• Penelitian terdahulu
TINJAUAN PUSTAKA
•Saran
PENUTUP
•Kesimpulan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan
perusahaan multinasional yang bergerak di
bidang peternakan dan memproduksi ternak
Ayam. HTC Wanayasa merupakan salah satu
unit produksi yang membantu operasional.
6,000
2.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
5,000
4,000 1.50
3,000
Pekerjaan repetitive berlangsung
1.00
2,000 selama 7 jam tanpa jeda
0.50
1,000
0 0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Adakah keluhan pekerja akan rasa
Chick In Quantity Sexing Error % Error
sakit saat bekerja secara terus
menerus?
Kerugian yang ditimbulkan
sangat besar
Nordic Body Map
Latar Belakang (3)
Hasil Kuesioner Nordic Body Map
Adanya
Evaluasi
keluhan
dari pekerja
terutama sistem • Mengetahui risiko
pada
kerja msds
bagian
OCRA INDEX
• Menindaklanjuti
tubuh atas
Pekerjaan
repetitive hasil dari risiko msds
tanpa jeda
selama 7
jam
Identifikasi masal
•
ah
Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map, pekerja bagian sexing mengeluhkan sakit pada tubuh bagian
atas seperti tangan, pergelangan tangan, lengan bawah, pinggang, punggung, bahu, dan leher bagian
atas sehingga dapat menyebabkan human error dan menimbulkan kerugian di PT. Japfa Comfeed
Indonesia.
• Belum ada evaluasi dari pihak PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk terhadap beban kerja fisik yang
ditimbulkan akibat pekerjaan pada bagian sexing.
TUJUAN PENEL
• ITIAN
Dapat mengidentifikasi risiko MSD pekerja pada area sexing di unit HTC Wanayasa PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk menggunakan metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index.
• Memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis menggunakan metode OCRA untuk
mengurangi keluhan musculoskeletal akibat kerja pada pekerja area sexing di unit HTC Wanayasa
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
BATASAN masala
•
h
Rekomendasi perbaikan tidak diimplementasikan dalam penelitian.
• Usulan dan rancangan rekomendasi perbaikan tidak mempertimbangkan besarnya biaya.
RUMUSAN masal MANFAAT PENEL ASUMSI PENELIT
ah ITIAN IAN
Bagaimanakah risiko cedera MSDs • Dapat menentukan perbaikan • Pekerja berada dalam
pekerja pada area sexing berdasar yang sesuai untuk mengurangi kondisi normal.
kan metode Occupational risiko kerja pekerja pada area • Tidak terjadi perubahan
Repetitive Action (OCRA)? sexing.
kebijakan dari perusahaan
• Dapat melakukan evaluasi ter
hadap kondisi kerja karyawan terkait pelaksanaan
Apa rekomendasi perbaikan yang sexing. kegiatan produksi.
dapat diberikan untuk mengurangi • Dapat menjadi referensi bagi p
risiko MSD? enelitian selanjutnya yang ingi
n menganalisis terkait dengan
analisis ergonomi menggunak
an metode OCRA.
Tinjauan pustaka
PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Tools Objek Penelitian Hasil
Perbaikan penjadwalan
Sugiono dan Debrina
OCRA index Perusahaan air mineral. waktu istirahat yang
(2016)
optimal
Hitung frekuensi
Menghitung indeks
teknis tindakan per Menghitung
OCRA dan
menit dan jumlah jumlah
melakukan
keseluruhan ATA keseluruhan RTA.
evaluasi risiko.
dilakukan di shift.
OCRA INDEX (2)
𝑛𝐴𝑇𝐴 = 𝑓 𝑥 𝑡
𝑛𝐴𝑇𝐴
𝑂𝐶𝑅𝐴 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 =
𝑛𝑅𝑇𝐴
𝑛𝑅𝑇𝐴 = 𝑘𝑓 𝑥 𝐹𝑀 𝑥 𝑃𝑀 𝑥 𝑅𝑒𝑀 𝑥 𝐴𝑀 𝑥 𝑡 𝑥 𝑅𝐶𝑀 𝑥 𝑡𝑀
Tujuan Penelitian
#1 MENGHITUNG nATA
Kegiatan Pekerja 1
Waktu Waktu
Tangan Kiri Tangan Kanan
(detik) (detik)
Memindahkan DOC ke t
0,37 Melepaskan DOC 1 1 0,37
angan kiri
#3 MENGHITUNG OCRA
Index
HIGH RISK
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Waktu Istirahat
Kriteria:
• Pada tiap jam aktivitas repetitif, perlu dialokasikan waktu istirahat paling sedikit 10
A
menit, atau dengan kata lain menggunakan rasio 5:1 antara waktu kerja dan waktu
recovery.
• Visual control dapat dikategorikan sebagai waktu recovery.
• Menghindari pemberian waktu istirahat sebelum jam makan siang dan sebelum jam
akhir shift.
Sexing Pekerjaan
sexing selesai
Nilai Recovery
05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
10 menit Multiplier:
Short break
Sexing Pekerjaan
1
sexing selesai
B
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Lingkungan Kerja
C
𝐸𝑥𝐴
𝑁=
Penambahan
ϕ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝜂 𝑥 𝑑
𝑁=
8000 𝑥 0,7 𝑥 0,5
𝑁 = 20,48 ≈ 21 buah lampu
earplug NRR
Penggunaan
Nilai
Additional
33dB
Multiplier:
1
Rekomendasi perbaikan
Perbaikan Lingkungan Kerja (2)
C
Perhitungan ulang nilai ocra
Perbandingan Nilai OCRA Index
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
OCRA Index sebelum, tangan kiri OCRA Index sebelum, tangan kanan
OCRA Index setelah, tangan kiri OCRA Index setelah, tangan kanan
2
• Perbaikan waktu istirahat
• Perbaikan desain stasiun kerja
• Perbaikan lingkungan kerja
Sehingga saat nilai OCRA dihitung kembali, risiko yang terdapat pada
pekerja menjadi not relevant risk hingga very low risk
SARAN
1
Diharapkan PT Japfa Comfeed Indonesia unit HTC Wanayasa dapat menerapkan
beberapa rekomendasi perbaikan yang telah diberikan untuk mengurangi risiko
terjadinya musculoskeletal disorders pada pekerja.
2
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pembuatan wujud asli atau
berupa prototype untuk perbaikan stasiun kerja, sehingga simulasi perbaikan yang
dilakukan dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3
Diperlukan penelitian selanjutnya yang menganalisis mengenai beban kerja mental
yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aldhama, Shofa. Sugiono. & Debrina Andriani. 2015. Analisis Perbaikan Sistem OHSCO. 2007. Part 1: MSD Prevention Guideline for Ontario, MSD
Kerja Proses Packaging Produk Air Mineral Berbasis OCRA Index dan (Musculoskeletal Disorders). Prevention Guideline. Ontario.
Cardiovascular Load. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. Vol.3.
OSHA. 2000. Ergonomics: The Study of Work. U.S. Department of Labour.
Andriani, Debrina Puspita. & Sugiono. 2016. Penjadwalan Waktu Istirahat
Optimal Untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Perkemenkes. 2002. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
OCRA Index. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol.15(2): 157-167 Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002: Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
Antropometri Indonesia. 2013. Data Antropometri Indonesia.
www.antropometriindonesia.org. (diakses 17 Oktober 2018) Permenkes. 2016. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2016: Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Corlett, E.N., Clark, T.S. 1995. The Ergonomics of Workspaces and Machines.
A Design Manual. London. Taylor and Francis Ltd Robin. 2009. Penilaian dan Perancangan Metode Kerja dengan Menggunakan
Metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index pada UD. Tiga Bawang.
Das, B. & Sengupta, A. K. 1993. A Systematic Approach to Industrial Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Workstation Design. Dalam: Marras W.S., et al. Eds. The Ergonomics of Manual
Work. Taylor & Francis. London-Washington DC. Stanton, Neville A. 2004. Handbook of Human Factors and Ergonomics
Methods. Boca Raton: CRC Press.
Harten, P.Van & Ir.E.Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Binacipta.
Bandung. Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
ISO 11228-3. 2007. Ergonomics - Manual handling - Part 3: Handling of Low
Loads at High Frequency Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
Guna Widya. Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna
Widya. Jakarta.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua.
Guna Widya, Surabaya, Indonesia, 2008.