DEFINISI
Pengaruh peningkatan hormone tubuh
Terjadi haemodelusi darah dengan
puncaknya pada kehamilan 28 – 32
minggu
Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan
perkembangan dalam rahim
Kembalinya darah setelah placenta lahir
karena kontraksi rahim dan terhentinya
terhentinya peredaran darah placenta
Saat post partum sering terjadi infeksi
ETIOLOGI
ANATOMMI FISIOLOGI
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen.
Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan
maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi
akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler
dan penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi
peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup semakin meningkat,
mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat
meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan,
wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan
gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal
jantung terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia normal pada
kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus gagal
jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik. Kondisi
ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung
secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural
(Leveno, Kenneth J, 2009).
PATOFISIOLOGI
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas
ringan dan tanda-tanda klinik seperti desah sistolik,
suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-
tanda penyakit jantung merupakan hal fisiologik
selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada
sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas
yang cukup berat buat mengganggu kegiatan,
ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang
paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai
setiap kegiatan fisik atau stress, emosional, desah
sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik
atau terus-menerus), pembesaran jantung yang
nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran ujung-
ujung jari (clubbing) (Raybura, William F, 2001).
MANIFESTASI KLINIS
Cepat merasa lelah
Jantungnya berdebar-debar
Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai (Manuaba, Ida Bagus Gde,
1998).
Dyspnea atau ortopnea progresif
Batuk malam hari
Hemoptysis
Sinkop
Nyeri dada
Sianosis
Jari gada
Distensi menetap vena jugularis
Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
Murmur diastolic
Kardiomegali
Aritmia persisten
Bunyi jantung kedua terpisah menetap
(Leveno, Kenneth J, 2009)
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam
bentuk :
Dapat terjadi keguguran
Persalinan prematuritas atau berat lahir
rendah
Kematian perinatal yang makin meningkat
Pertumbuhan dan perkembangan bayi
mengalami hambatan intelegensia atau fisik
KOMPLIKASI
EKG, untuk mengetahui kelainan irama
dan gangguan konduksi, adanya
kardiomegali, tanda penyakit pericardium
, iskemia atau infark, bisa ditemukan
tanda-tanda aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui
dehidrasi dalam kehamilan namun jika
memang diperlukan dapat dilakukan
dengan memberikan pelindung di
abdomen dan pelvis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit
jantung dalam kehamilan tergantung pada
derajat fungsinya :
Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan
yang dibutuhkan, penanganannya biasa
secara berobat jalan. Pasien harus
beristirahat beberapa kali sehari untuk
mengurangi kerja jantung.
Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi
tambahan kurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28 – 36 minggu
PENATALAKSANAAN
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat
lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejak kehamilam 28 – 30 minggu
Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit
dan diberikan pengobatan bekerjasama
dnegan kardiologi
PATOFLOW
ASUHAN KEPERAWATAN
Data Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
Aktifasi dan istirahat
Sirkulasi
Pengkajian
Peningkatan tekanan darah
Clubbing dan sianosis
Nadi mungkin menurun
Dapat mengalami memar spontan,
perdarahan lama, dan trobositopenia.
Riwayat hipertensi kronis
Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
Makanan dan cairan
Obesitas
Mual dan muntah
Malnutrisi
Diabetes mellitus
Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX 1: Curah jantung, resiko tinggi terhadap dekompensasi fantor meliputi peningkatan
volume sirkulasi, distrimia, perubahan kontraktilitas miokardia, perubahan inotsopik pada
jantung.
Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi/mengadobsi perilaku untuk meminimalkan stressor dan
memaksimalkan fungsi jantung.
2. Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah seuai indikasi sampai dengan nadi
dalam batas yang tepat secara individu.
3. Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat.
Intervensi:
1. Pantau TTV klien
R/: Permulaan tahap dekompensasi karemteloran terhadap beban sirkulasi, infeksi atau
ansietas dapat terlihat pertama-tama dari perubahan yang membahayakan pada pola tanda
vital, berkenaan dengan peningkatan suhu, nadi pernapasan dan TD
2. Berikan informasi tentan perlunya istirahat yang adekuat
R/: Meminimalkan stress jantung dan menghemat energi, klien kelas IV memerlukan tirah
baring selama kehamilan.
INTERVENSI
3. Selidiki adanya keluhan nyeri dada dan
palpitasi, anjurkan pembatasan kafein
dengan cepat.
R/: Klein dengan prolaps katup mitral dapat
terjadi aritmia terlihat pada nyeri dada dan
palpitasi, pembatasan kafein dapat
menurunkan frekuensi terjadinya.
DX 2: Kelebihan volume cairan, resiko tinggi terhadap
faktor resiko meliputi peningkatan volume sirkulasi,
perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet.
Kriteria hasil:
1. Menunjukkan keseimbangan cairan yang stabil
2. Penambahan berat badan tepat
Intervensi:
1. Kaji faktor-faktor diet yang dapat mempercepat retensi
cairan, berlebihan berikan informasi sesuai kebutuhan.
R/: Diet yang tidak tepat khususnya defisiensi protein dan
kelebiihan natrium, meperberat retensi cairan.
2. Selidiki batuk yang tidak jelas
R/: Batuk tidak berhubungan dengan masalah pernapasan
dapat menandakan terjadinya gjk.
3. Kolaborasi, berikan diuretic (misal:
klorotiazid, hidroklotiazid)
R/: Membantu menghilangkan tahanan
cairan berlebihan pada tindakan konservatif
dari istirahat dan penuruan masukan
natrium.
DX 3: Perfusi, perubahan resiko tinggi terhadap, utero plasenta. Faktor resiko meliputi
perubahan pada volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri.
Kriteria Hasil:
1. Menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah putih
2. Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat sesuai
indikasi
Intervensi:
1. Perhatikan faktor-faktor individu dan status sebelum hamil.
R/: Adanya masalah jantung sebelumnya dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan sirkulasi
selama kehamilan dapat mengakibatkan kerusakan oksigenasi jaringan.
3. Berikan informasi tentang penggunaan posisi tegak yang diubah selama tidur dan istirahat.
R/:Memudahkan frekuensi pernapasan dengan menurunkan tekanan dari pembesaran uterus
pada difragma dan membantu meningkatkan diameter vertikel untuk ekspansi paru.
DX 1: Curah jantung, resiko tinggi terhadap
dekompensasi fantor meliputi peningkatan
volume sirkulasi, distrimia, perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan inotsopik
pada jantung.
Implementasi:
1. Memantau TTV klien
2. Memberikan informasi tentan perlunya
istirahat yang adekuat
3. Menyelidiki adanya keluhan nyeri dada dan
palpitasi, anjurkan pembatasan kafein dengan
cepat.
DX 2: Kelebihan volume cairan, resiko tinggi
terhadap faktor resiko meliputi peningkatan
volume sirkulasi, perubahan pada fungs
Implementasi:
1. Mengkaji faktor-faktor diet yang dapat
mempercepat retensi cairan, berlebihan
berikan informasi sesuai kebutuhan.
2. Menyelidiki batuk yang tidak jelas
3. Mengkolaborasi, berikan diuretic (misal:
klorotiazid, hidroklotiazid)i ginjal,
ketidakteraturan diet.
DX 3: Perfusi, perubahan resiko tinggi
terhadap, utero plasenta. Faktor resiko
meliputi perubahan pada volume sirkulasi,
pirao kanan ke kiri.
Implementasi:
1. Memperhatikan faktor-faktor individu dan
status sebelum hamil.
2. Mengkaji TD dan nadi.
3. Memberikan informasi tentang penggunaan
posisi tegak yang diubah selama tidur dan
istirahat.
DX 1: Curah jantung, resiko tinggi terhadap
dekompensasi fantor meliputi peningkatan
volume sirkulasi, distrimia, perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan inotsopik
pada jantung.
Evaluasi:
1. Menunjukkan maksimalnya fungsi jantung.
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Menunjukkan sirkulasi plasenta yang adekuat
4. Mengikuti proses medikasi yang tepat dan
sesuai.
5. Tidak adanya nyeri dada dan palpitasi.
EVALUASI
DX 2: Kelebihan volume cairan, resiko tinggi
terhadap faktor resiko meliputi peningkatan
volume sirkulasi, perubahan pada fungsi
ginjal, ketidakteraturan diet.
Evaluasi:
1. Menunjukkan keseimbangan cairan yang
stabil
2. Menunjukkan penambahan berat badan
tepat
3. Menunjukkan berkurangnya retensi cairan
4. Menunjukkan berkurangnya frekuensi batuk.
5. Mengikuti proses medikasi yang tepat.
DX 3: Perfusi, perubahan resiko tinggi
terhadap, utero plasenta. Faktor resiko
meliputi perubahan pada volume sirkulasi,
pirao kanan ke kiri.
Evaluasi:
1. Menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah
putih yang dalam batas normal.
2. Menunjukkan perfusi plasenta adekuat
sesuai indikasi
3. TTV dalam batas normal.
TERIMAKASIH