Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR hasil SKRIPSI

ANALISIS RISIKO msdS PADA UNIT SEXING


DENGAN METODE OCRA INDEX
DI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK

Rr. Yofi Kurnia Bavari (155060707111022)


• Latar belakang
• Identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan,
PENDAHULUAN tujuan, manfaat, dan asumsi penelitian

• Penelitian terdahulu
TINJAUAN PUSTAKA

• Jenis, tempat, dan waktu penelitian


• Diagram alir penelitian
METODE PENELITIAN
•Perhitungan Nilai OCRA
•Rekomendasi Perbaikan
HASIL DAN
PEMBAHASAN •Perhitungan Ulang Nilai OCRA

•Saran
PENUTUP
•Kesimpulan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan
perusahaan multinasional yang bergerak di
bidang peternakan dan memproduksi ternak
Ayam. HTC Wanayasa merupakan salah satu
unit produksi yang membantu operasional.

HE masuk ruangan HE masuk ke mesin


Hatching Egg (HE)
adaptasi tetas

Pemisahan jantan dan


Seleksi cacat HE menetas
betina

Vaksin, potong paruh Pengemasan Delivery

Proses sexing di HTC Wanayasa PT Japfa


Comfeed Indonesia
Latar Belakang (2)
Data Sexing Error Sexing Pekerjaan
sexing selesai
7,000 2.50

6,000
2.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
5,000

4,000 1.50

3,000
Pekerjaan repetitive berlangsung
1.00
2,000 selama 7 jam tanpa jeda
0.50
1,000

0 0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Adakah keluhan pekerja akan rasa
Chick In Quantity Sexing Error % Error
sakit saat bekerja secara terus
menerus?
Kerugian yang ditimbulkan
sangat besar
Nordic Body Map
Latar Belakang (3)
Hasil Kuesioner Nordic Body Map

Adanya
Evaluasi
keluhan
dari pekerja
terutama sistem • Mengetahui risiko
pada
kerja msds
bagian
OCRA INDEX
• Menindaklanjuti
tubuh atas

Pekerjaan
repetitive hasil dari risiko msds
tanpa jeda
selama 7
jam
Identifikasi masal

ah
Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map, pekerja bagian sexing mengeluhkan sakit pada tubuh bagian
atas seperti tangan, pergelangan tangan, lengan bawah, pinggang, punggung, bahu, dan leher bagian
atas sehingga dapat menyebabkan human error dan menimbulkan kerugian di PT. Japfa Comfeed
Indonesia.
• Belum ada evaluasi dari pihak PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk terhadap beban kerja fisik yang
ditimbulkan akibat pekerjaan pada bagian sexing.

TUJUAN PENEL
• ITIAN
Dapat mengidentifikasi risiko MSD pekerja pada area sexing di unit HTC Wanayasa PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk menggunakan metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index.
• Memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis menggunakan metode OCRA untuk
mengurangi keluhan musculoskeletal akibat kerja pada pekerja area sexing di unit HTC Wanayasa
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

BATASAN masala

h
Rekomendasi perbaikan tidak diimplementasikan dalam penelitian.
• Usulan dan rancangan rekomendasi perbaikan tidak mempertimbangkan besarnya biaya.
RUMUSAN masal MANFAAT PENEL ASUMSI PENELIT
ah ITIAN IAN
Bagaimanakah risiko cedera MSDs • Dapat menentukan perbaikan • Pekerja berada dalam
pekerja pada area sexing berdasar yang sesuai untuk mengurangi kondisi normal.
kan metode Occupational risiko kerja pekerja pada area • Tidak terjadi perubahan
Repetitive Action (OCRA)? sexing.
kebijakan dari perusahaan
• Dapat melakukan evaluasi ter
hadap kondisi kerja karyawan terkait pelaksanaan
Apa rekomendasi perbaikan yang sexing. kegiatan produksi.
dapat diberikan untuk mengurangi • Dapat menjadi referensi bagi p
risiko MSD? enelitian selanjutnya yang ingi
n menganalisis terkait dengan
analisis ergonomi menggunak
an metode OCRA.
Tinjauan pustaka
PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Tools Objek Penelitian Hasil

Perbaikan metode kerja


dengan menambahkan
Robin (2009) OCRA index UD. Tiga Bawang
operator dan fasilitas
mesin

Perbaikan sikap kerja dan


Shofa (2015) OCRA index CV Welirang Tirta Mandiri
waktu istirahat

Perbaikan penjadwalan
Sugiono dan Debrina
OCRA index Perusahaan air mineral. waktu istirahat yang
(2016)
optimal

Penelitian PT. Japfa Comfeed Indon Perbaikan waktu istirahat,


OCRA index
Sekarang (2018) esia – HTC Wanayasa dan stasiun kerja.
OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA)

merupakan sebuah metode untuk menganalisis


paparan pekerja terhadap pekerjaan yang berulang
yang memiliki faktor risiko cedera anggota tubuh
bagian atas.

Metode ini •Repetitiveness


mengevalusi 4 •Force
fakto risiko utama •Awkward posture and
berdasarkan movements
durasi, yaitu :
•Lack of recovery peroids
OCRA INDEX
Perbandingan rasio antara Actual Technical Action (ATA) atau
tindakan teknis aktual dengan Reference Technical Action (RTA)
atau tindakan teknis yang direkomendasikan.

Hitung frekuensi
Menghitung indeks
teknis tindakan per Menghitung
OCRA dan
menit dan jumlah jumlah
melakukan
keseluruhan ATA keseluruhan RTA.
evaluasi risiko.
dilakukan di shift.
OCRA INDEX (2)

𝑛𝐴𝑇𝐴 = 𝑓 𝑥 𝑡
𝑛𝐴𝑇𝐴
𝑂𝐶𝑅𝐴 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 =
𝑛𝑅𝑇𝐴
𝑛𝑅𝑇𝐴 = 𝑘𝑓 𝑥 𝐹𝑀 𝑥 𝑃𝑀 𝑥 𝑅𝑒𝑀 𝑥 𝐴𝑀 𝑥 𝑡 𝑥 𝑅𝐶𝑀 𝑥 𝑡𝑀

Mengevaluasi OCRA Index


menggunakan tabel evaluasi risiko

Zone OCRA Index Value Risk Level Consequences


Acceptable, no concequenc
Green ≤ 1,5 No Risk
es
Exposure is still not relevant
or not great enough to fores
Yellow-Green 1,6 – 2,2 Not Relevant Risk
ee significant excesses in th
e occurance of UE WMSDs
Introduce health surveillanc
Yellow-Red 2,3 – 3,5 Very Low Risk e, health education, and trai
ning.
3,6 – 9,0 Medium Risk Working condition must be i
Red mproved, and close monitori
≥ 9,1 High Risk
ng all effects must be set up
Metode penelitian
Metode penelitian
Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan yaitu metode
deskriptif. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada
pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian dilaksanakan dan lebih berfungsi untuk pemecahan praktis
dari pada pengembangan ilmu pengetahuan. Aktivitas kerja manual dan
repetitif dari proses sexing, di PT Japfa Comfeed Indonesia HTC
Wanayasa adalah objek penelitian yang dievaluasi.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Japfa Comfeed Indonesia HTC


Wanayasa yang berlokasi di Desa Taringgul Tengah, Kecamatan
Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian dilakukan
pada bulan Agustus 2018 – Maret 2019.
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
Mulai
Pengolahan Data

Analisis Risiko Kerja dengan OCRA Index:


 Perhitungan Actual Technical Action (ATA)
Studi Lapangan
 Perhitungan Nilai Reference Technical
Action (RTA)
Studi Literatur
TAHAP  Penentuan Nilai Constant Frequency
PENGOLAHAN  Penentuan Faktor Force Multiplier
Identifikasi Masalah DATA  Penentuan Faktor Posture Multiplier
TAHAP
 Penentuan Faktor Repetitiveness Multiplier
PENDAHULUAN
 Penentuan Faktor Additional Multiplier
 Penentuan Faktor Duration of Repetitive
Perumusan Masalah Task
 Menghitung Nilai OCRA Index
 Menentukan Nilai Evaluasi Cedera

Tujuan Penelitian

Analisis dan Pembahasan

Pengambilan dan Pengumpulan


Data TAHAP ANALISIS
DAN Rekomendasi Perbaikan
Data Primer: PEMBAHASAN
 Postur Kerja
TAHAP
 Elemen Kerja
PENGAMBILAN
 Siklus Kerja Perhitungan Ulang Nilai OCRA
DAN
 Kuesioner Pekerja Index
PENGUMPULAN
 Stasiun Kerja
DATA
Data Sekunder:
 Profil Perusahaan
 Data Organisasi Perusahaan TAHAP Kesimpulan dan Saran
 Data Jumlah Pekerja KESIMPULAN
 Proses Produksi dan Jam Kerja DAN SARAN
Perusahaan
 Data Tata Letak Workstation
Selesai
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Perhitungan nilai ocra
Berikut merupakan contoh perhitungan nilai OCRA Index dari pekerja 1

#1 MENGHITUNG nATA

Kegiatan Pekerja 1

Waktu Waktu
Tangan Kiri Tangan Kanan
(detik) (detik)

0,71 Menggenggam DOC 1 Mengambil DOC 1 0,71

3,13 Menggenggam DOC 1 Menggenggam DOC 1 3,13

Memindahkan DOC ke t
0,37 Melepaskan DOC 1 1 0,37
angan kiri

Total tindakan teknis da Total tindakan teknis da


4,21 3 3 4,21
n waktu siklus (detik) n waktu siklus (detik)
Perhitungan nilai ocra
#2 MENGHITUNG nRTA

• Ketetapan berdasarkan ISO 11228-3


Constant
Frequency
yaitu sebesar 30.

• Berdasarkan hasil wawancara, tangan kanan


Force Multiplier mendapatkan nilai 1, tangan kiri mendapat nilai 1

• Waktu siklus pekerja 1 = 4,21 detik


Repetitiveness
Multiplier
• Nilai Rem = 0,7
Perhitungan nilai ocra
Perhitungan nilai ocr
a
• Nilai posture multiplier untuk tangan kanan
Posture
Multiplier
adalah 0,6 dan untuk tangan kiri adalah 0,6
Perhitungan nilai ocra
Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

• Standar pencahayaan: 1000 lux


• NAB: 85,75
Additional
Multiplier • Nilai Am: 0,8

• Durasi kerja: 7 jam atau 420 menit.


Duration of
Repetitive Task • Nilai tm: 1,1
& Multiplier

• 7 jam tanpa istirahat


Recovery
Multiplier
• Nilai Rcm: 0,10
Perhitungan nilai ocra

Maka nilai RTA,


Tangan kanan: 465,7
Tangan kiri: 465,70

#3 MENGHITUNG OCRA
Index

HIGH RISK
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Waktu Istirahat

Kriteria:
• Pada tiap jam aktivitas repetitif, perlu dialokasikan waktu istirahat paling sedikit 10

A
menit, atau dengan kata lain menggunakan rasio 5:1 antara waktu kerja dan waktu
recovery.
• Visual control dapat dikategorikan sebagai waktu recovery.
• Menghindari pemberian waktu istirahat sebelum jam makan siang dan sebelum jam
akhir shift.

Sexing Pekerjaan
sexing selesai

Nilai Recovery
05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
10 menit Multiplier:
Short break

Sexing Pekerjaan
1
sexing selesai

05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00


Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Stasiun Kerja Ergonomis

B
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Lingkungan Kerja

C
𝐸𝑥𝐴
𝑁=
Penambahan
ϕ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝜂 𝑥 𝑑

1000 − 658 𝑥 176


Lampu

𝑁=
8000 𝑥 0,7 𝑥 0,5
𝑁 = 20,48 ≈ 21 buah lampu
earplug NRR
Penggunaan

Nilai
Additional
33dB

Multiplier:

1
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Lingkungan Kerja (2)

C
Perhitungan ulang nilai ocra
Perbandingan Nilai OCRA Index
60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OCRA Index sebelum, tangan kiri OCRA Index sebelum, tangan kanan
OCRA Index setelah, tangan kiri OCRA Index setelah, tangan kanan

Karena waktu siklus


dari pekerja 6 tangan
kiri cenderung lebih
lambat
Penutup
KESIMPULAN

1 Berdasarkan pengolahan data menggunakan metode OCRA, nilai risiko yang


didapatkan untuk pekerja sexing adalah >9,1 atau tergolong pada kategori high risk.

Rekomendasi perbaikan yang diberikan:

2
• Perbaikan waktu istirahat
• Perbaikan desain stasiun kerja
• Perbaikan lingkungan kerja
Sehingga saat nilai OCRA dihitung kembali, risiko yang terdapat pada
pekerja menjadi not relevant risk hingga very low risk
SARAN

1
Diharapkan PT Japfa Comfeed Indonesia unit HTC Wanayasa dapat menerapkan
beberapa rekomendasi perbaikan yang telah diberikan untuk mengurangi risiko
terjadinya musculoskeletal disorders pada pekerja.

2
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pembuatan wujud asli atau
berupa prototype untuk perbaikan stasiun kerja, sehingga simulasi perbaikan yang
dilakukan dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3
Diperlukan penelitian selanjutnya yang menganalisis mengenai beban kerja mental
yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aldhama, Shofa. Sugiono. & Debrina Andriani. 2015. Analisis Perbaikan Sistem OHSCO. 2007. Part 1: MSD Prevention Guideline for Ontario, MSD
Kerja Proses Packaging Produk Air Mineral Berbasis OCRA Index dan (Musculoskeletal Disorders). Prevention Guideline. Ontario.
Cardiovascular Load. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. Vol.3.
OSHA. 2000. Ergonomics: The Study of Work. U.S. Department of Labour.
Andriani, Debrina Puspita. & Sugiono. 2016. Penjadwalan Waktu Istirahat
Optimal Untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Perkemenkes. 2002. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
OCRA Index. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol.15(2): 157-167 Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002: Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
Antropometri Indonesia. 2013. Data Antropometri Indonesia.
www.antropometriindonesia.org. (diakses 17 Oktober 2018) Permenkes. 2016. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2016: Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Corlett, E.N., Clark, T.S. 1995. The Ergonomics of Workspaces and Machines.
A Design Manual. London. Taylor and Francis Ltd Robin. 2009. Penilaian dan Perancangan Metode Kerja dengan Menggunakan
Metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index pada UD. Tiga Bawang.
Das, B. & Sengupta, A. K. 1993. A Systematic Approach to Industrial Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Workstation Design. Dalam: Marras W.S., et al. Eds. The Ergonomics of Manual
Work. Taylor & Francis. London-Washington DC. Stanton, Neville A. 2004. Handbook of Human Factors and Ergonomics
Methods. Boca Raton: CRC Press.
Harten, P.Van & Ir.E.Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Binacipta.
Bandung. Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
ISO 11228-3. 2007. Ergonomics - Manual handling - Part 3: Handling of Low
Loads at High Frequency Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
Guna Widya. Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna
Widya. Jakarta.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua.
Guna Widya, Surabaya, Indonesia, 2008.

Occhipinti, E. and Colombini, D. 2005. The Occupational Repetitive Action


(OCRA) Methods: OCRA Index and OCRA Checklist. Handbook of Human
factors and Ergonomics Method. CRC Press. Boca Raton.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai