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek
menelan.
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea,
muntah, perut kembung, obstipasi.
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
e. Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, yang ditandai dengan :
a. Kemunduran dalam sensasi.
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan,
telinga dan hidung.
3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
a. Nadi lambat dan lemah.
b. Tekanan darah turun.
c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal
1. Pupil mata melebar.
2. Tidak mampu untuk bergerak.
PROSEDUR
ASSESMEN PASIEN TERMINAL
3. Kehilangan reflek.
4. Nadi cepat dan kecil.
5. Pernafasan chyene-stoke dan ngorok.
6. Tekanan darah sangat rendah
7. Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
Tanda-tanda Meninggal secara klinis:
1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara
total.
2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.
3. Tidak ada reflek.
4. Gambaran mendatar pada EKG.
Tindakan pada pasien tahap terminal atau menjelang
kematian.
A (airways) : memastikan bahwa jalan nafas paten.
- Posisi head tilt chin lift
- Pasang oropharyngeal tube
- Pasang nasopharyngeal tube
- Pasang endotracheal tube
B (breathing) : memastikan bahwa dada bisa bisa
mengembang simetris dan adekuat.
- Pemberian oksigen lewat selang maupun masker
Tindakan pada pasien tahap terminal atau menjelang
kematian.
A (airways) : memastikan bahwa jalan nafas paten.
- Posisi head tilt chin lift
- Pasang oropharyngeal tube
- Pasang nasopharyngeal tube
- Pasang endotracheal tube
B (breathing) : memastikan bahwa dada bisa bisa
mengembang simetris dan adekuat.
- Pemberian oksigen lewat selang maupun masker
- Pemberian nafas bantuan bila apneu
C (circulation) : memastikan bahwa sirkulasi cukup, akral
hangat, produksi urin cukup.
- Pemberian cairan infus
- Pemberian obat-obatan jantung :
- Pemberian obat-obatan vasokonstrictor :
- Pemantauan produksi urine lewat kateter kencing.
Selain itu pasien juga berhak untuk :
1. Kebutuhan – kebutuhan jasmaniah
- Menghilangkan rasa nyeri dengan memberikan antinyeri,
mengubah posisi tidur
PROSEDUR
ASSESMEN PASIEN TERMINAL
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
PENGERTIAN Serangkaian kegiatan untuk menciptakan suatu kondisi ruangan yang bersih
dan nyaman.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
UNIT TERKAIT -
HIGIENE PENJAMAH MAKANAN
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
UNIT TERKAIT -
PENGAWASAN DISTRIBUSI
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
UNIT TERKAIT -
PENYAJIAN MAKANAN KE PASIEN RAWAT INAP
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
UNIT TERKAIT -
PEMAKAIAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
UNIT TERKAIT -
SKRINING GIZI PASIEN RAWAT INAP
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
Assesmen adalah pengkajian gizi yang terdiri dari anamnesis riwayat gizi,
PENGERTIAN
data biokimia, tes medis, data laboratorium, pengukuran antropometri,
pemeriksaaan klinis dan riwayat personal.
5. Rencanakan diet umum untuk pasien dengan skor skrining < 2 dan
diet khusus untuk pasien dengan skor skrining ≥ 2 dengan
menggunakan langkah-langkah PAGT, tulis di Folder Rencana
Pasien.
6. Laksanakan kunjungan keliling dengan/ tanpa dokter dan diskusikan
diet pasien bersama dengan dokter dan perawat jika di perlukan.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
Diagnosis Gizi adalah mencari pola dan hubungan antar data yang
PENGERTIAN terkumpul dan kemungkinan penyebabnya.serta memilah masalah gizi yang
spesifik dan menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas
menggunakan terminologi yang ada.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
1. Monitoring :
Pada kunjungan ulang mengkaji :
a. Asupan total energi, persentase asupan KH, protein, lemak dari total
PROSEDUR energi, dan asupan zat gizi terkait diagnose gizi pasien.
b. Riwayat diet dan perubahan BB/status gizi
c. Biokimia : Kadar gula darah, ureum, lipida darah, elektrolit dan Hb, dll
d. Kepatuhan terhadap anjuran gizi
e. Memilih makanan dan pola makan
MONITORING EVALUASI GIZI
PASIEN RAWAT INAP
2. Evaluasi :
a. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu
tingkatpemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin
mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat gizi
b. Dampak asuhan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan
dan atau zat gizi dari berbagai sumber misalnya, makanan,
minuman, suplemen, dan melalui rute oral, enteral maupun
parenteral
c. Dampak terhadap pasien/klien terkait gizi pengukuran yang terkait
dengan persepsi pasien/klien terhadap intervensi yang diberikan dan
dampak pada kualitas hidupnya.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien baik rawat inap untuk membantu
mencari mencari solusi masalah gizi yang dihadapi melalui nasihat gizi
TUJUAN mengenai jumlah asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatan,
serta jadwal makan dan cara makan.
1. Pelajari masalah gizi pasien yang tertulis dalam rekam medis atau
formulir hasil skrining gizi atau formulir konsul gizi sesuai permintaan dan
wawancara dengan pasien
2. Tentukan diagnosa gizi pasien
3. Persiapkan materi edukasi gizi
PROSEDUR 4. Ahli gizi datang keruang rawat inap dan memberikan edukasi gizi kepada
pasien
5. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh pasien
6. Buat evaluasi hasil edukasi dengan memberikan pertanyaan kepada
pasien
7. Lakukan pencatatan dan pelaporan hasil edukasi gizi
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
1. Pelayanan asuhan gizi pasien tidak resiko masalah gizi merupakan
pelayanan gizi yang di mulai dari proses pengkajian gizi, intervensi gizi
(penyediaan makanan sesuai Diet Umum, penyuluhan/edukasi Menu
Seimbang), dan monitoring dan evaluasi gizi.
PENGERTIAN
2. Pengkajian Gizi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari
pengukuran antropometri untuk menentukan status gizi, anamnesa gizi
dan riwayat personal.
1. Asuhan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari assesmen/pengkajian, menetapkan
diagnosis gizi, melakukan intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada
pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan disebut kegiatan konseling
gizi dan dietetik atau edukasi/penyuluhan gizi.
PENGERTIAN
2. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2
(dua) arah yang dilaksanakan oleh ahli gizi / dietisien untuk menanamkan
dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku klien/ pasien dalam
mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan
minuman.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
PENGUKURAN ULNA
1. Ucapkan salam, perkenalkan diri dengan menyebut nama dan profesi.
2. Sapa dan tanyakan nama pasien dengan senyum, sopan, santun dan
lakukan kontak mata dengan pasien
3. Tekuk tangan sebelah kiri pasien sampai pada posisi siku.
4. Pengukuran dimulai dari siku hingga titik tengah penonjolan tulang di
pergelangan tangan.
5. Hitung estimasi tinggi badan dengan menggunakan rumus ULNA.
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
Suatu kegiatan permintaan makanan untuk pasien dari ruang rawat inap ke
PENGERTIAN
Instalasi Gizi
Memberikan makanan kepada pasien sesuai dengan nama, jenis diet dan
TUJUAN
kelas perawatan
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
UNIT TERKAIT -
PENANGANAN MAKANAN DAN ALAT MAKAN
DISPOSABLE WARE UNTUK PASIEN DENGAN
PENYAKIT INFEKSI MENULAR
DITETAPKAN,
Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
Kabupaten Jember
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
Pasien pria
p. Bersihkan meatus uretra
q. Bersihkan ujung kateter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan cairan yang sudah di sediakan
r. ganti plester yang ada pada kateter dan bersihkan bekas
plester pada kulit pasien.
s. ganti urin bag + selang bila diperlukan dengan menggunakan
prinsip aseptik
t. periksa kembali aliran urin dalams elang untuk meyakinkan :
1) Selang tidak boleh tertekuk atau menggulung
2) Selang tidak boleh macet, kaku dan aman tergantung
di tempat tidur
u. Rapikan pasien ke posisi yang nyaman.
v. Cuci tangan sesuai prosedur
w. Dokumentasikan tindakan dalam rekam medis pasien
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi, Rawat Inap, Rawat Jalan,
Intensive Care Unit
RAWAT LUKA
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi, Rawat Inap, Rawat Jalan,
Intensive Care Unit
MENGATUR POSISI BERBARING/SUPINE
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan
c. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
d. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar permintaan.
e. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi
obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa
dsb.
f. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas.
g. Minta pasien mengepalkan tangan.
h. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas
lipat siku.
i. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena
teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan
dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama
5 menit daerah lengan.
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Pakai sarung tangan jika perlu
c. Identifikasi pasien
d. Menjelaskan kepada pasien dan kelurga tentang tindakan
yang akan dilakukan
e. Mengatur posisi pada klien, sesuai tempat penyuntikan
f. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
g. Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar ( palpasi
lokasi injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan.
Hindari lokasi jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi.
h. Membersihkan kulit dengan menggunakan swab alkohol
(melingkar dari arah dalam keluar diameter ±5cm)
i. Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mereganggkan
kulit
j. Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3
k. Melakukan aspirasi & pastikan tidak ada darah masuk spuit
l. Memasukkan obat dengan cara perlahan (kecepatan 0,1
cc/detik)
MEMBERIKAN OBAT PER INTRAMUSKULAR
RSD BALUNG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
Jl. Rambipuji No. 19
RSDB/SPO/5.3/005 02 2/2
Balung - Jember 68161
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi, Rawat Inap, Rawat Jalan,
Intensive Care Unit
MEMBERI INHALASI DENGANNEBULESER
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
STANDAR TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
PROSEDUR 2 PEBRUARI 2021
OPERASIONAL
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Plt. Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
STANDART TANGGAL TERBIT Kabupaten Jember
PROSEDUR 2 PEBRUARI 2021
OPERASIONAL
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
Menggunakan alat pelindung radiasi selama menemani pasien
PENGERTIAN menjalani pemeriksaan radiologi, sehingga aman dari paparan
radiasi
PROSEDUR :
1. Malam hari sebelum dilakukan pemeriksaan, perawat ruangan
menginformasikan adanya Tindakan foto ke bagian Radiologi.
2. Perawat ruangan menanyakan biaya serta persiapan yang harus
dilakukan sebelum pemeriksaan.
3. Pada pagi harinya, pasien rawat inap diantar ke unit Radiologi
oleh perawat ruangan dilengkapi dengan surat permintaan foto
dan catatan rekam medis dari dokter yang merawat.
4. Surat permintaan tersebut diserahkan pada petugas Radiologi.
Petugas Radiologi mencatat dalam buku register foto (tanggal,
no reg RS, nama, umur, no rekam medik, permintaan, jenis
pemeriksaan, dokter pengirim, jenis/bentuk pembayaran, dokter
yang mengirim foto serta jenis pemakaian film).
5. Pasien dilakukan Tindakan pemeriksaan :
a. Tindakan tanpa kontras dilakukan oleh Radiografer
b.Tindakan dengan kontras dilakukan oleh dokter spesialis
Radiologi.
6. Perhitungan tarif Tindakan Rontgen berdasarkan :
a. Golongan tarif Tindakan pada pasien sesuai dengan
golongan kelas/kamar.
PELAYANAN FOTO PASIEN RAWAT INAP
2. COLON IN LOOP
Tujuan: Untuk membersihkan organ-organ abdomen dari
fekal material, sehingga aliran kontras dapat
terlihat
Persiapan Pasien:
a. Makan rendah serat 2 hari sebelum pemeriksaan
b. Malam sebelum pemeriksaan diberikan obat pencahar
untuk membersihkan colon dari fekal material
c. Untuk mendapatkan dehidrasi ringan, pasien tidak
diperkenankan minum (diberi cairan) mulai dari jam
22.00 WIB sebelum pemeriksaan
d. Kemudian penderita harus puasa sampai dengan
pemeriksaan dilakukan
2. CYSTOGRAFI
Tujuan: Untuk membersihkan feses dalam rectum yang
menutupi vesica urinaria dan organ disekitarnya, sehingga
aliran kontras dapat terlihat.
Persiapan Pasien:
PERSIAPAN PEMERIKSAAN KONTRAS
PASIEN RAWAT JALAN
2. COLON IN LOOP
Tujuan:
Untuk membersihkan usus dari fekal material, sehingga
kontras dapat melapisi mukosa usus dengan baik
Persiapan Pasien:
1. Perawat pelaksana rawat inap menyiapkan
pemberian diet rendah serat ( bubur dan kecap )
kepada pasien selama 2 hari sebelum pemeriksaan
2. Malam sebelum pemeriksaan Perawat pelaksana
rawat inap memberikan obat pencahar/urus-urus
kepada pasien yang bertujuan untuk membersihkan
colon dari fekal material
PERSIAPAN
PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN KONTRAS
PASIEN RAWAT INAP
3. CYSTOGRAFI
Tujuan:
Untuk membersihkan feses dalam rectum yang
menutupi vesica urinaria dan organ disekitarnya,
sehingga aliran kontras dapat terlihat.
Persiapan Pasien :
- Pagi hari sebelum pemeriksaan, pada pukul 05.00
PERSIAPAN
PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN KONTRAS
PASIEN RAWAT INAP
DITETAPKAN
Tanggal terbit Plt Direktur
2 PEBRUARI 2021 Rumah Sakit Daerah Balung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Tanggal terbit Plt Direktur
2 PEBRUARI 2021 Rumah Sakit Daerah Balung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Tanggal terbit Plt Direktur
2 PEBRUARI 2021 Rumah Sakit Daerah Balung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Tanggal terbit Plt Direktur
2 PEBRUARI 2021 Rumah Sakit Daerah Balung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
DITETAPKAN
Plt Direktur
STANDAR Rumah Sakit Daerah Balung
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2 PEBRUARI 2021
drg. Nafisah, MMRS
NIP. 19660619 200701 2 010
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga ditempat rawat
inap adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
PENGERTIAN
kemampuan pasien dan keluarga yang dilakukan pada saat
pasien baru masuk ke ruangan rawat inap.
1. agar pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang
tepat dan akurat.
TUJUAN 2. Untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pasien
3. Untuk membangun kerja sama dengan pasien dan
keluarganya
Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Balung Nomor :
445/52/SK/35.09.611/VIII/2017 tentang Kebijakan
KEBIJAKAN
pemberian informasi dan edukasi di Rumah Sakit Daerah
Balung.
1. Identifikasi pasien dan keluarga terhadap kebutuhan edukasi
dituliskan pada formulir edukasi terintegrasi.
2. Proses identifikasi dilakukan oleh perawat yang menerima
pasien dan divalidasi oleh perawat primer
3. Perawat primer berkoordinasi dengan tim terkait: dokter,
ahli gizi, farmasi, fisioterapis, dll.
4. Persiapan materi dan media yang akan digunakan sessuai
dengan kebutuhan pasien / keluarga.
5. Melaksanakan prosedur pemberian edukasi:
PROSEDUR a. Mengidentifikasi kebutuhan penggunaan metoda
edukasi
b. Pemelihan metoda edukasi secara langsung atau tidak
langsung
c. Menyiapkan penterjemah apabila pasien dan keluarga
memiliki hambatan komunkasi
6. Membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan
berupa: analisa data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut
dan didokumentasikan didalam formulir laporan rekapitulasi
edukasi
1. Instalasi rawat inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi / unit terkait lainnya.
PEf,AYANAN PROGRAM RU.IUK BALIK (PRB)
12 orc
STANDAR 'rA\lrlrlAT
I r ti \UU-lL
'I'trDplT
i Ll\Ul r
OPERASIONAL 20
PROSEDT]R
12 Arc
STANDAR
PROSEDUR 17 2020
OPERASIONAL RS
12010
PROSEDUR L" Pasien Rawat Jalan datang ke PAT dengan membawa persyaratan
SPM yang meliputi :
a. Surat Pernyataan Miskin {SPM} yang ditandatangani Kepala Dinas
Sosial
b. Surat Rujukan dari Puskesmas Seternpat
c. KK ( Kartu Keluarga )
d. KfP/ Surat Keterangan Domisili
e. Surat Keterangan Miskin yang ditandatangani oleh Kepala Desa
dan camat
f. Untuk bayi Baru l-ahir harus difampiriSurat Keterangan Lahir
Dibuatkan Jaminan Pelayanan dan selanjutnya dilakukan pelayanan
di RawatJalan. Jika tidak ada lndikasi Rawat lnap maka selesai
Pelayanan Rawat Jalan, pasien diperbolehkan pulang. Apabila
membutuhkan Rawat Inap Maka Pasien dikirim ke Fuang rawat lnap
dengan pengantar Rawat Inap oleh dokter yang memeriksa ;
2. Pasien yang datang melalui IGD apabila membutuhkan Rawat lnap
dan administrasi belum lengkap maka diberi tenggang waktu 3 x 24
jam {Hari Kerja} , untuk melengkapi berkas persyaratan SPM dan
sejak awal pelayanan pasien sudah diyatakan sebagai pasien dalam
penjaminan SPM ;
3. Bagi Pasien yang datang ke IGD belurn membawa SPM Pengurusan
SPM dilakukan di TRS RSD Balung dengan membawa pengantar
Permohonan Pembuatan SFM dari Kasir PAT IGD dengan dilampiri :
a. KK ( Kartu Keluarga)
b. KfP/ Surat Keterangan Domisili
- c. Surat Keterangan Miskin yang ditandatangani oleh Kepala Desa
dan camat. (Tanpa Rujukan)
4. Apabila dalam waktu 3 x 24 jam tidak berproses pengurusan SPM
maka pasien dinyatakan sebagaipasien umum.
5. Pasien yang rnembutuhkan Pelayanan Rawat lnap, maka hak
Perawatan menempati Kelas lll dan tarif yang digunakan adalah Tarif
Perda Kabupaten Jember yang masih berlaku ;
6. Selesai Pelayanan, Petugas Administrasi Ruangan melakukan
rekapitulasi Biaya seluruh pelayanan yang telah diberikan dan
mencetak bukti Rincian untuk ditagihkan ke Dinas Kesehatan dengan
dilampiri seluruh persyaratan SPM dan Bukti hasil pemeriksaan
Klaim yang harus dilampirkan terdiri dari :
g. Bukti Pelayanan
h. Bukti / hasil Pemeriksaan penunjang Diagnostik ( Laborat,
Radiologi, ECG, USG dll )
i. Buktitindakan Operasi { Laporan Operasi)
j. Buktitindakankeperawatan Harian
k. Bukti UDD Obat dan Kwitansi Farmasi
l. Bukti BHP
m. Bukti Pemakaian Oksigen
n. BuktiTindakan IGD dengan Rincian biaya
o. Foto Copy Bukti Permintaan Darah dan Label Penerimaan Darah
pada pasien dengan pelayanan transfusi darah
7. Setelah Pasien Pulang seluruh berkas disetor pada petugas
pengumpul berkas untuk klaim Pelayanan SPM dengan susunan
sesuai urutan persyaratan pada poin 6 (enam ) sebanyak 2 ( dua)
rangkap.
i 2010
10. Rute atau jalur yang baru dilewati oleh pasion Covid 19
langsung di ialcukan penyemprotan desinfektan.
11. Pemindahan pasien Covid 19 yang tidak pada jam pelayanan
diruang isolasi, dilakukan oleh perawail bidan ruangan yang
akan mengirimnya dengan bantuan petugas transporter.
12. Setelah pemindahan pasiea selesai, perawaV bidan dan
transporter menuju ruang ganti baju di ruang isolasi, uuntuk
melepas APD sesuai standart pelepasan APD pasien covid 19
yang berlaku, peralatan di desinfeksi (brankart, facesield)
peralatan yang disposable dibuang di tempat sampah infeksius .
13. Perawat/ bidafl dan transporter kembali ke nrmgan asalnya
dalam keadaan bersih dan aman.
UNIT TERKAIT : 1. Instalasi R"awat llap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit
4. lnstalasi Gawat Darurat
5. Instlasi CCSD
6. Kasie Kepegawaian dan Diklat
7. Kasie Pelayananan Medik dan Keperawatan
8. Bagian security
9. PPI
10. Transporter
t
1 2 010
PENGERTIAN Adalah proses melakukan tukar dioa$ dengan sesama perawaV bidan
sesuai dengail jabatan masing masing dan akan meoggantikannya di
lain hari dengan membuat surat pernyataan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk perawat/ bidan
rawat inap dalam melakukan tukar dinas
KEBIJAKAN SK Direktur RSD Balung No. 4451290a/35.09.6111V2Afi bntang
Kebijakan Perlayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah
Balune
PROSEDUR 1. Perawatl bidan yang akan tukar dinas lapor pada kepala
nrrmgan, dengan menyampaikan kapan waktu untuk tukar
dinas, keperluan dan nama perawat/ bidan pengganti ( jabatan
perawatl bidan harus sama atau selevel )
2. PeruwatJ biden yang akan tukar dinas menandatangani surat
pemyataan tukar dinas jaga diserta tanda tangan perawat/
bidan pengganti dan mengetahui kepala ruangan
3. Tukar dinas perawat/ bidan maksimal2 (dua) sift kecuali dari
sift malam ke sift pagi
4. Surat pernyataan di buat rangkap tiga (untuk Kasie Pelayanan
Medis dan Keperawatan, Tim Remunmasi, Arsip)
UNIT TERKAIT : i. Instalasi Rawat lnap
1 Instalasi Rawat Jalan
J, Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit
4. Kasie Kepegawaian dan Diklat
5. Kasie Pelayananan Medik dan Keperawatan
6. ICU
7. IGD
8. Tim Remunerasi
9. Arsip
i