PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia industri
sangat besar. Sebelumnya dikenal dengan istilah human faktor, didefenisikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara orang dengan lingkungan kerjanya,
terutama dengan hasil rancangan kerja. Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang
dilakukan dalam proses kerja.
Kegiatan manusia pada umumnya terlibat dalam interaksi antara manusia-mesin. Yang
dimaksud dengan sistem manusia-mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa
manusia dengan satu atau beberapa mesin di mana satu dengan yang lainnya saling
berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh. Sedangkan yang dimaksud dengan mesin dalam hal ini adalah mempunyai arti
luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas, dan
bendabenda yang biasa digunakan oleh manusia.
Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting dimana ergonomilah yang
memegang peranan penting di dalam hubungan tersebut. Interface tersebut antara lain:
1
mempengaruhi pemahaman tentang display dan symbol-simbol(sinyal-sinyal) yang dapat
didengar. Karena manusia mempunyai ukuran-ukuran juga batasan dari penglihatan dan
pendengaran, maka interface perlu di disain sedemikian rupa agar manusia dapat
memakai sebuah mesin tertentu dengan cukup aman dan nyaman.
B. Tujuan
1. Diketahuinya sistem manusia-mesin
2. Diketahuinya mengenai control dan display
BAB II
PEMBAHASAN
2
keluaran berdasarkan masukanmasukan yang diperoleh. Dengan mesin maka disini
akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti mesin, peralatan,
perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan manusia dalam
melaksanakan kegiatannya. Jelas tampak bahwa sistem biasa diklasifikasikan sebagai
closed system dimana manusia disini memegang posisi kunci, karena keputusan akan
sangat tergantung pada didirinya. Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa
digambarkan sebagai berikut :
1. Display instrument akan mencatat dan memberikan informasi mengenai
perkembangan kegiatan/proses produksi yang berlangsung, operator kemudian
menyerap informasi ini secara visual (persepsi) dan mencoba menginterpretasikannya
secara seksama. Berdasarkan interpretasi yang dilakukan serta pengetahuan yang
sebelumnnya sudah dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat
keputusan.
2. Langka berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan keputusan yang
telah diambilnya kemesin dengan menggunakan mekanisme kontrol. Instrument
kontrol selanjutnya memberikan gambaran (display) mengenai hasil dari tindakan
yang telah dilakukan oleh operator, dan selanjutnya sistem kerja mesin akan
memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh
operator tersebut. Demikian seterusnya siklus ini akan berulang.
Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat bahwa
problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh manusia
(operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang dilaksanakan
operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin.
3
2. Sistem manusia semi otomatis (semi outomatic machine system).
Tidak seperti halnya pada manual sistem, mekanisme khusus yang akan mengolah
input atau informasi dari luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia dan
demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia akan diolah atau dikontrol
lebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum suatu output berhasil
diproses.
4
mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini kemudian akan melaksanakan
fungsi kontrol dengan memakan waktu input-nya lewat display dan mekanisme lainnya
seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem dimana mesin akan memberikan tenaga
(power) dan manusia akan melaksanakan fungsi kontrol dikenal sebagai sistem
semiautomatic. Berkonsok-bali dengan sistem manual, maka dalam sistem automatis
sistem mesin akan memegang peranan penuh secara langsung.
Disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus, yaitu penerima rangsangan
dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur
kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya
mesin tetap bekerja secara baik, serta memasukkan data atau menggantikan dengan
program-program baru apabila diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh
sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal sebagai sistem
automatic. Penyelidikan tertahap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu
kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih jika dikerjakan
oleh manusia dan sebaliknya ada pula beberapa jenis pekerjaan yang labih baik bila
dilaksanakan oleh mesin.
Penyelidikan terhadap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu kenyataan
bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh
manusia dan sebaliknya ada beberapa bidang pekerjaan yang lebih baik jika dilakukan
oleh mesin.
Dari perbedaan kemampuan antara manusia dan mesin, maka diharapkan dengan
membuat hubungan sistem manusia-mesin akan bisa melengkapi satu sama lain.
1. Keterbatasan Manusia (dibandingkan mesin)
a. Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar,
misalnya untuk memotong logam.
b. Tidak bisa menggunakan kekuatan otot manusianya dengan intensitas yang
tetap dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.
c. Tidak bisa menampilkan kecepatan kerja yang tinggi dan gerakan berulang
tanpa ada rasa lelah, bosan, maupun timbulnya kesalahan.
d. Tidak bisa melakukan analisis dan perhitungan permasalahan yang kompleks
secara cepat dan tepat.
5
e. Tidak bisa mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda secara
bersamaan dalam waktu relative sama.
f. Tidak bisa menyimpan, memanggil/mengingat kembali sejumlah data dalam
jumlah besar secara tepat dan akurat.
g. Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang
berubah-ubah dalam frekuensi yang sering.
h. Apabila kondisi lingkungan kerja berada di luar ambang batas kesanggupan,
maka manusia tidak bisa memberikan performansi yang memuaskan.
2. Kelebihan Manusia
a. Mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
b. Dapat merubah peranan dengan cepat dan teratur
c. Memungkinkan dapat bekerja dalam kondisi apapun
3. Keterbatasan Mesin (dibandingkan manusia)
a. Tidak bisa memberikan tanggapan terhadap "perintah-perintah" di luar batas
kemampuan yang sudah dirancang sebelumnya.
b. Tidak bisa memberi taggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak
diramalkan sebelumnya.
c. Tidak bisa "berpikir" induktif, yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal
yang bersifat khusus.
d. Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti menggunakan alternative-alternatif
baru yang tidak dirancang/diprogramkan sebelumnya.
e. Tidak bisa berpikir secara layak di luar batas beban atas kapasitas normalnya.
4. Kelebihan Mesin
a. Mempunyai sifat relatif lebih stabil
b. Dapat diatur dengan baik berdasarkan kebutuhan
c. Dapat melakaukan pekerjaan rutin / massal dengan standar
d. Dapat melakukan kalkulasi dengan cepat
B. Model Manusia-Mesin
Model Manusia-Mesin
6
3. Lingkungan
a) Komponen Manusia:
1) The Effectors
Tiga effectors utama adalah: tangan, kaki, suara.
2) The Sensories
The senses/indera adalah alat/cara manusia membangun kesadaran (memahami)
terhadap kondisi sekitarnya.
Five senses/indera: sight, hearing, touch,taste, smell.
3) The Processing
Dalam melaksanakan aktivitas kerja, komponen manusia memerlukan energi
dan informasi.
Energi untuk kerja otot diperoleh dari proses-proses fisiologis, juga
dihasilkan sisa pembakaran.
Otak merupakan pusat pengolah data, yang terdiri dari low-level
programs untuk mengatur aktivitas kerja sensorimotor dasar, dan higher
level cognitive mengatur kerja yang berkaitan dengan otak.
Manusia merupakan penghasil/sumber sekaligus pengguna energi.
b) Komponen Mesin:
1) The Controlled Process
Operasi-operasi dasar pada mesin yang dikontrol oleh manusia.
2) Display
Aksi (gerak, kekuatan) yang muncul/ditunjukkan oleh satu atau lebih mesin yang
bekerja.
3) Controls
Interaksi antara manusia dengan mesin didasarkan pada ketetapan pengontrolan
(batasan) yang mampu dilakukan oleh effectors.
c) Lingkungan:
7
1) Workspace
Tempat dalam bentuk sesungguhnya (3 Dimensi) dimana sebuah kerja bisa
dilakukan.
3) Work Organization
Pengertian dasar merujuk pada pengaturan langsung interaksi kerja antara
manusia dengan mesin. Secara luas merujuk kepada struktur organisasi dimana
aktivitas kerja berada yang didukung oleh sistem secara teknis maupun sosial.
Difference Machine M
Power Consistent at any level, large, constant standard forces 2Hp for 10 sec, 0.5Hp
continuous work over a day
Memory Best for literal reproduction and short term memory Large storage multiple acc
strategies
Computation Fast, accurate, poor at error correction Slow, subject to error, good
8
Difference Machine M
Input sensitivity Some outside human senses, intensive to extraneous stimuli, Wide range and variety of s
poor for pattern detection) affected by heat, cold, noise
detection, can detect signals
9
C. Control dan Display
Control
Controls disebut penggerak dalam standar ISO, mengirim input ke bagian dari
peralatan.Kontrol adalah alat (mekanik, elektromekanik) yang mengkonversikan
output dari manusia menjadi input bagi mesin. Variasi kontrol antara lain tombol,
panel dan sebagainya. Karakteristik penting dari kontrol bergantung dari
penggunaannya. 2 respon (on-off), beberapa nilai yang kontinyu (pengaturan
frekuensi pada radio), dan sebagainya.
Mereka pada umumnya dioperasikan dengan tangan atau kaki. Hasil dari kontrol
input ditunjukkan ke operator manapun yang berkaitan
dengan displays atau indikator atau oleh tindakan selanjutnya dari mesin itu.
Sejarah perancangan control dimulai pada tahun 1940-1950. Pada masa itu sering
disebut era tombol dan angka dalam kehidupan engineering karena banyak
penelitian yang telah dilakukan dalam control dan displays. Pada tahap selanjutnya
dirasakan perlunya standardisasi tombol dan angka, misalnya dengan ISO standars.
Kemudian perancangan control mulai banyak mendapat perhatian khusus terutama
pada penggunaan dalam militer dan industry, seperti penerapan standar MIL STD
1472, HDBK 759, SAE J 1138, 1139, dan 1048 HFS/ANSI 100 sudah menetapkan
petunjuk rancangan dengan terperinci. Beberapa penelitian tentang perancangan
control dan display diantaranya adalah Cott Van dan Kinkade (1972), Woodson
( 1981), dan Mc Cormick dan Sanders ( 1987). Selama bertahun-tahun kontrol
merupakan subjek yang diteliti sehubungan dengan mengidentifikasi karakteristik
yang membantu pengguna mencapai waktu minimal pada tugas kontrol dengan
sedikit usaha dan kesalahan.
10
5. masuk data seperti pada keyboard komputer.
Beberapa hal berikut adalah alasan mengapa control perlu dirancang dengan baik:
Sekumpulan kontrol harus dikelompokkan secara logika agar dapat diakses dengan
cepat oleh user. Mungkin hal ini tidak kelihatan terlalu kritis jika aplikasinya sederhana
seperti sebuah spreadsheet, namun akan menjadi vital jika digunakan misalnya pada aplikasi
kendali pabrik, penerbangan dan pengatur lalu lintas udara. Penempatan kontrol dan display
yang tidak tepat akan mengakibatkan inefisiensi dan frustasi bagi user terutama jika user
berada dalam tekanan yang besar dan dihadapkan pada sekumpulan kontrol dan display
dalam jumlah yang banyak.
Pengorganisasian kontrol dan display bergantung pada domain dan aplikasi yang
dibuat, namun hal-hal yang perlu diperhatikan harus meliputi apek-aspek berikut:
11
Sesuai dengan kegunaan fungsionalnya, perancangan control harus mengikuti prinsip-
prinsip berikut:
Control-Effect Relationships
Hubungan antara control dan efek harus dibuat melalui akal sehat, penggunaan kebiasaan,
persamaan, kedekatan dan pengelompokan, persandian, label, dan teknik lainnya yang pantas.
1. Locate for The Ease of Operation( menempatkan untuk kemudahan dari operasi )
2. Primary Controls First ( control primer yang pertama )
3. Group Related Controls Together (kelompok kontrol yang terkait dengan fungsi yang
sama dikelompokkan bersama-sama)
4. Arrange for Sequential Operation ( menyusun untuk operasi percontohan)
5. Be Consistent
6. Dead-Man Control
7. Guard Against Accidental Activation ( menjaga terhadap pengaktifan yang kebetulan )
8. Pack Tightly But Do Not Crowd ( kemasan yang padat tetapi tidak berkerumun )
12
Karakteristik Control
Kode control
Tujuan dari pengokodean pada control adalah agar lebih mudah diidentifikasi dengan hasil
yang akurat dan operasi yang cepat. Kode control yang tepat juga dapat mengurangi waktu
latihan. 6 hal umum yang digunakan dalam metode pengkodean adalah label, warna, lokasi,
bentuk, ukuran dan tekstur.
Metode pengkodean yang termudah adalah pelabelan. Desain control operasi
minimumnya harus memiliki kriteria di bawah ini :
1. Fungsi pengontrolan
2. Posisi control
Warna
Warna yang digunakan harus spesisfik. Sekali menggunakan warna, maka warna
tersebut harus distandarkan. Mislanya, warna merah untuk kondisi darurat
Lokasi dari kode merujuk pada lokasi control. Ukuran, bentuk dan tekstur dari kode
membantu pengidentifikasian control tanpa perlu dilihat.
Jarak Control
Jarak dari control membantu meminimalkan aktivasi control secara tidak sengaja. Ini juga
merupakan hal yang dipertimbangkan dalam pengelompokan control-control dalam suatu
alat.
13
2. Locking(Penguncian)
3. Resistensi
Resistensi adalah fitur yang diinginkan dari control karena tingkat tertentu. Hal ini
membantu untuk mengatasi kemungkinan aktivasi yang disengaja.
a. Resistensi elastic
Resistensi elastis menawarkan lebih banyak kekuatan kontra sebagai pemindahan
control meningkat. Itu berlaku kekuatan untuk mengontrol posisi nol saat control
dilepaskan.
b. Gerakan resistensi
Dua elemen penyusun gesekan resistensi adalah statis dan gesekan geser.
Redaman Viskos Resistensi
Hal itu bervariasi secara langsung dengan control kecepatan dan tergantung
pada perpindahan atau percepatan.
Resistensi Inersia
Resistensi inersia bervariasi secara langsung dengan control percepatan. Hal
ini juga membantu operator untuk mengontrol pergerakan halus.
4. Lokasi
Memisahkan antara control yang penting dan kurang penting.
5. Recessing
Control dapat ditempatkan di permukaan tersembunyi untuk meminimalkan tonjolan
permukaan lainnya.
6. Orientasi
Untuk mengontrol arah gerakan yang memungkinkan sedemikian rupa sehingga
gerakan yang tidak disengaja paling mungkin terjadi ke arah itu.
14
Kesesuaian
Secara ergonomis hal ini merujuk pada hubungan antara stimuli dan respon dari manusia.
Sanders dan McCormick berpendapat bahwa tipe-tipe kesesuaian adalah :
1. Spasial kompatibilitas
Dua elemen utama dari kompatibilitas spasial berlaku untuk menampilkan dan
mengontrol perangkat dan kesamaan fisik penataan fisik di area kerja
3. Kompabilitas Konseptual
Kesesuaian jenis ini terkait dengan hubungan intrinsik antara item atau konsep.
Contohnya adalah tengkorak dan tulang bersilang yang menunjukkan bahaya, titik
nyala untuk meningkatkan unit pengisian lapangan, sinyal darurat berkabung, dan
sebuah pesawat di peta, yang menunjukkan sebuah bandara.
Display
Persoalan yang sering terjadi adalah display yang tidak mengkomunikasikan keadaan
secara langsung dan oleh karena itu kita perlu memikirkan bagaimana merancang suatu alat
yang bisa menerjemahkan informasi sehingga mudah dimengerti manusia. Display harus
dirancang dengan baik agar dapat menjalankan fungsinya untuk menyajikan informasi yang
diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.
15
Manusia memperoleh informasi dari lingkungannya baik secara langsung (melihat ke
jalan, mendengar bunyi) maupun secara tidak langsung. Pengindraan secara tidak langsung
tersebut merupakan tipe yang relevan dengan penggunaan display. Dalam hal ini manusia
menerima informasi yang tidak dapat dirasakan oleh mekanisme sensori. Contohnya,
temperatur gas dalam tangki. Mata dan telinga tidak dapat mendeteksi. Namun pertambahan
temperatur tersebut dapat dilihat pada display instrumen.
KonsepHuman Centered Design sangat kuat dalam pembuatan display dan poster
karena terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai penglihat dan pemaham isyarat.
Perancangan displayyang baik adalah apabila display tersebut dapat menyampaikan informasi
selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.
Kajian ilmu ergonomi menitikberatkan perancangan display pada interaksi antara
manusia dengan display, di mana fungsi utama display adalah untuk menyajikan informasi
dengan format yang jelas (tidak bias) yang dapat dideteksi dengan jelas oleh manusia.
16
Readability ditentukan setelah legibility. Legibility dari data adalah persyaratan
minimum yang harus dimiliki demi keefektifan display. Helander merumuskan beberapa
faktor lain mengenai readability pada display seperti relevansi, lokasi, pemilihan kata
maupun frase, kejelasan, kesederhanaan.
Display Kuantitatif
17
Display kuantitatif menampilkan informasi kuantitatif pada variabel yang berubah
atau pada variabel statis. Terdapat tiga jenis display kuantitatif yaitu :
1. Display digital
2. Skala berubah, indikator tetap
3. Indikator berubah, skala tetap
Grether dan Baker menyebutkan bahwa skala kurang efisien digunakan untuk
menampilkan informasi kuantitatif. Di lain sisi, untuk deviasi relatif dari nilai tertentu,
kombinasi penunjukan skala lebih baik jika digunakan. Sinclair, setelah menelaah literatur
menyimpulkan bahwa secara umum, display analog dengan penunjukan yang berubah dan
skala tetap jauh lebih baik dibanding display dengan penunjuk tetap dan skala yang berubah.
Desain Skala
Desain skala merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan. Desain skala itu sendiri
menyangkut desain penunjuk, progress angka, ukuran dan sebagainya.
1. Progress angka
Angka 1, 10 dan 5 merupakan angka-angka yang mudah untuk diingat. Menggunakan
angka desimal pada skala sama sekali tidak dianjurkan. Interval 4,3 dan 6 merupakan
progress angka yang buruk dan sama sekali tidak dianjurkan untuk digunakan.
2. Desain Penunjuk
Yang harus diperhatikan disini adalah jarak antara skala dan penunjuk. Penunjuk
harus memiliki sudut paling tidak 20o. Penggunaan warna yang seragam pada
penunjuk juga disarankan.
3. Tanda Skala
Biasanya, jika angka yang akan dita,pilkan sangat banyak penggunaan penunjuk tetap
dengan skala yang berpindah dapat dipertimbangkan. Tanda skala ini haruslah tertata
rapi dan tidak saling tumpang tindih.
4. Panjang Skala
Parameter ini ditentukan oleh kisaran dari variabel.
5. Ukuran Tanda Skala
Ukuran yang direkomendasikan oleh Figure adalah 71 cm (28 in)
18
D = Jarak pandang dalam cm (in)
K1 = Faktor koreksi dari penerangan dan kondisi
K2 = Faktor koreksi untuk tingkat kepentingan dari display
2. Orientasi Karakter
Orientasi huruf maupun angka harus dalam posisi yang tepat.
3. Rasio lebar/ tinggi karakter
Untuk angka perbandingannya adalah 3:5, sedangkan untuk huruf kapital
perbandingannya adalah antara 1:1 dan 3:5.
4. Rasio aturan lebar/tinggi.
Ini merupakan perbandingan ketebalan pada tinggi karakter. Untuk karakter yang
berwarna hitam pada latar putih rasio lebar / tinggi berkisar antara 1:6 hingga 1:8.
Berger menyarankan untuk karakter putih pada latar hitam, kisaranrasio lebar /
tingginya adalah 1:8 hingga 1:10.
Display Kualitatif
Biasanya variabel pada jenis display ini berubah-ubah. Contohnya adalah temperatur
pada mesin produksi. Operator hanya mengambil tindakan apabila temperatur menunjukkan
nilai tertentu. Contohnya, display menunjukkan 3 kondisi temperatur : dingin, hangat dan
panas. Jika hendak menggunakan display kualitatif, maka penggunaan penunjuk yang
berubah dengan skala tetap adalah yang terbaik.
Sekumpulan display kualitatif dikenal dengan sebutan status indikator. Unit-unit ini
memperlihatkan 2 status informasi yang harus diperhatikan pada sebuah sistem, mislanya
go/no go, on/off, working/idle dan normal/abnormal. Kondisi tersebut dapat saja
ditandai dengan lampu peringatan. Desain ergonomis dari suatu display haruslah dapat
menampilkan informasi yang mudah dipahami dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Display Simbolik
19
Simbol dapat saja merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan informasi
pada user. Keuntungan dari penggunaan simbol adalah mudah dipahami oleh orang-orang
dari berbagai negara. Simbol sangat populer digunakan untuk menyampaikan peringatan dan
dihunakan secara luas pada rambu-rambu lalu lintas maupun fasilitas publik.
Setiap simbol yang digunakan harus disetujui oleh ISO (International Standards
Organization) dan harus diujicobakan terlebih dahulu di 6 negara. Simbol adalah gambar-
gambar sederhana dari suatu object yang mengandung suatu maksud tertentu.
Speech Intelligibility
20
Saat ini, kebanyakan display auditori juga menyajikan output berupa suara untuk
memberi peringatan lebih pada operator. Speech intelligibility merupakan kemampuan untuk
menangkap suara peringatan yang dimaksud secara jelas dan benar.
Suara yang ditangkap sehari-hari memiliki spektrum antara 100 hingga 8000Hz.
Frekuensi vokal berkisar 800, 2200, 3000 dan 4200 Hz. Terdapat hubungan yang rumit antara
konsonan phoenemes dan pola spectrographic terkait.
Variabel-variabel terkait yang dapat dijadikan parameter untuk menrancang display
berupa suara ini adalah kesamaan dengan pesan yang hendak disampaikan, peningkatan rasio,
kemampuan didengar oleh kedua telinga, penggunaan kalimat yang mudah dimengerti.
Display Taktual
Display taktual digunakan untuk alat peringatan dan digunakan secara ekstensif oleh
tuna netra. Getaran mekanik, energi panas dan impuls elektrik dapat digunakan sebagai
bentuk display taktual. Jika menggunakan getaran mekanis maka amplitudo yang digunakan
berkisar antara 0.0004cm (0.00016 inchi). Tidak dianjurkan untuk menggunakan tekanan
yang kontinyu pada indra peraba. Voltage antara10 mA sampai 12 mA cukup dapat digunakan
untuk menarik perhatian tanpa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pekerja.
Menurut Galer (1989), Display dan Informasi yang disampaikan terbagi atas tiga tipe,
yaitu (1) Display Kualitatif, (2) Display Kuantitatif, dan (3) Display Representatif. Untuk
jenis Display Kualitatif merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk
data numerik. Contoh display kualitatif misalnya informasi atau tanda ON, OFF pada
generator, DINGIN, NORMAL, PANAS pada pembacaan temperatur, BELL dan BUZZER
untuk menunjukkan informasi kehadiran, lampu kelap-kelip dan sirine sebagai tanda
peringatan (Warning devices). Jenis Display Kuantitatif memperlihatkan informasi numerik
dan biasanya disajikan dalam bentuk Digital ataupun Analog untuk suatu Visual
Display. Untuk Display Representatif, biasanya berupa sebuah working model atau
mimic diagram dari suatu mesin. Salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan
kereta api.
21
3. Diurutkan dari yang terbaik; interval pada penunjuk skala yang paling memudahkan
pengguna adalah interval dalam satuan, interval sepuluh, dan interval lima
4. Diurutkan dari yang terburuk; interval pada penunjuk skala yang paling menyulitkan
pengguna adalah interval empat, interval tiga, dan interval enam
5. Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif
terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi
terang dan gelap. Dalam Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5
warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki
gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada
matanya.
6. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna
kuning dan biru (Galer, 1989). Sedangkan menurut Bridger,R.S (1995) terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan
display. Kelebihannya antara lain: memberi tanda untuk data-data yang spesifik,
informasi dapat lebih cepat diterima, dan dapat terlihat lebih natural. Sedangkan
kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display diantaranya: dapat
menyebabkan fatique, membingungkan dan mungkin dapat memberikan reaksi
yang salah, dan tidak bermanfaat bagi orang yang buta warna.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu/beberapa manusia dengan
beberapa/satu mesin dimana salah satu dengan yang lainnya akan saling
berinteraksi untuk menghasilkan output berdasarkan input yang diperoleh. Dan
yang dimaksud dengan mesin dalam hal tersebut yaitu mencakup semua objek
fisik seperti peralatan, perlengkapan fasilitas dan benda-benda. Dengan 3 (tiga)
macam kaitannya yang meliputi; Manual Man Machine System, Semi Automatic
Man-Machine System dan Automatic Man-Machine Sytem serta komponen-
kompennya yang meliputi komponen manusia, mesin dan lingkungan dalam
sistem kerjanya.
2. Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting dimana ergonomilah
yang memegang peranan penting di dalam hubungan tersebut. Interface tersebut
antara lain:
a. Display yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia
b. Kontrol, yang mana manusia dapat menyesuaikan respon dengan feedback
(timbal balik) yang di peroleh dari display tadi.
23
3. DAFTAR PUSTAKA
4.
24