Anda di halaman 1dari 18

HUMAN RELATION

Improving Personal, Interpersonal and Organizational Communications

(Meningkatkan Komunikasi Pribadi, Interpersonal Dan Organisasi)

Tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Human Relation

Dosen Pengampu : Romli, M.Pd.

Oleh :

Silva Tiara Ariani 1803062074

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2020 /2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Improving Personal, Interpersonal and Organizational
Communications tepat waktu.Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan terima demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 1 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakan..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Personal, Interpersonal and Organizational Communications......................... 3

B. Communication in a high tech world................................................................ 4

C. Communicating via technology (voice mail, email)......................................... 5

D. Communication process (personal vs interpersonal)........................................ 6

E. Communication filters

1. Semantic Problems....................................................................................... 10

2. Language and Cultural Barriers.................................................................... 10

3. Attitudes........................................................................................................ 10

4. Role Expectation........................................................................................... 11

5. Gender Specific Focus.................................................................................. 11

6. Nonverbal Messages..................................................................................... 11

BAB III PENUTUPAN

A. Simpulan............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi melaju pesat, cenderung tak terkendalikan
bahkan hampir tak mampu dielakkan. Dunia senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke
waktu dan perubahan itu semakin cepat dan semakin cepat. Manusia sebagai mahluk sosial,
tidaklah hidup dalam lingkungan yang hampa. Dalam kehudupan sehari-hari, manusia
melakukan komunikasi. Baik komunikasi yang sifatnya personal (intrapersonal) atupun
komunikasi yang melibatkan individu lain.

Manusia sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota kelompok masyarakat selalu
melakukan interaksi dengan orang lain. Proses komunikasi ini terjadi melalui komunikasi
lisan dan tertulis.Seiring perkembangan itu, semakin kurang pula komunikasi antar individu
dalam lingkungannya, termasuk komunikasi dalam organisasi.

Apalagi komunikasi merupakan hal utama yang dapat mempengaruhi hubungan antar
seseorang dengan orang lain baik yang bersifat individual ataupun kelompok. Apabila kita
tidak mengetahui kiat-kiat sukses untuk meningkatkan komunikasi, tentu hubungan yang
terjadi tentu tidak efektif dan bisa berujung pada kesalahpahaman karena kesalahan dalam
penyampaian pesan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa kita perlu berkomunikasi ?

2. Apa perbedaan komunikasi personal, interpesonal dan organisasi ?

3. Bagaimana proses komunikasi personal dan interpersonal ?

4. Apa saja filter dalam komunikasi ?


C. Tujuan

1. Mengetahui urgensi dari komunikasi.

2. Mengetahui perbedaan komunikasi personal, interpesonal dan organisasi.

3. Mengetahui proses dalam komunikasi personal dan interpersonal.

4. Mengetahi dan memahami filter/ hambatan yang ada dalam komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Personal, Interpersonal and Organizational Communications

( Komunikasi pribadi/intrapersonal, interpersonal dan organisasi )

1. Komunikasi pribadi/ intrapersonal ( Personal Communications )

Intra menurut bahasa artinya di dalam. Singkat kata komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi yang terjadi di dalam diri seseorang dengan dirinya pribadi. Hal ini dimaksudkan
seseorang untuk mengenal kepribadian dirinya secara mendalam dan juga berfungsi untuk
meningkatkan kesadaran dalam dirinya. Ketika seseorang melakukan komunikasi
intrapersonal, pada saat itu dia sedang terlibat aktif dalam memproses balik (feedback)
informasi-informasi yang ada dirinya. Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa
atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari
pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan
umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.

Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.


Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan
kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh
komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka
seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini
diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.

2. Komunikasi interpersonal ( Interpersonal Communications )

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau
komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling
bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain,
komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu
mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka
kepada individu lainnya. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal

3
maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan
apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh
yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan.

3. Komunikasi Organisasi (Organizational Communications )

Komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara orang-orang


dalam suatu organisasi. Dimana didalamnya terdapat empat tahapan komunikasi yang
meliputi.1

a. Attention (Atensi/Perhatian)

b. Comprehension (Komprehensi)

c. Acceptance as true (Kebenaran/Fakta)

d. Retention (Retensi) 

Pendapat lain bahwa komunikasi organisasi merupakan perilaku pengatur


organisasi yang terjadi diantara orang-orang dalam organisasi. Dan juga bagaimana mereka
yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Sementara itu, menurut Wiryanto (2005) komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan organisasi didalam suatu kelompok. Baik itu formal maupun informal dari
suatu organisasi.2

B. Communication in a high tech world ( Komunikasi di Dunia Teknologi Tinggi )

Teknologi telekomunikasi atau biasa juga disebut telekomunikasi adalah teknologi yang
berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Teknologi inilah yang memungkinkan seseorang
dapat mengirimkan informasi atau menerima informasi ke atau dari pihak lain yang letaknya
berjauhan. Teknologi ini membuat jarak seperti tidak ada. Ratusan atau bahkan ribuan
kilometer bukanlah menjadi hambatan untuk berkomunikasi secara online karena
kehadirannya.

1
Arnold, Hugh J., dan Daniel C. Feldman.1986. Individual in Organizations. New York : McGraw Hil, Series
In Management. Page 154
2
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiiasarana Indonesia.

4
Teknologi komunikasi digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer,
sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner
tersebut akan membentuk kode-kode yang merepresentasikan suatu informasi tertentu.
Setelah melalui proses digitalisasi informasi yang masuk akan berubah menjadi serangkaian
bilangan biner yang membentuk informasi dalam wujud kode digital. Kode digital tersebut
nantinya akan mampu dimanipulasi oleh komputer. Contohnya adalah gambar kamera video
yang telah diubah menjadi bentuk digital[2]. Bentuk digital tersebut mewakili element gambar
(pixel). Elemen gambar tersebut dapat dimanipulasi oleh komputer. Sehingga kita dapat
menciptakan efek tertentu pada gambar serta dapat juga memperbaiki kualitas gambar yang
dianggap kurang baik. Bentuk manipulasinya bisa berupa penambahan intensitas cahaya pada
gambar, sehingga gambar yang ada menjadi lebih terang atau gelap, meningkatkan ketajaman
gambar yang kurang fokus, serta memperbaiki warna pada bagian tertentu dari gambar.

C. Communicating via technology (voice mail, email)

Berkomunikasi melalui Teknologi ( pesan suara, email )

1. Pesan Suara ( voice mail )

Pesan suara adalah sebuah sistem dimana seseorang dapat meninggalkan pesan kepada
orang lain melalui telepon. Sistem ini biasanya diperlukan ketika telepon yang dituju sedang
sibuk, di luar jangkauan, atau tidak diangkat oleh pemiliknya. Dalam kondisi seperti itu, si
penelepon dapat meninggalkan pesan yang dapat didengarkan kemudian oleh pemilik
telepon. Fasilitas pesan suara pada telepon genggam pada umumnya telah disediakan oleh
penyedia jaringan telepon. Sedangkan, pada telepon biasa, sistem pesan suara dapat
dijalankan dengan menambah perangkat tertentu, seperti misalnya mesin penjawab telepon.

2. E-mail

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi maka media komunikasi yang


digunakan oleh organisasi pun berkembang dari tradisional media menjadi media berbasis
teknologi. Tradisional media seperti surat, memo, dan telpon tetap masih digunakan hingga
saat ini namun teknologi komunikasi seperti instant messaging berkembang pesat dan
menjadi media komunikasi yang digunakan

Karena pengiriman dan penerimaan e-mail ternyata berjalan sangat cepat dan efisien,
akhirnya orang berpikir untuk mencari berbagai kemungkinan komunikasi yang bisa

5
dikembangkan melalui medium ini, seperti apa yang disebut dengan distribution list, dan
discussion list. Bahkan di antara mereka yang sering menggunakan email telah berkembang
konvensi-konvensi pergaulan tertentu, yang sangat penting untuk diketahui oleh para pemula,
seperti netiquette, smiley / emoticon, avatar / nickname, dan sebagainya. Akhirnya dengan
semakin canggihnya program email yang digunakan, semakin terbuka pula kemungkinan
yang lebih luas. Dewasa ini semua email clients mampu menyertakan file pada email yang
dikirimkan, sebagai attachment / lampiran. Ini berarti yang dikirimkan oleh email bukan
hanya tulisan, tapi bisa juga suara, gambar, bahkan gambar bergerak.

D. Communication process / Proses Komunikasi ( pribadi / intrapersonal vs


interpersonal )

Proses komunikasi personal

Tahap-tahapnya yaitu proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berfikir.

1. Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari
kata ”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi
impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia
dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam
atau dari luar disebut stimuli. Alat penerima kita segera mengubah stimuli ini menjadi energi
saraf untuk disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Ketajaman dan perbeaan
penerimaan sensasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal, seperti perbedaan
pengalaman, atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda. 3

2. Asosiasi merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan
sebagai proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan
pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi.
Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang
seringkali memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama. Namun, hal ini dapat
diminimalisisr bilamana FOR dan FOE dari individu memiliki homogenitas, seperti
persamaan latar belakang suku agama, budaya, tempat tinggal, dan lain sebagainya.

3. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang


dieroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
3
Rakhmat, Jalaludin.1999. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal 49 - 51

6
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah
jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi demikian juga dengan asosiasi yang turut
memberikan kontribusi dalam proses persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga ada atensi (perhatian)
ekspektasi (pengharapan), motivasi, dan memori (Desiderato dalam Rakhmat, 1999:51)4

4. Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science,


mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi intrapersonal.
Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyiapkan
kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori merupakan sistem yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tenang dunia dan menggunakan
pengetahuanya untuk membimbing perilakunya.5

4. Berpikir merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan
sensasi, asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir
autistik yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang
kedua, yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif,
berpikir induktif, dan berpikir evaluatif.

Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan umum. Berpikir
induktif adalah mengambil kesimpulan umum dari hal khusus. Sedankan berpikir evaluatif
ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam
berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita menilainya menurut
kriteria tertentu.

Proses komunikasi interpersonal

1. Sensasi

Proses pertama adalah sensasi yang berasal kata dari bahasa Inggris sense, yang berarti
alat indera yang membuat manusia merasakan dan terhubung dengan sekitarnya. Melalui
proses sensasi, alat indera manusia menerima dan menyerap berbagai informasi yang
diberikan atau ada di lingkungannya untuk kemudian diproses melalui saraf untuk kemudian
diteruskan sebagai bahasa ke dalam otak. Dengan begitu, otak manusia akan memproses dan

4
Ibid. Hal 51
5
Ibid. Hal 62

7
memahami apa saja yang diberikan oleh orang lain, dirasakan oleh dirinya sendiri, dan terjadi
di lingkungan sekitarnya. 

Proses sensasi akan terjadi jika terpenuhi dua syarat mendasar, yaitu adanya objek atau
stimulus dan kemampuan alat indera. Tanpa adanya kedua hal itu, meski ada satu saja elemen
didalamnya; tetap saja tidak akan membuat proses sensasi terjadi. Jika tidak ada objek atau
stimulus, maka tidak ada yang dapat dicerna dan diserap oleh alat indera manusia. Dan
sebaliknya, jika alat indera tidak berfungsi dengan baik, maka meskipun ada sebanyak
apapun objek dan stimulus tetap saja tidak akan terbentuk menjadi proses sensasi. 

2. Asosiasi

Proses selanjutnya adalah proses asosiasi, yang mana meneruskan informasi yang
telah diserap dan diterima melalui proses sensasi. Pada proses ini, individu akan melakukan
asosiasi yang berupa menyamakan atau mencocokkan informasi atau fenomena yang diterima
tersebut dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dialami sebelumnya. Hal ini bisa saja
makna dari stimulus yang terjadi pada pengalaman masa lalu, atau hal lain yang pernah
diketahui individu melalui sumber informasi lain. 

Dengan begitu, proses asosiasi tiap individu bisa saja berbeda satu sama lain
meskipun informasi yang diberikan atau fenomena yang dilihat sama dengan orang lain.
Dalam proses ini, individu memiliki kecenderungan serta pengalamannya sendiri untuk
kemudian mencocokkan dengan apa yang baru saja diterimanya dan tidak bisa diatur oleh
pemberi informasi. Bahkan bisa dibilang proses ini ada di luar kuasa pemberi informasi atau
pesan, karena pemberi pesan kemungkinan juga tidak tahu keseluruhan pengalaman dan
informasi sebelumnya yang sudah dimiliki penerima pesan. 

3. Persepsi

Proses selanjutnya setelah asosiasi adalah persepsi, dimana individu memaknai,


menyimpulkan, dan menafsirkan pesan atau informasi yang telah melewati dua proses
sebelumnya tersebut. Dua proses sebelumnya yang sudah diulas diatas memang memberikan
peranan besar dalam proses individu memberikan pemaknaan dan penafsiran terhadap
informasi yang diterimanya. Keadaan alat indera dan pengalaman yang terjadi di masa lalu

8
turut mempengaruhi saat individu berusaha memaknai informasi atau pesan yang diberikan,
karenanya makna tidak bisa diserahkan pada pesan itu sendiri.

Maksudnya disini adalah meskipun pesan yang diberikan memiliki makna yang ingin
disampaikan oleh si pemberi pesan, namun tetap saja pada akhirnya yang memberikan makna
pada saat pesan diterima adalah si penerima pesan itu. Karenanya para ahli komunikasi sering
mengatakan bahwa “the meaning is not in the message, it is in the person” yang semakin
memperkuat kenyataan bahwa bagaimanapun juga makna pesan dimiliki oleh orang yang
menerimanya.

4. Memori

Proses selanjutnya adalah memori, yang mana dalam proses ini terdapat empat jenis
memori. Yang pertama adalah recall, yaitu proses mengingat kembali berbagai informasi
atau fakta yang tersimpan dalam otak namun tidak memiliki struktur yang cukup jelas. Jenis
kedua adalah recognition,  yaitu proses mengenali kembali atau menyadari hal-hal tertentu
yang tersimpan dalam ingatan kita namun butuh proses mengambil informasi itu kembali.
Proses ini biasanya terjadi saat kita sedang mengingat-ingat sesuatu yang cukup familiar
namun tidak begitu nyata dalam ingatan, seperti misalnya nama atau wajah seseorang. (Baca
juga: 

Jenis yang ketiga adalah relearning, yaitu proses mempelajari, memaknai, dan


menyerap kembali informasi atau fenomena yang sebenarnya pernah diketahui sebelumnya.
Proses ini kemungkinan terjadi saat informasi yang sebenarnya telah diketahui itu mulai
samar-samar dalam otak atau ingatan kita. Dan jenis yang terakhir adalah reintegrasi, yaitu
menyuusun, merekontruksi ulang, dan mengintegrasikan informasi atau sesuatu yang baru
dengan berbekal ingatan yang hanya sedikit tersisa dalam otak kita. 

5. Berpikir

Proses yang terakhir adalah proses berpikir, dimana pada proses ini individu melakukan
penafsiran akhir terhadap informasi yang telah melalui keempat proses sebelumnya. Proses
ini juga bisa dikategorikan sebagai proses penentuan dalam membuat suatu keputusan akan
hal-hal terkait, dan yang paling sering adalah bagaimana makna akhir yang dimiliki individu
tersebut terhadap pesan yang telah diberikan pihak lain. Dalam proses ini, individu

9
menimbang secara keseluruhan mengenai makna pesana atau informasi berdasarkan proses
penerimaan pesan, pengalaman masa lalu, persepsi yang dilakukan, hingga memori yang
dimilikinya. 

Proses berpikir mungkin secara kasat mata sering terlihat seperti orang yang sedang
melamun atau bengong, namun sebenarnya itu adalah proses krusial dalam membentuk
sebuah makna atas informasi. Proses berpikir ini memiliki tiga fungsi mendasar dalam
pengolahan pesan dan proses komunikasi itu sendiri. Fungsi-fungsinya adalah untuk
membuat keputusan terhadap sesuatu yang dihadapi berdasarkan informasi atau pesan yang
diterima, memecahkan permasalahan yang dimiliki, dan sebagai proses berpikir kreatif
terhadap sesuatu hal atau fenomena. 

E. Communication filters ( Hambatan Komunikasi )

1. Semantic Problems (hambatan semantik )

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat


untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

2. Language and Cultural Barriers ( Bahasa dan budaya )

Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan bahasa kebudayaan,


agama dan lingkungan sosial. Bahasa dan kemampuan linguistik dapat menjadi sebagai
penghalang komunikasi yang efaktif. Namun, ketika berkomunikasi dalam bahasa yang sama,
terminologi yang digunakan dalam pesan dapat bertindak sebagai penghalang jika tidak
sepenuhnya dipahami oleh penerima.

Selain dari bahasa, budaya juga memiliki pengaruh. Hambatan ini berasal dari etnik
yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang
lainnya.

3. Attitudes ( Sikap )

10
Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor
utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain:

a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar

b. Mengadakan penilaian terhadap pembaca

c. Sibuk mempersiapkan jawaban

d. Bukan pendengar yang baik

e. Pengaruh faktor emosi

f. Kurang percaya diri

e. Gaya/cara bicara dan nada suara

4. Role Expectation ( Ekspertasi Peran )

Ekspertasi Peran dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.

5. Gender Specific Focus ( Fokus spesifik Gender )

Perbedaan gender juga termasuk salah satu hambatan. Laki – laki dan perempuan dalam
berkomunikasi memiliki perbedaan yang signifikan. Pada pria mereka lebih mengedepankan
logika dibandingkan dengan perasaan, hal ini berbanding terbalik dengan perempuan.
Perempuan dalam penyampaian komunikasi lebih mengedepankan emosi/ perasaan.

6. Nonverbal Messages ( Pesan nonverbal )

Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga
komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

a. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok
makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman,

11
minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang
wajah sebagai berikut:

a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang


menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;

b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan;

c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;

d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri;


dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.6

b. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

c. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat
disampaikan adalah:

1. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain.
Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;

2. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat
membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang
merendah;

3. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif
dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

d. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya


dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

e. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik.


Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan
orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan
tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

6
Dale. G, Leathers. 1976. Nonverbal Comminication System. Universitas Michigian. Allyn Bacon.

12
f. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara
mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang
berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini disebutnya sebagai parabahasa.7

g. Pesan sentuhan dan bau-bauan.

Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi
yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat
mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.

Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan


orang, juga untuk menyampaikan pesan, menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan
keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

BAB III
7
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

13
PENUTUP

A. Simpulan

Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam
diri komunikator sendiri. Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi
antar personal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh
individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya.
Komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara orang-orang dalam
suatu organisasi.

Dalam proses komunikasi baik personal maupun interpersonal melalui tahapan – tahapan
yaitu : sensasi, asosiasi,persepsi, memori, dan yang terakhir adalah berpikir. dalam
komunikasi adanya hambatan – hambatan yang menyembabkan komunikasi tidak efektif
yaitu hambatan semantik, bahasa dan budaya, sikap, ekspertasi peran, fokus spesifik gender,
dan pesan nonverbal.

DAFTAR PUSTAKA

14
Arnold, Hugh J., dan Daniel C. Feldman.1986. Individual in Organizations. New York :
McGraw Hil, Series In Management.

Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiiasarana Indonesia.

Rakhmat, Jalaludin.1999. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Dale. G, Leathers. 1976. Nonverbal Comminication System. Universitas Michigian. Allyn


Bacon.

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

15

Anda mungkin juga menyukai