Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1 Defenisi Sistem

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[1], “Sistem adalah

sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi

dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Hartono (2013:9)[2],”Sistem adalah suatu himpunan dari

berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi

berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[3], suatu sistem mempunyai karakteristik

atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan

sebagai suatu system. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai

berikut:

a. Komponen Sistem (Components System)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem

memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu


mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat

mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

b. Batasan Sistem (Boundary System)

Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara

sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan

luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan

sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga

dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau

tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.

d. Penghubung System (Interface System)

Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut

penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya

mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu

subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung


tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang

membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input System)

Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa

pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam

suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang

digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input

untuk diolah menjadi informasi.

f. Pengolahan System (Processing System)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah

masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan

mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen.

g. Keluaran System (Output System)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain

seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini

dapat digunakansebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal

lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

h. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)


Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat

deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem

tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuan yang telah direncanakan.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[4] sistem dapat diklasifikasikan dari

beberapa sudut pandang, diantaranya:

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu

sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem

yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering

disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur

pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem

akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan

lain-lain.

Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang

oleh panca indera.Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem

transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada

kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.


Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik

memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk

mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem

lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan

untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan

untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

b. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses

dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan

jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi

outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem

probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas

salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan

jelas.

c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada

faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak

adafaktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan

sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem

terbuka.
d. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi

sistem jika dipandang dari pelakunya.Pada zaman yang semakin global dan

semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi

beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.

Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan

oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik

yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun

sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan

oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-

lain.

e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi

dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana

merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya

pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub

sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

f. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi


Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan

sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan

lingkungan.Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan

lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika

terjadi perubahan lingkungan.

g. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia

Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup

sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya

sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain.Sedangkan

sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan

oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan hidup.Sistem buatan manusia secara

umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah

maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

h. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi

sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah

sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai

contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah

tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan limatahun mendatang kemungkinan

sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem


selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau

digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

2.1.4 Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[5] ,tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil

yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain

sebagainya pasti memiliki tujuan yangbermanfaat minimal bagi dia sendiri atau

bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti

akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar

kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas

dan terukur yang memungkinkanuntuk dicapai dan memiliki langkah-langkah

yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta

menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan

tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.


2.1.5 Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[3], Siklus Hidup Sistem adalah proses

evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem

informasi berbasis komputer.

Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

a. Mengenali Adanya Kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang

harus dapat dikenali.Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan

dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem

yang ada.Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa

adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan

kehilangan arah dan efektifitasnya.

b. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk

menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk

dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Pemasangan Sistem

Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan

dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam


daur hidup sistem.Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju

tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan

langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

d. Pengoperasian Sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian

yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis,

sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi.Ia selalu

mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis,

perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan

teknologi.Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki

atau diperbaharui.

e. Sistem Menjadi Usang

Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat

diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang

berjalan.Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah

tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun

untuk menggantikannya.
2.2 Konsep Dasar Aplikasi

2.2.1 Definisi Aplikasi

Menurut Eka Noviansyah dalam Satriya (2013)[6], “Aplikasi adalah

penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan.

Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk

menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu”.

Menurut Pranama (2012), “Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang

dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem

perniagaan, game, pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang

hampir dilakukan manusia”.

Menurut Yuhefizar (2012), “Aplikasi merupakan program yang

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan

pekerjaan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi

merupakan sebuah program yang dibuat dalam sebuah perangkat lunak dengan

komputer untuk memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas seperti penerapan,

penggunaan dan penambahan data yang dibutuhkan.


2.3. Konsep Dasar Analisa Sistem

2.3.1 Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[5], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan

mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah

komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa

masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18)[7], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk

melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak

bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi

dalam sistem yang baru”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan

analisissistemadalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2.3.2 Langkah - Langkah Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[5], untuk melakukan analisis sistem, supaya

hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus

terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil

analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa

dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk

dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.


Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem

Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

a. Definisi Lingkup

Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses

pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin

disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study

phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase),

komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan

kebutuhan.

b. Analisis Masalah

Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan

dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah

menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk

dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”.

Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai

langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau

langkah analisis kelayakan.

Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang

masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis

masalah, kesempatan, dan batasannya.


c. Analisis Persyaratan

Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal

sesudah melalui langkah analisis masalah.Godaan pada titik ini adalah

mulai melihat berbagai solusi alternative, khususnya solusi teknis.Salah

satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru

ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara

teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan

untuk dilakukan oleh sistem.”Langkah analisis persyaratan menentukan

persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.

d. Desain Logic

Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi

kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem.Desain logic lebih

lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-

model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data

dan antarmuka pengguna.Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan

persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

e. Analisa Kebutuhan

Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan

bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer


dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan

adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat

tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang,

dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang

telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu

ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik.

Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai

pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik

berdasarkan analisis tersebut.

2.4. Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

2.4.1 Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Nogroho (2011:119)[10], “Unified Modeling Language (UML)

adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi

bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-

aturan bisnis”.

Menurut Rosa (2013:133)[11], “Unified Modeling Languae (UML) adalah

salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk

mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan

arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.


Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified

Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam

bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan suatu sistem.

2.4.2 Tujuan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[12], tujuan UML diantaranya adalah:

a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang

ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar

model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

b. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang

ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar

model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

c. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

2.4.3 Tipe - Tipe Diagram Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[12], UML terdiri dari banyak diagram, yaitu:

a. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use

case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu system


1. Aktor

Aktor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan

sistem. Aktor bisa didefinisikan sebagai berikut:

a. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem.

b. Aktor hanya menerima informasi dari sistem.

c. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.

2. Use Case

Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang akan

menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem.

a. Use Case Relationship

Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara

aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan

antara aktor dan use case disebut dengan communicate association.

b. Association/Directed Association

Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya

menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain,

atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda

panah menunjukkan arah query antar elemen.

c. Generalization/Pewarisan
Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen

dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan

metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru,

sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari

pewarisan adalah generalisasi.

b. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas,

digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity

diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran

kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah

sebagai berikut:

1. Activity

Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari

aliran pekerjaan.

2. Transition

Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari

activity ke activity.

3. Decision
Notasi yang menandakan control cabang aliran berdasarkan decision

point.

4. Sychromization Bar

Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat

diselesaikan secara bersamaan (pararel).

c. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah

objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek

juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam

eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang

disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram

adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk

menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.

Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu:

1. Actor untuk menggambarkan pengguna sistem.

2. Lifeline untuk menggambarkan kelas dan objek.

d. Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package,

dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment,


pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk

menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang

lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class

adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah

objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek. Class

menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus

menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut

(metode/fungsi).

2.5. Konsep Dasar Prototipe

2.5.1 Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[13], "prototipe adalah suatau versi dari

sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan

calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah

selesai."

Menurut Djuandi (2011:1)[14], "prototipe adalah sebuah sistem yang

fleksibel dimana perancangan bisa dengan mudah dan cepat melakukan

perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak

menjadi kendala berarti".

Berdasarkan kedua definisi prototipe di atas, maka dapat disimpulkan

prototipe adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya
yang akan dikembangkan, bagian dari produk yang mengekspresikan logika

maupun fisik antar muka eksternal yang ditampilkan.

2.5.2 Jenis - Jenis Prototipe

Menurut Darmawan (2013:230)[13], terdapat dua jenis prototipe:

evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype)

terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang

dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan

produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi,

prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara

untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru

ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan.

Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam

pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna Pengembang mewawancarai

pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

2. Membuat satu prototipe Pengembang mempergunakan satu alat prototipe

atau lebih untuk membuat prototipe.

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang

mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui

apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah

empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang


kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik

mengenai kebutuhan pengguna.

4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi Tiga langkah

pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe

evolusioner. Langkahlangkah berikutnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe

sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.

b. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.

c. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna

memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.

d. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

2.5.3 Daya Tarik Prototipe

Menurut Darmawan (2013:232)[13], pengguna maupun pengembang

menyukai prototipe karena alasan-alasan di bawah ini:

1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.

2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam

menentukan kebutuhan pengguna.

3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan

sistem.

4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih

sedikit dalam mengembangkan sistem.


5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang

diharapkan.

2.6. Konsep Dasar Literature Review

2.6.1 Definisi Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:86)[15],

“Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para

peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaanpertanyaan penelitian

yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian

tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling

aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Literature

Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal.

2.6.2 Tujuan Literature Review

a. Menunjukkan pemahaman tentang body of knowledge dan kredibilitas

peneliti.

b. Menunjukkan pola penelitian sebelumnya dan kaitannya dengan riset yang

akan dilakukan.

c. Menciptakan koherensi dan meringkas “what is known in an area”.

2.6.3 Manfaat Literature Review

a. Membantu membedakan “apa yang diteliti dengan apa yang akan diteliti”.
b. Membantu menemukan variable penting yang relevan dengan topik

penelitian.

c. Membantu sintesis dan mendapatkan perspektif baru.

d. Membantu mengidentifikasi hubungan antara ide dengan praktik.

e. Membantu menentukan konteks topik atau masalah penelitan.

f. Membantu menjustifikasi arti penting isu yang akan diteliti.

g. Membantu memahami struktur subjek yang akan diteliti.

h. Membantu mengidentifikasi metodologi dan teknik penelitian yang telah

digunakan.

i. Membantu menempatkan riset pada kontek historis untuk menunjukkan

pemahaman peneliti pada state-of-the-art bidang yang dikaji.

2.6.4 Jenis-Jenis Penelitian

Menurut Sudaryono (2011:22)[15], jenis-jenis penelitian yaitu:

1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.

a. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni

(pure research) atau penelitian pokok (fundamental research).Penelitian


ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan

tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan

kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan

pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan

nyata.

c. Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi (evaluation research) focus pada suatu

kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk

program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa

tempat, organisasi, ataupun lembaga.

2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula

dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:

a. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan

mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.


b. Penelitian prediktif

Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan

memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau

berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan

saat ini.

c. Penelitian improftif

Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan

memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan,

atau pelaksanaan suatu program.

d. Penelitian eksplanatif

Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum

banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

e. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode

penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai

hubungan sebab-akibat.

f. Penelitian Ex post facto


Ex post facto berarti setelah kejadian.Secara sederhana, dalam

penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan

mempelajari atau meninjau variable-variabel.

g. penelitian pastisipatori

Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research

with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang

semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang

berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita

hindari atau atasi.

h. penelitian dan pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam istilah bahasa

Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang

bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas

produk tersebut.

2.7. Teori Khusus

2.7.1 Pengertian Internet

Menurut Sibero (2011)[18], “internet (Interconnected Network) adalah

jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan secara global, internet

dapat juga disebut jaringan dalam suatu jaringan yang luas. Seperti hal nya

Jaringan komputer lokal maupun jaringan komputer area, internet juga


menggunakan protokol komunikasi yang sama yaitu TCP/IP (Transmission

Control Protocol/Internet Protocol)”.

Menurut eWolf Community (2012:1)[19], “Internet merupakan

singkatan dari Interconnection Networking, yaitu jaringan komputer dalam

skala dunia. Internet terdiri dari banyak jaringan komputer lokal yang saling

terhubung sehingga membentuk jaringan global dengan segala macam aturan

(protokol). Protokol utama yang digunakan saat ini adalah TCP/IP

(Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yaitu sekumpulan aturan

untuk komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan”.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet

merupakan seluruh jaringan komputer yang dapat terhubung untuk dapat

melayani pengguna di seluruh dunia saling bertukar informasi secara cepat.

2.7.2 XAMPP

Menurut Wardana (2010:8)[16], XAMPP adalah paket software yang

didalamnya sudahterkandung Web Server Apache, databaseMySQL dan PHP

Interpreter.

Menurut Ginting (2013:11)[8], XAMPP adalah perangkat lunakgratis yang

mendukung banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi daribeberapa

program. Fungsinya adalah sebagai serveryang terdiri sendiri (localcost),yang

terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah

bahasa yang ditulis dengan bahasapemograman PHP dan Perl. Nama XAMPP
merupakan singkatan dari X (empat sistemoperasi apapun), Apache, MySQL,

PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public Lisensi dan

bebas,merupakan web server yang mudahdigunakan yang dapat melayani

tampilam halaman web yang dinamis

2.7. 3 PHP

Menurut Anhar (2010:3)[15], PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah

bahasa pemogrman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan

PHP merupakan script yang menyatu dengan HTMLdan berada pada server

(server side HTML embedded scripting). PHP adalah scriptyang digunakan untuk

membuat halaman websiteyang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan

ditampilkan dibuat saathalaman itu diminta oleh client. Mekanismeini

menyebabkan informasi yang diterima clientselalu yang terbaru/up to date.

Semuascript PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. PHP

pertama kali dibuat oleh RasmusLerdorf, yang diberi nama FI (formInterpreted)

dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya, kode

tersebut dirilis keumum sehingga mulai banyakdikembangkan oleh programmer

diseluruh dunia.

2.7. 4 Microsoft SQL Server

Microsoft SQL. Server diperkenalkan pada tahun 1990 untuk platform

Microsoft OS/2 dalam kerjasamanya dengan Sybase. Produk ini berasal dari

Sybse SQL Server 4,x untuk patfrom Unix. Dengan adayanya Windows NT,
mucul inisiatif untuk membangun SQl Server versi Windows NT. Kerjasama

dengan Sybase masih berlanjut dan diluncurkan SQL Server 6.0 pada tahun 1995

dan setahun kemudian SQL Server versi 6.5 diluncurkan.

SQL Server 6.5 memperbarui kemanapun transaksi dan menjadi produk

database client/server yang banyak dipakai pada platform Windows NT. Untuk

memnuhi kebutuhan pengguna yang makin menikat, maka SQL server perlu di

desain ulang dan kerjasama dengan Sybase dihentikan. Kemudian Microsoft

mengembangkan SQL Server 7.0 yang difokuskan pada tiga area yaitu: easy to

use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft

meluncurkan SQL Server 2000. Di tahun 2005, Microsoft mengeluarkan produk

SQL Server versi terbarunya yaitu Microsoft SQL Server 2005 seiring dengan

dilauncingnya Microsoft Visual Studio 2005 beta 2.

SQL Server 2000 dikomersilkan pada tahun 2000 dan mepunyai desain

yang sudah modern. SQL Server 2000 adalah sebuah mesin database client/server

yang berbeda dengan dengan database computer tunggal tradisional yang

memakai system pemakaian file secara bersama-sama (misalnya Dbhase,

Microsoft jet, Microsoft visual FoxPro0. Database system memakai file secara

bersama-sama bergantung pada sebuah proses tunggal per user untuk

memnipulasi data pada file yang dipakai bersama pada server jaringan. Dalam

lingkungan multi user akan muncul berbagai masalah, yaitu pengontrolan

konkurensi yang memakai mekanisme locking pada lapisan network. Fasilitas

security untuk sistem database ini hanya dibatasi pada izin untuk membaca dan
menulis data pada jaringan, sehingga user yang ingin melakukan kecurangan

dapat memakai alat bantu lain untuk memanipulasi data. Oleh karena itu

pengontrolan data menjadi sulit.

Bagi pengembang database, SQL server kompatibel dengan beberapa

data access interface yang digunakan dalam Development Tool seperti pada

visual basic, Visual C++, Power builder, Delphi, Visual FOXPro dan sebagainya.

Database SQL Server dapat diakses dengan menggunakan Microsoft jet Engine

dan Data Access Objek (DAO), Remote Data Objek (ROJ), ActiveX Data Objek

(ADO), OLEBD, ODBC, SQL Server built-in Library dan interface dari trhird

priority lainya.

Sistem database client/server seperti SQL 2000 memakai sejumlah

proses server untuk memanipulasi data, dan mengharuskan proses client

berhubungan dengan proses server menggunakan mekanisme IPC (inter-proses

communication) local atua remote, misalnyasocket TCP/IP. Proses server adalah

aplikasi server yang memproses perintah-perintah SQL. Proses server juga

menangani konkurensi dengan memakai mekanisme locking yang lebih dari

system file jaringanyang dipakai secara bersama-sama. Selain itu server juga

menagani masalah security dengan melakukan teknik autentifikasi pada setiap

pemakai. Setelah proses server menjalankan perintah-perintah, hasilnya akan

dikirim kembali ke proses client melalui mekanisme IPC. Dengan cara ini, system

client/server memberikan pelayanan pengaksesan yang lebih baik pada data yang

dipakai bersama-sama oleh banyak user.


2.7. 5 Barcode

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di

perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan

retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko

makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk

membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.

Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan

Drexel patent application, bergabung untuk mencari solusi. Woodland

mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototipe ditolak

karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver

berhasil membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober

1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama

kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon

Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).

Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk

perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama

kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di

Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite

dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan

digunakan di industry.

Pengertian Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang

berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai


dengan isi kodenya. Barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di

Amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel

Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi Barcode dimungkinkan

atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz.

Sampai akhirnya pada tahun 1966 Barcode digunakan untuk kepentingan

komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-

an.

2.8 Literature Riview

Metode pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan

observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan

dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan, referensi dapat dapat diperoleh dari buku-buku atau

internet, Beberapa literature riview dari hasil penelitian diantaranya :

1. Tinjauan studi dari penelitian Farihin Lazim, 2016, Politeknik Negeri Malang

Penelitian ini bertujuan untuk Menghasilkan Digital Inventory Untuk

Pendataan Barang Menggunakan Barcode Di Laboratorium STT Nurul Jadid.

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Mempermudah user dalam entry data, mempermudah dalam hal pelabelan

dengan barcode, dapat lebih cepat dalam hal mencari informasi barang

laboratorium, mempermudah dalam membuat laporan-laporan yang dibutuhkan

user.
2. Tinjauan studi dari penelitian Muhammad Ramadhan Fitriya, 2017,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dalam perancangan sistem ini pada laporan tugas akhir SISTEM

INFORMASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN BARCODE,

sistem informasi perpustakaan secara komputerisasi agar layanan yang diberikan

bisa lebih efektif, cepat dan akurat. Tujuan dari dibuatnya sistem komputerisasi

ini adalah untuk mengautomasi pengelolaan data dalam transaksi seperti pinjam-

meminjam dan input data buku baru dapat lebih baik. Sistem ini dibuat dengan

memanfaatkan BARCODE sebagai komponen utama dimana BARCODE

sebagai alat pembaca data dan ditempelkan pada koleksi buku serta Personal

Computer (PC) yang digunakan untuk menjalankan sistem yang sudah dibangun.

Sistem ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework

bootstrap dan MySQL sebagai database, plugin pendukung seperti

webcodecamjs, datatable, datepicker dan qrcodegen serta kamera sebagai alat

berinteraksi antara QRCODE dengan aplikasi. Perancangan sistem informasi

perpustakaan ini menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC).

Hasil dari pengujian yang dilakukan oleh petugas dan guru menggunakan metode

blackbox yang dilakukan terhadap sistem ini sudah sesuai dengan tujuan program

dibuat, yaitu untuk membantu petugas perpustakaan dalam melakukan transaksi,

pendataan buku dan membuat laporan.

Dari 2 literatur rivew di atas, penulis mendapatkan landasan dan uraian

tentang teori untuk mendukung pemecahan masalah yang sedang di teliti.


Literatur review ini berhubungan dengan penggunaan Barcode sebagai

komponen utama dari suatu sistem yang berjalan sehingga berkaitan dengan

judul KKP “Prototype Aplikasi Peminjaman Tools Dengan Barcode Pada PT.

GMF Aeroasia”.

Anda mungkin juga menyukai