Anda di halaman 1dari 35

Pemeriksaan Fisik

Penyakit Arteri Perifer


dr. Christian Lombogia, MARS
DEFINISI
Penyakit arteri perifer (PAP), dikenal juga sebagai peripheral
arterial disease (PAD), didefinisikan sebagai sindrom klinis yang
disebabkan oleh adanya stenosis atau oklusi lumen aorta
atau arteri-arteri ekstremitas bawah.

Sumber : Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th Ed

Penyakit Arteri Perifer (PAP)


Penyakit Arteri Perifer oklusif (PAPO)
Peripheral Vascular Disease (PVD)
Peripheral Arterial Disease (PAD )
PATOFISIOLOGI PAPO
 Lesi segmental (plak atherom, trombus, embolus, dll) pada
arteri berdiameter sedang hingga besar, terutama pada area
percabangan vasa  penyempitan lumen pembuluh darah 
gangguan vaskularisasi ke jaringan di distal  nyeri
iskemik pada otot ekstremitas bawah
 Lokasi tersering ditemukannya PAPO :
 Femoral & popliteal
 Tibial & peroneal
 Iliaca & aorta abdominal
Normal Artery and Artery With Plaque Buildup
VASKULARISASI EKSTREMITAS BAWAH
Aterosklerosis ( Arteriosklerosis )

Aterosklerosis adalah penyakit yang terjadi akibat


timbunan plak didalam arteri.
Plak terdiri dari lemak,kolesterol,kalsium dan
komponen lain yang terdapat didarah. Sejalan dengan
waktu plak akan mengeras dan mengakibatkan
penyempitan arteri.Gangguan yang terjadi dapat
berupa :
• Penyakit arteri koroner
• Penyakit arteri karotis
• Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer (PAP, PVD,PAD )
Penyakit arteri perifer terjadi terutama akibat proses
aterosklerosis,biasanya mengenai kaki, tetapi juga dapat
mengenai arteri yang memperdarahi tangan,ginjal dan
usus.
Selain aterosklerosis PAP dapat terjadi akibat proses
peradangan yang selanjutnya menimbulkan
stenosis,adanya emboli atau pembentukan trombus.
Penyakit ini bisa menimbulkan iskemia akut ataupun
kronis
FAKTOR RESIKO
Penyakit arteri perifer sering ditemukan pada laki
laki beumur diatas 50 tahun.Faktor resiko untuk PAP
sama dengan faktor resiko aterosklerosis yaitu :
• Kolesterol abnormal
• Diabetes Mellitus
• Penyakit jantung koroner
• Hipertensi
• Penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis
• Merokok
• Penyakit Serebrovaskular ( stroke )
Penyakit Arteri Perifer Obstruktif
EKSTREMITAS BAWAH

Iskemia Akut Iskemia Kronis


(ALI) (CLI)

Oklusi
Trombosis Embolisasi aterosklerotik
Epidemiologi
Prevalensi PAP 12–14%, dan kira2 20%nya mengenai orang
usia diatas 70 tahun
70%–80% penderita PAP asimtomatik; Hanya sedikit yang
membutuhkan revaskularisasi atau amputasi.
1 dari 3 penderita diabetes mellitus diatas umur 50 tahun
mengalami PAP.
Di Amerika kira2 10 juta orang terkena PAP, dan hanya 25%
yang menjalani pengobatan.
Resiko penderita PAPuntuk mengalami stroke atau serangan
jantung koroner meningkat 4-5 kali.
Gejala
•20% penderita PAD ringan asimptomatik
•Claudication – nyeri,kelemahan,rasa kebas atau kram otot akibat
menurunnya aliran darah
•Nyeri dan kram malam hari,nyeri bertambah bila kaki
ditinggikan dan berkurang bila kaki digantung disamping tempat
tidur
•Luka atau ulkus yang sulit atau tidak sembuh
•Perubahan warna yang jelas ( kebiruan atau pucat ) atau
temperatur ( lebih dingin ) bila dibandingkan ekstremitas yang
satunya
•Pada ekstremitas dan jari yang terkena rambut tidak ada dan
kuku tidak tumbuh
•Impotensi
TANDA & GEJALA PAPO
 GEJALA
 Intermittent claudication  rasa nyeri/kram/kebas pada ekstremitas
saat beraktivitas & dapat dikurangi dengan beristirahat
 Iskemia ekstremitas bawah  nyeri (+) saat tidak
beraktivitas/rest pain, nyeri (+) saat pada posisi horizontal (e.g. saat
tidur/night pain), ujung kaki kebas
 TEMUAN PADA PEMERIKSAAN FISIK
 Pulsasi nadi di bagian distal oklusi berkurang/(-)
 Bruits/bising di area oklusi
 Atrofi otot-otot yang divaskularisasi oleh arteri yang menyempit
 Iskemia  kerontokan rambut di distal oklusi, sianosis, akral dingin,
ulserasi (painful ulcer), kebas, hiporefleksia
Klasifikasi
Fontaine ( René Fontaine thn 1954 untuk iskemia PAP )
1. Nyeri ringan saat berjalan (claudication)
2. Nyeri berat saat berjalan jarak pendek (intermittent
claudication)
Nyeri timbul bila berjalan >150 m stadium IIa dan <150 m
pada stadium e II-b
3. Nyeri saat istirahat (rest pain), terutama di kaki, yang
bertambah nyeri bila kaki ditinggikan
4. Hilangnya jaringan biologis (gangrene) dan kesulitan
berjalan
Klasifikasi
Klasifikasi Rutherford ( 3 grade dan 6 kategori )

1. Klaudikasi ringan
2. Klaudikasi sedang
3. Klaudikasi berat
4. Nyeri iskemik saat istirahat
5. Hilangnya sedikit jaringan ( minor tissue loss )
6. Hilangnya banyak jaringan ( Major tissue loss )
KLASIFIKASI PAPO EKSTREMITAS
BAWAH
KLASIFIKASI FONTAINE KLASIFIKASI RUTHERFORD
Stage Temuan Klinis Grade Kategori Temuan Klinis
I Asimptomatik 0 0 Asimptomatik
IIA Klaudikasio ringan I 1 Klaudikasio ringan
IIB Klaudikasio sedang-berat I 2 Klaudikasio sedang
III Nyeri iskemik saat I 3 Klaudikasio berat
beristirahat
IV Ulkus & gangren II 4 Nyeri iskemik saat
istirahat
III 5 Kerusakan jaringan
minor
III 6 Kerusakan jaringan
luas/mayor
Pemeriksaan dan tes
• Arterial bruits
• Tekanan darah menurun pada ekstremitas yang terkena
• Bulu rambut pada kaki yang terkena hilang
• Pulsasi lemah atau hilang pada ekstremitas yang terkena
• Otot betis mengkerut (wither)
• Bulu rambut tumit dan kaki bag bawah hilang
• Ulkus yang nyeri tak berdarah pada kaki atau telapak kaki (
biasanya hitam ) yang sulit sembuh
• Kulit pucat atau tumit kebiruan ( sianosis )
• Kulit tampak mengkilat dan tegang
• Kuku jari tebal
TES
• Angiografi arteri kaki (arteriography)
• Pengukuran tekanan darah ditangan dan kaki
(ankle/brachial index, or ABI)
• Doppler ultrasound
• Magnetic resonance angiography atau CT
angiography
Diagnosis

• Ankle brachial Pressure index (ABPI/ABI)


< 0,9 curiga PAP,
< 0,8 obstruksi moderate,
< 0,4 iskemik berat pada kronik DM.
• Doppler ultrasound melihat lokasi dan luasnya penyempitan.
• Angiografi melalui arteri femoralis komunis dan secara selektif
menuju arteri yang dicurigai, dan plak bisa dilakukan atherectomy,
angioplasty or stenting.
• Multislice computerized tomography (CT) scan sebagai alternatif
angiografi
PENGKUKRAN ANKLE-BRACHIAL
INDEX
DUPLEX ULTRASOUND
Pengobatan
• Olah raga dan istirahat seimbang agar terbentuk kolateral
• Berhenti merokok
• Jaga kaki terutama pada DM. Gunakan sepatu yang pas,kalau ada luka
atau tergores cepat konsultasi dengan dokter.
• Kontrol tekanan darah
• Kurangi berat badan
• Kontrol kolesterol dengan diet dan obat bila perlu
• Kontrol gula darah
Obat obatan :
Aspirin atau clopidogrel sebagai antiagregat untuk
mencegah bekuan darah.
Cilostazol untuk vasodilatasi
Obat kolesterol
Penghilang nyeri
Tindakan :
1. Angioplasty (PTA atau percutaneous transluminal angioplasty)
2. Eksisi plak
3. Bypass graft memakai vena safena
4. Simpatektomi yaitu mengangkat saraf yang mengakibatkan kontraksi
arteri sehingga terjadi vasodilatasi.
5. Amputasi pada gangrene.
6. Arterial thrombosis atau emboli bisa diberikan trombolisis.
ANGIOPLASTI
Resiko angioplasti:
1. Alergi terhadap zat kontras
2. Perdarahan didaerah masuknya kateter
3. Kerusakan arteri
4. Serangan jantung
5. Gagal ginjal
6. Stroke
7. Reaksi alergi terhadap bahan sent
8. Bekuan darah dikaki atau paru2
9. Infeksi pada luka irisan
10. Kerusakan saraf
ACUTE LIMB ISCHEMIA (ALI)
Acute limb ischemia (ALI) didefinisikan sebagai penurunan
perfusi ke ekstremitas inferior yang terjadi secara mendadak
atau dalam 2 minggu pasca kejadian inisasi
FAKTOR PREDISPOSISI ALI
Initiating events yang dapat menjadi predisposisi ALI antara lain :
 Embolisasi  AF/VF, thrombosis intramural, kardioversi,
gangguan katup jantung/PJR
 Trombosis  lesi aterosklerotik lokal, hiperkoagulasi
 Prosedur revaskularisasi
 Trauma  himpitan/entrapment pembuluh darah dalam
kompartemen
 Komplikasi aneurisma vasa perifer
MANIFESTASI KLINIS ALI
 6P (bandingkan dengan
ekstremitas kontralateral) :
 Pain  nyeri iskemik pada otot
paha/betis
 Pallor
 Paresthesia
 Paralysis
 Pulselessness
 Poikilothermia
KATEGORI ALI
Parameter Kategori
Viable Threatened Irreversible
Deskripsi Not immediately threatened Salvageable dgn tindakan Kerusakan jaringan luas
segera  indikasi amputasi
Capillary return Baik (+), melambat (-)  tanda : marbling
Kelemahan otot (-) Parsial/ringan Paralisis & rigor
Gangguan sensoris (-) Ringan Parestesia/anesthesia (+)
Temuan pada Audible Audible/inaudible Inaudible
Doppler
PERCUTANEOUS TRANSLUMINAL
ANGIOPLASTY
Pemasangan kateter
melewati area plak 
menggembungkan
balon untuk ekspansi
posisi stent  fiksasi
stent  menarik kateter
& balon keluar dari
lumen vasa
ATHEREKTOMI
Kateter dengan ujung tajam
dimasukkan ke dalam arteri 
mengikis plak atherom dengan blade
pada kateter
AMPUTASI
Membuang bagian ekstremitas
yang tidak viable
Indikasi amputasi :
• Kerusakan jaringan mayor
ireversibel (e.g. Posttrauma)
• Kerusakan neurovaskular
ireversibel (e.g. Ulkus & gangrene)
• Keganasan
Amputasi Minor :
1. Digital amputation  pada jari
tertentu
2. Partial foot amputation
3. Disartikulasi ankle
Amputasi Mayor :
1. Below-knee amputation (BKA)
2. Disartikulasi lutut
3. Above-knee amputation (AKA)
4. Disartikulasi panggul
5. Hemipelvectomy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai