Anda di halaman 1dari 78

10

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Teori Umum

2.1.1

Konsep Dasar Sistem


1. Definisi Sistem
Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian.
Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak
dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai.
Ada beberapa definisi sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:
Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1),
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.
Menurut Sutabri (2012:22), Secara sederhananya, suatu sistem
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur
dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi
dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu.
Menurut Hartono (2013:9), Sistem yang berarti himpunan dari
berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara
teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan.

11
Menurut Taufiq (2013:2), Sistem adalah suatu kumpulan pada
sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling
terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:20), Sistem memiliki karakteristik atau
sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan
sebagai suatu sistem. Adapun dari karakteristik yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Komponen Sistem (Components)
Sistem terdiri dari sejumlah komponen dan saling berinteraksi,
artinya dengan saling bekerja-sama untuk membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem.
Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Sistem dapat memiliki sistem lebih besar atau disebut supra sistem.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup pada sistem merupakan daerah yang membatasi
diantara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau sistem dalam
lingkungan luarnya. Batasan sistem ini, memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

Bentuk apapun yang ada di luar batasan sistem (ruang lingkup)


yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat
bersifat merugikan sistem itu. Dengan demikian, lingkungan luar itu

12
harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang merugikan harus
dikendalikan supaya tidak mengganggu kalangsungan hidup sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya,


disebut dengan penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang
lain. Bentuk pada keluaran dari satu subsistem akan menjadi inputan
untuk subsistem lain melalui penghubung sistem. Dengan demikian,
dapat terjadi sebuah integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)

Energi dimasukan ke dalam sistem dapat berupa pemeliharaan


(maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, dalam sebuah
unit pada sistem komputer, program adalah maintenance input yang
digunakan ketika akan mengoperasikan suatu komputernya dan data
merupakan signal input yang diolah untuk dijadikan suatu informasi.
f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran


yang berguna. Keluaran ini merupakan suatu inputan bagi subsistem
yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah sebuah
informasi. Informasi ini nanti akan digunakan sebagai inputan untuk
pengambilan keputusan (hal yang menjadi input bagi subsitem lain).
g. Pengolahan Sistem (Process)

Sistem dapat mempunyai sebuah proses yang dapat mengubah


masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh adalah sistem akuntansi.

13
Kemudian dari sistem ini, akan mengolah dalam suatu data transaksi
menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan kepada pihak manajemen.
h. Sasaran Sistem (Objective)

Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti dan bersifat


deterministic. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan atau sasaran
yang pasti maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang sudah direncanakan.

Sumber: Sutabri (2012:22)


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem
Menurut Taufiq (2013:8), sebuah sistem dapat diklasifikasikan
dengan beberapa sudut pandang yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Dilihat dari bentuknya, sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu
sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sebuah sistem
yang tidak dapat dipegang dan dilihat, yang biasa disebut prosedur.
Contoh pada sistem abstrak yaitu pembayaran keuangan mahasiswa,
sistem akademik, sistem perusahaan, belajar-mengajar dan lain-lain.

14
Sistem fisik adalah sebuah sistem yang dapat dilihat dan dapat
dipegang oleh panca indera manusia. Contoh dari sistem fisik adalah
sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem dalam
perguruan tinggi, sistem dari suatu mesin untuk kendaraan bermotor,
sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin di perusahaan dan lain-lain.
Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik
memiliki fungsi yang penting. Sistem abstrak bekerja penting dalam
mengelola proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna untuk
sistem lain agar bisa berjalan secara optimal. Sedangkan sistem fisik
berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang
digunakan untuk mendukung proses yang ada pada suatu organisasi.
b. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan
Sistem dapat dipastikan adalah suatu sistem yang input, proses
dan outputnya telah ditentukan sejak awalnya. Sudah dideskripsikan
dengan jelas apa inputannya, bagaimana cara prosesnya dan harapan
pada outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan
atau biasanya disebut sistem probabilistik adalah sistem yang belum
dapat didefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau
semua atau ketiga-tiganya yang belum dapat terdefinisi dengan jelas.
c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup dan sistem terbuka yang akan membedakannya
adalah adakah faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak,
jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar maka bisa disebut
sistem tertutup namun jika ada pengaruh luar disebut sistem terbuka.
1. Sistem Tertutup
Input

Prose

s
Sumber: Taufiq (2013:9)

Output

15
Gambar 2.2 Sistem Tertutup
2. Sistem Terbuka
Input Diketahui

Input Tidak Diketahui

Input Gangguan

Proses

Output

Sumber: Taufiq (2013:9)

Gambar 2.3 Sistem Terbuka


d. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
Sistem Manusia dan Sistem Mesin merupakan suatu klasifikasi
sistem jika dipandang pada pelakunya. Dengan zaman yang semakin
global dan segalanya serba maju ini, tidak seluruh sistem dikerjakan
oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung
daripada kebutuhan dan penggunaanya sendiri dalam suatu aktivitas.
Sistem Manusia yaitu sistem yang prosedur-prosedur kerjanya
hanya dilakukan antara manusia. Misalnya: pelaku sistem organisasi,
sistem akademik yang masih manual, transaksi jual-beli dalam pasar
tradisional, berkomunikasi dengan menggunakan surat, dan lain-lain.
Adapun Sistem Mesin adalah suatu sistem yang dalam proses
kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh: sistem motor, sistem
mobil, sistem komputer, sistem dengan mesin industri, dan lain-lain.
e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi
menjadi 2, terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem
sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan
komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks
yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari

16
sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada
sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.
f. Sistem Dapat Beradaptasi dan Sistem Tidak Dapat Beradaptasi
Sistem yang bisa berdaptasi dengan lingkungannya merupakan
suatu sistem mampu untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan.
Sedangkan, dalam sistem yang tidak beradaptasi dengan lingkungan
merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan menyesuaikan
untuk beradaptasi ketika terjadi suatu perubahan dengan lingkungan.
g. Sistem Alamiah Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Buatan Tuhan merupakan sistem yang dapat dipastikan
sudah sempurna yang tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem
ini. Misalnya: sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain
sebagainya. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebuah sistem
yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan hidup.
Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada
tadi juga bisa berubah. Sering juga disebut human machine system.
h. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi
dari suatu sistem jika dilihat dalam pemakaiannya. Sistem sementara
merupakan sebuah sistem yang akan dibangun dan digunakan untuk
sementara waktu. Sebagai contoh: sistem dalam pemilihan presiden,
setelah proses pemilihan presiden sistem tidak dipakai lagi. sehingga
pada pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan telah dibuatkan
sistem untuk pemilihan presiden baru. Sebaliknya sistem selamanya

17
merupakan sistem yang dipakai dan untuk jangka yang panjang atau
dipakai selamanya, contoh sistem pencernaan atau sistem lalu lintas.
4. Tujuan Sistem
Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem adalah sebagai sasaran
atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi
atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat
minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya.
Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala
sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas
akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.
Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki
tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan
memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan
demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai
dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.
5. Daur Hidup Sistem
Menurut Sutabri (2012:27), Siklus hidup sistem adalah proses
evolusioner yang juga diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer.
Berikut ini adalah fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem, yaitu:
a. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya itu terjadi, muncul suatu kebutuhan
yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil dari
pengembangan organisasi dan volume yang bertambah atau melebihi
batas dari kapasitas sistem yang ada. Pada suatu kebutuhan ini harus

18
dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya suatu kejelasan pada
kebutuhan sistem yang ada, maka pembangunan sebuah sistem dapat
kehilangan arah dan efektifitasnya dapat berdampak bagi organisasi.
b. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau suatu perangkat prosedur yang harus diikuti
untuk menganalisa kebutuhan yang muncul dan membangun sebuah
sistem sebagian ataupun semuanya agar dapat memenuhi kebutuhan.
c. Pemasangan sistem
Setalah dengan tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan
dioperasikan. Pemasangan sistem adalah sebagai tahap yang penting
dalam daur hidup suatu sistem. Di dalam peralihan dari sebuah tahap
pembangunan menuju tingkat operasional, terjadi pemasangan suatu
sistem yang sebenarnya merupakan sebuah langkah akhir dari suatu
pembangunan sebuah sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik.
d. Pengoperasian Sistem
Program-program dari computer dan prosedur-prosedur dalam
pengoperasian yang membentuk sebuah sistem informasi seluruhnya
bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang pada sistem informasi
tadi. Ia selalu akan mengalami perubahan-perubahan tersebut karena
pertumbuhan pada sebuah kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan
kebijaksanaan ataupun untuk kemajuan teknologi. Dalam perubahan,
sistem perlu diperbaiki dan diperbaharui agar teknologi berkembang.
e. Sistem Menjadi Usang
Kadang perubahan yang terjadi amat drastis hingga tidak dapat
diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebuah sistem
yang berjalan. Tiba saatnya secara ekonomis dan teknik pada sistem
yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang
baru harus dibangun untuk mengganti suatu sistem yang tidak layak.

19

Mengenali adanya
kebutuhan

Pembangunan
SISTEM

SISTEM menjadi
usang

Sumber: Sutabri (2012:29)


Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem
2.1.2

Konsep Dasar Analisa Sistem


Pemasangan
1. Definisi Analisa
Sistem
SISTEM

Pengoperasian
SISTEM

Menurut Taufiq (2013:156), Analisis Sistem merupakan suatu


kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau pada sistem yang
sudah komputerisasi secara keseluruhan dengan mulai dari menganalisa
sistem, menganalisa suatu permasalahan, desain logic, dan memberikan
keputusan pada hasil analisa permasalahan untuk mencari jalan keluar.
Menurut Rosa (2013:18), Analisis Sistem adalah suatu bentuk
kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat pada bagian
mana yang bagus dan tidak bagus, serta kemudian mendokumentasikan
kebutuhan yang akan memenuhi untuk perancangan sistem yang baru.
Dengan kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, analisis
sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi untuk sistem baru.

2. Langkah-langkah Analisis Sistem


Menurut Taufiq (2013:159), untuk menganalisis sebuah sistem,
supaya hasil analisis dapat lebih maksimal maka langkah-langkah yang
dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil

20
analisa yang satu dengan hasil analisa yang lainnya. Dalam suatu tujuan
hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokkan sesuai dengan
langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah untuk dipelajari atau
dikembangkan terus ke dalam rancang bangun sistem informasi. Tahap
Definisi
analisis
dipakai setelah perancangan sistem dan sebelum desain sistem.
Lingkup

L
Analisa
Beberapa urutan langkah yang digunakan dalam analisa
sistem
i
Ketentuan
Analisa
Analisa
n
Masalah
Desain L. Jeffery (2004).
Syarat
yang digambarkan
sebagai berikut:
Menurut Whitten
g
M
e
K Logic
e
k
a
L
p
b
u
s
o
u
ut
p
a
g
t
u
\
l
i
u
h
Sumber:
Taufiq
(2013:160)
\
a
c
s
a
n
\
h
a
Gambar 2.6 Langkah Analisis Sistem
\
n
\
\ Lingkup
1. Definisi
Definisi Lingkup (Scope Definition) adalah langkah pertama
proses pengembangan sistem. Pada metodologi-metodologi lainnya,
hal ini disebut Fase Pemeriksaan (Preliminary Investigation Phase),
Fase Study (Initial Study Phase), Fase Survey (Survey Phase), dalam
Fase Perencanaan (Planning Phase), Komunikasi (Communication),
dan inisiasi suatu proyek ataupun pengumpulan terhadap kebutuhan.
2. Analisis Masalah
Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman,
kesempatan dan juga perintah lebih mendalam yang memicu proyek.
Analisis masalah menjawab pertanyaan, Apakah dari suatu masalah
tersebut layak untuk dipecahkan! dan Apakah sistem baru mampu
layak untuk dibangun?. Dalam metodologi lainnya langkah analisis

21
masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini,
langkah penyelidikan secara terinci, atau langkah analisis kelayakan.
Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami
dalam bidang masalah yang cukup baik untuk menganalisis masalah,
memahami kerja sistem, identifikasi masalah dan membuat laporan.
3. Analisis Persyaratan
Beberapa analisis yang belum pengalaman membuat sebuah
kefatalan sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini
yaitu mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya pada solusi
teknis. Salah satu kesalahan yang terjadi dari dalam sistem informasi
terbaru ditujukan dari suatu pernyataan, Memastikan sistem bekerja
dan secara teknis mengesankan, tetapi ia harus tidak melakukan apa
yang kita inginkan untuk dilakukan dalam sistem. Langkah analisis
persyaratan menentukan persyaratan bisnis dengan suatu sitem baru.
4. Desain Logic
Tidak semua proyek melingkupi pengembang model-driven,
tetapi kebanyakan inputan beberapa pemodelan sistem. Desain logic
lebih lanjut mendokumentasi suatu persyaratan bisnis menggunakan
model sistem yang menggambarkan dari struktur data, proses bisnis,
pada aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain
logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
5. Analisa Keputusan
Dari adanya persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan
bagaimana sistem baru termasuk altenatif berbasis komputer mampu
diterapkan dengan teknologi. Maksud analisa keputusan: mengenali
solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat, merekomendasi dalam

22
sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan.
Peluang muncul ketika ada seseorang telah mendapat visi pada suatu
solusi teknik. Tetapi, selalu ada solusi alternatif untuk solusi terbaik.
2.1.3

Konsep Dasar Perancangan Sistem


1. Definisi Perancangan Sistem
Menurut Verzello/John Reuter III, dengan mengutip pada buku
Darmawan (2013:227), Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah
analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian
daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang
bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan
untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut.
Menurut Al-Jufri (2011:141), Perancangan Sistem merupakan
penentuan dari proses dan data yang dibutuhkan terhadap sistem baru.
Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT
(2011:197), sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System
Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain.
2. Tujuan Perancangan Sistem
Menurut Darmawan (2013:228), Tahapan perancangan ataupun
desain sistem terdapat 2 tujuan utama yang dapat dijelaskan berikut ini:
1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
2. Dengan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap pada suatu pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang
terlihat (lebih condong dalam sebuah desain sistem yang terperinci).
Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau
desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang
jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer.

23
Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini,
seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:
1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah
digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan
metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi
pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas
yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain.
4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun
yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi
meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode,
prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices)
dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.
Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat
memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.
Ada tiga kategori perancangan atau desain sistem yaitu:
1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)
Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung
satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan,
dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat.
Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.
3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem
Menurut Al Jufri (2011:141) Langkah-langkah ditahap rancangan yaitu:

24
a. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
Seorang analis harus saling bekerja-sama dengan pemakai dan
mendokumentasi dalam rancangan sistem baru dengan alat-alat yang
dijelaskan di dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis
untuk mempersiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan
gambaran besar dan secara bertahap menunjuk ke arah lebih terrinci.
Pendekatan top down ini, merupakan ciri pada rancangan terstruktur
(structured design) adalah rancang bergerak dari sistem ke subsitem.
b. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan model dan merek
komputer yang dapat menyelesaikan pemrosesan untuk hasil terbaik.
c. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis bekerja-sama terhadap manager mengevaluasi berbagai
Komite Pengarah
SIMAlternatif yang
Manager
Analisa
Sistem
alternatif.
dipilih adalah yang paling
memungkinkan

subsistem memenuhi kriteria kinerjanya dari suatu kendala yang ada.


d. Memilih Konfigurasi Terbaik
MENYIAPKAN
Analis mengevaluasi seluruh konfigurasi
dalam subsistem dan
menyesuaikan peralatan sehingga membuat satu

RANCANGAN
RANCANGAN
SISTEM
INFOMRASI
konfigurasi
INFOMRASI

tunggal.

analis merekomendasi pada manajer. Setelah selesai


diakhiri di MIS.
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI
ALTERNATIF
e. Menyiapkan Usulan Penerapan
KONFIGURASI
KONFIGURASI
Analis menyiapakan usulan proposal dengan
mengikhtisarkan
SISTEM
tugas yang harus dikerjakan, keuntungan yang diinginkan dan biaya.
f. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Keputusan untuk terus bagi tahap penerapan
sangatlah penting,
3. MENGEVALUASI
3.

karena dari usaha ini akan meningkatkan

MENGEVALUASI
ALTERNATIF
KONFIGURASI
jumlah KONFIGURASI
orang yang terlibat.
SISTEM

Keuntungan sistem diharapkan melebihi biaya, maka akan disetujui.


4.
4.

MEMILIH
MEMILIH
KONFIGURASI
TERBAIK
TERBAIK

5.

MENYIAPKAN
USULAN
USULAN
PERSIAPAN

MENGATUR

6. Menyetujui/Menolak Penerapan Sistem

25

Sumber : Al Jufri (2011:141)


Gambar 2.5 Diagram Tahap Perancangan
2.1.4

Konsep Dasar Informasi


1. Definisi Informasi
Menurut Darmawan (2012:2), Informasi adalah sejumlah data
yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam
rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan
kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya.
Menurut Taufiq (2013:15), Informasi adalah sebuah data-data
diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.
Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan
informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya,
sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.
2. Klasifikasi Informasi
Menurut Sutabri (2012:34), informasi yang terdapat dari dalam
suatu menejemen, dapat diklasifikasikan secara umum, sebagai berikut:
a) Informasi Berdasarkan Persyaratan

26
Suatu informasi itu, harus memenuhi persyaratan sebagaimana
yang dibutuhkan untuk seorang manajer dalam rangka pengambilan
keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu,
informasi manajemen akan diklasifikasi menjadi lebih spesifik yaitu:
1) Informasi Yang Tepat Waktu
Suatu informasi yang akan datang kepada manajer sebelum
sebuah keputusan dapat diambil sebab seperti sudah diterangkan
dimuka, informasi merupakan bahan dari pengambilan keputusan.
2) Informasi Yang Relevan
Suatu informasi yang disampaikan seorang manajer kepada
bawahannya haruslah secara relevan, yakni ada kaitannya dengan
kepentingan kepada pihak penerima. Sehingga informasi tersebut
akan mendapatkan perhatian dan bermanfaat dari pihak penerima.
3) Informasi Yang Bernilai
Informasi yang berguna di dalam pengambilan sebuah keputusan.
4) Informasi yang dapat dipercaya
Suatu informasi seharusnya dapat dipercaya dalam manajemen
hal ini sangat penting karena menyangkut citra sebuah organisasi,
terlebih untuk organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak
dalam persaingan bisnis. Hal ini menentukan tingkat manajemen.
b) Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi
2 (dua) macam, informasi tersebut dapat dijabarkan, sebagai berikut:
1) Informasi masa lalu
Informasi jenis ini adalah tentang peristiwa masa lampau yang
meskipun begitu jarang digunakan, namun penyimpanannya pada
data strorage yang pengaturan perlu disusun secara rapih, teratur.
2) Informasi masa kini
Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna untuk informasi
masa kini yaitu informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi
masa sekarang atau biasanya yang sering disebut current event.

27
c) Informasi Berdasarkan Sasaran
Informasi berdasarkan sasaran merupakan informasi yang akan
ditunjukkan kepada seorang atau kepada kelompok orang, baik yang
terdapat di dalam organisasi atau di luar organisasi. Informasi dalam
jenis ini diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain adalah:
1) Informasi individual
Informasi ditunjukkan kepada seseorang yang memiliki fungsi
sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambilan
keputusan (decision maker) atau biasanya kepada seseorang yang
diinginkan dari padanya tanggapan atas informasi yang diperoleh.
Informasi jenis ini disampaikan dengan tatap muka (face-to-face).
2) Informasi komunitas
Informasi komunitas yaitu informasi yang ditunjukkan kepada
khalayak di luar organisasi, bagi kelompok tertentu dimasyarakat.

3. Nilai dan Kualitas Informasi


Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua
hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi
dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan
di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa
kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi
pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena
mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.
Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan
keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai
efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan

28
dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi
yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Mudah Diperoleh
Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1
menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna
atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.
b) Luas dan Lengkap
Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak
hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya.
Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.
c) Ketelitian
Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi.
Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya
terjadi dua jenis kesalahan, kesalahan pencatatan dan perhitungan.
d) Kecocokan
Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam
hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi.
Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya.
Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.
e) Ketepatan Waktu
Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang
ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan
keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek
ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan
yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung
kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang
inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.
f) Kejelasan

29
Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas
untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas
itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan
dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat
diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi
dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
g) Keluwesan
Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran
informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga
dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur,
tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
h) Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna
atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan
sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.
i) Tidak Ada Prasangka
Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur
opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan
dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan
guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
j) Dapat Diukur
Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak
kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu
informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format,
hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.
4. Komponen-Komponen Informasi
Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa dikatakan
bermanfaat, dan mampu memberikan pemahaman terhadap orang yang
menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung

30
salah satu komponen dasar. Apabila dianalisis berdasarkan pendekatan
information system pada dasarnya, terdapat sekitar enam komponen.
Adapun enam komponen-komponen atau jenis-jenis informasi tersebut
dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
a) Root of Information, adalah komponen akar bagian dalam informasi
yang berada pada tahapan awal keluaran sebagai proses pengolahan
data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah
informasi yang disampaikan oleh pihak pertama, yang artinya suatu
proses untuk pengolahan data disampaikan oleh orang yang pertama.
b) Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam sebuah
informasi, yaitu jenis dari informasi yang disajikan dan memerlukan
informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi diawal mudah
dipahami. Contohnya: ketika sedang membaca headline pada sebuah
surat kabar maka untuk mampu memahami lebih jauh tentunya harus
membaca informasi berikutnya sehingga tujuan pada suatu informasi
bisa secara utuh dipahami dan tersampaikan secara jelas di headline.
c) Branch of Information, merupakan komponen informasi yang dapat
dipahami jika informasi sebelumnya telah dimengerti dan dipahami.
Sebagai contohnya yaitu: informasi yang merupakan penjelasan kata
kunci (keyword) yang telah dituliskan sebelumnya, dalam suatu ilmu
eksakta seperti matematika yang pada bentuknya adalah hasil sebuah
uraian langkah penyelesaian soal dengan disertai rumus-rumus yang
panjang, misalnya dengan berupa petunjuk-petunjuk lanjutan dalam
mengerjakan sesuatu atau ketika sedang membaca indeks pada buku.
d) Stick of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dikatakan
lebih sederhana dari cabang informasi, umumnya suatu informasi ini

31
merupakan informasi berisi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya
bersifat melengkapi (supplement) dari suatu informasi yang lainnya.
Contohnya: informasi yang tampil ketika seseorang itu telah mampu
mengambil kebijakan atau keputusan dalam menyelesaikan masalah
atau dalam proses kegiatan. Maka untuk dapat menyempurnakannya,
harus memperoleh informasi-informasi untuk pengembangan dengan
keterampilan yang telah dimiliki guna melengkapi sebuah informasi.
e) Bud of Information, yaitu komponen informasi dengan sifatnya yang
semi mikro, tetapi keberadaannya sangat berpengaruh sehingga pada
masa mendatang dalam jangka waktu yang ke depan suatu informasi
ini akan dapat berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna
informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya adalah
yang termasuk pada informasi yang ini yaitu informasi tentang masa
depan, sebagai contohnya yaitu bakat dan minat, cikal bakal, prestasi
seseorang, serta harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
f) Leaf of Information, yaitu komponen informasi dengan menjelaskan
suatu informasi pelindung dan menjelaskan lebih pada suatu kondisi
dan situasi ketika sebuah informasi itu datang dan muncul. Biasanya
informasi ini berkaitan dengan informasi terhadap kebutuhan pokok,
informasi yang akan mengabarkan mengenai cuaca, musim, gerhana,
suatu gempa, di mana kehadirannya akan segera datang atau muncul.
Keenam komponen ini sekaligus merupakan syarat sehingga
suatu informasi akan menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan datanya
yang valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya mampu dipercaya,
mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari
pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring pada perkembangan

32
zaman sebagai alat pendukung suatu proses pengambilan keputusan
apabila diperlukan. Untuk memahami informasi, tentulah tidak dapat
dipisahkan dari apa yang namanya data. Oleh karena itu, untuk dapat
memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut
tentang data, klasifikasi dan pengolahan yang membentuk informasi.
2.1.5

Konsep Dasar Data


1. Definisi Data
Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (Yakub, 2012:5),
Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian.
data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai.
Menurut Kumorotomo (2010:11), Data yaitu suatu fakta yang
tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa
ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan.
Menurut Sutabri (2012:72), Data merupakan suatu kenyataan
yang menggambarkan runtutan dari kejadian dan kesatuan yang nyata.
Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa data
yaitu suatu fakta dari bentuk yang mentah dan harus diolah lebih lanjut.

2. Klasifikasi Data
Menurut Sutabri (2012:12), beberapa data itu dapat diklasifikasi
berdasarkan jenis, sifat, sumber. Dengan penjelasan dari klasifikasi data
yang disebutkan menurut jenis, sifat, sumber akan diuraikan berikut ini:
1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data, yaitu:

33
a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil dari

penghitungan atau jumlah tertentu. Pada dasarnya, dari klasifikasi


termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
b. Data Ukur (Measurement Data) yaitu data yang menunjukan dari

ukuran tentang nilai sesuatu. Seperti sebuah angka yang ditujukan


alat barometer atau termometer itu yaitu hasil proses pengukuran.
1. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data, yaitu:
a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data yang berisi suatu
penggolongan yang mempunyai hubungan terhadap penjumlahan.
b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data yang berisi sebuah
penggolongan yang dalam hubungannya mempunyai kualitas atau
sifat tertentu. Penggolongan fakultas-fakultas terhadap universitas
negeri menjadi exacta dan fakultas non-exacta merupakan sebuah
pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan fakultas pada sistem.
2. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data, yaitu:
1) Data Internal (Internal Data)
Data internal adalah data yang orisinal, yang artinya data
itu sebagai hasil observasi yang dilakukan, bukan data hasil karya
observasi dari orang lain. Misalnya: data pegawai, data keuangan.
2) Data Eksternal (External Data)
Data eksternal merupakan data hasil observasi orang lain.
Seseorang dapat menggunakan data sebagai keperluan, walaupun
data itu hasil kerja orang lain. Data ekstertnal dibagi 2 jenis yaitu:
a) Data Eksternal Primer (Primary External Data)
Data eksternal primer adalah data dengan bentuk ucapan
lisan atau tulisan dari orang yang melakukan sebuah observasi.
b) Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data)

34
Data eksternal sekunder adalah data yang akan diperoleh
bukan dari orang lain untuk melakukan sebuah observasi tetapi
melalui seseorang, conoh: penggunaan produk oleh konsumen.
3. Pengolahan Data
Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan, berikut ini:
1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan
(Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance).
Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file.
File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya.
Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu
dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.
Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari
dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:
a. File Induk (Master File)

Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan
digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.
b. File Transaksi (Detail File)

Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang


kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.
2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal
pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan.
Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam
berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai
sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui

35
perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan
kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data
(data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.
4. Bentuk Data
Menurut Yakub (2012:5), data dibentuk dengan 5 aspek berikut, yaitu:
1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.
2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.
3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.
4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.
.
5. Hirarki Data
Menurut Yakub (2012:6), Hirarki data dapat dibagi dalam level berikut:
a) Elemen Data
Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat
dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen
data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.
b) Record
Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling
terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.
c) File
File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang
atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan.
Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi.

36
Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak
akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data
dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data
sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.
2.1.6

Konsep Dasar Sistem Informasi


1. Definisi Sistem Informasi
Ada berbagai versi definisi dalam sistem informasi berdasarkan
kutipan buku dari para ahli yang dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
1) Menurut Sutarman (2012:13), Sistem informasi adalah sistem yang
akan didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisa dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.
Seperti sistem yang lain, pada dasarnya sistem informasi mempunyai
sebuah input (data, instruksi) dan sebuah output (laporan, kalkulasi).
2) Menurut Sutabri (2012:46), Sistem informasi didefinisikan sebagai
sistem yang berada dalam suatu organisasi dengan mempertemukan
kebutuhan pada pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari sebuah organisasi kepada pihak-pihak tertentu atau yang berada
di luar dengan suatu laporan-laporan yang dibutuhkan dalam sistem.
Berdasarkan dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,
dapat ditarikkan kesimpulan bahwa Sistem informasi merupakan suatu
kumpulan dari sumber daya manusia atau sebuah alat-alat yang terpadu
serta modal secara bertanggung jawab dengan mengumpulkan data dan
mengolah data demi menghasilkan sebuah informasi yang berguna bagi

37
seluruh tingkat operasi untuk suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pekerjaan, pengendalian, pengambilan keputusan pada suatu organisasi
dengan tujuan pengembangan untuk mengganti sistem yang telah lama.
Guna untuk mencapai sebuah sasaran dan juga tujuan yang diharapkan.
2. Komponen Sistem Informasi
Tata Sutabri (2012:47), yang mengemukakan pengertian bahwa
Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen yang disebut
dengan Blok Bangunan (Building Block), temasuk pada Blok Masukan,
Blok Model, Blok Keluaran, Blok Kendali, Blok Basis Data, serta Blok
Teknologi. Sebagai suatu sistem, pada keenam blok bangunan tersebut
masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya dalam membentuk
suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Blok bangunan itu terdiri dari:
1. Blok Masukan (Input Block)
Blok ini mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode-metode dan media dengan menangkap
data yang akan dimasukkan, yang berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok Masukan ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika serta
model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di dalam basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan. Misalnya yaitu: CPU.
3. Blok Keluaran (Output Block)

38
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna terhadap
semua tingkatan manajemen serta dari semua pemakai (user) sistem.
4. Blok Kendali (Controls Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang akan merusak sistem dapat dicegah.
5. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, dan menjalankan
sebuah model, menyimpan, mengakses, menghasilkan, mengirimkan
keluaran dan membantu pengendalian dari keseluruhan sistem. Blok
teknologi meliputi pada suatu teknisi (Humanware atau Brainware),
sebuah perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).
6. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (Database) adalah suatu kumpulan dalam data yang
saling berhubungan diantara satu dengan yang lain, tersimpan dalam
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak dalam
memanipulasinya. Data disimpan dan diorganisasikan agar informasi
berkualitas. Basis data diakses atau dimanipulasikan pada perangkat
lunak yang umum disebut DBMS (Database Management Systems).

3. Klasifikasi Sistem Informasi


Berikut ini yaitu klasifikasi pada sistem informasi (Tata Sutabri, 2012):
1) Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
Dikelompokan menjadi level operasional, fungsional dan manajerial.

39
2) Sistem Informasi Berdasarkan Aktifitas Manajemen
Yang dikelompokan dalam sistem informasi perbankan, sistem
informasi akademik, sistem informasi asuransi dan sistem kesehatan.
3) Sistem Informasi Berdasarkan Fungsionalitas Bisnis
Dikelompokan menjadi sistem informasi akuntansi, keuangan,
manufaktur, pemasaran, SDM (sumber daya manusia) dan lain-lain.
4. Tujuan Sistem Informasi
Tujuan dari sistem informasi yaitu untuk menghasilkan informasi
(Information) dari bentuk data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang
berguna dari seorang user atau pemakainya. (Jogiyanto H.M., 2010:13)
1. Kegunaan (Usefulness)
Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, dan relevan
untuk pengambilan keputusan dan personil operasi dalam organisasi.
2. Ekonomi (Ekonomi)
Semua bagian dari komponen sistem harus dapat menyumbang
suatu nilai manfaat, setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
3. Pelayanan Langanan (Customer Service)
Sistem haruslah menyajikan pelayanan dengan baik dan ramah
kepada pelanggannya. Sehingga dari sistem diminati oleh pelanggan.
4. Keandalan (Reakibility)
Keluaran sistem haruslah mempunyai tingkatan ketelitian yang
tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi dengan efektif.
5. Kesederhanaan (Simplicity)

40
Sistem harus dibuat dengan sederhana sehingga terstruktur dan
operasinya dapat secara mudah dimengerti dan proses mudah diikuti.
6. Fleksibilitas (Fleksibility)
Sistem harus cukup fleksibel dalam menangani atau mengatasi
sebuah perubahan-perubahan yang terjadi. Kepentingan dapat cukup
beralasan dengan kondisi dimana suatu sistem beroperasi atau sesuai
dengan kebutuhannya yang harus diwajibkan untuk suatu organisasi.
2.1.7

Konsep Dasar Monitoring


1. Definisi Monitoring
Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan
rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan
memantau sebuah perubahan proses dan output project (Khana: 2013).
Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada
suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi.
(Nikolaos Bourbakis, Kosntantina S. Nikita, Ming Yang: 2013. Vol 1).
Berdasarkan

dari

kutipan

di

atas,

dapat

disimpulkan

monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan


suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi
sumber daya.
Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:
a. Menetapkan Standar Pelaksanaan
b. Pengukuran Pelaksanaan
c. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

41
2. Fungsi Monitoring
2. Fungsi Monitoring
a. Ketaatan (Compliance) monitoring menentukan apakah tindakan
administrator, staf, dan semua mengikuti standar yang ditetapkan.
b. Pemeriksaan (Auditing) monitoring menetapkan bahwa pelayanan
diperuntungkan bagi pihak tertentu telah mencapai target mereka.
c. Laporan (Accounting) menghitung sebuah hasil perubahan sosial.
d. Penjelasan (Explanation) yang membantu memberikan informasi.
2.1.8

Konsep Dasar Keamanan


2. Definisi Keamanan
Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196) Tujuan dari
Pengamanan sistem informasi adalah untuk meyakinkan integritas, atau
kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan
meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan
terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.
Perusahaan harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan
memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan
level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat
apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan
informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability).
Dapat disimpulkan bahwa keamanan informasi adalah upaya
untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir.
Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin

42
sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi,
mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).

3. Klasifikasi Keamanan
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem
informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa,
yang dikutip di dalam sebuah buku Sutabi (2012:198), Informasi dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan.
1. Sangat Rahasia (Top Secret)
Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak
sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi
bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana
organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan
yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.
2. Konfidensial (Confidential)
Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan
privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi
jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta
informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi
marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.
3. Restricted
Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan
menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi

43
bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan.
peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.
4. Internal Use
Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan
untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.
5. Public
Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur
yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements,
internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.

46
2.1.9

Konsep Dasar Pengontrolan


Pengontrolan didefinisikan sebagai keseluruhan dari proses kegiatan
penilaian terhadap obyek kontrol ataupun untuk kegiatan tertentu dengan
tujuan memastikan apakah suatu pelaksanaan tugas dan juga fungsi obyek
dalam kontrol kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan.

1. Definisi Pengontrolan
Menurut Erinofiardi (2012:261), suatu system control berjalan
otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses
tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis).
Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan
berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses
mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan.
Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli
perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem
pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak
menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai
disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali
modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian
menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.
Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik,
yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System)
dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

47
2. Jenis-Jenis Pengontrolan
a. Sistem Kontrol Loop Terbuka
Menurut Erinofiardi (2012:261), Sistem kontrol loop terbuka
adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak
mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini,
nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka


Sumber: Jurnal Erinofiardi tahun 2012 halaman 261

Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem


tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki
keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen
pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.
b. Sistem Kontrol Loop Tertutup
Menurut Erinofiardi (2012:261) Sistem kontrol loop tertutup
adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki
pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan
dilakukan. Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah
ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal
keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya,
dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan
serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.8 Pengendalian Loop Tertutup


(Sumber: Jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 262)

48
Gambar diatas, menyatakan hubungan antara masukan dengan
keluaran dalam sebuah loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah
dibandingkan dengan suatu sinyal umpan balik menghasilkan sebuah
sinyal selisih atau sinyal kesalahan dan untuk selanjutnya akan dapat
dikirimkan ke dalam sebuah elemen pengendali yang nantinya dapat
menciptakan suatu sinyal keluaran dan dikirimkan ke alat terkendali.

2.1.10 Konsep Dasar Otomatis


1. Definisi Otomatis
Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di
kutip pada sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3),
mengatakan bahwa Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat
dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis.
Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol.
2 (2013:17), Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol
operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.
2.1.11 Konsep Dasar Elisitasi
1. Definisi Elisitasi
Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan
(2012:66), Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang
ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui
komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem.

49
Menurut Guritno, dan dkk (2011:302), Elisitasi adalah sebuah
rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh
pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan
bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan
pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi
Menurut pendapat Guritno Suryo, Sudaryono Untung Rahardja
(2011:302), elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:
1. Elisitasi Tahap I
Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang
diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
2. Elisitasi Tahap II
Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi
dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan
memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru
dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI:
a. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting).
Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak
boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru.
b. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting).
Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan.
Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan
sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna.
c. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem)
Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang
dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.
3. Elisitasi Tahap III

50
Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap
II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I
dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu
diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:
a. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata
cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?
b. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana
tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?
c. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya
yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem?
Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option
berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:
a) High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik
pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat
biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.
b) Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.
c) Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan,
dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.
4. Final Draft Elisitasi
Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang
dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai
suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.
3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan
Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan
(2012:67), suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a) Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali
batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu:
Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah
ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer

51
akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang
lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan
sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional
saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi
proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan,
b)

kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.
Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan.
Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi
pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien
(yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang,
membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi
dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka).
Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran
penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak
bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah
menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti

pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.


c) Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai.
Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi.
Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat
penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari
masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan
itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.
4. Langkah-langkah Elisitasi
Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dikutip dari bukunya
Siahaan (2012:75), berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:
a) Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan
kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka.
Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
b) Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.

52
c)
d)
e)
f)
g)

Identifikasi ranah suatu permasalahan.


Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
Meminta partisipasi dari banyak orang.
Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.

5. Masalah dalam Elisitasi


Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya
Siahaan (2012:68), tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam
spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga
masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.
a) Masalah Ruang Ringkup
Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak
penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan
dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.
b) Masalah Pemahaman
Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin
tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit
dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.
c) Masalah Perubahan
Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu
mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus
melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.
2.2

Teori Khusus

2.2.1

Konsep Dasar Prototype


1. Definisi Prototype
Menurut Simarmata (2010:62), Prototype adalah bagian sebuah
produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal
yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype.

53
Menurut Wiyancoko (2010:120), dari prototipe dapat didefinisi
sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya.
Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype
adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya
untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.

2. Jenis-Jenis Prototype
Menurut Simarmata (2010:64), Jenis-jenis Prototype dibagi dua, yaitu:
a. Rapid Throwaway Prototype

Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini


dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah
digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam
pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan
dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem
yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang.
Pada pendekatan ini, Prototype quick and dirty sanggup dibangun,
diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang
diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.
b. Prototype Evolusioner

Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu


didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype
kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype
yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti
secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang.
Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang

54
diacu sebagai chunking pada pengembang dengan sebuah aplikasi.
(Hough, 1993).

3. Kelebihan dan Kelemahan Prototype


Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype
Kekurangan

Kekurangan

a. Ada komunikasi yang baik a. User terkadang tidak melihat

b.

c.
d.
e.

dengan
seorang
disaat perangkat lunak masih
pengembang
dan
pada
ada yang belum mencantum
seorang pengguna.
kualitas dari perangkat lunak
Pengembang, mungkin dapat
secara menyeluruh dan juga
bekerja jadi lebih baik dalam
tidak dipikirkan kemampuan
menentukan kebutuhan user.
pemeliharan untuk di jangka
User mempunyai peran aktif
waktu lama.
untuk pengembangan sistem. b. Hubungan oleh user dengan
Akan lebih hemat waktu dari
komputer yang tersedia tidak
pengembangan suatu sistem.
bisa mencerminkan terhadap
Penerapan jadi begitu mudah
suatu teknik pada rancangan
karena pemakai telah paham
atau perancangan yang baik.
dari apa yang diinginkannya.
Sumber : Simarmata (2010:62)

2.2.2

Konsep Dasar Flowchart


1. Definisi Flowchart
Flowchart adalah visualisasi grafik untuk langkah atau urutan
prosedur dari program. Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8).
Flowhcart membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah
ke dalam segmen kecil, menganalisis alternatif lain bagi pengoperasian.
Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), Flowchart
yaitu bentuk dari diagram punya aliran banyak arah secara sekuensial.

55
Flowchart membantu penyelesaian masalah khususnya masalah
yang harus dikaji lebih dalam. Apabila seorang analisis atau programer
akan membuat flowchart, ada sebuah petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flowchart


Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan flowchart Menurut pendapat
Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8) akan dijabarkan berikut:
a. Flowchart diagambar dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
b. Aktifitas yang digambar haruslah didefinisikan secara lebih hati-hati

dan yang didefinisikan ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.


c. Kapan aktifitas bermula dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.
d. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan

deskripsi kata kerja.


e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
f. Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.
g. Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

3. Jenis-Jenis Flow Chart


Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart)

Menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan


sistem secara keseluruhan dan urutan prosedur pada suatu sistem.

56
Sumber : Rachman (2012:116)
Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)
b. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)
Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya

menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya.

Sumber: Rachman (2012:117)


Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
c. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan


suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.

Sumber: Rachman (2012:117)


Gambar 2.11 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

57
d. Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai


bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

Sumber: Rachman (2012:117)


Gambar 2.12 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)
e. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial


untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya
dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Sumber: Rachman (2012:116)


Gambar 2.13 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial


dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah
manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.

58

Sumber: Rachman (2012:116)


Gambar 2.14 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart

2.2.3

Konsep Dasar Pengujian


1. Definisi Black Box
Menurut Siddiq (2012:4), Pengujian dalam black box adalah
pengujian dari aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur
dari logika internal software apakah software berfungsi dengan benar.
Menurut Budiman (2012:4), Pengujian black box merupakan
metode perancangan data uji yang didasarkan dalam sebuah spesifikasi
perangkat lunak. Data uji dapat dibangkitkan, dieksekusi pada software
dan kemudian keluaran software diuji apakah sesuai yang diharapkan.
Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem
dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi
serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.
Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai
alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu
software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black
box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat

59
himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional
pada program.
Uji coba pada black box berusaha untuk menemukan kesalahan
dengan beberapa kategori, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
b. Kesalahan interface
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
d. Kesalahan performa
e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya.


Karena uji coba black box dengan sengaja membiarkan struktur kontrol
sehingga pada perhatiannya difokuskan dalam suatu informasi domain.
Untuk mengaplikasikan uji coba dengan black box yang menghasilkan
sekumpulan kasus yang diuji harus dapat memenuhi suatu kriteria. Uji
coba di rancang untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Bagaimana validitas fungsional diuji?
b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
d. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?
e. Berapa rasio data & jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
f. Apa akibat yang timbul kombinasi spesifik data pada operasi sistem?
Sehingga di dalam uji coba black box harus melewati beberapa
proses. Uji proses black box tersebut, dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan serta spesifikasi perangkat lunak (software).

60
b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan akan menghasilkan suatu
output yang benar atau sebaliknya jenis input memungkinkan dapat
menghasilkan output salah pada perangkat lunak yang sedang di uji.
c. Menentukan output untuk suatu jenis input.
d. Pengujian akan dilakukan dengan suatu input yang telah benar-benar
diseleksi.
e. Pembandingan dilakukan dari output yang dihasilkan dengan output
yang diharapkan.
f. Menentukan fungsionalitas seharusnya ada dari software yang diuji.
2. Metode Pengujian Dalam Black Box
Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:
a. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning yaitu suatu metode uji coba dengan


black box yang membagi sebuah domain input dari program menjadi
beberapa kelas data dalam kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji
coba penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan
(contohnya: kesalahan pemrosesan pada seluruh data karakter) yang
merupakan syarat lain untuk sebuah kasus yang dieksekusi sebelum
kesalahan umum diamati.
b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cendrung terjadi di dalam batasan


domain input daripada nilai tengah. Dari alasan ini, Boundary Value
Analysis (BVA) dibuat bertujuan sebagai suatu teknik uji coba. BVA
mengarahkan pada suatu pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai
batas. BVA adalah sebuah desain teknik kasus uji yang melengkapi

61
equivalence partioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi
input, BVA juga menghasilkan kasus uji dalam suatu domain output.
c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik dari kasus uji coba


untuk menyediakan representasi singkat terhadap kondisi logikal dan
juga aksi yang bisa berhubungan. Versi sederhana dari simbol graph
cause-effect terdapat hubungan causes ci dengan effects ei. Lainnya
merupakan batasan relationship diaplikasi dalam causes dan effects.
d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi di mana keandalan sebuah software


amat kritis serta beberapa aplikasi sering menggunakan software dan
hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim
pengembangan software lainnya membangun versi independent dari
aplikasi dengan spesifikasi yang sama. Setiap versi bisa diuji dengan
data uji yang sama untuk memastikan semuanya memberikan output
yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan
perbandingan dengan hasil real-time untuk memastikan konsistensi.
Dianjurkan bahwa versi independent sebuah software untuk aplikasi
yang amat kritis harus dibuatkan walaupun nantinya hanya satu versi
saja yang akan digunakan dengan sistem. Versi independent ini yaitu
basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing.
e. Sample and Robustness Testing

1. Sample Testing
Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dalam suatu kelas
ekuivalen, seperti mengintegrasikan sebuah nilai dalam kasus uji.

62
Nilai-nilai yang terpilih kemungkinan dipilih pada urutan tertentu
atau interval tertentu.
2. Robustness Testing
Pengujian Ketahanan (Robustness Testing) adalah sebuah
metodologi jaminan mutu difokuskan dalam pengujian ketahanan
perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga bisa digunakan dalam
menggambarkan proses verifikasi kebenaran terhadap pengujian.
f. Behavior Testing dan Performance Testing

1. Behavior Testing
Hasil dari uji tidak akan dievaluasi jika hanya melakukan
pengujian sesekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan
beberapa kali, contohnya dari suatu pengujian struktur data stack.
2. Performance Testing
Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program dan
untuk beroperasi secara benar dengan dipandang dari sisi acuan
kebutuhan. Misalnya saja: aliran data, ukuran pemakaian memori,
kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari
tahu beban kerja beserta kondisi konfigurasi program. Spesifikasi
mengenai performansi didefinisikan pada saat tahapan spesifikasi
atau desain. bisa digunakan menguji batasan lingkungan program.
g. Requirement Testing

1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dari suatu perangkat lunak


(input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi dalam suatu tahap
spesifikasi kebutuhan dan desain.
2. Requirement Testing dapat melibatkan pembuatan kasus uji untuk
setiap spesifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan program.

63
h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang


dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program
apakah sudah pas pada spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan
pengujian tersebut didefinisikan pada tahap spesifikasi suatu desain.
2.2.4

Konsep Dasar Mikrokontroler


1. Definisi Mikrokontroler
Menurut Dipranonoto (2010:3), Mikrokontroller adalah sebagai
single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan
digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system.
Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1),
Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan
dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data.
Dalam definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikrokontroler
sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.

2. Klasifiksi Mikrokontroler
Menurut pendapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)
mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi
tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
b) Konsumsi daya kecil.
c) Rangkaiannya sederhana dan kompak.
d) Harganya murah , karena komponennya sedikit.

64
e) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
f) Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim,
contohnya yaitu: temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.
4. Klasifikasi Mikrokontroler
Menurut Syahrul (2012:15), Mikrokontroler memiliki beberapa
klasifikasi yang diantarnnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
b. RAM berkapasitas 68 byte.
c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
d. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
e. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
f. Fasilitas pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

5. Fitur-Fitur Mikrokontroler
Menurut Syahrul (2012:16), beberapa fitur-fitur yang biasanya
ada dalam suatu mikrokontroler yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:
1) RAM (Random Access Memory)
RAM digunakan mikrokontroler sebagai tempat penyimpanan
variabel. Memori ini, bersifat volatile yang artinya dapat kehilangan
semua atau keseluruhan pada datanya jika tidak mendapat catu daya.
2) ROM (Read Only Memory)
ROM disebut juga sebagai kode memori karena bisa berfungsi
sebagai tempat menyimpan program yang akan diberikan pada user.
3) Register

65
Register yaitu suatu tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan
digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
Misalnya: variabel program, kondisi input/output, komunikasi serial.
4) Special Function Register
Adalah sebuah register khusus yang berfungsi untuk mengatur
jalannya mikrokontroler serta register ini terletak pada bagian RAM.
5) Input dan Output Pin
Pin Input merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima
signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan
seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah
bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses
algoritma mikrokontroler.
6) Interrupt
Interrupt adalah suatu bagian dari sebuah mikrokontroler yang
berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga
ketika program sedang dijalankan, nantinya program tersebut dapat
diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan program
pada alamat yang ditunjuk hingga selesai, yang nanti dijalankan lagi.
Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada
beberapa interrupt yang terdapat dalam sebuah mikrokontroler yaitu
interupt eksternal, timer, serial yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan
dari pin interrupt.
2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu
telah tercapai.

66
3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan
data dari komunikasi serial.
2.2.5

Konsep Dasar Raspberry Pi


1. Definisi Raspberry Pi
Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran kecil sebesar
kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer
kecil ini akan digunakan pada proyek-proyek elektronik dan hal lainnya
yang bisa dilakukan oleh suatu komputer desktop seperti sebagai mesin
pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video
beresolusi tinggi. diakses dari situs Raspberry Pi: http:raspberrypi.org,
Richardson and Wallace (2013), menjelaskan bahwa ada beberapa cara
yang dapat dilakukan dengan Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut:
a. General Purpose Computing

Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan


kenyataan yaitu memang dapat digunakan sebagai sebuah komputer.
Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita dapat memilih untuk
booting langsung dari dalam GUI (Graphical User Interface) dan di
dalamnya terdapat suatu web browser dan juga install aplikasi gratis.
b. Learning to Program

Raspberry Pi pada dasarnya di tunjukan sebagai edukasi untuk


mengajak anak-anak belajar dan untuk mendorong anak-anak dalam
bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini juga sudah terpasang
dengan interpreters dan compilers dari banyak bahasa pemograman.
Untuk pemula telah disediakan Scratch, bahasa pemograman dengan
grafik dari MIT. Kita dapat menulis program untuk Raspberry Pi dan
dengan berbagai macam bahasa seperti C, Java, Perl, Ruby, Python.

67
c. Project Platform

Raspberry Pi berbeda dengan komputer pada dasarnya, karena


dari kemampuan dalam berinteraksi untuk proyek-proyek elektronik.

Sumber: Richardson and Wallace

Tabel 2.2 Spesifikasi Raspberry Pi B

Gambar 2.15 Model Raspberry Pi B


Sumber: Richardson and Wallace

Berdasarkan pada Gambar 2.14 yang ada di atas, Raspberry Pi


mempunyai beberapa bagian yang dapat diklasifikasikan antara lain:
a. Processor dan GPU

68
Processor yang digunakan untuk suatu Raspberry Pi adalah
ARM176JZF-S dengan sebuah kecepatan clock sebesar 700 Mhz,
GPU (Graphic Processing Unit) yang dipakai yaitu video core 4.
b. Memory (RAM)
Raspberry Pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512
MB. RAM ini diletakan menyatu dan menempel dalam processor.
c. Power (Catu Daya)
Untuk Catu Daya atau Power, Raspberry Pi menggunakan
konektor Micro USB yang umum digunakan pada charger sebuah
smartphone android. Pada catu daya ini, bekerja dengan tegangan
5V dengan arus minimal 1A agar Raspberry Pi bekerja maksimal.
d. SD Card (Secure Digital Card/Kartu Memori)
Bagian ini berfungsi sebagai tempat memasukkan SD Card
yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut
adalah Raspbian, Pidora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan
lain-lain.
e. Port HDMI (High Definition Multimedia Interface)
Port ini berfungsi untuk menapilkan OS Raspberry pada TV
dan memiliki port HDMI (High Definition Multimedia interface).
f. Port RCA (Radio Corporation of America)
Sama seperti pada port HDMI, dari port ini berfungsi untuk
menampilkan OS Raspberry Pi, tetapi Port RCA menggunakan
port video untuk televisi model lama.
g. Connector Audio
Konektor ini berfungsi seperti konektor dari speaker dan headset.
h. LED (Light Emitting Diode) Indicator

69
Terdapat 5 LED dengan masing-masing berfungsi sebagai
indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.
i.

Port USB (Universal Serial Bus)


Selayaknya pengunaan sebuah komputer, port ini berfungsi
untuk menyambungkan berbagai macam perangkat sebuah USB
seperti Flash Disk, USB dongle, USB Webcam, Card Reader, dan
lain-lain.

j.

Port LAN (RJ-45)


Untuk menghubungkan Raspberry Pi pada jaringan melalui
konektor RJ 45 dan Kabel UTP.

k. GPIO (General Purpose Input Output)


Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi
dari suatu minicomputer sebelumnya, karena penggunanya (user)
bisa memprogram pin-pin GPIO sesuai untuk kebutuhan mereka.

2.2.6

Komponen Dasar Elektronika


1. Definisi Elektronika
Menurut Oscar (2012:10), Rangkaian elektronika merupakan
rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika
yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system
rangkaian elektronika terpadu, seperti dalam komponen Raspberry Pi.
2. Komponen Pasif Elektronika
Menurut Rusmadi (2011:10) bahwa Komponen pasif adalah
komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik
tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan
fasa, penguatan dan lain-lain. seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

70

3. Komponen Aktif Elektronika


Menurut Rusmadi (2011:33), bahwa Komponen aktif adalah
Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu
tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang
melaluinya. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.

2.2.7

Konsep Dasar Sensor


1. Definisi Sensor
Menurut Dargie and Christian Poellabauer (2010:4), Berbahasa Inggris:
Sensor is a device that translate parameters for events in the
physical world into signals that can be measured and analyze.
Sensor merupakan sebuah perangkat dengan menerjemahkan parameter
bagi peristiwa di dunia fisik menjadi sinyal yang diukur dan dianalisis.
Secara umum sensor didefinisikan sebuah alat yang mampu untuk
menangkap fenomena fisik dan kimia kemudian mengubahnya menjadi
sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang
dapat menstimulus sensor dengan menghasilkan sinyal elektrik meliputi
pergerakan, gaya, tekanan, medan magnet cahaya. (Kurniawan: 20111)

2.2.8

Konsep Dasar TP-LINK


1. Definisi TP-LINK
TP-LINK TL-WN722N merupakan suatu alat untuk menangkap
atau menerima signaldengan sebuah jangkauan area WiFi atau hotspot,
melalui koneksi USB komputer atau dengan notebook, WiFi adapter ini
memiliki kecepatan data transfer tinggi hingga mencapai 150Mbps dan
dilengkapi dengan antena 4dBi yang dapat dilepas (konektor RP-SMA).

71
Kompatibel dengan WI-FI Protected Setup (WPS), TL-WN722N
menggunakan fitur Quick Secure Setup QSS (Keamanan Quick Setup)
mencegah jaringan dari ancaman luar, dengan menekan tombol "QSS"
tombol otomatis untuk membangun koneksi yang aman dengan WPA2,
menjadi lebih aman dibandingkan dengan enkripsi WEP. Menggunakan
AlignTM 1-stream dari teknologi berbasis pada teknologi 802.11n, TLWN722N menyediakan sinyal nirkabel lebih baik dari yang sudah ada.
Teknologi nirkabel 802.11g dilengkapi antena dilepas 4dBi lebih dapat
meningkatkan suatu jangkauan sinyal dan juga kecepatan. Alat ini bisa
digunakan untuk memperkuat sinyal WIFI ketika menggunakan laptop
untuk browsing di publik hotspot atau bagi PC atau Laptop yang tidak
mempunyai fitur WIFI. Ada beberapa jenis merek laptop yang sinyal
WiFinya agak lemah karena dari karakteristik chipset yang digunakan,
sehingga sinyal yang ditangkap tidak bisa Good dan Excellent dan juga
dikarenakan wifi laptop tidak mempunyai antena eksternal. Kehandalan
sudah teruji dan tidak mudah no responding akibat panas. Chipset yang
digunakan yaitu jenis RALINK dengan tingkat sensitifitas yang tinggi.
Di dalamnya telah terpasang antena omni internal dengan jarak jangkau
100m/indoor dan 150m/outdoor (tergantung sikon lapangan). Melalui
situs resmi: TP LINK WN722N. (Tanggal akses 16 November 2014).

72
Gambar 2.16 TP LINK TL-WN722N
Sumber: http://www.tp-link.co.id/products/details/?model=TL-WN722N

1) Kelebihan :
Wireless USB Adapter TL-WN722N ini memiliki sebuah akses
koneksi internet berkecepatan tinggi. Alat ini juga akan memberikan
kecepatan nirkabel hingga mencapai kecepatan 150Mbps. Untuk alat
ini mempunyai antena eksternal yang dapat dilepas, mampu diputar
sesuai dengan arah yang diharapkan mendapatkan sinyal paling kuat.
2) Kekurangan :
Untuk kekurangan alat ini, adalah dalam paket penjualan tidak
tersedianya suatu driver dalam Sistem Operasi non Windows. Selain
itu colokan USB-nya masih memakai tutup. Alangkah lebih baiknya
jika menggunakan sistem "push-out" (tanpa tutup) seperti yang ada
pada sebuah flashdisk, sehingga tutupnya tidak dapat mudah hilang.
2.2.9

Konsep Dasar Camera Webcam


1. Definisi Webcam (Web Camera)
Menurut Materi Ajar Pengantar Multimedia oleh Wahyu Hidayat
(2010) Kamera Web yaitu suatu piranti dalam perlengkapan lensa yang
secara optik mekanik atau elektronik merekam gerakan sebuah obyek
sebagai tujuan, kamera berasal dari bahasa latin yang artinya lompatan.
Webcam (singkatan dari Web Camera) adalah salah satu bagian
perangkat multimedia yang terdiri dalam kamera digital yang didukung
guna untuk melakukan manajemen sebuah gambar serta suara sehingga
mampu melaksanakan proses video view, video capture dan video save.
Webcam yaitu sebutan di kamera real-time (keadaan pada saat ini juga)
yang gambarnya dapat diakses atau disaksikan lewat World Wide Web,

73
program instant messaging atau aplikasi video call. Istilah webcam juga
merujuk kepada jenis kamera yang digunakan untuk keperluan ini. Ada
berbagai macam merek dari webcam salah satunya LogiTech. Webcam
pada umumnya, memiliki resolusi 352x288 piksel atau 640x480 piksel.

Sumber: http://storage-jak.ac.id/
Gambar 2.17 Web Camera LogiTech
2.2.10 Konsep Dasar Jaringan Komputer
1. Definisi Jaringan Komputer
Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), bahwa Jaringan
komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah
perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain.

2. Sifat-Sifat Dasar Jaringan Komputer


Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), Jaringan komputer
memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:
1. Scalability
Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user
dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.
2. Resource Sharing

74
Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama
dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut
berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).
3. Connectivity
Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user)
mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan
hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya.
Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.
4. Reliability
Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya
memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.
3. Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Menurut Iwan Sofana (2011:107), jenis jaringan komputer berdasarkan
area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut:
1. PAN (Personal Area Network)
PAN (Personal Area Network) merupakan jaringan komputer
yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer
dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.
2. LAN (Local Area Network)
LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer
lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk
jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di
mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar
data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer.
Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.
3. Meropolitan Area Network (MAN)

75
Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar
daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau
perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area
Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media
yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.
4. WAN (Wide Area Network)
WAN (Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer
dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup
sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area
Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk
menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan
untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan
lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu
dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang
lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.

2.2.11 Protokol TCP/IP


1. Definisi Protokol
Di dalam dunia komunikasi data komputer, protokol mengatur
bagaimana komputer akan saling berkomunikasi dengan komputer lain.
Dengan jaringan komputer kita mampu menggunakan berbagai macam
protokol tetapi agar dua buah komputer dapat berkomunikasi, keduanya
harus menggunakan protokol yang sama. Protokol sama dengan bahasa.
Pada komunikasi, seseorang berbicara dan mengerti bahasa yang sama.
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) itu
adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer
di internet. Komputer-komputer agar dapat saling terhubung ke internet

76
berkomunikasi dengan protokol ini. Karena menggunakan bahasa yang
sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan juga sistem
operasi tidak menjadi suatu masalah utama. Jadi, jika sebuah komputer
menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan sebuah
internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan komputer
dibelahan dunia mana pun dengan terhubung ke dalam sebuah internet.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi
standar jaringan komputer. Berhubungan dengan ciri-ciri yang terdapat
pada protokol TCP/IP, ciri-ciri TCP/IP dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Protokol TCP/IP dikembangkan mengunakan standar protokol yang
terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme jaringan fisik.
2) Standar protokol TCP/IP untuk bentuk (Request For Comment) RFC
yang dikeluarkan oleh IETF akan diambil oleh siapapun tanpa biaya.
3) TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi
atau hardware tertentu dan tidak bergantung dengan vendor tertentu.
4) TCP/IP independen terhadap hardware dari jaringan sehingga cocok
untuk menyatukan jenis-jenis network misalnya ethernet, token ring,
telepon dial-up, jaringan X.25, praktis jenis media transmisi apapun.
5) Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara
ini, suatu komputer dapat saling terhubung walau jaringannya seluas
word wide internet. Di TCP/IP pengguna alamat hanya dimiliki satu.
Pada dasarnya, komunikasi data yaitu proses mengirimkan data
dari satu komputer ke komputer yang lain. Untuk dapat mengirimkan
data, suatu komputer harus ditambahkan alat yang khusus, yang dikenal
sebagai network interface (antarmuka jaringan). Jenis interface jaringan
ini bermacam-macam, tergantung pada media fisik yang digunakannya
untuk mentransfer data-data tersebut. Dalam proses pengiriman data ini
terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Pertama, data harus
dikirimkan ke komputer yang tepat, sesuai pada tujuannya. Hal ini akan
membuat rumit jika komputer tujuan dari transfer ini tidak berada pada

77
jaringan lokal, melainkan ditempat yang jauh. Jika suatu lokasi pada
komputer yang saling berkomunikasi dalam jarak jauh (secara jaringan)
maka terdapat kemungkinan data rusak atau hilang. Karenanya itu perlu
adanya mekanisme yang dapat mencegah kerusakan pada data tersebut.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada komputer tujuan
transfer data mungkin terdapat lebih dari satu aplikasi yang menunggu
datangnya data. Data yang dikirim harus sampai ke aplikasi yang tepat
pada sebuah komputer yang tepat, tanpa kesalahan. Cara alamiah untuk
menghadapi setiap masalah yang rumit adalah memecahkan masalah
tersebut menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam memecahkan masalah
dalam transfer masalah data tersebut, para ahli jaringan komputer pun
melaksanakan hal yang sama terhadap setiap problem komunikasi data,
keseluruhan aturan ini harus bekerja sama satu dengan yang lainnya.
Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut
sebagai protokol komunikasi data. Protokol yang ini diimplementasikan
dalam bentuk sebuah program komputer (software) yang terdapat pada
komputer sehingga mampu melakukan fungsi komunikasi data tersebut.
TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk dapat
melakukan fungsi-fungsi komunikasi data di dalam Wide Area Network
(WAN). TCP/IP ini terdiri atas sekumpulan protokol dengan masingmasing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi
data. Berkat prinsip ini, tugas masing-masing protokol menjadi jelas
dan sederhana. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui kerja dalam
protokol lain, selama dapat masih saling mengirim dan menerima data.
Berkat pada penggunaan prinsip ini, TCP/IP menjadi protokol
komunikasi data yang fleksibel. Protokol TCP/IP ini mampu diterapkan
dengan mudah di setiap jenis dari komputer dan juga interface jaringan,
karena sebagian isi kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu

78
komputer atau peralatan jaringan tertentu. Agar TCP/IP dapat berjalan
di atas interface jaringan tertentu, hanya perlu melakukan perubahan
pada suatu protokol yang berhubungan dengan interface jaringan saja.
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dapat dimodelkan dengan empat
layer TCP/IP sebagaimana yang akan terlihat pada gambar yang
dibawah ini:

(Sumber: Hendra Kusumah)


Gambar 2.18 Layer TCP/IP
TCP/IP ini dapat terdiri dari 4 lapisan kumpulan protokol yang
bertingkat. Keempat lapis atau layer tersebut adalah Network Interface
Layer, Internet Layer, Transport Layer, Application Layer. Pada suatu
TCP/IP, terjadi penyampaian data dalam protokol yang berada dari satu
layer ke protokol yang berada di layer lain. Setiap protokol melakukan
dengan seluruh informasi yang diterima dari protokol lain sebagai data.
Jika protokol penerima data dari protokol lain di layer atasnya,
ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya pada data tersebut.
Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya.
Hal yang sebaliknya terjadi adalah jika sebuah protokol menerima data
dari protokol lainnya yang berada dengan layer dibawahnya. Jika data
ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut,
untuk meneruskan data ke protokol lain yang berada di layer diatasnya.

79

Sumber: Skripsi Hendra Kusumah


Gambar 2.19 Pergerakan data dalam layer TCP/IP
Adapun rincian terhadap fungsi masing-masing layer arsitektur
TCP/IP terdiri atas beberapa layer dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Physical Layer (lapisan fisik)
Adalah lapisan terbawah dengan besaran fisik yang didefinisi
seperti media komunikasi, tegangan, arus, dan lainya. Pada lapisan
ini akan bervariasi bergantung pada media komunikasi dari jaringan
yang bersangkutan. TCP/IP bersifat efisian atau fleksibel sehingga
bisa mengintegralkan berbagai jaringan di media fisik yang berbeda.
2. Network Access Layer
Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link Layer pada
OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame data pada media
fisik dapat digunakan secara handal. Lapisan ini memberikan servis
untuk deteksi dan juga koreksi terhadap kesalahan pada sebuah data.
3. Internet Layer
Protokol bertanggung jawab dari address dan routing packet.
Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak
yang berada pada suatu jaringan yang berbeda seperti Network
Layer pada OSI. Pada jaringan internet yang terdiri atas puluhan juta
host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini dapat bertugas untuk
menjamin agar suatu paket data yang dikirimkan dapat menemukan
tujuannya di manapun berada. Lapisan ini mempunyai peran penting
bagi mewujudkan internetworking yang meliputi worldwide internet.

80
4. Transport Layer
Mendefinisikan cara untuk dapat melakukan pengiriman data
antara end to end secara handal. Lapisan yang ini menjamin bahwa
informasi yang diterima dalam sisi penerima merupakan informasi
sama dengan informasi yang dikirimkan pengirim. Untuk itu, lapisan
ini memiliki fungsi penting yaitu Flow Control dan Error Detection.
5. Application Layer
Merupakan lapisan terakhir pada suatu arsitektur TCP/IP yang
berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang akan berjalan dalam
jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan yang ini,
sesuai dengan banyaknya dari lapisan TCP/IP yang akan dijalankan.
Contohnya yaitu pada SMTP (Simple Mail Transfer Protcol) untuk
pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer data,
HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk web & lainnya. NNTP
(Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan
lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol dari
TCP dan IP, sehingga seluruh keluarga protokol ini dinamai TCP/IP.
2.2.12 Internet Protocol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan suatu paket data ke
alamat yang tepat. Oleh karena itu, Internet Protocol memegang peranan
yang sangat penting bagi jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan
TCP/IP dipastikan bertumpu pada Internet Protocol untuk dapat berjalan
dengan baik. Sebuah datagram dapat saja tidak sampai dengan selamat ke
tujuan karena beberapa hal berikut:
a. Adanya bit error pada saat pentransmisan datagram pada suatu medium
b. Router yang dilewati men-discard datagram karena terjadinya kongesti
dan kekurangan ruang pada memori buffer
c. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat router down.
d. Terjadi kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.

81
IP (Internet Protocol) address (alamat IP) adalah identitas yang
unik dari suatu host komputer pada jaringan. Format alamat dari IP adalah
W.X.Y.Z. Dimana setiap huruf tersebut terdiri dari 8 bit, maka bila tampil
daru bentuk desimal menjadi angka dari 0-255 dan dipisahkan notasi titik.
2.2.13 Jaringan Komputer Nirkabel (Wireless)
Jaringan nirkabel merupakan sebuah jaringan pada LAN dimana
transmisi data dengan sebuah pengirimannya maupun penerimaan datanya
dilakukan melalui teknologi frekuensi radio udara, menyediakan sebagian
besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak
dibatasi media kabel atau kawat.
Kemunculan dan perkembangan di dalam sistem jaringan nirkabel
dipicu dengan adanya suatu kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih
rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi
jaringan bergerak terhadap efisiensi proses, akurasi dan biaya pengeluaran
yang rendah dalam hitungan bisnis. Beberapa diantaranya adalah:
Kemudahan bergerak (Mobilitas), dengan kemudahan (Mobilitas)
dalam bergerak memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara
fisik saat memakai aplikasi seperti handheld PC (misalnya: PDA/personal
digital assistance atau semacamnya), data collector (alat seperti kalkulator
yang biasa dibawa untuk pengecekan dan pengisian data).
Aplikasi bergerak membutuhkan jaringan tanpa kabel termasuk
semua yang berhubungan atau bergantung pada sistem real time dalam
mengakses database biasanya disimpan pada suatu database yang terpusat.
Ada dua jenis jaringan wireless :
1. Sebuah ad-hoc yang mencakup sejumlah komputer yang mana setiap
komponennya dilengkapi dalam suatu kartu interface jaringan nirkabel

82
Setiap komputer berkomunikasi secara langsung dengan seluruh device
dan perangkat komputer yang tersambung dalam jaringan wireless tadi.
2. Sebuah jaringan wireless juga dapat menggunakan access point, atau
base station. Dengan tipe jaringan wireless ini, access point bekerja
seperti layaknya sebuah Hub, dan menyediakan sambungan terhadap
komputer wireless. Dan jaringan wireless ini juga menyambungkan
(sebagai bridge) pada suatu jaringan local wireless ke jaringan kabel
(Wireles LAN to Wired LAN), mengizinkan suatu komputer dengan
jaringan sebagai file server atau sambungan internet yang telah ada.

Ada 2 jenis acces-point yaitu:


a. Dedicated Hardware Access Point (HAP) atau dapat disebut juga
access-point berbentuk hardware seperti WaveLAN dari Lucent,
Airport Base Station (ABS) milik perusahaan Apple, atau Aviator
PRO keluaran dari WebGear. Access point hardware memberikan
bantuan yang komprehensif dengan kebanyakan layanan wireless.
b. Access point pada suatu bentuk perangkat lunak (Software Access
point) yang bekerja dengan komputer yang menggunakan w-NIC
seperti yang digunakan pada ad-hoc atau jaringan dalam wireless
peer-to-peer, diman komputer pada suatu jaringan wireless yang
tersambungkan menggunakan suatu Access Point Software (APS).

Standar yang dipakai dengan suatu perangkat wireless yang


digunakan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
adalah 802.11. Untuk lebih melengkapi maka akan sedikit dijelaskan
beberapa protokol dalam wireless LAN, diantaranya sebagai berikut:

83
1. 802.11b
Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth
yang dapat dicapai adalah 11 Mbps (Mega bit per second), Radio
signal yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread
Spectrum). Kanal yang tidak overlapping ada 3 (kanal 1, kanal 6,
dan kanal 11). Kompatibel untuk tipe g jika berjalan mode mixed.
2. 802.11a
Menggunakan frekuensi 5,8 GHz, maksimum Bandwidth
yang dapat dicapai 54 Mbps, radio sinyal yang digunakan adalah
OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 12 (dapat lebih). Tidak
kompatibel dengan tipe b dan g, frekuensi kerjanya yang berbeda.
Kurang populer digunakan karena tidak kompatibel dengan tipe a
ataupun g, walau mempunyai kelebihan kanal yang tidak overlap.
3. 802.11g
Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth
yang bisa dicapai pada awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps,
sekarang ini tipe g sudah dapat mencapai 108 Mbps. Radio sinyal
dapat digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3.
4. 802.11a/g
Menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum
Bandwidth dicapai 54 Mbs, modulasi sinyal yang dipakai OFDM.
Kanal yang tidak overlapping ada 16. Bila jalan di tipe a tidak
kompatibel di type b dan g. Bila jalan di modus g kompatibel di
b. jadi tipe a/g leluasa memakai satu dari protokol jaringan WiFi.
2.2.14 Konsep Dasar Python
1. Definisi Phyton

84
Menurut Allan Downley (2013) Terjemahan dalam buku Think
Python Like a Computer Scientist, Python adalah salah satu contoh dari
bahasa pemograman tingkat-tinggi; Bahasa pemograman tingkat tinggi
lainnya yang munkin adalah C, C++, Perl dan Java. Ada juga bahasa
tingkat-rendah. biasanya disebut bahasa mesin atau assembly language.
Pada awalnya, motivasi pembuatan untuk bahasa pemrograman
ini adalah sebagai suatu bahasa skrip tingkat tinggi pada sistem operasi
terdistribusi Amoeba. Kemudian pada bahasa pemrograman ini menjadi
sangat umum digunakan pada seorang kalangan engineer seluruh dunia
dalam pembuatan perangkat lunaknya dan bahkan beberapa perusahaan
akan menggunakan python sebagai pembuat perangkat lunak komersial.
Python adalah sebuah bahasa pemrograman yang freeware atau
sebuah perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam
penyalinannya atau pendistribusikannya. Lengkap dengan suatu source
codenya dengan debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di
dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, dan basis datanya.

2. Sejarah Python
Python dikembangkan Guido Van Rossum pada tahun 1990 di
CWI, Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC.
Versi terakhir yang dikeluarkan CWI adalah 1.2. Tahun 1995. Guido
pindah ke CNRI dengan terus melanjutkan pengembangannya Python.
Versi terakhirnya yang dikeluarkan adalah 1.6. Tahun 2000, Guido dan
para pengembang inti Python pindah ke BeOpen.com yang merupakan
sebuah perusahaan komersial dengan membentuk BeOpen PythonLabs.
Python 2.0 dikeluarkan oleh BeOpen. Setelah mengeluarkan Python

85
2.0, Guido dengan beberapa anggota tim Python Labs lainnya pindah
ke DigitalCreations. Sekarang ini, pengembangan Python masih terus
dilakukan dalam sekumpulan pemrogram (programer) yang dikoordinir
oleh Guido dan dengan Python Software Foundation. Python Software
Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai
sautu pemegang hak cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan
demikian, dapat mencegah Python dimiliki suatu perusahaan komersial.
Sekarang, distribusi Python sudah mencapai versi 2.6.1 dan versi 3.0.
Nama Python itu dipili oleh Guido sebagai nama bahasa ciptaannya
karena kecintaan Guido dengan acara televisi Monty Python s Flying
Circus. Oleh karena itu seringkali ungkapan-ungkapan khas dari acara
tersebut seringkali muncul pada korespondensi antar pengguna Python.

3. Aplikasi bahasa phyton


Perangkat bantu shell. Tugas-tugas dalam sistem administrator,
pada program baris perintah. Kerja bahasa ekstensi. Antarmuka untuk
pustaka C/C++, kustomisasi AP2B-Dini Triasanti 2.
Pembuatan prototype dengan cepat pembuatan sistem aplikasi.
Prototype yang dibuang atau sesuai dengan kebutuhan dari permintaan
Modul berdasarkan bahasa pemrograman. Pengganti penulisan parser
khusus, antarmuka dengan pengguna grafis. Penggunaan pada GUI API
yang sederhana dan canggih, pengaksesan basis data, dan penyimpanan
sebuah obyek tetap, antarmuka sistem SQL, pemrograman terdistribusi,
suatu penggunaan API mekanisme client/server yang terintegrasi, skrip
(internet dan CGI), antarmuka HTTP, Aplet WWW, dan lain sebagainya.

86
4. Kelebihan dan Kekurangan
1) Kelebihan :
a. Tidak adanya tahap kompilasi dan penyambungan (link) sehingga
kecepatan perubahan pada masa pembuatan system aplikasi dapat
meningkat.
b. Tidak ada proses deklarasi type, sehingga program menjadi lebih
sederhana, singkat, dan fleksibel.
c. Manajemen memori otomatis adalah sekumpulan sampah memori
sehingga dapat menghindari pencatatan kode
d. Tipe data dan operasi tingkat tinggi adalah kecepatan pembuatan
system aplikasi menggunakan tipe obyek yang telah ada
e. Pemrograman berorientasi obyek
f. Pelekatan dan perluasan dalam C
g. Terdapat kelas, modul, dan eksepsi sehingga terdapat dukungan
pemrograman skala besar secara modular
h. Model obyek universal kelas satu
i.
Pemuatan dinamis modul C sehingga ekstensi menjadi
sederhana dan berkas biner yang kecil
j. Pemuatan kembali secara dinamis modul phyton seperti dengan
memodifikasi aplikasi tanpa menghentikannya
k. Konstruksi pada saat aplikasi berjalan.
l. Dinamis dan alamiah akses hingga informasi interpreter.
m. Portabilitas yang secara luas seperti pemrograman antar platform
tanpa ports.
n. Kompilasi untuk portable kode byte sehingga kecepatan eksekusi
bertambah dan melindungi kode sumber
o. Antarmuka yang terpasang untuk pelayanan keluar dalam sebuah
perangkat bantu sistem, GUI, persistence, database, dan lainnya.
2) Kekurangan:
a. Beberapa penugasan yang terdapat di luar dari jangkauan python,
seperti pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, python tidak
secepat atau efisien sebagai statis, tidak dapat disamakan seperti
bahasa pemrograman kompilasi seperti bahasa C.

87
b. Disebabkan karena python merupakan interpreter, python bukan

merupakan perangkat bantu terbaik untuk pengantar komponen


performa kritis.
c. Python memberikan efisiensi dan fleksibilitas tradeoff by dengan
tidak memberikannya secara keseluruhan.
d. Python tidak dapat digunakan sebagai dasar bahasa pemrograman

implementasi bagi beberapa komponen, tetapi akan dapat bekerja


dengan baik sebagai bagian depan skrip antarmuka untuk mereka.
2.2.15 Konsep Dasar Literature Review
1. Definisi Literature Review
Menurut Raharja, Sudaryono, dan Guritno (2011:86) Literature
Review dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti
lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang kita sedang rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan
penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian
yang paling aktual, maka tidak perlu untuk melakukan penelitian yang
sama. Literature Review harus bersifat relavan, mutakhir dan memadai.
Menurut Semiawan (2010:104), didefinisikan bahwa Literature
Review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas
tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti
untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang
sebelum dibangun dan juga dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya.
Pentingnya tinjauan pustaka yaitu untuk melihat dan menganalisa nilai
tambah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian
yang sebelumnya yang memiliki kaitan pada penelitian yang dilakukan.

88
Berdasarkan dalam kedua definisi yang ada di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Literature Review adalah bahan-bahan yang tertulis
dari suatu permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.
Literature Review membantu kita di dalam menyusun kerangka
berfikir yang sesuai bagi teori, temuan dan hasil penelitian sebelumnya
dalam menyelesaikan rumusan masalah untuk penelitian yang kita buat
pada suatu topik khusus atau pertanyaan terhadap bagian dari keilmuan.
2.3

Literatur Review (Study Pustaka)


Terdapat banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan tentang
monitoring keamanan dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya
mengembangkan alat monitoring keamanan kasir diperlukan studi pustaka
untuk dari penerapan metode penelitian yang dilakukan diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho Amarudita dari STMIK
Raharja, sebagai bentuk tugas akhri skripsi dalam judul RASPBERRY
PI SEBAGAI PENGENDALI WEB CAMERA MELALUI WEB
BROWSER UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN PADA PT.
MEDARYA MENARA LESTARI. Di dalam tugas akhir ini penulis
menggunakan Raspberry Pi sebagai system embedded dan otak sistem.
2. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Ade Novariyanto dari STMIK
Raharja, sebagai bentuk tugas akhir skripsi dalam judul PROTOTYPE
MONITORING

ALAT

PENETAS

TELUR

AYAM

BERBASI

RASPBERRY PI B PADA PT. CONVERGEN. Pada tugas akhir ini


penulis memakai Raspberry Pi sebagai alat untuk dapat memonitoring.
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Kusumah dari STMIK
RAHARJA, sebagai bentuk penelititan tugas akhir skripsi dengan judul

89
SURVEILLANCE CAMERA ROBOT. Pada tugas akhir ini penulis
menggunakan Raspberry Pi sebagai alat untuk membuat robot camera.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nursalim dari STMIK Raharja, tugas
akhir skripsi dengan judul "SMARTPHONE CONTROL INTERFACE
MELALUI WEB BERBASIS RASPBERRY PI B PADA KANTOR
KELURAHAN CIBOGO CISAUK KABUPATEN TANGERANG.

Anda mungkin juga menyukai